Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitanggang, Bismarck
"Pengukuran. kinerja manajemen pemeliharaan kilang minyak dan pabrik petrokimia adalah bagian dari parameter manajemen untuk menunjukkan keberhasilan programnya. Khususnya dalam rangka melalui era globalisasi yang akan datang, manajemen harus menetapkan indikator kinerja yang sesuai untuk dapat bersaing menghadapi perusahaan/organisasi setingkat kelas dunia dan untuk dapat bertahan hidup. Penelitian ini bermaksud mendapatkan indikator kunci pengukur kinerja dari delapan kelompok indikator: Kelompok Kontribusi Biaya/finansil, Persediaan/Pergudangan, Personalia, Beban Kerja, Kehandalan, Organisasi, Perencanaan & Penjadwalan, dan Keselamatan Kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang bergerak di bidang kilang perminyakan dan pabrik petrokimia dari dalam negeri maupun dari manca negara merekomendasikan jumlah kunci indikator sebagai berikut: 17 % responden merekomendasikan 4 - 6 indikator, 66 % merekomendasikan 7- 10 indikator, dan 17 % lainnya merekomendasikan 11 - 17 kunci indikator. Dengan menggunakan metode penilaian skor, dipilih seluruh kunci indikator utama yang diharapkan dapat digunakan untuk melalui era globalisasi yang akan datang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sangat memberikan perhatian kepada indikator-indikator sebagai berikut
1. Ketersediaan peralatan kilang atau pabrik (1 00 % responden).
2. Biaya pemeliharaan per satuan produk.
3. Biaya pemeliharaan dibandingkan dengan prosentase nilai penggantian asset kilang atau pabrik.
4. Efektivitas biaya pemeliharaan.
5. Cacat produk (off-quality) akibat dari pemeliharaan peralatan yang tidak sempurna:
6. Prosentase biaya kontrak terhadap biaya total pemeliharaan.
7. Prosentase biaya pemeliharaan terhadap prosentase nilai penggantian aset kilang atau pabrik.
8. Prosentase nilai persediaan dan ivestasi pergudangan terhadap prosentase nilai penggantian asset kilang.
9. Tor persedian terhadap pemakaian; dan
10. Perbandingan jumlah tenaga teknisi dengan seluruh jumlah karyawan pendukung pemeliharaan.
Hasil dari penelitian ini tidak menunjukkan hal yang kuat terhadap indikator-indikator dari kelompok perencanaan & penjadwalan, beban pekerjaan dan keselamatan kerja. Beberapa responden dari Asia Tenggara menerangkan bahwa mereka sedang mengembangkan database untuk sistem informasinya. Mereka masih kurang dalam hai Komputerisasi Sistem Manajemen Pemeliharaan (CMMS); sebaliknya responden larut, sebahagian dari Asia.Tenggara, Asia minus. ASEAN, benua Eropah, Amerika Serikat dan Australia, menyadari bahwa perangkat CMMS digunakan untuk mengolah ukuran kinerja dalam jumlah tak terbatas dan digunakan mengoptimalkan ketersediaan sumberdaya. lndikator kunci pengukur kinerja dalam penelitian ini tidak menanyakan nilai dari masing-masing ukuran kinerja saat ini, mengingat tingkat kerahasiaan dan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkannya. Perlu motivasi dan perhatian khusus untuk mendapatkan nilai kinerja tersebut pada penelitian yang akan datang. Karena ada diantara responden yang ingin mengetahui persisnya format laporan penelitian yang akan dihasilkan khususnya karena kerahasiaan data, dan apa nilai tambah yang dapat diperoleh dari ke-ikut sertaannya di dalam penelitian dimaksud."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Andriani
"ABSTRAK
Solvent merupakan bahan pelarut yang mengandung senyawa
hidrokarbon dan mempunyai sifat karakteristik tertentu tergantung dari
senyawa unsur-unsur yang terkandung didalamnya, dimana dapat digunakan
untuk berbagai keperluan terutama untuk bahan pelarut di suatu industri
maupun sektor-sektor lain yang terkait. Pertamina dalam hal ini Penelitian &
Laboratorium telah banyak mengembangkan solvent hidrokarbon Pertamina.
