Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patimah Moerwani
"ABSTRAK
Minyak kenanga adalah minyak atsiri yang diisolasi, biasanya secara destilasi kukus, dari tanaman kenanga yang dikenal dengan nama latin Cananga Odorata Hook fet Thomson. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan minyak secara destilasi kukus dari bunga kenanga forma genuina dan dari forma macrophylla. Minyak yang berasal dari bunga forma genuina mempunyai bilangan ester +60, sedang yang berasal (dari bunga forma macrophylla mempu¬nyai bilangan ester 28 - 33- Pemeriksaan kromatogram gas dan., spektrum infra merah kedua jenis minyak menunjuk¬kan bahwa dari segi kwalitatif komponen kimia kedua mi¬nyak adalah identik, sedang dari segi kwantitatif mempunyai proporsi yang berkebalikan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Indriana Karmila
"Penelitian mengenai keanekaragaman jenis Cyanobacteria di Perairan Situ Agathis, Kenanga, dan Ulin-Salam Universitas Indonesia pada bulan Juni--Agustus 2006 dan Juni--Agustus 2007 (musim kemarau) telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh data mengenai jenis-jenis Cyanobacteria dan mengetahui keanekaragaman jenisnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara melempar plankton net sejauh 5 m dan ditarik secara horizontal. Penelitian ini menggunakan data parameter lingkungan, yaitu suhu, pH, intensitas cahaya matahari, konduktivitas, kecerahan, cuaca, DO, total nitrogen dan fosfat. Sampel jenis Cyanobacteria dan marga fitoplankton lain dianalisis dengan cara mengidentifikasi komposisi pada sampel awetan dengan menggunakan metode subsampel. Jumlah jenis Cyanobacteria yang didapat, kemudian dianalisis menggunakan persamaan indeks keanekaragaman Shannon- Weiner. Cyanobacteria yang ditemukan terdiri dari Bangsa Chroococcales dan Oscillatoriales. Rerata indeks keanekaragaman jenis Cyanobacteria di Situ Agathis, Kenanga, dan Ulin-Salam pada bulan Juni--Agustus 2006 masing-masing sebesar 0,99; 0,9; dan 1,06, sedangkan pada 2007 sebesar 0,6; 0,9; dan 1,07."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oka Rusmini, 1967-
Jakarta : Grasindo, 2017
899.221 OKA k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Rianto
"Telah dilakukan penelitian mengenai studi perbandingan struktur komunitas fitoplankton di Situ Kenanga dan Situ Agathis, Kampus Universitas Indonesia, Depok pada bulan September--November 2005. Pengambilan sampel dilakukan dengan plankton net (mata jaring 20 μm) yang ditarik secara horizontal. Marga fitoplankton yang diperoleh di Situ Kenanga berjumlah 22 marga, terdiri dari divisi Cyanophyta/Cyanobacteria (6 marga), Chlorophyta (12 marga), Euglenophyta (3 marga), dan Bacillariophyta (1 marga). Jumlah marga fitoplankton yang ditemukan di Situ Agathis adalah 27 marga, terdiri dari Cyanophyta/Cyanobacteria (7 marga), Chlorophyta (15 marga), Euglenophyta (3 marga), dan Bacillariophyta (2 marga). Rerata kepadatan fitoplankton di Situ Kenanga (2172 plankter/l) lebih rendah daripada Situ Agathis (6476 plankter/l). Meskipun demikian, indeks keanekaragaman fitoplankton di Situ Kenanga (1,9) dan Situ Agathis (2,12) tidak berbeda nyata (p = 0,05). Indeks kemerataan di Situ Kenanga dan Situ Agathis tidak jauh berbeda berturut-turut, yaitu 0,61 dan 0,64. Selain itu, indeks kesamaan Sorensen di kedua situ menunjukkan tingkat kesamaan marga fitoplankton yang besar, yaitu 89,8%. Data parameter lingkungan di kedua situ juga tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman Cyanobacteria
di perairan Situ Agathis, Kenanga, dan Ulin-Salam Kampus Universitas
Indonesia Depok pada bulan Januari--Maret 2005. Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan plankton net dengan mata jaring 20 μm yang ditarik
secara horizontal. Parameter lingkungan perairan yang diukur, antara lain
suhu perairan, intensitas cahaya matahari, pH, kecerahan, dan konduktivitas.
