Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aprida Sopiani
"Tingginya prevalensi drop out kontrasepsi menjadi salah satu penyebab tidak turunnya angka Total Fertility Rate (TFR). Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan angka TFR yang tinggi (2,8) dan lebih besar dari TFR nasional (2,6). Target RJPMN tahun 2015 ? 2019 menurunkan angka drop out menjadi 24,6%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan drop out kontrasepsi modern (pil, suntik, IUD dan implan) di NTB. Penelitian ini menggunakan data sekunder survei ICMM (Improving Contraceptive Mix Method) oleh Pusat Penelitian Kesehatan UI tahun 2013. Desain penelitian cross sectional, sampel sebesar 4820 responden. Hasil penelitian didapatkan kejadian drop out sebesar 28,8%. Terdapat hubungan antara efek samping, komunikasi dengan suami, usia ibu, sikap terhadap KB dan sumber informasi masyarakat dengan drop out kontrasepsi. Variabel usia > 35 tahun merupakan faktor paling dominan (p value 0,011 OR 1,66 95% CI 1,12 ? 2,47).

The high prevalence of drop out from contraceptive program is one of the causes there is no reduction in the number Total Fertility Rate (TFR). West Nusa Tenggara (NTB) is one of the provinces in Indonesia with a high TFR number (2.8) which is greater than the national TFR (2.6). RJPMN target in 2015 - 2019 is reducing dropout rate to 24.6%. This study aims to identify determinant of the pattern of the dropout from modern contraceptive program (pills, injections, IUDs and implants) among fertile aged women in NTB. The method used is quantitative survey based on secondary data Improving Contraceptive Method Mix (ICMM) by the Centre for Health Research, of University of Indonesia. The research design study is a cross sectional with a total sample of 4820 respondents. The result showed there is 28.8% respondents have dropped out of modern contraceptive. There is relationship between women who have experienced at least 1 adverse effects, age, have a negative attitude about family planning, communicate with husbands about family planning within the last 6 months, and resources information from community. There is age upper 35 years old is the most significant variable (OR 1.66 95% CI 1.12 - 2.47). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Setiyowati
"Tingginya laju pertumbuhan penduduk menimbulkan permasalahan diberbagai Negara termasuk di Indonesia. Upaya pengendalian dilkukan dengan cara program Keluarga Berencana. Akan tetapi angka CPR sebesar 64% belum memenuhi target RPJMN 2019 sebesar 66% dan adanya kecenderungan trend penggunaan KB modern yang cenderung menurun. Berbagai faktor mempengaruhi dalam pemilihan kontrasepsi modern diantaranya peran wanita dalam pengambilan keputusan untuk ber KB.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar hubungan antara peran wanita dalam pengambilan keputusan dengan penggunaan kontrasepsi modern. Desain penelitian ini adalah cross sectional menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia 15-49 tahun yang terdaftar dalam data SDKI 2017 yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 17.234. Analisis dalam penelitian ini menggunakan cox regression.
Hasil analisis multivariat menyatakan ada hubungan antara peran wanita dalam pengambilan keputusan dengan penggunaan kontrasepsi modern dengan nilai PR sebesar 1,128 ( 1,061-1,201). Disimpulkan bahwa wanita berperan dalam pengambilan keputusan risikonya 1,128 kali bila dibandingkan dengan wanita yang tidak berperan untuk menggunakan kontrasepsi modern. Peningkatan pengetahuan dan informasi bagi wanita untuk meningkatkan kemandirian dan keberdayaan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan dirinya dan keluarganya.

The high rate of population growth raises problems in various countries including Indonesia. Control efforts are carried out by means of the Family Planning program. However, the CPR rate of 64% has not met the 2019 RPJMN target of 66% and there is a trend towards a trend towards modern family planning which tends to decline. Various influencing factors in the selection of modern contraception include the role of women in making decisions for family planning.
This study aims to determine the relationship between the role of women in decision making and modern contraceptive use. The design of this study was cross sectional using data from the 2017 Indonesian Health Demographic Survey (SDKI) 2017. The samples in this study were women aged 15-49 years who were registered in the 2017 IDHS data that met the inclusion criteria of 17,234. The analysis in this study used cox regression.
