Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Jennifer Otto Rivai
"Strategi ketidaksantunan adalah bentuk komunikasi yang bersifat tidak sopan dan menyerang wajah dari mitra tutur yang menyebabkan mitra tutur merasa tidak nyaman dan menimbulkan gangguan antara hubungan penutur dengan mitra tutur. Film Ferry (2021) merupakan film bergenre aksi mengenai tangan kanan mafia narkoba sehingga dalam dialog percakapannya banyak ditemukan tuturan dengan strategi ketidaksantunan dan trigger ketidaksantunan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi bentuk strategi ketidaksantunan dan trigger ketidaksantunan yang terdapat dalam tuturan pemeran film Ferry (2021) dan menghitung penggunaan strategi ketidaksantunan dan trigger ketidaksantunan yang terdapat dalam dialog film. Penelitian kualitatif ini menganalisis strategi ketidaksantunan dan trigger yang digunakan pada dialog film Ferry (2021). Data tuturan dengan strategi ketidaksantunan beserta trigger ketidaksantunan dikumpulkan untuk dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis tersebut dihitung jumlah penggunaannya untuk mendapatkan frekuensi penggunaan strategi ketidaksantunan dan trigger ketidaksantunan yang paling sering digunakan. Hasil menunjukkan frekuensi strategi ketidaksantunan paling banyak digunakan adalah strategi ketidaksantunan bald-on-record impoliteness dan trigger ketidaksantunan yang sering muncul adalah trigger insult. Hasil penelitian ini menemukan bagaimana bentuk strategi ketidaksantunan, trigger ketidaksantunan, dan bentuk umpatan yang umum digunakan oleh orang Belanda kepada mitra tuturnya.
An impoliteness strategy is a form of communication that is impolite and attacks the face of the speech partner, which causes the speech partner to feel uncomfortable and creates a disturbance in the relationship between the speaker and the speech partner. Ferry (2021) is an action-genre movie about the confidant of the drug mafia in Amsterdam; therefore, there are many speeches with impoliteness strategies and impoliteness triggers in the dialogue. The purpose of this study is to identify the forms of impoliteness strategies and impoliteness triggers contained in the speech of the cast of Ferry (2021) and to calculate the use of impoliteness strategies and impoliteness triggers contained in the movie dialog. This qualitative research analyzes the impoliteness strategies and triggers used in the dialogue of Ferry (2021). The speech data with the impoliteness strategies and the impoliteness triggers are collected to be analyzed descriptively. The results of the analysis were counted to obtain the frequency of use of the most frequently used impoliteness strategies and impoliteness triggers. The results show that the most commonly used impoliteness strategy is the bald-on-record impoliteness strategy, and the most common trigger of impoliteness is the trigger insult. The results of this study found that the forms of impoliteness strategies, impoliteness triggers, and forms of swearing commonly used by Dutch people to their speech partners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2023
MK-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Putri Suci Liony Sumaryana
"Belanda mendapatkan peringkat pertama warganet tersopan di dunia versi Microsoft, meski tak semua postingannya bersifat positif. Postingan negatif ataupun ujaran kebencian dilakukan dengan cara yang dianggap santun. Penelitian ini akan membahas bentuk ketidaksantunan warganet Belanda dalam berkomentar pada media sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bentuk ketidaksantunan warganet Belanda dalam berkomentar di media sosial khususnya dalam YouTube pada saluran NOS Jeugdjournaal dan saluran De Telegraaf dalam menanggapi pemerintah mengenai kebijakan terbarunya yaitu terkait Avondklok. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ketidaksantunan oleh Culpeper. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima strategi ketidaksantunan berbahasa, a) Bald On Record Impoliteness, b) Negative Impoliteness, c) Mock Politeness, d) Positief Impoliteness, dan e) Withhold Politeness, dengan hasil yang didominasi oleh bentuk Bald On Record Impoliteness dan yang paling jarang digunakan adalah bentuk Withhold Politeness. Ketidaksantunan berbahasa terjadi karena didorong oleh beberapa faktor seperti mengungkapkan ketidaksetujuan, kemarahan dan juga kekesalan.
The Netherlands got the first ranking of the most polite netizens in the world according to Microsoft's version, although not all of their posts were positive. Negative posts or hate comments are done in a manner that is considered polite. This study will discuss the forms of impoliteness of Dutch citizens in commenting on social media. The purpose of this study is to describe the form of impoliteness of Dutch citizens in commenting on social media, especially on YouTube on the NOS Jeugdjournaal channel and the De Telegraaf channel in response to the government regarding the latest policy related to Avondklok. The theory used in this study is the theory of impoliteness by Culpeper. The results of this study indicate that there are five strategies of language impoliteness, a) Bald On Record Impoliteness, b) Negative Impoliteness, c) Mock Politeness, d) Positive Impoliteness, and e) Withhold Politeness, with results dominated by the form of Bald On Record Impoliteness. and the least used is the form of Withhold Politeness. Language impoliteness occurs because it is driven by several factors such as expressing disapproval, anger and also annoyance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Dea Nur Zalika
"Di dalam Instagram terdapat fitur kolom komentar bagi para pengikut untuk memberikan tanggapan apapun, baik dalam bentuk pujian, saran, cacian, maupun kritikan. Pada pertuturan secara daring, proses penyampaian pendapat, ide dan perasaan peserta tutur bersifat lebih bebas. Tidak jarang percakapan pada media sosial menimbulkan banyak kesalahpahaman dan perdebatan yang salah satunya disebabkan karena ketidaksantunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi-strategi ketidaksantunan pada tuturan direktif dan ekspresif yang digunakan penutur berbahasa Jerman dalam menanggapi berita pembatalan Oktoberfest tahun 2020 di akun Instagram @tagesschau. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan melalui metode deskriptif. Penelitian ini menganalisis tuturan yang menggunakan strategi ketidaksantunan menurut Culpeper (1996). Tuturan tersebut berfokus pada bentuk tuturan direktif dan ekspresif berdasarkan teori Searle (1975) serta fungsi ujarannya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat ujaran yang menggunakan strategi ketidaksantunan secara langsung (bald on record impoliteness) pada tuturan direktif dengan fungsi menuntut dan fungsi menentang. Selanjutnya ketidaksantunan negatif (negative impoliteness) ditemukan dengan fungsi mempertanyakan dan meminta. Pada tuturan ekspresif yang paling banyak ditemukan, yaitu: ujaran menggunakan strategi ketidaksantunan positif (positive impoliteness) dengan fungsi ujaran yang ditemukan untuk mengkritik, mengungkapkan kekesalan dan mengungkapkan kesedihan.
Instagram has a comment section for the followers to provide any response, whether in the form of praise, suggestions, insults, or criticism. In online speech, people can convey their opinions, ideas, and feelings freely. The conversations on social media often cause a lot of misunderstanding and debate, oftentimes triggered by impoliteness. The purpose of this study is to analyze impoliteness strategies in directive and expressive speech used by German speakers toward the cancellation of the Oktoberfest 2020 in the German national and international news broadcasting company under the account name @tagesschau. This research is a qualitative research conducted through descriptive methods. This study analyzes utterance using the impoliteness strategy according to Culpeper (1996). The speech focuses on directive and expressive speech forms according to Searle(1975). The results of this study show that in directive speech act which uses direct impoliteness strategy, there is comment with demanding function and opposing function. Furthermore, in negative impoliteness category, there is comment with questioning function and with requesting function. While on expressive speech act category, positive impoliteness is commonly used. There are comments with critical speech function, expressing dejection, and expressing sadness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library