Hasil identifikasi dan pencacahan sampel di ketiga situ diperoleh dua bangsa
Cyanobacteria, yaitu Chroococcales dan Oscillatoriales. Cyanobacteria yang
ditemukan di Situ Agathis sebanyak 7 jenis, di Situ Kenanga sebanyak 9
jenis, dan di Situ Ulin-Salam sebanyak 6 jenis. Jenis-jenis yang ditemukan
adalah Arthrospira sp., Borzia sp., Chroococcus sp., Merismopedia sp.,
Microcystis aeruginosa, Microcystis sp., Oscillatoria agardhii,
Oscillatoria sp. 1, Oscillatoria sp. 2, dan Spirulina sp. Rerata indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener tertinggi (1,365) terdapat di Situ Ulin-
Salam dan rerata indeks keanekaragaman terendah (1,031) terdapat di Situ
Agathis. Indeks kesamaan Sorensen menunjukkan tingkat kesamaan
Cyanobacteria yang cukup tinggi di antara ketiga situ (70,59--76,93%)."
Universitas Indonesia, 2006
S31403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman Cyanobacteria
di Situ Agathis, Situ Kenanga, dan Situ Ulin-Salam. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui komposisi dan keanekaragaman Cyanobacteria di ketiga
situ tersebut pada bulan September--November 2005. Sampel
Cyanobacteria diambil secara horizontal menggunakan plankton net dengan
mata jaring 20 μm dan dicacah menggunakan metode subsampel. Hasil
penelitian diperoleh 12 jenis, yaitu dari bangsa Chroococcales (5 jenis) dan
Oscillatoriales (7 jenis). Kepadatan tertinggi Cyanobacteria di Situ Agathis
(1007200 plankter/m3), Situ Kenanga (878400 plankter/m3), dan Situ Ulin-
Salam (703200 plankter/m3) dicapai pada bulan Oktober 2005. Nilai indeks
keanekaragaman Shannon-Weiner (H`=1,18--1,64) dipengaruhi nilai
dominasi jenis Oscillatoria agardhii, Oscillatoria sp.3 dan Merismopedia sp.
Kesamaan tertinggi komunitas Cyanobacteria terdapat di Situ Kenanga dan
Situ Ulin-Salam (CN=0,616). Musim diduga mempengaruhi pengelompokan
kesamaan komunitas Cyanobacteria antara ketiga situ."
Universitas Indonesia, 2006
S31469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aini Dwi Burhani
"Kelimpahan mikroplastik pada perairan yang melebihi ambang batas aman perlu dilakukan remediasi. Bentuk-bentuk remediasi mikroplastik salah satunya adalah menggunakan agen biologis seperti bakteri. Bakteri dari sampel mikroplastik berhasil diisolasi dari air di inlet dan outlet Situ Kenanga, Kampus UI, Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pertumbuhan delapan isolat bakteri pada variasi medium (ISP 1 agar, NA, dan LBA) dan suhu (25, 30, 35 dan 40°C), karakterisasi morfologi dan biokimia, serta kemampuan isolat bakteri terpilih untuk mendegradasi mikroplastik polietilena (PE). Pengujian aktivitas biokimia isolat bakteri dilakukan dengan uji fermentasi karbohidrat, oksidasi-fermentasi, produksi enzim katalase, dan sitrase. Berdasarkan pengujian variasi medium dan suhu menunjukkan bahwa keseluruhan isolat tumbuh optimum pada medium ISP 1 agar dan rentang suhu 30--35°C. Isolat KO1.1.3 positif pada uji degradasi substrat pati, sedangkan isolat KO1.3, KO2.2, KO2.3 dan KI2 dapat mendegradasi skim milk. Delapan isolat memiliki karakteristik biokimia yang bervariasi berdasarkan hasil uji. Hasil uji degradasi mikroplastik PE oleh kedua isolat terpilih menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya pengurangan berat granula PE setelah inkubasi selama 20 dan 45 hari. Pengamatan SEM menunjukkan adanya aktivitas degradasi pada permukaan granula PE ditandai dengan terbentuknya lubang oleh kedua isolat bakteri terpilih setelah 45 hari inkubasi. Hasil ini menunjukkan kedua isolat bakteri berpotensi dalam mendegradasi PE.

