Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
Universitas Indonesia, 2006
S34045
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yurika Arianti Permanasari
"Skripsi ini membahas pelaksanaan tradisi perayaan tahun baru Imlek oleh masyarakat etnis Cina di Kota Bogor dewasa ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penulisan deskriptif. Data-data diperoleh melalui dua metode, yaitu kepustakaan dan wawancara. Responden berjumlah 25 orang mewakili wilayah administratif, usia, religi, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat etnis Cina di Kota Bogor merayakan tahun baru Imlek; telah terjadi perubahan dalam pemahaman dan pelaksanaan tradisi perayaan tahun baru Imlek bagi etnis Cina di Kota Bogor. Penulis berpendapat bahwa faktor penguasaan bahasa dan pemahaman akan tradisi budaya Cina serta keadaan lingkungan sosial budaya, sebagai penyebab berbagai perubahan yang terjadi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13910
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Silalahi, Levi Amos Hasudungan
"
Urban public authorities in developing countries have come under increasing financial pressures during the last decade. Bogor, for example, is now facing a rapidly growing demand of services, suspected as a result of continuing rapid urban population growth. How ever, as most areas do, their capacity to supply services as well as to undertake the necessary infrastructure development is severely constrained by a shortage of fiscal resources such as user charges.Bogor is a city which had local revenue in 2007 about Rp. 79,681,810,774,00. It is means Bogor has capability to fund the development in their region. In 2007, Bogor?s revenue from user charges at bus station is about Rp. 3.087.468.000,00. That amount of money is come from the contribution of three bus station, which are Baranagsiang Bus Station, Bubulak Bus Station, and Merdeka Bus Station. Baranangsiang which is the largest bus station in Bogor, giving the largest contribution among the other bus stations, for local own revenues about Rp. 1.786.700.000,00 at 2007.On February 14 th, 2008 the Local Legislative (DPRD), sudden inspect without announcement first to Terminal Baranangsiang. The groups found that Baranangsiang bus station is a mess, the infrastructure in there like stores, toilet, and roads are not in the proper condition. To compound the problem, they suggest to the Local Revenue Administration (Dispenda) and Traffic and Public Vehicles Institution (DLLAJ) should coordinating, in order to build a new infrastructure requirements and also need to allocate substantially more resources to maintenance, renovation, and replacement of older, deteriorating equipment.In order to examining the problem, the ?Principles of Revenue Administration? theory by James Mc Master and ?User Charges? theory by Ronald C. Fischer are chosen to be theories in this research. How ever, in order to get a clear overview from the subject, a quantitative approach is used to define the problems in colecting charges and managing revenue from user charges especialy in Baranangsiang Bus Station and how to rebuilt or maintan the infrastructure.In non-urban bus transport, serious problems over bus stations arise from government intervention in provision and use of bus stations which are not required by passengers nor operators. Indeed it appears in some cases that the main purpose of the bus station is to raise user charges rather than to serve passengers. DLLAJ is the institution which is responsible to control the traffic in and around Baranangsiang Bus Station. To raise revenue from user charges at bust station is their side job, sometimes in implementation it becomes blur.In the future, coordination between local institution such as DLLAJ, Dipenda, and UPTD Terminal is a must. On the other hand, the voluntary of people who consume the benefits from Baranangsiang Bus Station have to fulfill their obligation by paying charges. The existence of Baranangsiang is not only the Bogor local authorities responsible, but either also the community.Finally, Bogor local government realize how much important that infrastructure at Baranangsiang Bus Station to be renovate. On June 2008, the local authorities expend Rp. 2.000.000.000,00 to renew emplacement at Baranangsiang Bus Station."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Arif Wicaksono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39143
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Pudjiastuti
