Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Defitra Nanda Sasmita
"Latar belakang. Prediktor mortalitas dapat digunakan untuk menganalisis perjalanan suatu penyakit dan memandu strategi penanggulangan penyakit, termasuk alokasi sumber daya. Skor SOFA merupakan salah satu prediktor yang menganalisis disfungsi organ, namun telah sering digunakan untuk pasien kritis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan skor SOFA dengan mortalitas 28 hari akibat COVID-19 yang dirawat di ICU.
Metode. Studi ini dilakukan terhadap pasien probable dan confirmed case COVID-19 yang dirawat di ICU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RSUI dari Maret hingga Juni 2020. Data demografis, karakteristik klinis, dan temuan laboratorium dalam 24 jam pertama di ICU digunakan untuk menghitung skor SOFA, dibandingkan dengan luaran 28 hari (hidup atau meninggal). Data diambil dari rekam medis. Kesahihan dinilai menggunakan Area Under Curve, Hosmer Lemeshow goodness of fit dan regresi logistik bivariat. Titik potong optimal ditentukan secara statistik.
Hasil. Didapatkan 100 subjek yang dianalisis dengan angka mortalitas 28 hari akibat COVID-19 pada periode Maret hingga Juni 2020 sebesar 40%. Skor SOFA menunjukkan diskriminasi kuat terhadap mortalitas dengan AUC 0,839 (IK95% 0,76 - 0,92). Kemampuan kalibrasi menggunakan uji Hosmer-Lemeshow menunjukkan nilai p = 0,592, sehingga skor SOFA dianggap sesuai untuk memprediksi mortalitas 28 hari akibat COVID-19. Titik potong optimal dari skor SOFA adalah 6 dengan sensitivitas 80% dan spesifisitas 73%. Parameter kardiovaskular dan respirasi menjadi yang paling dominan dalam memprediksi mortalitas akibat COVID-19 di ICU.
Simpulan. Sistem skor SOFA memiliki hubungan dengan mortalitas 28 hari akibat COVID-19 yang dirawat di ICU dan terbukti sahih sebagai prediktor mortalitas.

Background. Mortality predictor can be used to analyze the natural history of a disease and guide the strategy of disease management, including health resources allocation. SOFA score is one of the predictors used to analyze organ dysfunction. However, SOFA score is often used for critically ill patients. This research aims to analyze the correlation between SOFA score and 28 days mortality caused by COVID-19 in the ICU.
Methods. Subject of this study is critically ill COVID-19 patients with the categories of ‘probable’ and ‘confirmed’ cases in the ICU. Demographic data, clinical characteristics, and laboratorium findings in the first 24 hours in ICU are used to count the SOFA score, which is then compared to the outcome in 28 days (alive or deceased). The data is taken from medical records. Validity is measured using Area Under Curve, Hosmer Lemeshow goodness of fit, and bivariate regression logistic. Optimal cut-off point is determined statistically.
Results. The mortality rate of COVID-19 in our study between March until June 2020 is 40%. SOFA score demonstrates strong discrimination towards mortality with AUC 0,78 (CI95% 0,67 - 0,89) and good calibration by using Hosmer- Lemeshow with p = 0,592. Optimal cut-off point of SOFA score is 6 with sensitivity 80% and specificity 73%.
Conclusion. SOFA score has correlation with 28 days mortality due to COVID-19 in ICU, and it was valid to be used as a predictor of mortality.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Amanda Hatibie
"Deteksi dini keterlambatan perkembangan merupakan hal yang penting, agar anak tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan intervensi dini. Sayangnya, hanya 23% dokter anak yang konsisten menggunakan instrumen penapisan terstandar. Faktor penghambat yaitu keterbatasan sumber daya, kurangnya konsensus mengenai instrumen yang paling cocok digunakan, serta kurangnya kepercayaan diri seorang dokter karena pelatihan yang kurang memadai. WHO merekomendasikan kriteria uji penapisan berbasis keluarga, memiliki kesahihan dan keandalan, dapat digunakan oleh beragam kultur, ringkas, serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Penelitian ini bertujuan menciptakan instrumen penapisan perkembangan anak khususnya usia 12 bulan yang tervalidasi, berupa kuesioner orangtua, daring, berbahasa Indonesia. Proses penelitian terbagi menjadi dua, yaitu tahap penyusunan kuesioner (perumusan pertanyaan, diskusi panel ahli, putaran Delphi, wawancara kognitif) dan tahap validasi. Metode Delphi dua putaran melibatkan ahli di bidang tumbuh kembang anak. Kuesioner awal berjumlah 100 pertanyaan tereduksi menjadi total 35 pertanyaan dari 5 ranah perkembangan; diujikan kepada 110 subjek orangtua yang memiliki anak usia 9-15 bulan. Kesahihan kuesioner tiap ranah berada dalam rentang kuat dan sangat kuat (r= 0,663-0,860). Nilai alfa Cronbach untuk tiap ranah perkembangan berkisar 0,479- 0,838; sedangkan untuk seluruh ranah yaitu 0,827. Studi ini menunjukan bahwa kuesioner terbukti sahih dan andal sebagai alat penapisan perkembangan anak usia 12 bulan.