Rafinat merupakan hasil samping pengolahan minyak bumi dari Kilang
Paraxylene UP IV Cilacap, berupa cairan terang, tidak larut dalam air, mudah
menguap pada temperatur kamar karena titik didihnya yang rendah. Rafinat
adalah campuran hidrokarbon parafin rantai lurus (normal), parafin rantai
bercabang (iso), naftena atau sikloparafin, hidrokarbon aromatis, senyawasenyawa
sulfur, nitrogen, asam-asam organik dan juga olefin yang mempunyai berat molekul antara 300-450 sebagai hasil distilasi minyak
pelumas.
Untuk memanfaatkan fraksi-fraksi minyak bumi yang ada di Indonesia,
maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan pelarut yang spesifikasinya
mendekati spesifikasi pelarut impor. Karakteristik dari rafinat, diketahui
dengan melakukan pengujian distilasi, specific gravity, flash point,
pemeriksaan warna dan pemeriksaan sifat korosi dari rafinat.
Proses cutting dilakukan terhadap rafinat menggunakan alat distilasi
Sibata, yang kemudian dibandingkan dengan spesifikasi SBP impor (Shell).
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rafinat dapat digunakan untuk
substitusi pelarut impor."
2006
TA1498
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Manik, Maruli Halomoan
"Meningkamya kebutuhan bahan bakar minyak di Indonesia menuntut adanya pembangunan kilang pengolahan minyak baru yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan BBM tersebut. Hal ini disebabkan karena produksi kilang pengolahan minyak yang ada sekarang tidak akan mampu memenuhi kebutuhan BBM tersebut. Di dalam kilang pengolahan minyak, terdapat berbagai proses pengolahan yang saling sama dengan yang lain, salah satunya adalah proses pemngkahan kataliiik terfludisasi ( Fluidized Catalytic Cracking ). Proses ini mengolah umpan iiaksi berat minyak bumi monjadi liaksi yang lebih ringan dan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Produk utama dari proses ini adalah Bensin (Gasoline) yang digunakan sebagai bahan bakar unluk kebanyakan kendaraaan bermotor, selain itu tcrdapat produk samping berupa gas ringan C3 (Propylene dan Propana) serta, C4 (Butylcne dan Butana) yang juga berguna sebagai bahan bakar gas ataupun bahan baku industri petrokimia. Dalam perancangan ini, digunakan simulator CHEMCAD III sebagai alat bantu. Penggunaan simulator ini mempunyai keunggulan dalam hal keoepatan dan kcakuratan khuswnya pada perhitungan kolom distilasi, namun simulator ini mempunyai keterbatasan dalam perhitungan perancangan reaktor yang melibatkan fiaksi minyak bumi. Dari hasil perhitungan, dengan kapasitas umpan 29740 barrel /hari dihasilkan Gasoline/Bensin sebanyak 18103.04 barrel/hari, C4 (Butana dan Butyleno) sebesar 373.61 ton/hari dan C3 (Propana dan Propylene) sebanyak 133.7 ton/hari. Pembangunan unit ini membutuhkan investasi sebesar Rp 97.702 milyar, waktu pengembalian modal 2.3 tahun setelah berproduksi, dan laju pengembalian modal sebesar 64 %. Ditinjau secara ekonomis dan dari perannya dalam memenuhi kebuluhan BBM , unit ini layak untuk dibangun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyenli
"Sejak pertama kali Wang & Smith memperkenalkan metode minimisasi air buangan dengan menggunakan Anaiisa Pinch pada tahun 1994, hingga saat ini sudah ada beberapa industri proses yang menerapkan analisa ini untuk meningkatkan efzisiensi. Metode minirnisasi ini temyata memberilcan kontribusi yang tidak sedikit dalam mengurangi biaya operasi industri yang bersangkutan [10,6].