"Pembangunan di kawasan perkotaan berakibat pada terjadinya alih fungsi lahan dan terjadinya masalah-masalah lingkungan seperti timbulnya genangan-genangan karena berkurangnya daerah resapan air, serta meningkatnya kadar emisi polutan di udara akibat peningkatan aktifitas lalu lintas di perkotaan. Pelaksanaan Program Penataan Taman dan Penghijauan Kota di dalam Rencana Strategis Kota Bogor Tahun 2005 - 2009 dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan keindahan kota. Untuk mengetahui sampai sejauh mana program ini dapat terlaksana maka dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan melalui pendekatan evaluasi formal, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan, sasaran, dan informasi lain yang tertera di dalam dokumen resmi atau formal. Selain itu juga dilakukan survei terhadap responden pengguna beberapa taman/lapangan di Kota Bogor untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kondisi taman/lapangan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pencapaian program penataan taman ini pada setiap tahunnya mengalami kondisi pencapaian di bawah atau di atas target, walaupun pada akhirnya target dapat dicapai 100 persen bahkan ada yang melebih target di akhir tahun 2009. Pendanaan untuk program ini mengalami penurunan selama kurun waktu 2005 - 2009 sedangkan luas taman dan jalur hijau yang harus dikelola meningkat setiap tahunnya. Luas taman/jalur hijau terpelihara baru mencapai 0,3 persen dari luas total wilayah Kota Bogor, sedangkan menurut peraturan yang berlaku, setiap kota mempunyai kewajiban untuk menyediakan 30 persen luas lahannya sebagai ruang terbuka hijau. Oleh karena itu diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait agar pengalokasian ruang terbuka hijau dapat tercapai secara proporsional di masa yang akan datang.
Development in urban areas result in land use and the occurrence of environmental problems such as the emergence of puddles due to reduced water catchment areas, as well as rising levels of pollutants in air emissions due to increased activity in urban traffic. Structuring Parks dan City Greening Program implementation in Bogor City Year Strategic Plan 2005 - 2009 conducted as part of efforts to improve environmental quality and beauty of the city. To find out how far this program can be implemented then be evaluated. The evaluation was done through a formal evaluation approach, namely research on goals, objectives, and other information contained in official or formal documents. It also conducted a survey of user respondents several parks/fields in the city of Bogor to know the public perception of the park/field. Based on research result shows that the achievement of this parks and city greening program in each year were brought under achievement or above the target, although in the end target to reach 100 percent and some even exceeding the target by the end of 2009. Funding for this program has decreased during the period 2005 - 2009 while the area of the park and green belt that must be managed increases every year. Area of the park/green belt maintained reached only 0.3 percent of total area of Bogor City, while according to regulations, every city has an obligation to provide 30 percent of its land as green open space. Therefore we need a genuine effort from all parties concerned for the allocation of green open space can be achieved in proportion in the future."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T30544
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Azra Qothrunnada Hazairin
"Estimasi biomasa dapat digunakan untuk mengestimasi nilai simpanan karbon dioksida. Kota Bogor adalah salah satu kota penyangga Kota Jakarta, yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun 1990-2000 yaitu sebesar 10.25 dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap bulannya yang mencapai 3.373 kendaraan yang berdampak pada peningkatan emisi karbon dioksida. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa daya serap yang dimiliki oleh ruang hijau di Kota Bogor terhadap emisi karbon dioksida yang dikeluarkan oleh aktivitas manusia.
Penginderaan jauh dilakukan untuk mengetahui indeks vegetasi yang dapat memprediksi nilai biomasa terbaik dengan menggunakan nilai biomasa lapangan. MSAVI2 adalah indeks vegetasi terbaik yang dapat digunakan untuk memprediksi nilai biomasa di Kota Bogor. Setiap kecamatan di Kota Bogor tidak dapat menyerap karbon dioksida yang dihasilkannya dengan total jumlah karbon dioksida tidak terserap sejumlah 5.931.131 ton.
