Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alyusra
"ABSTRAK
Dhow merupakan kapal tradisional yang dipergunakan untuk melaut oleh para nelayan di daerah sekitar Samudra Hindia. Pada awal perkembangannya dhow dibuat dengan cara mengikat papan kulit ke gading-gadingnya, dengan menggunakan serat alam seperti sarat buah kelapa atau serat cotton, selain itu mereka memanfaatkan getah alam untuk bahan perekat yang juga berguna untuk kekedapan. Seiring perkembangan jaman maka cara pembuatan dhow mulai maju
dengan pemakaian paku dan baut,sehingga kapal lebih kuat, namun pemakaian getah alam masih dipergunakan. Setelah penemuan bahan perekat yang berkualitas baik seperti epoxy, maka pemakaian paku dan getah alam dapat ditinggalkan, karena epoxy selain sebagai lem juga memberikan perlindungan terhadap kebocoran, dan akhirnya mempermudah pengerjaan dan menghemat waktu serta pemakaian bahan kayu.

ABSTRACT
Dhow is a traditional boat used for sailing by the sailor in the area around the Indian Ocean. At the beginning of its development, dhow board is made by stitched the plank together, using natural fiber such as coconut fruit or cotton fiber, except that they take advantage of natural latex for adhesive are also useful for watertight purpose. With changing times the way of making a dhow began to advance with the use of nails and bolts, so the more powerful ship are been make,
but the use of natural latex are still utilized. After the discovery of a good adhesive such as epoxy are being fulfilled, then the use of nail and natural latex may be abandoned, because the epoxy provide a good protection against leakage, time-saving in processing and also can reduce the use of wood."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1412
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosafat Aji Pranata
"Modulus penampang elastik balok merupakan salah satu parameter yang berkaitan dengan kekuatan dan kekakuan balok, secara khusus berhubungan dengan momen inersia penampang. Modulus penampang elastik balok kayu utuh (solid) tidak sama dengan balok kayu laminasi untuk studi kasus balok dengan ukuran penampang sama, hal ini dikarenakan momen inersia penampang balok laminasi perhitungannya berbeda dengan balok utuh akibat adanya slip antar lamina pada saat beban bekerja serta besarnya modulus elastisitas yang tidak sama pada setiap lamina, sehingga perilaku lentur balok menjadi satu kesatuan dalam kaitannya dengan kekuatan balok. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari modulus penampang elastik balok kayu laminasi lem (glulam). Ruang lingkup penelitian yaitu benda uji balok terbuat dari kayu Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) ukuran penampang 60x160 mm, jumlah lamina 4 (empat), sistem laminasi menggunakan lem super adhesive, pengujian lentur menggunakan metode four-point loading test, perilaku lentur yang ditinjau adalah kekuatan lentur, modulus penampang elastik, dan rasio daktilitas balok. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa modulus penampang elastik dan tegangan lentur balok kayu laminasi lem lebih rendah dibandingkan balok kayu utuh dengan rasio sebesar 0,54, serta rasio daktilitas balok kayu laminasi diperoleh sebesar 1,28 sehingga termasuk dalam kriteria daktilitas terbatas. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa kegagalan balok kayu laminasi lem adalah berupa kegagalan lentur. Parameter modulus penampang elastik balok kayu laminasi berguna untuk desain komponen struktur balok pada bangunan khususnya pada perhitungan kekuatan balok dan kekakuan balok sebagai persyaratan serviceability."
Bandung: Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
728 JUPKIM 15:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aulia Syafaat
"PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kemasan fleksibel, PT X merupakan perusahaan yang memiliki posisi market share kedua di bidangnya. Oleh karena itu untuk mempertahankan dan sekaligus meningkatlcan daya saingnya di industri pengemasan ini PT X harus mencegah teljadinya kegagalan produksi seperti cacat produk dan waktu yang terbuang.
Pada PT X terjadi banyak kegagalan produksi pada proses laminasi ekstrusi. Oleh karena im PT X membutuhkan sebuah metode pendekatan bam untuk mencegah, mendeteksi dan mengurangi tcrjadinya kegagalan produksi. Dan salah satu alat bantu yang paling sesuai untuk itu adalah dengan menggunakan Metode Failure Mode Effect and Analysis (FMEA).
Dalam tulisan ini akan diielaskan pengembangan model FMEA yang dipergunakan untuk menentukan titik krisis proses laminasi ekstrusi yang menyebabkan banyaknya kegagalan produksi disertai usulan perbaikan pada titik krisis tersebut. Metodologi yang dipergunakan untuk mengembanglcan model FMEA adalah dengan mengkombinasikan Braistorming tim FMEA dan Diagram Fishbone untuk menghasill-can form FMEA PFOSSS laminasi ekstrusi.. Langkah selanjumya adalah menentukan titik krisis proses Iaminasi ekstrusi berdasarkan nilai RPN tertinggi yang disertai usulan perbaikan pada titik tersebut.