Early detection of developmental delays is crucial for a child, so as not to lose the opportunity to get early intervention. Unfortunately, only 23% of pediatricians consistently use standardized screening instruments. The obstacles are limited resources, lack of consensus on the most suitable instrument to use, and lack of confidence in a doctor due to inadequate training. WHO recommends criteria for screening tests that are family based, have validity and reliability, can be used by various cultures, are concise, and use perceptible language. This study aims to develop a validated screening tool for child development, especially 12 months of age, in the form of an online parent-based questionnaire, written in Bahasa. There are two stages; generating item questionnaire (question formulation, expert panel discussion, Delphi rounds, cognitive interviews) and tool validation. Two rounds Delphi involves experts in child development. The initial questionnaire consists of 100 questions which reduced to a total of 35 questions from 5 development domains; tested on 110 subjects who have children aged 9-15 months. The validity for each domain ranged strong and very strong (r = 0.663-0.860). Cronbach's alpha values for each domain ranged from 0.479 to 0.838; while for the entire domain, it is 0.827. This study shows that the questionnaire is valid and reliable as a screening tool for the development of children aged 12 months."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Cahyadi
"Latar belakang: Nilai Behavioral Pain Scale (BPS) merupakan alat evaluasi nyeri untuk pasien unit perawatan intensif (UPI) yang tidak sadar dan menggunakan ventilasi mekanik. BPS dikembangkan oleh Payen pada tahun 2001 dalam bahasa Inggris. Penerjemahan BPS ke dalam bahasa Indonesia dilakukan untuk mempermudah sosialisasi dan pemahaman mengenai kriteria dalam BPS. Sebelum suatu alat ukur yang diterjemahkan dapat diterapkan pada populasi, harus dilakukan penilaian kesahihannya terlebih dahulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kesahihan BPS pada pasien UPI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Metode: Studi observasional, potong lintang dengan pengukuran berulang dilakukan terhadap pasien yang dirawat di UPI RSCM Maret-Mei 2013. Kesahihan BPS dinilai dengan uji korelasi Spearman. Keandalan dinilai dengan Cronbach α dan Intraclass Correlation Coefficient (ICC). Ketanggapan dinilai dengan besar efek. Hasil: Selama penelitian terkumpul 56 pasien yang tidak sadar dan menggunakan ventilasi mekanik di UPI RSCM. BPS memiliki kesahihan yang baik dengan nilai korelasi bermakna secara berurutan 0.376, 0.403 dan -0.147 untuk laju nadi, tekanan arteri rata-rata dan nilai Ramsay. Keandalan yang baik dengan nilai ICC 0.941 p = <0.001 dan nilai cronbach α 0.907. Ketanggapan BPS juga baik dengan besar efek antara 2.32-2.82 antara pagi sampai dengan malam.