Biomass estimation can be used to estimate the stock of carbon dioxide. Bogor City is one of the hinterland of Jakarta which has a significant increase in population growth rate, especially in 1990 2000 when the number hit 10.25 and the average 3.373 each month of vehicle increase which provides a significant release of carbon dioxide. This reasearch aim is to analyze green spaces ability to absorb carbon dioxide emission from human activity. Remote sensing is used to select the best vegetation indices to estimate biomass value from in situ measurement. MSAVI2 is the best vegetation index to predict biomass in Kota Bogor. The result of this research is every districts in Bogor can not absorb its carbon dioxide emission with the total of 5.931.131 ton of carbon dioxide unabsorb. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kartika Puspa Dewi
"Transportasi berperan penting dalam pertumbuhan kota dan mendukung aktivitas masyarakat serta perkembangan ekonomi dan sosial. Namun, peningkatan kebutuhan transportasi juga membawa dampak negatif seperti kurangnya efisiensi, peningkatan biaya dan waktu tempuh, tingkat kecelakaan yang meningkat, dan emisi gas rumah kaca. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan konsep transportasi berkelanjutan yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Di Kota Bogor, permasalahan transportasi meliputi kurangnya integrasi antar moda, waktu tempuh yang lama, kapasitas angkutan yang terbatas, dan kurangnya sarana prasarana untuk pejalan kaki dan pengguna non-motor. Penelitian ini berhasil mengembangkan indikator transportasi berkelanjutan yang relevan untuk mengevaluasi atau menilai sistem transportasi di Kota Bogor. Melalui metode campuran dan uji validitas menggunakan depth interview, indikator yang dihasilkan penelitian ini meliputi aspek-aspek terkait konsep berkelanjutan, yaitu: aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dan pengembangan kebijakan yang mendukung transportasi berkelanjutan dan tujuan pembangunan berkelanjutan di Kota Bogor.
Transportation plays a crucial role in urban growth by supporting community activities as well as economic and social development. However, the increasing demand for transportation also brings negative impacts such as inefficiency, rising costs and travel time, increasing accident rates, and greenhouse gas emissions. To address these issues, the concept of sustainable transportation aligned with sustainable development goals is necessary. In the case of Bogor City, transportation challenges include limited intermodal integration, long travel times, limited transportation capacity, and inadequate infrastructure for pedestrians and non-motorized users. This research successfully developed relevant indicators for evaluating the transportation system in Bogor City within the framework of sustainable transportation. Through a mixed-method approach and validation using depth interviews, the research generated indicators encompassing the environmental, social, and economic aspects related to sustainable concepts. The findings of this study can serve as a basis for decision-making and policy development that supports sustainable transportation and the overall goals of sustainable development in Bogor City."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ni Nyoman Diah Redyardani Sutantri
"Kesehatan merupakan hak setiap individu untuk mau dan mampu hidup sehat, serta memanfaatkan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tentu saja menyumbang salah satu faktor keberhasilan dalam pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia. Pelayanan terapi pengganti ginjal (TPG) di Indonesia juga menghadapi tantangan dari segi pemerataan pelayanan. Permintaan pelayanan dialisis meningkat seiring dengan meningkatnya kejadian Penyakit Ginjal Kronis. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 8 tahun 2022 mengatur agar pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium akhir mendapat terapi pengganti ginjal yang merata. Upaya pemerataan pelayanan dialisis ini salah satunya adalah dengan mulai memanfaatkan pelayanan CAPD maka RSUD Kota Bogor perlu melakukan persiapan pelayanan CAPD di instalasi hemodialisa. . Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan dan upaya penyelenggaraan pelayanan CAPD di RSUD Kota Bogor. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik yang digunakan untuk mengkaji lebih dalam mengenai persiapan dan kesiapan RSUD Kota Bogor dalam memberikan pelayanan CAPD. Sebagian besar instrumen penilaian kesiapan pelayanan CAPD di RSUD Kota Bogor berdasarkan PMK no.8 tahun 2022 telah terpenuhi, yaitu sebesasr 81%, namun masih perlu penyiapan sarana dan prasarana serta berkas SPO yang belum terpenuhi agar pelayanan CAPD dapat berjalan. Dengan terpenuhinya persyaratan tersebut maka RSUD Kota Bogor siap memberikan pelayanan CAPD.