The results of the multivariate analysis state that there is a relationship between the role of women in decision making and the use of modern contraception with a PR value of 1,128 (1,061-1,201). It was concluded that women taking a role in decision making had a risk of 1,128 times compared to women who did not play a role in using modern contraception. Increased knowledge and information for women to increase independence and empowerment in making decisions related to the health of themselves and their families.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Linasari
"ABSTRAK
Pertambahan penduduk tanpa diimbangi dengan peningkatan kualitas akan menjadi
masalah dan beban pembangunan. Salah satu faktor penyebab pertambahan
penduduk di Indonesia adalah keinginan mempunyai anak yang masih tinggi.
Pemakaian kontrasepsi modern yang masih rendah (57,4%) juga merupakan
penyebab sulitnya mengendalikan laju pertambahan penduduk. Upaya untuk
mengendalikan pertambahan penduduk dengan memaksimalkan akses serta
meningkatkan penggunaan kontrasepsi yang efektif dan efisien. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketidakinginan mempunyai anak lagi
dengan pemakaian kontrasepsi modern pada PUS yang sudah punya anak satu dan
dua dengan menggunakan data SDKI 2007. Rancangan penelitian ini adalah cross
sectional dengan jumlah sampel 1753 PUS yang sudah punya anak satu dan 2084
PUS yang sudah punya anak dua. Analisis mencakup analisis univariabel dan
multivariabel. Dari hasil analisis multivariabel pada kedua subsampel didapatkan
PUS yang tidak ingin punya anak lagi mempunyai peluang yang lebih besar daripada
PUS yang ingin punya anak lagi untuk memakai kontrasepsi. Pengupayakan yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dimasa yang akan
datang, berdasarkan hasil penelitian perlu dilakukan penyuluhan terhadap masyarakat
agar lebih memahami dan menerima norma keluarga kecil dan dilakuka KIE yang
diharapkan dapat menumbuhkan motivasi baru dalam meningkatkan pemakaian
kontrasepsi.

Abstract
which is burdening for development in a country. One factor affecting an increase
number of population in Indonesia is caused by high desire of having children. The
low awareness of using contraceptive device in Indonesia (57,4%) has been a
problem to control population number. An effort to control population number has
been initiated by increasing accessibility and awareness of using effective and
efficient contraceptive. This study is proposed to analyze relationship between
unwillingness of having children and awareness of using modern contraceptive
device at fertile couples who had one and two children, by using SDKI data 2007. A
cross sectional study design was choosen using 1753 samples of fertile couples
which had one child and 2084 samples of fertile couples which had two children.
Study analysis is composed of urnvariable analysis and multivariable analysis. By
using multivariable analysis in both subsamples has been discovered that among
fertile couples with no desire of having children has larger opportunities of using
contraceptive, rather than fertile couples who desire to have children. In order to
increase the number of contraceptive use, community counseling should be increased
so these couples will have more understanding and knowledge in family planning.
However, intensive communication, information, and education are still important to
make greater motivation and increase contraceptive use."
2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Efi Trimuryani
"Keluarga berencana sebagai program pengendalian penduduk dan strategi percepatan penurunan AKI mengalami tren penurunan penggunaan KB Modern (mCPR) sebanyak 57,10% di tahun 2017. Pengguna KB sebagian besar adalah pasangan usia subur termasuk generasi milenial usia 17-37 tahun. Peran pengambil keputusan menjadi salah satu faktor penentu dalam penggunaan kontrasepsi karena berkaitan dengan hak kesehatan reproduksi dan seksual, keberlangsungan penggunaan KB dan peran gender dalam pengambilan keputusan. Karakteristik gen milenial di perdesaan dan perkotaan memiliki perbedaan karena faktor sosiodemografi, lingkungan dan keterpaparan media informasi KB. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan determinan pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi modern pada wanita kawin generasi milenial di perdesaan dan perkotaan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel wanita generasi milenial (usia 17-37 tahun), berstatus menikah dan menggunakan kontrasepsi modern yang terpilih menjadi responden dalam SDKI tahun 2017 serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 10.752 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan penggunaaan kontrasepsi modern pada wanita kawin generasi milenial baik di perdesaan (56,7%) dan di perkotaan (55,8%) telah didominasi oleh pengambilan keputusan bersama. Perbedaan penggunaan KB modern terlihat pada penggunaan metode MKJP, bahwa KB Implant (10,5%) lebih populer digunakan wanita kawin generasi milenial di perdesaan. Sedangkan di perkotaan, KB IUD (11,4%) lebih populer digunakan wanita kawin generasi milenial. Analisis multivariat dengan uji regresi logistik menyatakan bahwa ada perbedaan karakteristik wanita kawin generasi milenial dalam pengambilan keputusan di perdesaan dan perkotaan. Di perdesaan, diskusi KB dengan suami menjadi faktor dominan yang berpotensi 1,847 kali (AOR:1,847 95%CI: 1,468 – 2,324), sedangkan di perkotaan, faktor dominan yang mempengaruhi yaitu dukungan suami berpotensi 2,358 kali (AOR:2,358 95%CI:1,485–3,744) untuk mengambil keputusan bersama dalam penggunaan kontrasepsi modern. 