Background: Behavioral Pain Scale (BPS) score is a tool to evaluate pain for unconscious patient whom using mechanical ventilation in intensive care unit (ICU). BPS has been developed by Payen in English language. Translation BPS into Indonesian language was done to make a better understanding about criteria in BPS. However, this tool need to be validated before it use in populations. The aim of this study was to validate BPS score in the intensive care unit (ICU) Cipto Mangunkusumo Hospital population. Methods: An Observational, cross sectional, repeated measures was done to patients hospitalized in the ICU Cipto Mangunkusumo Hospital from March to May 2013. Validation was assessed by Spearman Correlation test while reliability was analyzed using Cronbach α and intraclass correlation coefficient (ICC). Responsiveness was assessed by effect size. Results: A total of 56 unconscious patients using mechanical ventilation were included in this study. BPS score has a good validation with significant correlation 0.376, 0.403 and -0.147 for heart rate, MAP and Ramsay Score consecutively. Good reliability with ICC score 0.941, p = <0.001 and cronbach α 0.907. Responsiveness for BPS is good with effect size between 2.32-2.82 within morning until night group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Arie Widyastuti
"LATAR BELAKANG: Kualitas hidup telah menjadi salah satu komponen utama dalam penanganan Gastroesophageal Reflux Disease GERD . Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesahihan eksternal kuesioner GERD-QOL berbahasa Indonesia.METODE:. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan subyek penelitiannya adalah pasien yang mengalami gejala GERD dan berusia 18 tahun atau lebih yang berobat ke Rumah Sakit Umum Kecamatan RSUK Tebet. Total skor GERD-Q minimal adalah 8. Pasien kemudian diminta mengisi kuesioner GERD-QOL berbahasa Indonesia dan kuesioner SF-36. Kuesioner Short Form SF-36 digunakan sebagai baku emas kuesioner penilaian kualitas hidup. Uji kesahihan dilakukan dengan menggunakan kesahihan eksternal. Uji statistik yang digunakan adalah koefisien korelasi Spearman.HASIL: Penelitian ini melibatkan 91 subyek.Korelasi domain physical functioning : 0,488; role physical : 0,590; bodily pain : 0,474; general health : 0,482; vitality : 0,549; social functioning : 0,700; role emotional : 0,555; mental health : 0,373. Kuesioner GERD-QOL berbahasa Indonesia memiliki kesahihan eksternal yang baik ketika dilakukan korelasi dengan domain pada kuesioner SF-36 koefisien korelasi : 0,373-0,700, P

Quality of life has become major concern in the management of Gastroesophageal Reflux Disease GERD . The aim of this study was to determine the external validity of the Indonesian Version of Gastroesophageal Reflux Disease Quality of Life GERD QOL questionnaire. METHODS This cross sectional study consisted of subjects who developed symptoms of GERD and aged 18 years or more. The subjects were recruited from district public hospital in Tebet. Total score for GERD Q was at least 8. These patients were invited to complete the Indonesian version of GERD QOL and validated Indonesian Short Form 36 SF 36 . External validity was then evaluated using Spearman rsquo s correlation coefficient.RESULT A total of 91 subjects completed the questionnaires. The coeeficient correlation of domain physical functioning 0,488 role physical 0,590 bodily pain 0,474 general health 0,482 vitality 0,549 social functioning 0,700 role emotional 0,555 mental health 0,373. The Indonesian version of GERD QOL questionnaire was externally valid compared to domain of SF 36 questionnaire correlation coefficient 0.373 0.700, P"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Laras
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat ukur yang akurat dalam bahasa Indonesia untuk menilai fungsi menelan pasien pasca stroke. FOIS diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan diuji kesahihan serta keandalannya. Total 29 subjek dinilai menggunakan FOIS versi bahasa Indonesia dan menjalani VFSS. Kesahihan antar penilai untuk FOIS versi bahasa Indonesia menunjukkan tingkat kesepakatan yang tinggi (κ=0.90). FOIS versi bahasa Indonesia berkorelasi negatif secara signifikan dengan skor PAS dari VFSS (r=−0.702, p<0.001). FOIS versi bahasa Indonesia juga berkorelasi dengan aspirasi dan derajat keparahan aspirasi (p<0.05), tetapi tidak signifikan dengan adanya disfagia. Sensitivitas FOIS versi bahasa Indonesia adalah 0.89 dan spesifisitas adalah 0.72, dengan nilai prediktif positif (PPV) 80.0% dan nilai prediktif negatif (NPV) 84.21%. Secara keseluruhan, FOIS versi Bahasa Indonesia ditemukan memiliki kesahihan dan keandalan yang baik serta sensitivitas dan spesifisitas yang baik dalam menilai proses menelan pada pasien pasca stroke.

