Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Livia Feliciani Nazara
"Ketimpangan wilayah di Indonesia merupakan masalah yang terjadi. Indonesia telah berfokus pada cara-cara untuk mengurangi kesenjangan ini dan mendorong pertumbuhan yang adil di seluruh wilayah. Saya meneliti apakah daerah-daerah miskin di Indonesia mengejar yang lebih kaya dalam konteks pertumbuhan ekonomi. Dengan menggunakan data pendapatan per kapita daerah, saya menguji hipotesis konvergensi pada provinsi di Indonesia untuk periode 1983 - 2020. Saya menemukan bahwa ada pola konvergensi pendapatan per kapita untuk Indonesia, dan tingkat pertumbuhan berbanding terbalik dengan tingkat awal pendapatan per kapita. Saya juga menemukan bahwa pencapaian pendidikan tinggi, dan akses yang lebih tinggi ke sumber air minum, sanitasi, dan listrik yang bersih juga berkontribusi untuk mendorong konvergensi pendapatan. Implikasi kebijakan dari skripsi ini termasuk menyediakan akses yang lebih baik ke air, sanitasi, listrik dan pencapaian pendidikan tinggi di daerah. Selain itu, kebijakan ini harus sesuai dengan kebutuhan unik masing-masing daerah dan menetapkan standar pelayanan minimum yang merata untuk semua daerah.

Regional disparities in Indonesia have always been prevalent. Indonesia has been focusing on ways to abate these disparities and promote equitable growth throughout the regions. I examine whether poorer regions in Indonesia catch up towards the richer ones. Using data of regional per capita income, I test the convergence hypothesis across provinces in Indonesia for the period of 1983 - 2020. I find that a per capita income convergence pattern exists for Indonesia, and growth rates are inversely related to initial levels of per capita income. I also find that higher education attainment, and higher access to clean sources of drinking water, sanitation, and electricity also contribute to fostering income convergence. Policy implications include providing better access to water, sanitation, electricity and aiming for higher educational attainment in regions. Additionally, these policies should adhere to each region’s unique needs and set minimum service standards equitable for all regions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aritasius Sugiya
"Tesis ini membahas strategi transformasi konvergensi dan implementasinya di harian Kompas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode diskriptif dan menggunakan teknis analisis naratif dan tematik. Hasil penelitian menyatakan bahwa multimedia, multichannel, multiplatform (3M) merupakan salah satu strategi transformasi konvergensi media; implementasi strategi transformasi konvergensi media disesuaikan dengan kemampuan berinvestasi, konteks kebutuhan, dan budaya, serta tidak terjebak pada persoalan teknis semata. Konvergensi kontekstual dan repackaging menjadi model baru strategi transformasi konvergensi media.

The thesis discusses about the strategy of media convergence and its implementation on "Harian Kompas". The research uses qualitative approach with descriptive method, narrative analysis technique and thematic. The result of this research revealed that multimedia, multichannel, multiplatform (3M) is one of the strategy of media convergence transformation. The implementation of the strategy of media convergence transformation adapted with the ability to invest, the context of necessity and culture, and not trapped in a purely technical issue. The contextual convergence and repackaging becomes the new model of media convergence transformation strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30774
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Wibisono
"In the past decade, convergence of regional per capita income has been a frequent object of regional studies- In the case of Indonesia, research on this issue has been exploited for many years- However, differences in methods of analysis often yield different results. Further more, prior studies do not elaborate the advantages of each method. This paper will focus on this issue with stressing on searching of the appropriate methods-
Rather a-convergence, we use Theil index to analyze regional disparity and found that regional convergence in Indonesia does not appear to be a simple monotonic process, but seems to vary over time -and hence requires explanation. From here, we suggest that the use of long-term interval in regression of &? convergence analysis will destroy the relationship among variables. The use of least square methods only suitable for absolute convergence analysis. We conclude that the most appropriate methods for conditional ^convergence are instrumental methods. As an alternative one, we suggest panel-data methods.
We found that the convergence rate in Indonesia is slow at 2,59 percent per year over 1975-2000. With conditional convergence analysis, we found that the difference on growth rate can be explained systematically by a set of explanatory variables. The inclusion of these variables makes the convergence rate become faster which is 3.97 percent per year. Most of this variables are under controlled by government. In summary, we conclude that government policies have significant influence for rapid and sustainable regional economic growth.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
EFIN-51-1-Mar2003-53
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Angghi Muliya Ma`mur
"Bisnis konvergensi triple play memerlukan sistem billing dan charging untuk memastikan distribusi pendapatan dan pembebanan biaya operasi dari seluruh layanan konvergensi seperti video, suara, data dan e-commerce. Kesalahan penempatan billing dan charging dapat menambah risiko operasional pada layanan konvergensi triple play. Operator layanan konvergensi triple play di Indonesia memiliki risiko lebih banyak dibandingkan risiko layanan konvergensi triple play di luar negeri (Inggris dan Italia). Risiko datang dari faktor eksternal yaitu pasar, ekonomi, dan regulasi. Indonesia hingga kini masih belum memiliki regulasi konvergensi. Regulator masih terpisah menjadi 2 yaitu regulator telekomunikasi dan regulator penyiaran.
Kelompok Usaha Bakrie yang memiliki perusahaan telekomunikasi (BTel), media (Viva) dan teknologi (Bakrie Connectivity) memulai bisnis konvergensi triple play yaitu internet TV di Indonesia dengan strategi bernama Telekomunikasi, Media dan Teknologi (TMT 2015). Selain risiko eksternal, Bakrie juga memiliki risiko internal yaitu risiko bisnis, operasional dan manusia. Risiko internal dapat bertambah atau berkurang dengan adanya penempatan sistem billing dan charging.
Sistem billing dan charging mempunyai 4 alternatif penempatan yaitu pada penyedia konten, pada penyelenggara program siaran, pada penyedia jaringan atau menggunakan payment agent. Alternatif yang memiliki risiko paling kecil adalah menggunakan payment agent. Bakrie harus menggunakan payment agent untuk penerapan billing dan charging agar dapat mengurangi risiko. Pada saat ini, Bakrie menempatkan sistem billing dan charging di penyedia jaringan yang dapat menambah tingkat risiko operasional dan bisnis layanan konvergensi triple play. Risiko ini mengkibatkan strategi TMT 2015 memiliki potensi tidak dapat mencapai tujuan yaitu menguasai pasar konvergensi di Indonesia.