PT X major business is in packaging industry.P'l` X have a second market share position. Because of that to maintain and also improve competitive power in this packaging industry , PT X must have prevent ,detect and eliminate production failure such as defect and lost time.
There is many production failure in process extruding laminator. Because of that PT X need a new approach methode to prevent , detect and eliminate produstion failure. And one of the most powerful tools to get appropriate methode for PT X is by using Failure Mode Effect and Anabfsis (FMEA) methode.
This paper describes the development FMEA model which used to decide critical point of cxtruding laminator process which has caused many production failure including recommended action in that critical point.
The methodology of the proposed methode used is to conjoin the Brainstoming FMEA tim and Fishbone Diagram to provide form Process FMEA in extruding laminator. Then the next step is to decide critical point of extruding Iaminator process based on higher RPN number with including recommended action in that critical point.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yose Rizal
"Tujuan penelitian ini adalah:
  1. Mengenalkan pembuatan konstruksi kapal laminasi
  2. Meneliti kelebihan dari kapal ikan Tuna Long Line 60 GT dengan konstruksi kayu laminasi produk dalam negeri
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi pustaka dan peninjauan lapangan sebagai bahan perbandingan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Tiara Sofyan
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aulia
"Bahan karton minuman aseptik ini sulit didaur ulang. Namun proses recyling untuk jenis bahan ini masih dapat dilakukan dengan menerapkan hydra proses pembuatan pulp (lapisan pemisahan), tetapi akan memakan biaya yang cukup mahal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan alternatif untuk mendaur ulang bahan-bahan dengan membuat papan dari cacahan karton aseptik yang akan dilaminasi menggunakan perekat polypropylene, dan untuk mengetahui perilaku lentur nya. Dalam membuat papan panel, pertama 32 mm x 4 mm karton aseptik diparut dicampur dengan 0%, 2,5%, 5% dan 7,5% fenol formaldehida dan, kemudian dikompresi dengan tekanan 25 kg/cm2 dan dipanaskan pada 170oC. Hal ini ditemukan bahwa panel dengan fenol formaldehida 0% memberikan kuat lentur terbaik. Panel-panel tersebut kemudian direkatkan dengan polypropylene (bijih plastik) dianggap sebagai perekat termal, untuk membuat papan dua lapisan dengan masing-masing ketebalan 10 mm dan tiga papan lapisan masing-masing dengan ketebalan 8,3 mm. Papan berlapis tersebut kemudian dibandingkan dengan yang dilem dengan epoxy sebagai perekat dingin dalam hal sifat mekanik yaitu modulus elastisitas (MOE) dan modulus pecah (MOR). Pengujian prosedur sifat fisik dan mekanik dilakukan dengan menggunakan standar JIS A 5908: 2003 dan ASTM C 580-02. Hasil dari penelitian nilai MOE dan MOR papan laminasi aseptik menggunakan bijih plastik lebih tinggi dari papan laminasi yang memiliki perekat dingin atau epoxy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1867
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bobi Khoerun
"Organic Light Emitting Diode OLED merupakan divais fotonik yang terdiri dari katoda, anoda, dan sebuah lapisan emissive dari bahan organik yang dapat memancarkan cahaya ketika dialiri arus listrik. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam fabrikasi OLED diantaranya yaitu teknik laminasi. Laminasi bertujuan untuk melekatkan kontak anoda dan katoda yang sudah dilapisi bahan organik polyfluorene PFO . Tahun 2015 peneliti sebelumnya pernah melakukan fabrikasi Organic Light Emitting Diode OLED dengan alat laminasi biasa dan ruangan yang belum clean room tetapi hasil fabrikasi belum dapat memancarkan cahaya.
Berdasarkan publikasi penelitian sebelumnya, penulis memfabrikasi Organic Light Emitting Diode OLED dengan alat laminasi biasa dan ruangan yang belum clean room. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan memvariasikan waktu ultrasonic cleaning, kecepatan rotasi spin coating, dan suhu laminating sehingga mendapatkan kondisi fabrikasi yang optimal. Hal ini dilakukan supaya hasil karakterisasi OLED sesuai dengan karakterisasi dioda dan dapat memancarkan cahaya. Hasil tesis ini adalah berhasil difabrikasi Organic Light Emitting Diode OLED dengan teknik laminasi dan OLED dapat memancarkan cahaya pada tegangan 7V.

