Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Al Asyary
"[ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) paru anak merupakan masalah kesehatan global yang
terabaikan (neglected), terlebih dengan proporsi 7,32% dari seluruh kasus TB di
Indonesia (Balitbangkes, 2013). TB paru anak selalu diakibatkan oleh infeksi TB
dari populasi di lingkungan sekitar, khususnya adanya orang dewasa yg sakit TB
serumah. Namun, tidak selalu TB paru dewasa mampu menularkan kesakitan pada
anak serumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang diduga
menurunkan risiko anak tidak sakit TB paru ketika tinggal serumah dengan
penderita dewasa. Metode dengan desain kasus kontrol berdasarkan data rekam
medis di sembilan rumah sakit rujukan TB anak dan puskesmas di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kondisi hunian khususnya kamar tidur yang
baik dan intensitas paparan TB paru dewasa yang jarang serta di pengaruhi
kondisi variabel lain merupakan faktor yang dapat melindungi anak agar tetap
sehat meskipun kontak dengan penderita TB paru dewasa serumah;

ABSTRACT
TB disease in children is a global health problem that still neglected, moreover
with 7,32% proportion of TB cases at Indonesia (Balitbangkes, 2013). Children
with TB disease is most always impacted from TB infection at environment
population especially from adult TB household contacts. However, children not
always get the disease as bad as TB adult then. The objective of this study was to
find protective factors that can keep healthy children who had adult TB household
contacts. A case-control study conducted at nine referred hospital of TB children
and several health centers based on medical records at Special Region of
Yogyakarta Province. The study found that healthy houses, especially with
healthy bedroom and fewer exposures with adult TB in order influenced by
confounders variables. Those variables were reduced the risk of childhood TB
disease eventhough they exposed with adult TB in their environment;TB disease in children is a global health problem that still neglected, moreover
with 7,32% proportion of TB cases at Indonesia (Balitbangkes, 2013). Children
with TB disease is most always impacted from TB infection at environment
population especially from adult TB household contacts. However, children not
always get the disease as bad as TB adult then. The objective of this study was to
find protective factors that can keep healthy children who had adult TB household
contacts. A case-control study conducted at nine referred hospital of TB children
and several health centers based on medical records at Special Region of
Yogyakarta Province. The study found that healthy houses, especially with
healthy bedroom and fewer exposures with adult TB in order influenced by
confounders variables. Those variables were reduced the risk of childhood TB
disease eventhough they exposed with adult TB in their environment, TB disease in children is a global health problem that still neglected, moreover
with 7,32% proportion of TB cases at Indonesia (Balitbangkes, 2013). Children
with TB disease is most always impacted from TB infection at environment
population especially from adult TB household contacts. However, children not
always get the disease as bad as TB adult then. The objective of this study was to
find protective factors that can keep healthy children who had adult TB household
contacts. A case-control study conducted at nine referred hospital of TB children
and several health centers based on medical records at Special Region of
Yogyakarta Province. The study found that healthy houses, especially with
healthy bedroom and fewer exposures with adult TB in order influenced by
confounders variables. Those variables were reduced the risk of childhood TB
disease eventhough they exposed with adult TB in their environment]"
2015
D2058
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryota Hafizmatta
"Latar Belakang: TBC merupakan penyakit yang sudah dikategorikan sebagai penyakit mematikan. Penularan TB terjadi melalui udara (airborne disease). Indonesia sendiri merupakan negara yang termasuk dalam kasus TB yang tinggi. Kontak keluarga merupakan faktor risiko terbesar karena pasien TB dapat menularkan dalam satu ruangan. Risiko penularan TB kontak sebesar 3,1% dan TB laten sebesar 51,5%.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontak TB di wilayah Ciracas dan mengetahui faktor lingkungan yang berperan dalam penularan TB.
