Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Fitriani
"Gas hidrogen (H2) merupakan bahan bakar alternatif yang dapat diproduksi oleh mikroorganisme melalui fermentasi memanfaatkan limbah organik. Penelitian bertujuan mengetahui produksi H2 menggunakan kultur campuran mikroorganisme dengan substrat limbah biodiesel. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri BPPT Serpong selama lima bulan (Maret--Juli 2006). Produksi H2 dalam limbah biodiesel dilakukan secara fermentasi gelap pada 37o C selama 72 jam oleh kultur campuran Bacillus megaterium MS 961, Bacillus stearothermophilus DSM 22, dan Enterobacter aerogenes AY-2 serta kultur tunggal E. aerogenes AY-2 sebagai kontrol. Penggunaan kultur campuran pada substrat gliserol murni menghasilkan H2 (2,24 mol H2/mol gliserol) dan etanol lebih banyak dibandingkan kultur tunggal (1,93 mol H2/mol gliserol), sedangkan produksi asam laktat dan 2,3-butandiol lebih sedikit. Penggunaan kultur campuran pada substrat limbah biodiesel menghasilkan H2 (1,8251 mol H2/mol gliserol), akan tetapi hasil tersebut lebih sedikit dibandingkan kultur tunggal (1,8619 mol H2/mol gliserol). Pengukuran metabolit lain menunjukkan kultur campuran memproduksi etanol lebih sedikit tetapi memproduksi asam laktat dan 2,3-butandiol lebih banyak dibandingkan kultur tunggal. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa H2 dapat diproduksi menggunakan kultur campuran dengan substrat limbah biodiesel, walaupun produksi H2 tersebut lebih kecil dibandingkan kultur tunggal."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S31422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Proton Exchange Membran Microbial Fuel Cell (PEMMFC) adalah
seperangkat alat yang memanfaatkan jasa mikroba sebagai katalis dalam
mengoksidasi senyawa organik dan anorganik untuk menghasilkan arus
listrik. Mikroba dapat digunakan untuk memproduksi listrik karena dalam
metabolisme selnya melibatkan proses transfer elektron. Dengan adanya
mediator yang berperan melakukan penetrasi ke dalam membran plasma
mikroba, lalu mengambil elektron dari rantai transfer elektron mikroba
tersebut dan membawanya menuju ke permukaan elektroda maka akan
dihasilkan aliran listrik. Dalam proses metabolismenya Pseudomonas
aureginosa secara alami menghasilkan senyawa pyosianin yang dapat
berperan sebagai mediator transfer elektron bagi dirinya sendiri dan bakteri
lain (Escherecia coli) untuk memproduksi listrik dalam PEMMFC, sehingga
pada PEMMFC menggunakan kultur campuran Pseudomonas aureginosa
dan Escherecia coli tidak diperlukan lagi penambahan mediator dari luar
sistem.
Uji cyclic voltametry terhadap pyosianin hasil ekstraksi menunjukkan
potensial oksidasi -0,08 mV dan potensial reduksi pada -0.16 mV yang
menandakan pyosianin bersifat elektroaktif reversibel, sedangkan uji aktivitas
antimikroba terhadap pyosianin hasil ekstraksi dan pyosianin yang dihasilkan
di kompartemen anoda hanya sedikit sekali menghambat pertumbuhan E. coli. Produksi listrik rata-rata pada metode 1 menggunakan medium LB
sekitar 8,21 A ; 272,3 mV, sementara dengan metode 2 sekitar 4,53 A;
242,5 mV. Produksi listrik pada metode 1 menggunakan medium PB (untuk
P. aureginosa) dan LB (untuk E. coli) sekitar 9,83 A; 254,6 mV, sementara
dengan metode 2 sekitar 9,72 μA ; 236,6 mV. Penambahan substrat glukosa
pada saat terjadi penurunan arus dan voltase pada metode 2 menggunakan
medium PB (untuk P. aureginosa) dan LB (untuk E. coli), meningkatkan
produksi arus rata-rata dari 9,72 A menjadi 14,76 A dan voltase dari
236,6 mV menjadi 290,8 mV."
Universitas Indonesia, 2007
S30636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library