The abundance of microplastics in water that exceeds the safety threshold needs urgent remediation. Biological agents, such as bacteria, are one of the ways for microplastics remediation. Microplastics-associated bacteria were previously isolated from water samples at the inlet and outlet of Situ Kenanga, UI Campus, Depok. This study aims to determine the growth ability of eight bacterial isolates at various media (ISP 1 agar, NA, and LBA) and temperatures (25, 30, 35 and 40°C), morphological and biochemical characteristics, and the ability of selected bacterial isolates to degrade polyethylene (PE) microplastics. Biochemical activities of bacterial isolates were carried out by carbohydrates fermentation ability, oxidation-fermentation, catalase enzyme production, and citrate utilization tests. All isolates grew optimally on ISP 1 agar and a temperatures range of 30--35°C. Isolate KO1.1.3 was positive in the starch degradation test, while isolates KO1.3, KO2.2, KO2.3 and KI2 were able to degrade skim milk. All bacterial isolates were showing various biochemical characteristics. The results of PE degradation tests by the two selected isolates showed that there was no weight reduction of PE granules after 20 and 45 days of incubation. However, SEM observations showed degradation activity on the surface of the PE granules which was indicated by the crack’s formation after 45 days of incubation. These results indicated that the two bacterial isolates were potential for PE degradation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farrel Ferdian
"Mikroplastik yang mencemari perairan tawar dapat mengganggu keberlangsungan hidup biota di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk, warna, dan kelimpahan mikroplastik yang terkandung pada air, sedimen, insang, dan saluran pencernaan ikan red devil Amphilophus labiatus di Situ Kenanga dan Situ Mahoni, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Sampel air dan sedimen di ambil pada 3 stasiun pengambilan sampel dari kedua situ. Sampel ikan red devil diperoleh 15 ekor pada masing – masing situ. Sampel insang dan saluran pencernaan dihancurkan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) 65%. Sampel air diambil 20 L dan disaring menggunakan plankton net. Sampel sedimen dikeringkan dalam oven sebanyak 25 gram. Larutan NaCl jenuh digunakan untuk memisahkan mikroplastik dengan pengotor. Sebanyak 1 mL sample diteteskan pada Sedgwick Rafter Chamber kemudian diamati dan dihitung berdasarkan bentuk mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik bentuk fiber, fragmen, film, granula terdapat pada seluruh sampel dengan warna yang beragam. Hasil penelitian menunjukkan total kelimpahan rata – rata mikroplastik di Situ Kenanga sebanyak 434,33 ± 23,51 partikel L-1 pada air, 45.837,04 ± 36.305,97 partikel kg-1 pada sedimen, 268,33 ± 119,18 partikel gr-1 dan 1266,2 ± 349,72 partikel ind-1 pada insang, 287,79 ± 185,22 partikel gr-1 dan 978,22 ± 336,38 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Pada Situ Mahoni sebesar 437,67 ± 30,21 partikel L-1 pada air, 36.237,04 ± 16.702,59 partikel kg-1 pada sedimen, 429,18 ± 187,50 partikel gr-1 dan 1233,8 ± 253,60 partikel ind-1 pada insang, 318,04 ± 114,94 partikel gr-1 dan 1053,78 ± 328,44 partikel ind-1 pada saluran pencernaan.

Microplastics that contaminate freshwater can disrupt the survival of the biota in it. This study aims to analyze the shape, color, and abundance of microplastics contained in water, sediment, gills, and digestive tract of red devil fish Amphilophus labiatus in Situ Kenanga and Situ Mahoni, University of Indonesia, Depok, West Java. Water and sediment samples were taken at 3 sampling stations from the two Situ. Samples of red devil fish were obtained 15 tails in each Situ. Samples of gills and digestive tract were destroyed using 65% nitric acid (HNO3) solution. Water samples were taken 20 L and filtered using a plankton net. Sediment samples were dried in an oven as much as 25 grams. Saturated NaCl solution was used to separate microplastics with impurities. A total of 1 mL of the sample was dropped into the Sedgwick Rafter Chamber and then observed and calculated based on the shape of the microplastic under a microscope. The results showed an abundance of microplastics in the form of fibers, fragments, films, and granules in all samples with various colors. The results showed the total average abundance of microplastics in Situ Kenanga was 434,33 ± 23,51 L-1 particles in water, 45.837,04 ± 36.305,97 particles kg-1 in sediments, 268.33 ± 119.18 particles gr-1 and 1266.2 ± 349.72 particles ind-1 in the gills, 287.79 ± 185.22 particles gr-1 and 978.22 ± 336.38 particles ind-1 in the digestive tract. At Situ Mahoni there are 437,67 ± 30,21 particles L-1 in water, 36.237,04 ± 16.702,59 particles kg-1 in sediments, 429.18 ± 187.50 particles gr-1 and 1233.8 ± 253.60 particles ind-1 on the gills, 318.04 ± 114.94 particles gr-1 and 1053.78 ± 328.44 particles ind-1 in the digestive tract.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Delviana Ngura