Metode: Pasien diperoleh dari Puskesmas Ciracas dan Puskesmas Desa. Peneliti menghubungi pasien, jika berkenan peneliti akan berkunjung ke rumah pasien dan melakukan diagnosa pada semua kontak rumah dan menghitung kondisi rumah pasien. Semua hasil diproses dalam bentuk kategori dan diproses menggunakan IBM SPSS Statistics 24
Hasil: Berdasarkan hasil diagnosa dan penilaian lingkungan. Pada kondisi crowding dan penularan TB ditemukan (p>0,05). Pada kondisi ventilasi dan penularan TB ditemukan (p>0,05). Pada penilaian penularan ACH dan TB ditemukan (p>0,05)
Kesimpulan: Tidak ada hubungan penilaian kondisi lingkungan (kepadatan, ventilasi, ACH) dengan penularan TB kontak serumah

Background: TB is a disease that has been categorized as a deadly disease. Transmission of TB occurs through the air (airborne disease). Indonesia itself is a country that is included in the high TB ​​cases. Family contact is the biggest risk factor because TB patients can transmit in one room. The risk of transmission of contact TB is 3.1% and latent TB is 51.5%.
Objective: This study was conducted to determine TB contacts in the Ciracas area and to determine environmental factors that play a role in TB transmission.
Methods: Patients were obtained from the Ciracas Public Health Center and the Village Health Center. The researcher contacted the patient, if desired, the researcher would visit the patient's home and diagnose all home contacts and calculate the condition of the patient's home. All results are processed in categories and processed using IBM SPSS Statistics 24
Results: Based on the results of the diagnosis and environmental assessment. In crowding conditions and TB transmission were found (p>0.05). In ventilation conditions and TB transmission were found (p>0.05). In the assessment of transmission of ACH and TB found (p> 0.05)
Conclusion: There is no relationship between assessment of environmental conditions (density, ventilation, ACH) with household contact TB transmission
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Meithyra Melviana
"Mycobacterium tuberculosis dilepaskan oleh penderita saat batuk, bersin bahkan ketika berbicara. Durasi dan lamanya paparan kuman TB merupakan faktor penting dalam penularan, terutama pada ruangan tertutup. Maka, orang yang paling rentan tertular adalah kontak serumah penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku dan kondisi lingkungan rumah terhadap adanya gejala TB pada kontak serumah penderita. Penelitian cross-sectional ini dilakukan dengan mewawancarai 73 penderita TB serta kontak serumahnya dan mengobservasi kondisi lingkungan rumahnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya gejala TB pada kontak serumah dipengaruhi oleh penderita yang tidak menutup mulut saat batuk/bersin, membuang dahak sembarangan dan kontak serumah yang tidur di ruangan yang sama dengan penderita. Adapun kondisi rumah yang berpengaruh meliputi pencahayaan dan ventilasi yang tidak memenuhi syarat serta kepadatan hunian yang tinggi.
Kesimpulannya, perilaku dan kondisi lingkungan rumah berkaitan dengan adanya gejala tuberkulosis pada kontak serumah. Agar tidak terjadi penularan pada kontak serumah, penderita dianjurkan untuk menggunakan masker, kontak serumah tidak boleh tidur bersama penderita. Pencahayaaan dan ventilasi rumah juga harus sesuai syarat rumah sehat untuk mencegah perkembangbiakan mikroorganisme di dalam rumah.

Mycobacterium tuberculosis bacteria exhaled by patients when coughing, sneezing, even speaking. Duration and frequency of exposure is important factor of TB transmission, especially in closed room. Therefore, household contact of TB patient is susceptible. This research aimed to find out the influence of behavior and house environment condition to tuberculosis symptoms existence at household contact of TB patient. This cross sectional research collected data by interviewed 73 TB patients and their household contact. Then, observation the house environment conditions.
Results showed that TB symptoms at household contact was affected by patient behavior to covered mouth when coughing sneezing, disposed sputum carelessly and household contact behavior who slept in the same room with the patient. While, house condition that affect was not eligible lighting and ventilation, then high population density.