Convergence business requires billing and charging systems to ensure the distribution of income and charging of the entire operation of convergence service such as video, voice, data and e-commerce. Billing and charging displacement can increase the risk of operating convergence service. Convergence of triple play service operators in Indonesia have more risk than the risk of convergence of triple play services in abroad (UK and Italy). In Indonesia the risks coming from external factors, such as market, economic, and regulatory. Indonesia is yet to have converged regulation. Regulators have still splits into two, telecommunication and broadcasting.
Bakrie group which has a telecommunication company (Btel), media (Viva), and technology (Bakrie Connectivity) will start a triple play convergence business, internet TV. This business has a strategy called the Telecomunications, Media and Technology (TMT 2015). In addition to external risks, Bakrie also have an internal risk such as business, operational and human risks. These risks can be increased or reduced by the placement of billing and charging systems.
Billing and charging systems have four alternative placements, i.e. in content provider, in the organizers of the program boradcast, the network provider or use a payment agent. An alternative having the least risk is to use a payment agent. Bakrie should use a payment agent for the apllication of billing and charging systems in order to decrease the risk. To Date, Bakrie has applied its billing and charging system to the network provider. Therefore, it will increase its operational and business risks level of covergence services. This risk can make TMT 2015 has potential failure to achieve the objective, become market leader of convergence business in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30351
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rendra Sebastian Delano
"Dalam suatu organisasi regional yang turut mengintegrasikan perihal perekonomian seperti ASEAN, adanya penanggulangan disparitas adalah penting dalam mencapai tujuan dari berbagai kebijakan. Eksistensi disparitas dapat diestimasi melalui teori konvergensi yang beranjak dari Model Pertumbuhan Solow. Penelitian ini memaparkan bagaimana ASEAN secara perlahan mengalami tren penurunan disparitas antar negara anggota pasca pemekaran keanggotaan ASEAN hingga meliputi Indochina dalam dua dekade terakhir. Namun penelitian ini juga menyibak bahwa peranan perubahan struktural signifikan proses konvergensi di ASEAN. Perubahan struktural ini dipicu oleh Krisis Finansial Asia yang memberi guncangan pada berbagai variabel makroekonomi di Asia Tenggara.