Family Planning (FP) as a population control program and a strategy to accelerate the reduction of MMR has experienced a downward trend in the use of Modern Contraception (mCPR) by 57,10% in 2017. The majority of family planning users are couples of childbearing age, including the millennial generation aged 17 to 37 years old. The role of decision makers is one of the determining factors in the use of contraception because it related to sexual and reproductive health rights, the sustainability of family planning use, and the role of gender in decision making. The characteristics of millennials in rural and urban areas are different due to socio-demographics, environmental factors, and exposure to family planning information on media. The purpose of this study was to determine the differences in the determinants of decision making on the use of modern contraceptives among millennial married women in rural and urban areas in Indonesia. This study used a cross-sectional design with a sample of millennial women (age 17-37 years old), married and using modern contraception who were selected as respondents to the 2017 IDHS and met the inclusion and exclusion criteria of 10,752 respondents. The results of the study shows that the millennial generation of married women in rural areas (56.7%) and urban areas (55.8%) dominate decision making on the use of modern contraception. The difference in the use of modern family planning can be seen in the use of the LARC method, that implant contraceptives (10.5%) are more popularly used by married women in the millennial generation in rural areas. Whereas in urban areas, IUD contraception (11.4%) is more popularly used by married women of the millennial generation. Multivariate analysis using logistic regression test states that there are differences in the characteristics of millennial married women in decision making in rural and urban areas. In rural areas, family planning discussions with husbands are the dominant factor, potentially 1.847 times (AOR: 1.847 95% CI: 1.468-2.324). In urban areas, the dominant influencing factor is prospective husbands' support 2,358 times (AOR: 2,358 95% CI: 1,485 – 3,744) to make family planning joint decisions on the use of modern contraception."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Firdawati
"Penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan cenderung mengalami penurunan, sedangkan di pedesaan sebaliknya, disisi lain jumlah penduduk di wilayah perkotaan semakin banyak, dan lebih mudah memiliki akses terhadap informasi, fasilitas kesehatan, dan transportasi, selain tingkat pendidikan dan status ekonomi yang juga lebih tinggi dibanding pedesaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor penggunaan kontrasepsi modern dan faktor apa paling dominan serta menganalisis dan memberikan rekomendasi kebijakan berbasis bukti untuk meningkatan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan dan pedesaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder SKAP KKBPK tahun 2019 yang dilengkapi dengan penelitian kualitatif dengan menelaah dokumen kebijakan dan menganalisis kebijakan peningkatan penggunaan kontrasepsi modern. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh variabel independen berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan dan pedesaan kecuali kepemilikan jaminan kesehatan (p-value=0,370) untuk di perkotaan, dan variabel pengetahuan KB (p-value=0,066) dan kepemilikan jaminan kesehatan (p-value=0,347) untuk di pedesaan. Hampir seluruh variabel juga merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi modern baik di perkotaan dan pedesaan, kecuali keterpaparan sumber informasi melalui media dan institusi serta kepemilikan jaminan kesehatan untuk di perkotaan, dan variabel pengetahuan KB, keterpaparan sumber informasi melalui institusi dan kepemilikan jaminan kesehatan untuk di pedesaan. Hasil analisis kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan penggunaan kontrasepsi modern, pada perumusan kebijakan masih belum menggambarkan secara jelas kebijakan yang berdasarkan segmentasi sasaran dan wilayah terutama di perkotaan dan pedesaan yang memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam pelaksanaanya juga masih ada kendala dalam pemenuhan kuantitas, persebaran dan kapasitas tenaga lini lapangan terutama penyuluh KB yang menjadi ujung tombak program KB. Disisi lain belum semua pihak dapat menerima program KB karena bervariasinya komitmen pelaksana kebijakan di wilayah tertentu dan masih adanya hambatan sosial dan budaya. Selain itu belum optimalnya pelaksanaan komunikasi kebijakan dan masih adanya anggapan program KB hanya tanggung jawab BKKBN mempengaruhi peningkatan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan dan pedesaan. Adapun rekomendasi kebijakan berdasarkan hasil penelitian adalah perlu merumuskan kembali pada beberapa kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan penggunaan kontrasepsi modern dan memperkuat strategi komunikasi yang efektif menurut segmentasi sasaran dan wilayah.

