Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"System of rice intensification yang dikenal dengan singkatan SRI telah diperkenalkan di beberapa wilayah di Indonesia. Sistem ini yang dipadukan dengan pemupukan organik telah memberikan hasil yang menggembirakan dalam memperbaiki produktivitas lahan dan air , dan keuntungan yang lebih baik bagi para petani....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Sugianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Olya Adriansyah
"ABSTRAK
Geopolimer telah mendapat perhatian yang sangat besar sebagai teknologi hijau
dalam material kontruksi khususnya beton dan alternatif pengganti semen. Salah
satu pengembangan teknologi geopolimer saat ini adalah geopolimer berbahan
abu terbang. Proses sintesis geopolimer berbahan abu terbang dalam penelitian ini
dilakukan pada konsentrasi larutan NaOH 6,5M, 8,6M, 10,5M dan 12.5M dengan
penggantian sebagian kecil abu terbang yaitu 0%, 5%, 10% dan 15% pada
termperatur curing 600C selama 24 jam. Hasil investigasi menunjukkan bahwa
semakin besarnya konsentrasi larutan NaOH maka semakin besar sifat mekanik
yang dihasilkan yaitu kekuatan tekan (compresive strength) 60,3MPa (12,5M) dan
kekuatan lentur (flexural strength) 16MPa (10,5M), namun semakin tingginya
kosentrasi larutan NaOH juga menyebabkan terbentuknya karbonasi pada pasta
geopolimer. Disamping itu, penggantian silica fume diharapkan memberikan
kekuatan lebih tinggi pada pasta geopolimer berdasarkan rasio Si/Al ternyata tidak
sesuai yang diinginkan, kekuatan tekan turun dengan penambahan silica fume.
Namun demikian, semakin tingginya kosentrasi larutan NaOH membuat kekuatan
tekan pada penggantian silica fume sebesar 5% pada kosentrasi larutan NaOH 12,
5M meningkat menjadi 58,9 MPa.

Abstract
Geopolymers have attracted extensive attention as a green technology in
construction materials, especially concrete and cement alternative. One of the
current development in geopolymer technology is geopolymers made from fly
ash. In this study, synthesis of geopolymer have been performed at concentration
of 6,5 M NaOH, 8,6 M, 10,5 M and 12,5M by the replacement of fly ash fraction
is 0%, 5%, 10% and 15% with silica fume at 60oC curing temperature for 24
hours. The result of investigation showed that the compressive strength 60,3 MPa
(12,5M) and flexural strength 16 MPa (10,5M), but the higher concentration of
NaOH causes formation of carbonated in geopolymer paste. In addition, the
replacement of silica fume is expected to provide higher strength geopolymer
pastes based on the ratio of Si/Al was not desired, the compressive strength
decreased with addition of silica fume. However, the higher concentration of
NaOH by the replacement of fly ash fraction 5% with silica fume, increased to
58,9 MPa at concentration of 12, 5M NaOH."
2012
T31535
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jovian Fernando
"Amonia merupakan salah satu bahan kimia yang paling banyak diproduksi karena pemanfaatannya yang besar dalam industri pupuk. Pada saat ini, mayoritas amonia diproduksi melalui proses Haber-Bosch yang mempunyai emisi karbon dalam jumlah besar. Salah satu teknologi yang dapat menggantikan Haber-Bosch adalah elektrolisis plasma. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah udara sebagai sumber nitrogen diinjeksikan ke dalam plasma dan bereaksi dengan hidrogen radikal yang berasal dari larutan yang terpapar plasma. Kemudian, dilakukkan variasi terhadap parameter operasi untuk optimalisasi parameter proses. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal yang mempengaruhi produksi amonium dengan teknologi elektrolisis plasma seperti pengaruh penambahan aditif asam asetat dan metanol, konsentrasi larutan elektrolit, dan Tegangan. Variasi kondisi operasi akan dianalisis korelasinya dengan hasil produksi larutan amonium yang diukur absorbansinya menggunakan alat spektroskopi UV-Vis dengan metode Nessler dan menghitung konsumsi energi spesifik yang dibutuhkan. Pada penelitian ini berhasil diperoleh amonia melalui proses elektrolisis plasma dengan jumlah terbesar yang diperoleh sebesar 2.7 mmol selama 90 menit proses pada kondisi operasi larutan elektrolit 0,04 M Na2SO4, penambahan aditif metanol 4%, tegangan 450 V, daya 225 watt, dan plasma pada katoda. Sedangkan, untuk nitrat jumlah maksimum yang diperoleh sebesar 11.51 mmol pada kondisi operasi yang sama, tetapi menggunakan aditif asam asetat 4%