In a regional organization which accommodates economic integration like ASEAN, reduction of disparities is important to achieve the target of policies. The existence of disparities can be estimated by convergence theory, of which based on Solow Growth Model. This paper explains how ASEAN slowly experienced the reduction of disparities among its member states after the expansion at Indochina in the last two decades. However, this paper also shows that the impact of structural break play a significant role in the process of convergence in ASEAN. This structural break was triggered by Asian Financial Crisis that affected various macroeconomic variables in Southeast Asia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Prasetyadi
"Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini membawa perubahan signifikan terhadap media. Media massa konvensional semacam radio, televisi, surat kabar, film, rekaman suara (sound recording) terkonvergensi berkat berkat kehadiran teknologi digital dan internet yang mampu meleburkan industri media, komputer, dan telekomunikasi menjadi satu. Dengan demikian, penulisan sejarah media konvensional yang cenderung memisah-misahkan berbagai bentuk media kini tidak relevan lagi. Sejarah media mesti ditulis ulang secara terkonvergensi sebagai sebuah kesatuan utuh. Makalah ini berupaya mengkaji sejarah media secara terkonvergen dalam konteks keindonesiaan dengan menggunakan konsep-konsep dalam buku “Media Convergence History” sebagai pisau analisisnya. Makalah ini merupakan kajian literatur yang tidak menggunakan pendekatan kronologi dalam pembahasannya dan memilih pendekatan ‘flashback’ sebagaimana digunakan dalam buku “Media Convergence History” (Janet Staiger dan Sabine Hake, 2009). Dari kajian literatur-literatur yang diperoleh, menyimpulkan bahwa konvergensi media di Indonesia terutama bergerak dalam dimensi industri (industrial convergence) dan budaya (cultural convergence). Technological convergence menuju media baru web 2.0 terhambat oleh lemahnya penegakan hukum terhadap cyber crime.

The development of information and communication technology today brings significant changes to the media . Conventional mass media such as radio , television , newspapers , films , sound recordings are converged due to the presence of digital technology and the internet which also merge the media industry , computer , and telecommunications . Thus , the writing of conventional media history which tend to isolate various forms of media now no longer relevant . The history of media must be rewritten as a converged and unified entity . This paper seeks to examine the history of media in the context of Indonesia through convergence perspective by using amount of concepts adopted from the book " Media Convergence History " ( Janet Staiger and Sabine Hake , 2009) as the tools of analysis. This paper does not use a chronological approach to its discussion, yet chooses the ' flashback approach' as used in the book " Media Convergence History ". The result of literaure study conducted concluds that the convergence of media in Indonesia is mainly engaged in industrial dimensions ( industrial convergence ) and cultural dimension (cultural convergence ) . Technological convergence towards new media web 2.0 is hampered by the lack of law enforcement against cyber crime .
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Lutfia Craffitasari
"Seiring dengan kehadiran konvergensi media di segala aspek kehidupan manusia, maka banyak pula aspek-aspek kehidupan manusia yang terkena pengaruh dan berubah sehingga memunculkan budaya baru, yaitu budaya konvergensi. Budaya konvergensi sendiri dapat ditinjau dari tiga buah aspek yang tidak dapat saling dilepaskan: konvergensi media, kecerdasan kolektif, dan budaya partisipasi. Dalam perkembangannya, situs internet Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak nyata dari budaya konvergensi sendiri. Karakteristik Wikipedia.org menjadi salah satu contoh terbaik dalam melihat cara budaya konvergensi hadir dan bekerja dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan dari tahun ke tahun, Wikipedia.org menjadi salah satu ensiklopedia dalam jaringan (daring) yang paling lengkap. Wikipedia.org pun menghadirkan berbagai pilihan bahasa di dalamnya, salah satunya Wikipedia Bahasa Indonesia. Berangkat dari hal ini, peneliti ingin melihat seberapa jauh penetrasi dan pembentukan budaya konvergensi di Indonesia dengan mengambil Wikipedia.org sebagai contoh kasus. Dengan menggunakan Wikipedia.org diharapkan hal ini dapat menjelaskan mengenai Indonesia mengadaptasi budaya konvergensi dalam aspek pengoptimalan penggunaan konten serta fungsi yang disediakan oleh internet.