The use of modern contraceptives in urban areas tends to decrease, while in rural areas it is the opposite, on the other hand, the population in urban areas is more numerous, and has easier access to information, health facilities, and transportation, in addition to higher levels of education and economic status than rural areas. The purpose of this study was to determine the relationship between the factors of modern contraceptive use and the most dominant factors and to analyze and provide evidence-based policy recommendations to increase the use of modern contraceptives in urban and rural areas. This study is a quantitative study using secondary data from SKAP KKBPK in 2019 which is complemented by qualitative research by reviewing policy documents and analyzing policies to increase the use of modern contraceptives. The results showed that almost all independent variables were associated with modern contraceptive use in urban and rural areas except ownership of health insurance (p-value=0.370) for urban areas, and family planning knowledge variables (p-value=0.066) and ownership of health insurance (p-value=0.347) for rural areas. Almost all variables are also the most dominant factors affecting modern contraceptive use in both urban and rural areas, except exposure to information sources through media and institutions and ownership of health insurance for urban areas, and variables of family planning knowledge, exposure to information sources through institutions and ownership of health insurance for rural areas. The results of the analysis of policies related to increasing the use of modern contraceptives, in the formulation of policies still do not clearly describe policies based on target segmentation and areas, especially in urban and rural areas that have different characteristics. In its implementation, there are still obstacles in fulfilling the quantity, distribution and capacity of field personnel, especially family planning extension workers who are the spearhead of the family planning program. On the other hand, not all parties can accept the KB program because of the varying commitment of policy implementers in certain areas and the existence of social and cultural barriers. In addition, the implementation of policy communication has not been optimal and there is still an assumption that the family planning program is only the responsibility of BKKBN affecting the increase in the use of modern contraceptives in urban and rural areas. The policy recommendations based on the research results are the need to reformulate some policies related to increasing the use of modern contraceptives and strengthening effective communication strategies according to target segmentation and region."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Febriana
"Pemahaman yang baik tentang peran pria dalam pembentukan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang ideal dapat berdampak baik dalam program keluarga berencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediktor penggunaan kontrasepsi modern dan preferensi fertilitas pada pria yang aktif secara seksual di Indonesia. Sumber data merupakan data gambaran nasional Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 pria kawin usia 15-54 tahun. Analisis dibatasi pada 9.277 pria yang dilaporkan aktif secara seksual dalam 12 bulan terakhir sebelum survei dilakukan, berstatus menikah, dan tinggal bersama istri. Penelitian ini menggunakan uji bivariat dan regresi logistik multinominal untuk mendapatkan prediktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi modern dan preferensi fertilitas pada pria yang aktif secara seksual. Signifikansi uji statistik dari analisis bivariat dan regresi logistik multinomial ditetapkan pada nilai p-value<0,05. Dari total 9.277 pria aktif seksual di Indonesia, 309 (3,3%) pria menggunakan metode kontrasepsi modern dan 8.970 (96,7%) tidak menggunakan kontrasepsi modern. Selain itu, dari jumlah sampel sebanyak 4.384 (47,2%) merupakan pria yang tidak menginginkan anak lagi dan 4.895 (52,8%) pria bimbang atau masih menginginkan anak lagi. Temuan dari regresi logistik bivariat dan multinominal menunjukkan bahwa tingkat pendidikan (OR=3,02; 95% CI: 1,72-5,31 ), tempat tinggal (OR=1,75; 95% CI: 1,18-2,58), indeks kekayaan (OR=3,57; 95% CI: 1,87- 9,50), status pekerjaan (OR=15,85; 95% CI: 1,83-96,76), jumlah anak hidup (OR=2,1; 95% CI: 1,35-3,24), istri menggunakan KB (OR=0,07; 95% CI: 0,05-0,11), keterpaparan melalui media (OR=1,83; 95% CI: 1,23-2,72), diskusi dengan petugas kesehatan (OR=0,47 ; 95% CI: 0,30-0,72), diskusi bersama istri (OR=2,71; 95% CI: 1,94-3,79), pengetahuan (OR=1,69; 95% CI: 1,23-2,32), dan preferensi fertilitas (OR=1,72; 95% CI: 1,22-2,43) berhubungan secara bermakna dengan penggunaan