In conclusion, behavior and house environment condition was influenced the existence of TB symptoms at household contact. To avoid tuberculosis transmission, patients is suggested to wear mask and their household contacts should not sleep with them in the same room. Lighting and ventilation also have to comply healthy house requirement to prevent the proliferation of microorganisms in the house.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Fildza Amanda
"ABSTRAK
Latar Belakang:Tuberkulosis dan diabetes melitus merupakan penyakit dengan proporsi yang tinggi di Indonesia dan keduanya memainkan perankomorbid satu sama lain. Penularan TB pada kontak serumah yang memiliki indeks DM belum pernah diketahui.Tujuan:Mengetahui angka kejadian TB pada kontak serumah dengan kasus indeks TB-DM dan faktor-faktor yang mempengaruhi.Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional pada kontak serumah pasien TB yang berobat di Puskesmas Ciracas, Jakarta Timur selama bulan Agustus-September 2019. Riwayat dan kontrol DM didata dari subjek penelitianSetelah penelusuran rumah dilakukan, kontak yang berisiko dan bergejala menjalani pemeriksaan foto toraks. Etik penelitian didapatkan dari Komite Etik FKUI dan perizinan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.Hasil: Terdapat 108 kontak serumah yang memiliki median usia 24,86 tahun, rasio perempuan dan laki-laki 1:1 yaitu 54 kontak, IMT kontak dewasa berlebih (29,6%) dan IMT anak didominasi kurus (26,9%), sedangkan riwayat DM ditemukan pada 4 kontak (3,7%). Indeks TB DM sebanyak 11 pasien (33,33%) memiliki 37 kontak serumah. Kontak serumah dengan kasus indeks TB DM yang mengalami tuberkulosis adalah 1 orang (2,7%).Kesimpulan: Kejadian TB aktif pada kontak serumah dengan indeks TB-DM sebesar 2,7%."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisa Putri
"ABSTRAK
Latar Belakang: Indonesia menempati urutan ketiga dengan insiden terbanyak TB (8%) di dunia. Program dunia mewajibkan investigasi kontak dan terapi preventif dilakukan kepada seluruh kontak serumah pasien TB terutama kontak anak, karena termasuk kelompok risiko tinggi. Di Indonesia, program ini belum belum dilaksanakan secara optimal tercermin dari pencatatan data kontak dan pemberian profilaksis yang masih kurang. Tujuan: Mengetahui angka kejadian TB pada kontak serumah anak (0-18 tahun) pasien TB dan faktor-faktor yang memengaruhi. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang (cross-sectional) yang dilakukan pada kontak serumah anak pasien TB yang masih dalam pengobatan di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur pada bulan Agustus hingga September tahun 2019. Pemeriksaan kontak dilakukan melalui anamnesis terkait gejala, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan dahak dan foto toraks untuk anak yang bergejala, atau pemeriksaan IGRA untuk skoring TB anak apabila dahak tidak didapat. Etik penelitian didapatkan dari Komite Etik FKUI dan izin penelitian didapatkan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Hasil: Sebanyak 36 kontak serumah anak dari 19 kasus indeks TB diinvestigasi. Kontak mayoritas laki-laki (58,3%), rerata usia 9,72 (s.b. 5,398), status gizi mayoritas normal (83,3%) dan mayoritas memiliki parut BCG (69,4%). Tipe resistansi kasus indeks 78,9% SO dan 21,1% RO. Sebanyak 8 subjek (22%) didiagnosis TB klinis. Terdapat hubungan antara tipe resistansi kasus indeks dengan kejadian TB pada kontak serumah anak. Tidak terdapat hubungan antara bacterial load dan bentuk lesi kasus indeks, jenis kelamin, usia, status gizi dan parut BCG kontak dengan kejadian TB pada kontak serumah anak. Kesimpulan: Angka kejadian TB pada kontak serumah anak sebanyak 22%."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amy Grace Yulita
"Latar Belakang: Indonesia menempati peringkat ke-3 beban TB di dunia dengan gap antara notifikasi dan insiden TB yang tinggi. Investigasi kontak TB merupakan salah satu strategi penemuan kasus aktif. Kontak serumah pasien TB merupakan populasi berisiko tinggi karena tingkat paparan yang lebih tinggi dibanding populasi umum. Di Indonesia, pencatatan serta investigasi kontak serumah pasien TB masih sangat jarang dilakukan.