This study aimed to create a reliable tool in Indonesian for evaluating oral food and fluid intake in post-stroke patients. The FOIS was translated into Indonesian and tested for validity and reliability. 29 subjects (15 men, 14 women) with ischemic stroke (93.1%) and bleeding stroke (6.9%) participated. The Indonesian FOIS showed high inter-rater reliability (κ=0.90). Criterion validity testing indicated a significant negative correlation between PAS and FOIS scores (r=−0.702, p<0.001). Cross-validation with VFSS results revealed significant correlations with aspiration (p<0.05) but not dysphagia presence. Indonesian FOIS demonstrated 0.89 sensitivity, 0.72 specificity, 80.0% PPV, and 84.21% NPV, indicating good validity and reliability in assessing swallowing safety post-stroke. The Indonesian version of FOIS has good validity and reliability. The Indonesian version of FOIS has good sensitivity and specificity in assessing whether the swallowing process is safe or not in post-stroke patients."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fransiska Irma
"Akatisia adalah efek samping pengobatan antipsikotik yang ditandai dengan kegelisahan subjektif dan dapat terlihat secara objektif. Efek samping ini mengganggu dan paling sering ditemukan. Prince Henry Hospital Akathisia Rating Scale merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mendeteksi akatisia. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang meneliti kesahihan dan keandalan instrumen Prince Henry Hospital Akathisia Rating Scale versi Bahasa Indonesia dalam mendeteksi akatasia pada pasien skizofrenia. Hasil penelitian menunjukan bahwa instrumen Prince Henry Hospital Akathisia Rating Scale versi bahasa Indonesia yang diuji dalam penelitian ini telah terbukti kesahihan dan keandalannya untuk mendeteksi akatisia pada pasien skizofrenia di Indonesia.

Akathisia is a side effect of antipsychotic treatment that is characterized by subjective restlessness feeling and can be observed objectively. Akathisia is a distressing side effect and the most common found. Prince Henry Hospital Akathisia Rating Scale is an instrument that is used to detect akathisia. This research is a cross sectional study that evaluate the validity and reliability of the Indonesian version of the instrument on detecting akathisia at Indonesian schizophrenic patients. The result shows that the Indonesian version of the instrument which had been evaluated in this study is valid and reliable to be applied in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31433
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dias Septalia Ismaniar
"Latar Belakang: Meskipun berbagai kemajuan pengobatan dicapai selama lebih dari satu dekade terakhir, secara keseluruhan prognosis karsinoma sel hati tetap buruk. Efek samping terapi serta progresifitas penyakit itu sendiri sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Selain kesembuhan dan survival rate, kualitas hidup menjadi poin akhir penting dalam pengobatan kanker. Kualitas hidup pada penderita karsinoma sel hati penting untuk diteliti, karena merupakan faktor prognostik penting dari survival time, selain dapat juga mengevaluasi keuntungan dan kerugian dari modalitas terapi yang dipilih. Sampai saat ini belum ada kuesioner yang andal dan sahih untuk menilai kualitas hidup pasien karsinoma sel hati secara akurat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kuesioner European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire for Hepatocellular Carcinoma-18 (EORTC QLQ-HCC18) yang andal dan sahih untuk digunakan di Indonesia.
Metode: Penelitian ini adalah studi potong lintang. Penelitian diawali dengan menerjemahkan EORTC QLQ-HCC18 ke dalam bahasa Indonesia dan kemudian diujicobakan pada 10 responden. Setelah itu, EORTC QLQ-HCC18 hasil terjemahan digunakan pada penelitian utama dengan jumlah sampel yang lebih besar. Keandalan dinilai dengan pendekatan tes ulang dan konsistensi internal. Tes ulang dinilai dengan intraclass correlation coefficient (ICC). Konsistensi internal dinilai dengan Cronbach Alpha. Kesahihan konstruksi dinilai dengan multi-trait scaling analysis. Kesahihan kriteria dinilai dengan melihat korelasi antara domain kuesioner EORTC QLQ-HCC18 dengan Short Form 36 (SF36).
Hasil: Pengambilan data dilakukan terhadap 65 pasien karsinoma sel hati yang berobat ke Poli Hepatologi maupun yang sedang dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo selama Oktober 2015 ? Februari 2016. Nilai ICC (interval 1 jam) pada semua domain EORTC QLQ-HCC18 sangat baik (ICC > 0,8), kecuali domain ikterus yang termasuk dalam kategori baik (ICC 0,61-0,8). Nilai Cronbach Alpha > 0,7 pada separuh jumlah domain EORTC QLQ-HCC18 kecuali domain ikterus (0,137), nyeri (0,474), dan citra tubuh (0,599). Sedangkan nilai Cronbach Alpha yang diperoleh dari penggabungan seluruh domain tetap baik, yaitu 0,897. Multi-trait scaling analysis menunjukkan korelasi cukup tinggi antara skor butir pertanyaan dengan skor domainnya sendiri. Sedangkan hubungan butir pertanyaan dengan domain yang berbeda selalu mempunyai korelasi yang lebih rendah dibandingkan dengan domainnya sendiri. Pada uji kesahihan kriteria, didapatkan 42 korelasi (dari total 64 korelasi) dengan r ≥ 0,3 dan p < 0,05 antara domain EORTC QLQ-HCC18 dengan SF36.