kontrasepsi modern pada pria yang aktif secara seksual. Hasil lain ditemukan bahwa usia (OR=4,55; 95% CI: 3,87- 5,34), tingkat pendidikan (OR=0,77; 95% CI: 0,67-0,89), tempat tinggal (OR=1,26; 95% CI: 1,10-1,45), jumlah anak hidup (OR=13,2; 95% CI: 10,45-16,68), istri menggunakan KB (OR=1,32; 95% CI: 1,15-1,51), keterpaparan melalui media (OR=0,83; 95% CI: 0,72- 0,96), diskusi bersama istri (OR=0,86; 95% CI: 0,75-0,98), dan pengetahuan (OR = 1,28; 95% CI: 1,11-1,48) secara signifikan berhubungan dengan preferensi fertilitas pada pria yang tidak menginginkan anak lagi. Studi ini menunjukkan bahwa kebijakan dan program masa depan harus fokus pada intervensi dan mempromosikan kontrasepsi pria di media, mengatasi kesenjangan wilayah dalam aksesibilitas dan ketersediaan kontrasepsi modern, dan intervensi keluarga berencana di tingkat pendidikan menengah.

A good understanding of the role of men in the formation of an ideal family and reproductive health planning can have a good impact in a family planning program. This study seeks to the predictors of modern contraceptive use and fertility preference among sexually active men in Indonesia. The data source is the nationally representative 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) of men aged 15-54 years. The analysis is restricted to 9,277 men who reported being sexually active in the past 12 months prior to the survey, have a married status, and living with his wife. This research use bivariate and multinominal logistic regression to access predictors that influence modern contraceptive use and fertility preference among sexually active men. Bivariate and multivariable multinomial logistic regression analysis was conducted and statistical significance was set at p-value<0.05. From a total of 9,277 sexually active men in Indonesia, 309 (3,3%) used male modern contraception methods and 8,968 (96,7%) didn't use modern contraception. Besides that, from the total sample, 4,383 (47,2%) is the fertility preference of male that didn't want another child and 4,894 (52,8%) men indecisive or still want another child. Findings from the bivariate and multinominal logistic regression indicate that education (OR=3,02; 95% CI: 1,72-5,31 ), residence (OR=1,75; 95% CI: 1,18-2,58), wealth index(OR=3,57; 95% CI: 1,87-9,50), currently working (OR=13,32; 95% CI: 1,83-96,76), living children (OR=2,1; 95% CI: 1,35-3,24), istri menggunakan KB (OR=0,07; 95% CI: 0,05-0,11), access to media (OR=1,83; 95% CI: 1,23-2,72), disscuss with health worker (OR=0,47 ; 95% CI: 0,30-0,72), disscuss with wife (OR=2,71; 95% CI: 1,94-3,79), knowledge (OR=1,69; 95% CI: 1,23-2,32), dan fertility preference (OR=1,72; 95% CI: 1,22-2,43) were all significantly associated with modern contraceptive use among sexually active men. Other result finding that age (OR=4,55; 95% CI: 3,87-5,34), education level (OR=0,77; 95% CI: 0,67-0,89), residence (OR=1,26; 95% CI: 1,10-1,45), living children (OR=13,2; 95% CI: 10,45- 16,68), wife using contraceptive (OR=1,32; 95% CI: 1,15-1,51), access to media (OR=0,83; 95% CI: 0,72-0,96), disscuss with wife (OR=0,86; 95% CI: 0,75-0,98), and knowledge (OR = 1,28; 95% CI: 1,11-1,48) were all significantly assosiated with fertility preference in a men who didn't want another child. These findings suggest that future policies and programs should focus on interventions and promoting men's contraception in media, addressing regional disparities in accessibility and availability of modern contraceptive, and interventions family planning in the middle of level education."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miske Ratnasari
"ABSTRAK
Peningkatan populasi dan tingginya angka kematian ibu AKI terjadi secara global termasuk di Indonesia. Penggunaan kontrasepsi modern di wilayah perkotaan Indonesia lebih kecil dari pada di perdesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi suami istri , status dan otonomi wanita dengan penggunaan kontrasepsi modern pada pasangan usia subur di daerah perkotaan di Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross sectional dan pengambilan sampel dengan teknik sampel jenuh. Hasil penelitian dengan chi square test didapatkan ada hubungan antara komunikasi suami istri diskusi 6 bulan terakhir p=0.017, OR=1.283 , diskusi 1 tahun terakhir p=0.043,OR=1.187 , persetujuan KB p=0.000, OR=2.117 , mengetahui jumlah anak yang diinginkan p=0.003,OR=0.664 , status wanita pendidikan p=0.000,OR=0.437 , pekerjaan p=0.000,OR=0.688 , perbedaan usia dengan pasangan p=0.038,OR=0.736 , keterpaparan media p=0.001,OR=0.774 , otonomi wanita sikap pada pemukulan istri p=0.008,OR=0.806 , mendapat izin mencari pengobatan p=0.048, OR=0.842 dengan penggunaan kontrasepsi modern pada pasangan usia subur di daerah perkotaan di Indonesia.