Tujuan: Mengetahui angka kejadian TB pada kontak serumah dewasa pasien TB dan faktor-faktor yang memengaruhi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional terhadap kontak serumah dewasa dari pasien TB (kasus indeks) yang terdaftar di Puskesmas Ciracas, Jakarta Timur pada bulan Agustus–September 2019. Pemeriksaan foto toraks kemudian dilakukan pada kontak yang diduga mengalami TB. Etik penelitian diperoleh dari Komite Etik FKUI dan izin penelitian didapat Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Hasil: Tujuh puluh dua kontak serumah dewasa dari 32 kasus indeks dengan median usia 36,67 tahun, 55,6% perempuan, mayoritas (41,7%) IMT normal dan tidak memiliki parut BCG 51,4%. Sebanyak 4 (5,56%) subjek terdiagnosis TB klinis. Dari kasus indeks didapatkan 75% kasus TB SO dan 25% kasus TB RO. Tidak terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, IMT, dan parut BCG kontak dengan kejadian TB. Tidak terdapat hubungan antara tipe resistansi kasus indeks dengan kejadian TB
Background: Indonesia is listed as the world’s third-largest TB burdened country with a large gap between notification and incident cases. Investigation of TB contacts is one of the strategies in finding active diseases. Individuals having contact with TB patients within household are at higher risk of exposure compared to general population. In Indonesia, household contacts with TB patients record and investigation are still rarely done.
Objective: To identify number of active TB cases among adult household contacts with TB patients and factors asssociated.
Methods: This research used cross sectional study toward adult household contacts with TB patients (index cases) that registered at Puskesmas Ciracas, Jakarta Timur in August—September 2019. Thoracic imaging examination was done in subjects with suspected TB. Research ethics was obtained from FKUI Research Ethical Committee and research permission from Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Results: Seventy-two adult household contacts from 32 index cases (75% were drug- sensitive (DS) TB and 25% were drug-resistant (DR) TB). The median of contacts age was 36.67 years old, 55.6% were women, 41.7% have normal BMI, and 51.4% do not have BCG scar. We identified 4 (5.56%) subjects with active clinical TB. There were no association between age, gender, BMI, and BCG scar with TB diseases. There was no association between resistance type of index cases with TB diseases.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Andarini Indreswari
"Tuberkulosis paru masih merupakan masalah dunia. Indonesia menempati
peringkat ke tiga di dunia pada tahun 2012. Target nasional Case Detection
Rate tahun 2012 adalah 70%, sedangkan pencapaian Jawa Tengah sebe-
sar 58,48%. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh batas kadar inter-
feron (IFN) γ pada orang kontak serumah dengan penderita tuberkulosis
paru sebagai dasar diagnosis dini penyakit tuberkulosis. Penelitian di-
lakukan secara kohort selama dua tahun (2011 - 2013) di Balai Kesehatan
Masyarakat Paru Semarang. Pada akhir penelitian, terdapat 12 responden
kontak dan 13 tidak kontak serumah. Uji Wilcoxon menunjukkan perbe-
daan bermakna rerata kadar IFN-γ antara kelompok kontak dengan kelom-
pok tidak kontak serumah ( nilai p= 0,004). Rerata kadar IFN-γ pada kon-
tak serumah mengalami penurunan pada sebagian besar kasus (75%).
Pada kelompok kontak serumah, 25% menunjukkan gejala klinis suspek tu-
berkulosis paru. Pemeriksaan mikrobiologis menunjukkan 100% negatif pa-
da kedua kelompok. Hasil reciever operating characteristic kadar IFN-γ ter-
hadap status klinis, diperoleh nilai area under the curve sebesar 70,4%
(95% CI= 40,8% - 99,9%). Nilai cut off point IFN-γ yang optimal secara sta-
tistik yaitu pada nilai ≥3,277. Diperoleh hasil sensitivitas dan spesifisitas
sebesar 67,7%. Pemeriksaan kadar IFN-γ dapat digunakan dalam kegiatan
skrining untuk mendeteksi secara dini penularan pada kontak serumah de-
ngan penderita tuberkulosis paru, sebagai pilot project pada daerah dengan
prevalensi tuberkulosis paru yang tinggi.