Simpulan: Kuesioner EORTC QLQ-HCC18 merupakan alat ukur yang andal dan sahih untuk menilai kualitas hidup pasien karsinoma sel hati di Indonesia.

Background: Despite various therapeutic progress has been achieved over the past decade, the overall prognosis of hepatocellular carcinoma remains poor. Each therapy undertaken certainly has side effects. Adverse effect of treatment and the progression of the disease itself greatly affect the patient?s quality of life. In addition to recovery and survival rate, quality of life becomes extra important end point in cancer treatment. Quality of life in hepatocellular carcinoma is important to investigate, because quality of life has become an important prognostic factor of survival time, whilst quality of life can also evaluate the cost and benefit of chosen therapeutic modalities. Currently there is no specific questionnaire that can assess the quality of life of hepatocellular carcinoma patients accurately in Indonesia. This study aims to get a reliable and valid EORTC QLQ-HCC18 questionnaire to assess the quality of life of patients with hepatocellular carcinoma in Indonesia.
Methods: This is a cross-sectional study. The study began by translating the EORTC QLQ-HCC18 into Indonesian and then tested on 10 respondents. After that, the Indonesian version of EORTC QLQ-HCC18 is used in the main study with a larger sample size. The questionnaire reliability was assessed with test-retest and internal consistency approach. Test-retest was assessed with intraclass correlation coeficient (ICC). Internal consistency was assessed by Cronbach alpha. Construct validity was assessed by multi-trait scaling analysis. The criteria validity assessed by looking at the correlation between domains of EORTC QLQ-HCC18 with Short Form 36 (SF36).
Results: Data was collected from 65 hepatocellular carcinoma patients who came to Hepatology Polyclinic or were hospitalized at Cipto Mangunkusumo National General Hospital from October 2015 to February 2016. ICC value (1 hour interval) in all domains of EORTC QLQ-HCC18 is very good (ICC> 0.8), except icterus domain which categorized as good value (ICC 0,61-0,8). Cronbach alpha values > 0.7 obtained in almost half of domains of EORTC QLQ-HCC18, except icterus (0,137), pain (0,474), dan body image domain (0,599). Whereas the Cronbach Alpha obtained from merging the entire domains was still good (0,897). Multi-trait scaling analysis showed a fairly high correlation between the scores of the questions with a score of his own domain. While the relationship of the questions with different domains always have a lower correlation than the domain itself. In criteria validity test, obtained 33 correlations with r ≥ 0,4 and p < 0,05 between domains of EORTC QLQ-HCC18 with SF36.
Conclusion: EORTC QLQ-HCC18 is a reliable and valid instrument for assessing quality of life of hepatocellular carcinoma patients in Indonesia.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulina Togina
"ABSTRAK
Kehilangan berat badan yang tidak diinginkan merupakan salah satu masalah gizi pada usia lanjut. Untuk itu dibutuhkan alat skrining untuk mendeteksi risiko penurunan berat badan pada usia lanjut. Simplified Nutritional Appettite Questionnaire SNAQ merupakan salah satu alat skrining yang cepat dan mudah. Tujuan dan penelitian ini adalah mengetahui kesahihan dan keandalan SNAQ versi Indonesia. Studi potong lintang dilakukan terhadap 105 subyek berusia 60 tahun keatas dipilih secara konsekutif. Semua subyek menjalani pengukuran antropometri, pemeriksaan hemoglobin, serta skrinning SNAQ dan CNAQ. Analisis Statistik menggunakan uji Cronbach ?, uji korelasi spearman. Hasil Kuesioner SNAQ versi Indonesia mempunyai keandalan Cronbach ? 0.779 dan kesahihan r = 0.709 dan p < 0.001 . Hal ini menunjukan keandalan dan kesahihan SNAQ versi Indonesia dalam menilai risiko penurunan berat badan pada usia lanjut.