Upaya minimisasi pernakaian air dalam suatu industii proses dapat dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan air tersebut sampai titik optimumnya, tanpa merubah spesiikasi daxi proses im sendiri. Laju alir minimum dapat diperoleh dengan meninjau masing-masing proses pada tiap-tiap interval secara terintegrasi. Penentuan laju alir minimum dapat menggunakan dua metode [1], yaitu : Metode Minimum Driving Force dan Metode Minimum Number of Wafer Resources.
Penerapan Analisa Pinch dalam minimisasi penggunaan air pada Kilang Minyak UP V Balikpapan, menjadi topik utama dalarn penulisan Pembahsan diarahkan pada empat proses saja yang merepresentasikan keseluruhan proses.
Keempat prosw tersebut adalah Sistem Srnpping Steam dan sistem Desalting Crude pada Crude Distillation Unit, Sistem Steam Ejector pada High Vacuum Unit, serta Sistem Wash Wafer pada Naphra Hicbo Treaterz Komponen yang dipergunakan ada dua yaitu Ion Garam Cl' yang sebagai komponen rujukan dan Kandungan Minyak sebagai komponen non rujukan. Data-data yang digunakan pada penulisan ini, diperoleh langsung dari Kiiang UP V Balikpapan selama penulis melakul-can Keija Praktek.
Dengan menggunakan aigoritma yang diperkenalkan oleh Wang & Smith, diperoleh bahwa penerapan Analisa Pinch dapat digunal-can untuk pengintegrasian penggunaan air sehingga dapat meminimisasi kebutuhan laju alir proses keseluruhan selcitar 24 % hingga 37 % dibanding dengan desain aktual saat ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Erica Celiawaty
"Benzene bersifat toksik dan karsinogenik yang ditemukan dalam proses operasional Kilang Paraxylene di PT. X. Dalam proses kerjanya, pekerja terpajan benzene sehingga dilakukan analisa pajanan benzene terhadap pekerja. Desain penelitian adalah analisa kuantitatif dengan metode potong lintang dari data sekunder perusahaan. Variabel penelitian meliputi konsentrasi personal benzene, kadar SpMA, usia, masa kerja, status gizi, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, shift kerja, durasi pajanan per hari dan penggunaan APP dari 64 pekerja. Konsentrasi personal benzene diukur pada breathing zone pekerja berkisar antara 0,02 sd 0,44 ppm. Sebanyak 28 pekerja (43,75%) memiliki kadar SpMA melebihi IPB ACGIH 2021 (25 µg/g kreatinin), UCL 1,95% di semua SEG melebihi IPB, berarti ada ketidakyakinan sebesar 95% bahwa kadar SpMA pekerja Kilang Paraxylene tidak melebihi IPB. Uji korelasi pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi personal benzene dengan kadar SpMA, p=0,195. Hasil uji statistic menemukan adanya hubungan signifikan antara kadar SpMA dengan masa kerja, p=0,04. Kadar SpMA hanya menggambarkan metabolit di tubuh namun tidak dapat memberikan rute pajanan. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menganalisa dampak pajanan benzene pada pekerja yang melebihi durasi aman pajanan benzene pada PT. X.