"Kelimpahan fitoplankton di suatu Situ tergantung pada kandungan nitrat dan fosfat. Konsentrasi kandungan nitrat dan fosfat di suatu situ dipengaruhi oleh buangan limbah. Kandungan nitrat dan fosfat dapat mempengaruhi keberadaan fitoplankton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara kandungan nitrat dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton, dan mengetahui parameter fisika-kimia di Situ Kenanga. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah air sampel untuk uji nitrat dan fosfat dan sampel fitoplankton yang berasal dari Situ Kenanga. Sampling dilakukan pada bulan Oktober 2020 hingga Januari 2021 pada musim hujan, oleh karena kondisi lingkungan pada perairan sangat bergantung pada musim. Sampling dilakukan selama 3 minggu di 3 stasiun yang berbeda. Masing-masing stasiun terdiri dari 3 titik. Uji kandungan nitrat dan fosfat serta pencacahan fitoplankton dilakukan di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan kandungan nitrat di Situ Kenanga berkisar antara 2.29 mg/L - 3.89 mg/L. Kandungan nitrat tergolong baik sehingga optimal untuk pertumbuhan fitoplankton. Kandungan fosfat berkisar antara 0.3 mg/L - 0.5 mg/L. Kandungan fosfat tergolong tinggi namun masih dapat ditolerir oleh fitoplankton. Kelimpahan fitoplankton di Situ Kenanga berkisar antara 303.05 Sel/L – 727.65 Sel/L. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara kandungan nitrat dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton di Situ Kenanga ( r = 0.99)

The abundance of phytoplankton in a Situ depends on the content of nitrate and phosphate. The concentration of nitrate and phosphate content in a site is affected by the discharge of waste. The content of nitrate and phosphate can affect the presence of phytoplankton. The purpose of this study was to determine how strong the relationship between nitrate and phosphate content with the abundance of phytoplankton, and to determine the physico-chemical parameters in Situ Kenanga. The materials used in this study were sample water for nitrate and phosphate tests and phytoplankton samples from Situ Kenanga. Sampling was carried out from October 2020 to January 2021 during the rainy season, because environmental conditions in the waters depended on the season. Sampling was carried out for 3 weeks at 3 different stations. Each station consists of 3 points. Tests for nitrate and phosphate content as well as phytoplankton count were carried out in the laboratory. The results showed that the nitrate content in Situ Kenanga ranged from 2.29 mg/L - 3.89 mg/L. The nitrate content is classified as good so that it is optimal for the growth of phytoplankton. Phosphate content ranges from 0.3 mg/L - 0.5 mg/L. The phosphate content is relatively high but can still be tolerated by phytoplankton. The abundance of phytoplankton in Situ Kenanga ranged from 303.05 Cells/L – 727.65 Cells/L. There is a very strong relationship between the content of nitrate and phosphate with the abundance of phytoplankton in Situ Kenanga (r = 0.99)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Hanny Chairunissa
"Kandidiasis merupakan infeksi jamur yang sering terjadi pada manusia, terutama pada penderita imunokompromais. Kandisiasis yang disebabkan oleh C. albicans merupakan infeksi jamur dengan tingkat insiden yang tinggi. Salah satu masalah dalam terapi kandidiasis adalah meningkatnya resistensi pada agen antijamur, seperti flukonazol, yang disebabkan oleh penggunaan obat antijamur yang berlebih dan tidak tepat. Fakta ini mendorong penelitian dan pengembangan agen antikandida baru yang efektif dan aman. Penggunaan tanaman dan molekul bioaktifnya dalam pengobatan kandidiasis dapat menjadi solusi resistensi agen antijamur. Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) dan kenanga tanduk Artabotrys hexapetalus (L.f) Bhandari) merupakan tanaman yang tersebar luas di Indonesia. Kandungan senyawa aktif dalam daun beluntas dan kenanga tanduk berpotensi memiliki aktivitas antikandida terhadap Candida albicans. Karenanya, peninjauan literatur ini akan membahas potensi aktivitas antikandida terhadap Candida albicans dari ekstrak daun beluntas dan kenanga tanduk. Selain itu, peninjauan literatur ini juga membahas Candida albicans dan infeksi yang disebabkannya, agen antijamur yang sudah tersedia beserta mekanisme resistensinya, serta beberapa metode yang dapat digunakan untuk menguji potensi aktivitas antikandida.

Candidiasis is a fungal infection that often occurs in people with immunocompromised condition. Candida albicans is the most prevalent species that cause candidiasis. Frequent and improper use of available antifungal drugs cause the resistance development in this fungal species against antifungal drugs, such as fluconazole. This fact encourages research and development of new antifungal drugs that are effective and safe. The use of plants and their bioactive molecules in the treatment of candidiasis can be a solution for antifungal agent resistance. Beluntas (Pluchea indica (L.) Less) and kenanga tanduk Artabotrys hexapetalus (L.f) Bhandari) are plants that spread abundantly in Indonesia. Considering the chemicals content in its leaves, beluntas and kenanga tanduk have promising potential activity against Candida albicans. Thus, this review discuss the possible potential anticandidal activity of extracts from beluntas (Pluchea indica (L.) Less) and kenanga tanduk (Artabotrys hexapetalus (L.f) Bhandari) leaves. In addition, this review briefly discuss Candida albicans and the infection caused by it, antifungal agents that already available and their resistance mechanisms, as well as several methods that can be used to test the potential anticandidal activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>