ABSTRACT
The increasing population and high maternal mortality MMR occurs globally even in Indonesia. The use of modern contraception in urban areas of Indonesia is smaller than in rural areas. The purpose of this study is to determine the relationship of husband and wife communication, status and autonomy of women with the use of modern contraceptives in couples of child bearing age in urban areas in Indonesia. The design of this research is cross sectional and sampling with saturated sample technique. The results of the study with chi square test showed that there was a relationship between husband and wife communication discussion last 6 months p 0.017, OR 1.283 , last 1 year discussion p 0.043, OR 1.187 , FP approval p 0.000, OR P 0.000, OR 0.437 , employment p 0.000, OR 0.688 , age difference with spouse p 0.003, OR 0.664 P 0.038, OR 0.736 , media exposure p 0.001, OR 0.774 , women autonomy attitudes to wife beatings p 0.008, OR 0.806 , got treatment seeking permission p 0.048, OR 0.842 with the use of modern contraceptives in couples of child bearing age in urban areas of Indonesia. "
2017
S67909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Risti Yulianti
"Penggunaan kontrasepsi modern pria jauh lebih rendah dibandingkan wanita di Indonesia dan terdapat perbedaan cukup jauh jika dibandingkan dengan beberapa negara di Asia, karena penggunaan kontrasepsi modern pria tahun 2002-2012 di Indonesia selalu rendah (kurang dari 5%) akibat kurangnya pengetahuan KB dan adanya persepsi KB negatif pada pria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pengetahuan dan persepsi KB terhadap penggunaan kontrasepsi modern pria di Indonesia tahun 2017. Metode penelitian ini menggunakan desain potong lintang secara sekunder berdasarkan dataset SDKI 2017 mengenai pria kawin, serta subjek penelitian ini adalah pria kawin 15-54 tahun pada data SDKI 2017 di Indonesia. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dan persepsi KB terhadap penggunaan kontrasepsi modern pria di Indonesia. Kesimpulan penelitian ini adalah pria kawin yang menggunakan kontrasepsi modern (kondom dan vasektomi) adalah pria kawin yang memiliki pengetahuan KB baik dan persepsi KB positif yang ditemukan pada pria yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, tinggal di perkotaan, dan sudah tidak ingin memiliki anak lagi. Penelitian ini merekomendasikan adanya program KB khusus pria yang berbasis keadilan gender dengan mengutamakan pemberian substansi pengetahuan dan persepsi KB yang khusus.

The use of men's modern contraception is much lower than among women in Indonesia and there are quite large differences when compared to several countries in Asia because the use of men's modern contraception from 2002-2012 in Indonesia was always low due to a lack of knowledge and perception about Family Planning. This study aimed to determine the role of knowledge and perceptions of family planning for use of men's modern contraception in Indonesia. This research method used a cross-sectional design on a secondary basis based on the 2017 IDHS. The result of this study is that there is a relationship between knowledge and perception of family planning in the use of men's modern contraception after being controlled by education level, area of residence, and fertility preferences. This study concludes that married men who use modern contraception (condoms and vasectomy) are those who have good knowledge and positive perceptions about family planning, which are found in married men who have a high level of education, live in urban areas, and do not want to have children anymore. This study recommends a special male family planning program based on gender justice by prioritizing special substances regarding family planning knowledge and perceptions."