Health is the right of every individual to want and be able to live healthily, and utilize health services. The availability of health service facilities certainly contributes to one of the success factors in equitable distribution of health services in Indonesia. Kidney replacement therapy (TPG) services in Indonesia also face challenges in terms of equitable distribution of services. The demand for dialysis services is increasing along with the increasing incidence of Chronic Kidney Disease. The government through Minister of Health Regulation (PMK) No. 8 of 2022 stipulates that patients with end-stage chronic kidney disease receive kidney replacement therapy that is evenly distributed. One of the efforts to equalize dialysis services is by starting to utilize CAPD services, so the Bogor City Hospital needs to prepare for CAPD services at the hemodialysis installation. . The purpose of this study was to analyze the readiness and efforts to provide CAPD services at RSUD Kota Bogor. This type of research is a qualitative research with an analytic descriptive approach that is used to examine more deeply the preparation and readiness of Bogor City Hospital in providing CAPD services.Most of the CAPD service readiness assessment instruments at Bogor City Hospital based on PMK no. 8 of 2022 have been fulfilled, which is 81%, but it is still necessary to prepare facilities and infrastructure as well as SPO files that have not been fulfilled so that CAPD services can run. With the fulfillment of these requirements, Bogor City Hospital is ready to provide CAPD services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rucitra Deasy Fadila
"Skripsi ini membahas mengenai perkembangan tata Kota Bogor pada abad ke-18 hingga abad ke-20 dimana Istana Bogor menjadi titik awal berkembangnya bangunan kolonial lain yang masih berdiri hingga saat ini. Penelitian mengenai tata kota ini dilakukan agar dapat diketahui persebaran, perkembangan, dan hubungan komponen kota Bogor dari abad ke-18 hingga abad ke-20. Pada penelitian ini digunakan peta tahun 1898, 1914, dan 1946 agar dapat menunjukkan bagaimana perkembangan Kota Bogor dari abad ke abad. Dari penelitian ini kemudian diketahui bahwa Kota Bogor berkembang secara menyebar di sekitar Istana Bogor dan perkembangan terutama terlihat ke arah utara Kota Bogor. Juga diketahui bahwa Kota Bogor memiliki pembangunan signifikan di segala sektor pembangunan. Terutama perkembangan bangunan penelitian yang kemudian diikuti dengan bangunan pemerintahan.
This thesis is discussed about the development of Bogor from 18th until 20th century which is Bogor Palace as main development point to another colonial building that's still exist until now. This research is conducted in order to know the spread, development, relationship between component town in Bogor from 18th until 20th century. This research used several map of 1898, 1914, and 1946 in order to indicate how about the development of Bogor over the centuries. From this research is known that the city of Bogor is expanding spread around Bogor Palace that inclined to the north of Bogor. Is also known that city of Bogor has a significant development in all sectors of development especially the development of research buildings followed then by government buildings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42940
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Muliawan Irkhamni
"Kota Bogor memiliki julukan sebagai Kota Hujan karena tingkat curah hujannya tinggi. Akibatnya, Kota Bogor mengalami cukup banyak bencana tanah longsor. Salah satu upaya dalam mitigasi bencana tanah longsorUntuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam mendeteksi wilayah yang termasuk dalam kategori bahaya bencana tanah longsor, dibuatlah peta bahaya bencana tanah longsor. Peta ini dibuat berdasarkan hasil analisis stabilitas lereng secara dua dimensi menggunakan perangkat lunak GTS NX. Hasil pada peta spasial bahaya bencana tanah longsor menunjukkan adanya bahaya bencana tanah longsor pada suatu titik di sepanjang area objek penelitian.
Bogor City has high level of rainfall. As a result, Bogor City suffered many landslides. To help the government and the community in evaluating areas that fall into the landslide hazard category, a landslide hazard map has been created. This map was created based on the results of a two-dimensional slope stability analysis using GTS NX software. The results on the spatial map of landslide hazards show that there is a landslide hazard at a point along the research object area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library