As media convergence becoming part of human life, there are a lot of human aspects got influenced and changed. The changes often make a new culture: the convergence culture. The convergence culture itself can be seen from three point of views that is related to each other: media convergence, collective intelligence and participation culture. In later development, Wikipedia.org is a website of real artefacts of the convergence culture itself. The website itself is one of the best examples to see convergence culture in very daily basis. Years passed, Wikipedia.org becomes one of the most complete online encyclopaedias. Nowadays, Wikipedia has developed several language options; one of them is Wikipedia Indonesia. But there are still a lot of. Start from here, the researcher wants to know how deep the penetration of convergence culture in Indonesia by taking Wikipedia Indonesia as samples. Besides that, this research also hopes to find about Indonesian adapting convergence culture in optimalizing content use.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hutama Epkamarsa
"Perkembangan konvergensi media merupakan perkembangan yang didasari oleh perkembangan teknologi dalam menyokong komunikasi. Oleh itu pembicaraan masa depan konvergensi media sendiri tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang ada untuk menyokong proses komunikasi yang lebih baik dan efisien. Selain itu pengaruh dari perubahan bentuk penyampaian pesan (dari print menjadi siaran dan kini internet) juga akan berdampak kepada bentuk organisasi yang ada. Dampak organisasi ini tentunya juga menjadi satu bagian tersendiri yang tidak terlepas dari perbincangan masa depan konvergensi media, terutama dalam manajemen media massa dan struktur dari news room. Konvergensi media terjadi di Amerika Serikat sudah sejak lama sebelum Indonesia memulainya. Namun bukan berarti konvergensi yang terjadi di Indonesia sama persis seperti di Amerikat Serikat. Perbedaaan ini tidak hanya dalam bentuk penyampaian pesan, tetapi juga dalam industri media yang menjalankannya. Di Amerika, perusahaan media akan membentuk divisi baru untuk menangani bentuk media yang baru. Hal tersebut berbeda dengan di Indonesia, untuk menangani bentuk media yang baru perusahaan media bukan membuat divisi baru melainkan membuat atau membeli perusahaan lain. Oleh karenanya media-media ini tidak terintegrasi sehingga dapat mengorbankan kualitas pesan yang diberikan oleh media tersebut. Untuk itu dibutuhkan peran pemerintah agar perusahaan media dapat memaksimalkan konvergensi media.

The development of media convergence is governed by technology development in support of communication. Thus the talk of the future of media convergence is inseperable from the devolopment of technology that exists to support the process of better communication and more efficient. In addition to the influence of the change of the form of delivery of messages (from print to broadcast and now internet) also will affect to form organization. The impact of these organizations would also be one part which is inseparable from the future of media convergence discussion, particularly in the management and structure of mass media news room. Media convergence occuring in United States had long before Indonesia start it. But that doesn’t mean media convengence that occured in indonesia exactly the same as in United States. A distinction is not only in the delivery of a message, but also in industry media who run it. In United States, the media company will establish a new division to deal with new form of media. It is different in Indonesia, to deal with new forms of media, company not create new divisions but make or buy another company. Therefore this media not integrated so as to be sacrificing quality message given by the media. For that it needs the role of Goverment so that media companies can maximize the convergence of media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anesella Shara Claudy Andyputri
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh konvergensi IFRS terhadap kepemilikan investor asing di Indonesia. Pengujian dilakukan dengan menggunakan model Hamberg et al. (2013). Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa konvergensi IFRS meningkatkan jumlah dan persentase kepemilikan investor asing dari negara pengadopsi IFRS pada perusahaan kecil di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa konvergensi IFRS dapat memberikan dampak positif pada dunia investasi di Indonesia meskipun pengaruhnya masih kecil dan terbatas pada investor yang berasal dari negara pengadopsi IFRS dan pada perusahaan publik berskala kecil saja
This research aims to provide empirical evidence about the effect of the convergence of IFRS on foreign ownership in Indonesia. Tests are carried out using models from Hamberg et al. (2013). This study provides empirical evidence that the convergence of IFRS increases the number and percentage of foreign ownership by the countries adopting IFRS in small enterprises in Indonesia. This proves that the convergence of IFRS may have a positive impact on the world of investing in Indonesia although the effect may still be small and limited to investors who come from countries adopting IFRS and the small-scale public companies only."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bety Hayat Susanti
"Penelitian ini bertujuan melakukan analisis empiris mengenai konvergensi produktivitas tenaga kerja sektoral antar provinsi di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan konvergensi sigma dan beta untuk melihat kecepatan konvergensi produktivitas tenaga kerja sektoral dan half-life converogence. Hasil analisis statis dengan menggunakan konvergensi sigma menunjukkan bahwa konvergensi terjadi secara kuat pada sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan agregat. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan justru mengalami divergensi. Analisis konvergensi absolut dengan menggunakan konvergensi beta menunjukkan bahwa konvergensi terjadi secara bervariasi selama periode tahun 1987-2003. Estimasi kecepatan konvergensi absolut dalam 16 tahun terakhir berkisar antara 1.55-7.66 persen per tahun yang berimplikasi pada half life of convergence antara 9-45 tahun. Model persamaan regresi dengan menggunakan data panel yang mengijinkan perbedaan fungsi produksi antar perekonomian menghasilkan estimasi kecepatan konvergensi yang jauh lebih tinggi yaitu berkisar antara 4.98-9.92 peersen per tahun dan berimplikasi pada half lige of convergence antara 7.14 tahun. Di antara sembilan sektor yang ada kecepatan konvergensi produktivitas pada sektor pertanian adalah yang terendah dan sektor industri dan jasa mempunyai kecepatan konvergensi paling tinggi."
2006
JUKE-2-1-Agust2006-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>