Ammonia is one of the most widely produced chemicals because of its usage in the fertilizer industry. Currently, the majority of ammonia produced through Haber-Bosch process those results in large amount of carbon emmisions. One of the ammonia synthesis technology that believed to be able to replace Haber-Bosch process is plasma electrolysis as it requires less energy and is environmentally friendly. In this research, air is used as nitrogen source and will be ineject to plasma then react with hydrogen radical. Then, the operating parameters are varied to optimize the process parameters. This research aims to determine factors that affect the production of ammonium with plasma electrolysis technology such as the effect of adding acetic acid and methanol additives, solution concentration, and voltage. Variations in operating conditions correlation analyzed with the production of ammonium solution whose abosorbance is measured using UV-Vis spectroscopy with the Nessler method and calculates the specific energy consumption required. On this experiment, maximum amount that we get were 2.7 mmol with operation condition of 0.04 M Na2SO4, 4% methanol additive, 450V voltage, 225W power, and cathode plasma. Meanwhile, for nitrate the maximum amount obtained was 11.51 mmol at the same operating conditions, but using 4% acetic acid additive."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Abdul Majid
"ABSTRAK
Pengukuran konsentrasi larutan dapat dilakukan dengan mengukur nilai absorbsi pada panjang gelombang tertentu. Proses pengukuran konsentrasi dengan melihat nilai absorbsi memiliki kelemahan, terutama pada larutan dengan konsentrasi tinggi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian berupa pengukuran konsentrasi larutan dengan mengukur variabel selain nilai absorbsi. Beberapa jenis larutan tampak sebagai larutan berwarna, salah satunya adalah logam kromium Cr yang termasuk jenis logam transisi. Karakteristik warna larutan kromium dipengaruhi oleh besar konsentrasinya. Untuk mengkaji lebih lanjut, dilakukan karakterisasi warna dengan mengambil citra larutan kromium menggunakan kamera. Penggunaan 9 macam variasi konsentrasi larutan kromium memberikan informasi perilaku perubahan nilai RGB dari larutan kromium yang mengalami perubahan konsentrasi. Dengan menggunakan metode regresi multivariabel, didapatkan model matematis yang menunjukan hubungan perubahan warna dengan konsentrasinya. Penghitungan nilai error dilakukan dengan cara menghitung perbedaan nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Persentase nilai error rata-rata pada penelitian ini sebesar 9,19 . Peningkatan akurasi pengukuran dapat dilakukan dengan memilih larutan standar dengan tingkat akurasi nilai konsentrasi larutan yang tinggi.

ABSTRACT
Molarity of the solution can be estimate by measuring the absorption value at specific wavelength, but this technique has weakness, especially in high molarity solutions. Therefore, it is necessary to conduct a research in the molarity measurement of the solution by measuring the other variable. Some types of solutions appear as colored solutions, one of which is the chromium metal Cr . The color characteristics of chromium solution are influenced by the molarity value. To examine further, we identify color characteristic by taking image of chromium solution using the camera. The use of 9 different variations of chromium solution molarity provides information on behavioral change of RGB values from chromium solution which undergo molarity change. By using multivariable regression method, we get a mathematical model showing the relationship of color change with its molarity. Error value defined as difference of value of measurement result with actual value. The percentage of mean error value in this research is 9,19 . Measurement accuracy can be optimized by choosing a standard solution with a high accuracy value of the solution molarity."
2017
S67907
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library