Benzene is presence in routine operational activities of Paraxylene Refinery Unit in PT. X. The process exposed the worker to benzene. Hence, the need to analyze its exposure to the workers. The study design was quantitative analysis with cross sectional design by analyzing secondary data. The variables studied were personal benzene, SpMA level, age, length of work, BMI, smoking habit, alcohol consumption, shift/non shift, length of exposure per day, and use of PPE from the sampel of 64 workers. The result showed personal benzene concentrations measured in the breathing zone are below the recommended exposure limit (NAB Permenaker No 5/2018: 0,5 ppm), 28 respondents (43,75%) had SpMA level above the value of BEI ACGIH 2021 (25 µg/g kreatinin ), UCL 1,95% of all SEG is higher than BEI meaning there is 95% inconfident that benzene concentrations in the breathing zones are below the standard. There is no correlation between personal benzene concentrations and SpMA p=0,195. There is a significant correlation between length of work with SpMA level, p=0,04. SpMA is useful in determining benzene exposure even in low level exposure however it does not recognize where benzene is coming from. Implementation of work rotation and benzene awareness need to be improved. Further study should be conducted to analyze risk of cancer to worker who has been exposed to benzene longer than the safe duration of exposure in PT. X."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Keberadaan industri pengilangan minyak bumi berperan penting dalam penyediaan bahan bakar
minyak (BBM) nasional. Aktivitas yang berlangsung dalam proses pengolahan minyak bumi menjadi
BBM membutuhkan bahan bakar fosil yang pada akhirnya akan mengemisikan pencemar udara ke udara
ambien, salah satunya yaitu SO2
. Saat ini semua kegiatan kilang migas telah melakukan upaya pengelolaan
lingkungan guna menjaga keberlangsungan fungsi lingkungan, termasuk lingkungan udara, namun pada
kenyataannya masyarakat masih merasakan dampak dari keberadaan polutan di udara ambien. Mengingat
konsentrasi SO2
ambien di suatu tempat tergantung dari penyebaran emisi SO2
dari sumbernya, maka perlu
diketahui korelasi penyebaran emisi SO2
dari industri pengilangan migas dengan kualitas lingkungan udara
di sekitarnya. Tujuan studi ini adalah mengetahui korelasi penyebaran emisi SO2
dari industri pengilangan
migas dengan kualitas lingkungan udara di sekitarnya, khususnya konsentrasi SO2
udara ambien. Lokasi
studi ini adalah wilayah sekitar RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu. Metode yang digunakan adalah
metode potong lintang (cross sectional study). Interpretasi hasil perhitungan korelasi memberikan nilai ”r”
sebesar satu. Hal ini bermakna adanya korelasi yang sangat kuat. Pernyataan ini konsisten dengan nilai p
sebesar 0,021 yang berarti korelasi di antara dua variabel tersebut bermakna dengan arah korelasi positif
yang menunjukkan nilainya searah."
665 LPL 48 (1) 2014
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Helmy Said
"ABSTRAK
Tulisan ini mencoba melakukan perkiraan perhitungan ketersediaan suatu system tenaga listrik dan juga mempelajari kebijakan pemeliharaan dalam bentuk perbaikan versus pergantian. Adapun metoda yang digunakan adalah kehandalan median rank, plot kemungkinan, state space, dan kebijakan pemeliharaan berupa perbaikan dan pergantian
Berdasarkan data pengamatan terhadap gangguan dari tahun 1992 sampai dengan 1995, diperoleh bahwa hamper semua komponen berada dalam periode burn in. hal ini mungkin disebabkan data yang berhasil dihimpun belum cukup untuk mewakili keadaan sebenarnya. Tingkat keusangan spare part, prosedur kerja dan sumber daya manusia kurang cakap mungkin merupakan factor-faktor yang mempunyai kontribusi cukup berarti terhadap hasil analisa. Sedangkan berdasarkan hasil analisa kehandalan yang dipakai untuk memperbaiki ketersediaan system menunjukkan bahwa system tenaga listrik yang baru dapat beroperasi pada derajad ketersediaan yang relative tinggi.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ketersediaan system fungsi dari kapasitas, tahun peralatan mulai beroperasi, konfigurasi system, dan kebijakan pemeliharaan. Sedangkan nilai ketersediaan dimana generator sudah harus diganti dlam melakukan tindk pemeliharaan juga tergantung kepada tahun mulai beroperasi dan kebijakan pemeliharaan yang diambil.