Depok: fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iksanatun Fadila Oktabriani
"Pendahuluan. Ibu dengan satu anak memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menambah anak lagi sehingga pemakaian kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan bagi anak berikutnya sangat dibutuhkan untuk menghindari risiko hamil terlalu dekat. Diskusi suami istri diyakini memiliki kontribusi terhadap pemakaian kontrasepsi. Meskipun demikian, peran diskusi suami istri dalam pemakaian kontrasepsi modern untuk menjarangkan kehamilan belum diketahui.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peran diskusi suami istri dalam pemakaian kontrasepsi modern untuk menjarangkan kehamilan (spacing contraceptive).
Metode. Analisis multivariabel regresi logistik pada 8.359 Wanita Usia Subur dari sub sampel Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 yang telah menikah atau hidup bersama dan memiliki satu anak hidup karena untuk menjarangkan kehamilan minimal ibu harus memiliki 1 anak.
Hasil. Ada 50,2% ibu dengan satu anak yang menggunakan kontrasepsi modern untuk menjarangkan kehamilan. Ibu yang mendiskusikan KB dengan suami memiliki odds 1,61 lebih tinggi untuk memakai kontrasepsi modern untuk menjarangkan kehamilan, setelah dikontrol oleh status pendidikan ibu, status pekerjaan suami, status ekonomi keluarga, dan sumber informasi KB (Rasio odds terkontrol = 1,61, 95% CI: 1,35 - 1,92).
Simpulan. Diskusi suami istri memiliki peran dalam mendorong pemakaian kontrasepsi modern untuk menjarangkan kehamilan. Bukan hanya wanita saja yang menjadi sasaran dalam perencanaan keluarga dan Behavior Change Communication untuk memotivasi pasangan berdiskusi, melainkan juga kepada suami.

Background. The desired to have more children was higher among mothers who had one child, so they need contraceptive use for spacing the next pregnancy to avoid the risk of close pregnancy. Couple discussion about family planning is believed to be able to contribute the use of contraceptive. However, the influence of couple discussion about family planning on modern contraceptive use for spacing is unclear.
Objective. The objective of this study was to explore the influence of couple discussion about family planning on modern contraceptive use for spacing pregnancy.
Method. Multivariable logistic regression was used to analyze 8,359 of reproductive woman from Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 who had married or living together and had one child that still lived because to do spacing pregnancy, at least mothers already had one child.
Result. There are 50.2% mothers who had used modern contraceptive for spacing pregnancy. Mothers who discussed family planning with her husband was 1.61 higher to use modern contraceptive for spacing pregnancy than those who didn't discuss, controlled by level of mothers education, husband’s occupation, economic status, and family planning information source (Adjusted odds ratio = 1.61, 95% CI: 1.35 - 1.92).
Conclusion. Couple discussion had role to influence the use of modern contraceptive for spacing pregnancy. Thus, not only woman who has to involve in family planning and Behavior Change Communication targets for motivate couple to discuss, but also to husband.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawati
"Prevalensi pengguna kontrasepsi modern penting ditingkatkan dalam upaya menurunkan Angka Fertilitas Total. Akan tetapi, angka nasional prevalensi pengguna kontrasepsi modern belum mencapai target dengan disparitas yang tinggi antar provinsi. Dalam upaya menurunkan disparitas tersebut, dibutuhkan informasi berbasis wilayah sesuai dengan faktor-faktor penentunya untuk mendapatkan kebijakan spesifik. Faktor-faktor tersebut digambarkan dari sisi pengguna dan penyelenggara program KB. Penelitian deskriptif ini menggunakan desain studi crosssectional dengan data sekunder agregat tingkat provinsi dari laporan rutin BKKBN dan BPS serta SDKI 2012. Hasil segmentasi didapatkan 4 segmen optimal dan segmen 4 dipilih sebagai segmen prioritas dalam upaya menurunkan disparitas prevalensi pengguna kontrasepsi modern.

The prevalence of modern contraceptive users is important to be increased in order to reduce the Total Fertility Rate. However, the national prevalence rate of modern contraceptive users has not reached the target with a high disparity inter province. In an effort to decrease the disparity, region based information is required in accordance with influencing factors that described in terms of demand and supply of family planning program to get specific policies. This descriptive study used a cross-setional study design and secondary data aggregate at provincial level from BKKBN and BPS routine reports and IDHS 2012. The provincial segmentation results in 4 segments as the number of optimal segment and segment 4 as the priority in effort to decrease the disparity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>