Organic Light Emitting Diode OLED is a photonic device consist of cathode, anode, and an emissive layer made from organic material that can emit light when drived by electrical current. There are several techniques that used in OLED fabrication such as lamination technique. The aim of laminating is attach contact of anode and cathode that have been coated with polyfluorene PFO. In 2015 previous researcher have done fabricated Organic Light Emitting Diode OLED with usual laminating tool and not use cleaning room so the result of fabrication has not been able emit light.
Based on the previous research publication, the author fabricate Organic Light Emitting Diode OLED with the usual laminating tool and not use cleaning room. The steps taken are varying ultrasonic cleaning time, spin coating rotation rate, and laminating temperature to obtain optimal fabrication conditions so the OLED characterization result is same with dioda characterization and Organic Light Emitting Diode OLED can emit light. The result of this thesis is successfully fabricated Organic Light Emitting Diode OLED with lamination technique and OLED can emit light at 7V voltage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juandri Andhyka Putra
"Single Emissive Organic Light Emitting Diode (OLED) merupakan divais diodapenghasil cahaya yang terdiri dari emissive layer yang diapit oleh 2 konduktoryakni anoda dan katoda. OLED dibuat dengan proses fabrikasi yang direalisasikandengan berbagai tahapan, pada skripsi ini dilakukan tahapan fabrikasi. Ketikalaminasi dilakukan, temperatur laminasi menjadi masalah dalam proses fabrikasiyang menentukan berhasil atau tidaknya fabrikasi divais dioda. Pada skripsi inidilakukan fabrikasi OLED struktur ITO/PFO/Al dengan temperatur laminasi yangberbeda-beda. Setelah fabrikasi, dilakukan pengujian karakteristik I-V dari divaisOLED. Hasil pengujian karakteristik I-V menunjukkan bahwa laminasi optimalterjadi pada temperatur 160 C.

Single Emissive Organic Light Emitting Diode OLED is a diode device composedof emissive layer sandwiched by 2 conductors that are anode and cathode. OLED ismade by fabrication process that is realized by many steps, in this paper laminationstep was performed. While lamination, the lamination temperature become one ofthe problems in fabrication process that decided the diode fabrication is success ornot. In this paper OLED with ITO PFO Al structure was fabricated with differentlamination temperature. Then, I V characteristic of OLED device was tested. TheI V characteristic test result show that the optimum lamination is at temperature160 C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Randy
"Organic Light Emitting Diode OLED adalah sebuah LED yang menggunakan bahan organik pada emissive layer-nya yang akan menghasilkan cahaya saat dialiri oleh listrik. Salah satu kelebihan yang dimiliki OLED adalah kemudahannya untuk difabrikasi. Dengan menggunakan metode laminasi, di laboratorium nano-device Departemen Elektro telah berhasil difabrikasi dan diuji beberapa parameter yang berpengaruh terhadap performa divais OLED. Dari penelitian yang telah dilakukan tersebut didapatkan bahwa penggunaan anoda terbaik adalah TC-07S, katoda terbaik adalah alumunium, dan kecepatan spincoating emissive layer-nya adalah 3000 rpm. Pada penelitian ini akan diujikan pengaruh penumbuhan anoda TC-07S pada substrat yang berbeda, yaitu plastik laminasi, plastik PET dengan lapisan ITO, dan kaca dengan lapisan FTO.
Berdasarkan hasil fabrikasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa tingkat keberhasilan yang tertinggi adalah divais OLED yang difabrikasi dengan menggunakan substrat plastik laminasi sebagai substrat untuk menumbuhkan TC-07S. Divais ini berhasil mengemisikan cahaya dan memiliki karakteristik arus terhadap tegangan karakteristik I-V seperti dioda. Di samping itu, dilakukan pengujian lebih lanjut pengaruh kecepatan spincoating TC-07S pada permukaan substrat plastik laminasi terhadap karakteristik I-V. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan bahwa kecepatan spincoating 1000 rpm merupakan kecepatan yang paling optimal.

Organic Light Emitting Diode OLED is an LED that use organic material for the emissive layer. One of the advantage of OLED is the simplicity in the fabrication process. Using lamination method the device has been successfully fabricated and analyzed in nano device laboratory. From that previous results, it is known that TC 07S is the best material for anode, while the alumunium is the best for cathode. It is also known that the optimum speed of spincoating to grow the emissive layer is 3000 rpm.
In this research we fabricate and analyze the effect of spincoating of TC 07S on different substrate such as lamination plastic, PET plastic with ITO layer, and glass with FTO layer. In this research we found that the lamination plastic is the best substrate that provide highest success rate in the fabrication process. We also found that 1000 rpm is the optimum speed to grow TC 07S on lamination plastic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>