ABSTRACT
The purpose of this study is to find out the validity and reliability of the Simplified Nutritional Appetite Questionnaire SNAQ in its Indonesian questionnaire version, to screen the risks of weight loss among subjects of advanced age, so that malnutrition can quickly be recognized, and nutrition supplements be prescribed at an early stage. This research was comprised of a cross section of subjects above the age of 60, who were chosen consecutively. Statistical analysis was conducted using the test Cronbach , and correlated using Spearman. The results of the Indonesian version of the SNAQ questionnaire possessed reliability Cronbach 0.779 and validity r 0.709 dan p 0.001 . These values indicate that the Indonesian version of the SNAQ questionnaire is adequately valid and reliable for gauging the risks of weight loss among the elderly. "
2017
T50310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fildza Sasri Peddyandhari
"Latar Belakang: Identifikasi risiko mortalitas pascabedah diketahui hanya pada 66 pembedahan dan 34 sisanya tidak teridentifikasi. Modalitas P-POSSUM dianggap lebih superior dibandingkan dengan modalitas ASA dalam memprediksi morbiditas dan mortalitas karena memperhitungkan beban pembedahan.
Metode: Uji kesahihan ini dilakukan di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Dilakukan penelusuran data fisiologis dan operatif dari enam puluh delapan pasien bedah risiko tinggi elektif kemudian dilakukan perhitungan prediksi risiko dengan koefisien perhitungan skor P-POSSUM dalam situs internet http://www.riskprediction.org.uk dan dibandingkan dengan luaran mortalitas aktual. Kesahihan dinilai dengan penilaian kemampuan kalibrasi dan diskriminasi. Dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan parameter-parameter P-POSSUM dengan mortalitas. Hipotesis penelitian ini adalah P-POSSUM sahih dalam memprediksi mortalitas 30 hari pasien bedah risiko tinggi dengan kemampuan prediksi lebih dari 80 .
Hasil: Kemampuan diskriminasi didapatkan dengan menghitung luas AUC yaitu sebesar 89.2 IK 95 0,756 ndash;1,000; p=0,000 . Kemampuan kalibrasi dinilai baik dari analisis Hosmer-Lemeshow p=0,23 . Pada analisis bivariat hanya hemoglobin p=0,003 , tekanan darah sistolik p=0,031 dan leukosit p=0,007 yang berhubungan dengan mortalitas. Pada analisis regresi logistik didapatkan hanya tekanan darah sistolik p=0,043 dan leukosit p=0,010 yang berhubungan dengan mortalitas.
Simpulan: P-POSSUM sahih dalam memprediksi mortalitas 30 hari pasien bedah risiko tinggi dengan kemampuan prediksi lebih dari 80 . Berdasarkan analisis bivariat didapatkan hemoglobin, tekanan darah sistolik dan leukosit yang berhubungan dengan mortalitas. Setelah analisis regresi logistik didapatkan hanya tekanan darah sistolik dan leukosit yang berhubungan dengan mortalitas. Kata Kunci: kesahihan, P-POSSUM, mortalitas, risiko tinggi

BACKGROUND Postsurgery mortality risk identified only in 66 surgery and 34 remain unknown. P POSSUM considered more superior than ASA stratification in predicting morbidity and mortality since it calculates surgical risk.
METHODS This research was performed in RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Physiological and surgical parameter of sixty eight high risk patients were taken from medical record and then risk prediction was calculated by calculation coefficient of P POSSUM scoring from http www.riskprediction.org.uk. The comparison between predicted and actual mortality was performed. Validation is assessed by calibration and discrimination ability. The researchers also analyzed the correlation between P POSSUM parameters and mortality. We hypothesized that P POSSUM valid in predicting 30 days mortality high risk surgical patients with predicting ability more than 80.
RESULTS Pada analisis regresi logistik didapatkan hanya tekanan darah sistolik p 0,043 dan leukosit p 0,010 yang berhubungan dengan mortalitas. Discrimination ability was assessed by calculating AUC area which is 89.2 CI 95 0,756 ndash 1,000 p 0,000 . Calibration ability is good based on Hosmer Lemeshow analysis p 0,23 . From bivariat analysis only hemoglobin p 0,003 , sistolic blood pressure p 0,031 and leukocyte p 0,007 have relationship with mortality. From multivariate logistic regression anylisis only sistolic blood pressure p 0,043 and leukocyte p 0,010 have relationship with mortality.
CONCLUSION P POSSUM is valid in predicting 30 days mortality high risk surgical patients with predicting ability more than 80 . From bivariat analysis only hemoglobin, sistolic blood pressure and leukocyte have relationship with mortality. From multivariate logistic regression anylisis only sistolic blood pressure and leukocyte have relationship with mortality. Keywords validation, P POSSUM, mortality, high risk "
Depok: Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>