Dari hasil studi ini, yang perlu ditindak lanjuti adalah penentuan batas biaya pemeliharaan maksimum. Agar batas tersebut lebih mendekati kondisi yang sebenarmya, maka sebaiknya factor-faktor biaya bila system diperbaharui, net present value dan pola gangguan yang terjadi pada system, perlu dimasukkan dalam perhitungan.

ABSTRACT
This paper presents a systematic approach to estimating the reliability of an electrical power plant. The study focuses on the live problems of generator in refinery which require high levels of availability for cost-effective operation. The method used includes median rank reliability, probability plotting, state-space method and replacement and repair policy.
Based on failure data from 1992 to 1995, the result indicates that availability of the system is high and factor of capacity, year of installation, and configuration which construct the system correlate to the degree of availability, when the equipment requires replacement depends on initial operating year and the repair setting policy.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Made Putra Jandhana
"Penerapan prinsip-prinsip Teknik Industri tidak hanya berada di sektor manufaktur saja. Melalui Laporan Praktik Keinsinyuran (LPK) ini dijelaskan bagaimana prinsip-prinsip tersebut digunakan untuk menyusun tim pengoperasian, perawatan, serta turn around Kilang CO2 Removal milik PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi (PEP) yang berlokasi di Subang, Jawa Barat. Kontrak pekerjaan tersebut dilakukan sejak tahun 2013 dan berakhir di tahun 2016. Dalam LPK ini akan dijelaskan peranan seorang engineer Teknik Industri dalam mendesain proses kerja dari awal hingga selesai. Dalam LPK terdapat Struktur Organisasi pelaksanaan kontrak kerja dengan lampiran berupa Kontrak Kerja; Instruksi Kepada Peserta Pengadaan (IKPP); Syarat Teknis dan Komersial (STK); Process Flow Diagram Kilang CO2 Removal; Piping and Instrument Diagram; Hasil Berita Acara Penjelasan Lelang Kontrak Pengoperasian, Perawatan, dan turn around Kilang CO2 Removal; Laporan Harian Operasional dan Perawatan Kilang CO2 Removal; dan Laporan Keselamatan Kerja, Kesehatan, Lindung Lingkungan (Laporan K3LL). Dengan memahami lingkungan kerja yang ada dan perhatian terhadap risiko tercemarnya lingkungan akibat gas CO2, maka tim manajemen dapat menyelesaikan program dengan baik. Di masa yang akan datang, permintaan akan jasa pelayanan manajemen pengoperasian dan perawatan suatu kilang atau instalasi kilang pemrosesan melalui pola alih daya. Oleh karenanya, peranan seorang engineer Teknik Industri akan lebih dibutuhkan dengan meningkatnya pemahaman terhadap manajemen pengoperasian dan perawatan kilang atau isntalasi proses produksi lainnya.

The application of the Industrial Engineering principles is not only in the manufacturing sector. This Engineering Practice Report explains how these principles are employed to manage the operation, maintenance, and turn around the CO2 Removal Plant, owned by P.T. Pertamina Exploration and Production (PEP), located in Subang, West Java, Indonesia. The service contract was carried out between 2013 to 2016. This report explains the roles of an Industrial Engineer in designing of process management from start to finish. The report covers the organization structures for implementing the contract of work which is followed by several copies of document, such as the Contract of Work; Instructions to Procurement Participants; Technical and Commercial Requirement; Process Flow Diagram of the CO2 Removal Plant; Piping and Instrument Diagram (P&ID); Minutes of Meeting during Auction for the Contract of Work for the operation, maintenance, and turn around the CO2 Removal Plant; Daily Report of Operation and Maintenance; and the Report of Health, Safety, Security, and Environment (HSSE). By understanding the work environment and paying attention to the risk of environmental pollution due to CO2 gas, the management team were able to finish the work as stated on the Contract of Work. In the future, the demand for the outsource service for operation and maintenance management for the chemical processing plants or other processing plants will increase significantly. Therefore, there will be a strong global demand for the Industrial Engineer who understand the management aspect of operation and maintenance of the processing plants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>