Tuberculosis remains a global problem. In 2012, Indonesia has the third
biggest tuberculosis cases in the world. The national target in Case
Detection Rate for tuberculosis in 2012 was 70%, whereas Jawa Tengah
reached only 58.48%. This research aimed to find interferon (IFN) γ level
among households contact with tuberculosis patient that used a new
screening method of finding tuberculosis cases. The research design was
Diagnosis Dini Tuberkulosis pada Kontak Serumah
dengan Penderita Tuberkulosis Paru melalui Deteksi
Kadar IFN-γ
Early Diagnosis of Tuberculosis Infection for Household Contact with
Patients of Pulmonary Tuberculosis Use Interferon (IFN-γ) Level Detection
Sri Andarini Indreswari, Suharyo
a two-year cohort study (2011 - 2013) took place in pulmonary community
health centers Semarang. In the end of research, found 12 participants
household contact and 13 participants nonhousehold contact. Wilcoxon test
result showed significant differences IFN-γ level between contact group and
noncontact group (p value= 0.004). IFN-γ among household contact group
decreased in most cases (75%). Among household contact group showed
25% had a clinical symptom of tuberculosis. Microbiology diagnostic
showed 100% had negative result in both group. Result of receiver opera-
ting characteristic IFN-γ level toward clinical status, had value area under
curve 70.4% (95% CI= 40.8%-99.9%). Cut off point of IFN-γ value have op-
timal result in ≥3.277, with sensitivity and specificity value 67.7%. IFN-γ le-
vel test can be used in screening program to early detection of infected
among household contact with new tuberculosis cases, as a pilot project in
high prevalence of new tuberculosis cases."
Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Fakultas Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Dewi Subandiyah
"Insidens kasus tuberkulosis (TBC) anak di Indonesia diperkirakan mencapai 11,7% dari total kasus. Tidak semua individu terpapar TBC akan menjadi sakit, namun kemungkinan reaktivasi lebih tinggi pada anak , terutama pada anak di bawah lima tahun. Kontak serumah lebih berisiko. Studi menyatakan Vitamin D dan Seng berperan dalam peningkatan imunitas. Namun penelitian tentang pemberian suplementasi vitamin D dan Seng serta upaya perbaikan nutrisi dalam pencegahan infeksi TBC pada balita belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian infeksi TBC dengan pemberian suplementasi dan konseling diet pada balita kontakserumah TBC paru terkonfirmasi bakteriologis di DKI Jakarta. Kami melakukan penelitian quasi eksperimen pada balita kontak serumah TBC paru bakteriologis di 25 kecamatan di DKI Jakarta. Kelompok intervensi diberikan vitamin D 400-600 IU/hari dan Seng 10-20mg/hari tergantung usia selama 3 bulan serta konseling diet pada orang tua. Balita yang masuk dalam sampel adalah balita yang tidak terinfeksi dan atau sakit TBC, tidak gizi buruk, HIV negative dan tidak menderita penyakit kronis lain. Setiap bulan dilakukan recall diet 24 jam untuk mengukur nutrisi dan status gizi. Setelah 3 bulan akan dihitung balita yang terinfeksi dan tidak dengan menggunakan tes tuberculin. Berdasarkan hasil penelitian, insidens kumulatif infeksi TBC pada kelompok intervensi 5% sedangkan pada kelompok kontrol 23%. Pemberian intervensi meningkatkan konsumsi vitamin D pada balita yakni dari 3 mcg menjadi 14,9 mcg dan Seng 3.8 mg menjadi 18.2 mg. Pada balita terinfeksi, konsumsi vitamin D dan Seng lebih rendah.

The incidence of childhood tuberculosis (TB) in Indonesia is estimated to be 11.7% of total TB cases. Not all individuals exposed to TB will become ill, but the likelihood of reactivation is higher in children, especially children under five years old. Household contacts are more at risk. Studies suggest that vitamin D and zinc play a role in boosting immunity. However, research on vitamin D and zinc supplementation and nutritional improvement efforts in preventing tuberculosis infection in children under five years of age has not been conducted. This study aims to determine the effect of supplementation and dietary counseling in preventing TB infection in young children with bacteriologically confirmed pulmonary TB in DKI Jakarta. We conducted a quasi-experimental study among infants with bacteriologically confirmed pulmonary TB home contacts in 25 subdistricts in DKI Jakarta. The intervention group received vitamin D 400-600 IU/day and Zinc 10-20mg/day depending on age for 3 months, as well as nutritional counseling for parents. Included in the sample were infants who were not infected and/or sick with TB, not malnourished, HIV negative, and not suffering from any other chronic diseases. A 24-hour dietary recall to measure diet and nutritional status was conducted every month. After 3 months, infected and uninfected children were counted using the tuberculin test. Based on the results of the study, the cumulative incidence of TB infection was 5% in the intervention group and 23% in the control group. The intervention increased vitamin D consumption in toddlers from 3 mcg to 14.9 mcg and zinc from 3.8 mg to 18.2 mg. Vitamin D and zinc intake was lower among infected infants."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Guntoro
"Latar belakang: Kontak erat dalam rumah tangga dengan penderita tuberkulosis yang resistan terhadap obat mempunyai risiko tinggi tertular tuberkulosis. Infeksi tuberkulosis laten adalah suatu keadaan tertular tuberkulosis tetapi tidak menunjukkan gejala. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi infeksi tuberkulosis laten pada masyarakat yang melakukan kontak serumah dengan penderita tuberkulosis resistan obat, mengetahui karakteristik orang yang tertular tuberkulosis laten, hubungan faktor risiko tuberkulosis laten dan hubungan total limfosit dengan IGRA.
Metode: Subjek adalah mereka yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah subjek yang berusia lebih dari 18 tahun dan kriteria eksklusi adalah subjek yang tidak terdiagnosis tuberkulosis aktif, riwayat tuberkulosis dan imunokompromais. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain cross-sectional dengan periode pengambilan sampel dilakukan antara bulan April sampai dengan September 2022. Sampel darah diambil untuk pemeriksaan hitung limfosit total dan IGRA. Pemeriksaan foto toraks dilakukan untuk menyingkirkan bukti radiologis tuberkulosis aktif.
Hasil: Sebanyak 85 subjek memenuhi kriteria inklusi dengan karakteristik jenis kelamin perempuan (67,1%), kelompok usia ≤ 60 tahun (92,9%) dengan rerata usia 44 tahun, tidak bekerja (41,2%), tidak merokok (72,9%), hasil foto toraks normal (84,7%) dan indeks massa tubuh normal (74,1%). Didapatkan proporsi pemeriksaan IGRA yaitu sebesar 57 (67,1%) subjek dengan menggunakan metode QIAreach QFT. Hasil analisis bivariat dan multivariat menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara faktor-faktor seperti jenis kelamin, usia, gambaran foto toraks, indeks massa tubuh dan hitung limfosit total terhadap IGRA.
Kesimpulan: Proporsi tinggi tuberkulosis laten dengan menggunakan IGRA pada orang yang kontak serumah dengan pasien TB resistan obat di RSUP Persahabatan. Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara faktor-faktor yang memengaruhi terhadap IGRA.

Background: Close household contact with drug-resistant tuberculosis patient has a high risk to be infected by tuberculosis. Latent tuberculosis infection is a condition where you are infected with tuberculosis but do not show symptoms. The aim of this study was to determine the proportion of latent tuberculosis infection in people who have household contact with drug-resistant tuberculosis sufferers; to determine the characteristics of people infected with latent tuberculosis; and the relationship between risk factors for latent tuberculosis and the relationship between total lymphocytes and IGRA.
Method: Subjects were those who met the inclusion and exclusion criteria. The inclusion criteria were subjects aged more than 18 years and the exclusion criteria were subjects who were not diagnosed with active tuberculosis, had a history of tuberculosis, and were immunocompromised. This research is a descriptive observational study with a cross-sectional design. The subject collecting period is between April and September 2022. Blood samples were taken for the analysis of total lymphocyes and IGRA. Evaluation was performed with a chest x-ray to exclude radiological evidence for active tuberculosis.
Results: A total of 85 subjects met the inclusion criteria with women (67.1%) predominantly. The age characteristics of the subjects showed an average age of 44 years with the majority of subjects being in the age group ≤ 60 years (92.9%). The other characteristics showed subjects who were not working (41.2%), do not smoking (72 .9%), normal chest x-ray results (84.7%), and have normal body mass index (74.1%). The proportion of IGRA examinations obtained was 57 (67.1%) subjects positive for ITBL using the QIAreach QFT method. The results of bivariate and multivariate analysis showed that there were no differences between risk factors such as gender, age, chest x-ray, body mass index and total lymphocytes count on IGRA.
Conclusion: There is a high proportion of latent tuberculosis using IGRA in people who have household contact with drug-resistant TB patients at Persahabatan Hospital. There is no statistically significant differences between the factors influencing IGRA results.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library