Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meira Parma Dewi
"Pada tesis ini dilakukan pengukuran kemiripan profil DNA manusia menggunakan ukuran kemiripan fuzzy (fuzzy similarity measure). Pengukuran kemiripan profil DNA ini dibedakan atas dua bagian, yaitu pengukuran kemiripan dari profil DNA seseorang dengan data profil DNA yang tersimpan pada sistem basis data, dan pengukuran kemiripan seseorang dengan keluarga biologis yaitu orang tua serta kakek dan nenek. Pengukuran dilakukan terhadap setiap alel dari keenam belas loki marka STR yang memetakan profil DNA manusia. Dari simulasi percobaan yang dilakukan hasil yang diperoleh dari pencocokan profil DNA sangat memuaskan, dimana setiap simulasi memberikan hasil yang cocok. Selanjutnya sistem pengukuran kemiripan fuzzy profil DNA manusia ini diharapkan dapat digunakan untuk membantu pihak Kepolisian Republik Indonesia dalam proses identifikasi korban bencana, korban tindak kriminal maupun terorisme.

This thesis investigated the similarity measurement of DNA profile using fuzzy similarity measure. The similarity measurement of DNA profile has been done by measuring the similarity between a query?s DNA profile with the records in DNA profile databases, and between a query?s DNA profile with the DNA profile of its biological family, either biological parents or biological grandparents. The similarity measurement has been done to the STR alleles of sixteen loci. The result of this experiment showed that each simulation gave a matching result. The similarity measurement of DNA profile by using fuzzy similarity measure is useful for the Indonesian National Police (POLRI) in identifying process of victim of disasters, terrorism, or other criminal conducts."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meira Parma Dewi
"Pada tesis ini dilakukan pengukuran kemiripan profil DNA manusia menggunakan ukuran kemiripan fuzzy (fuzzy similarity measure). Pengukuran kemiripan profil DNA ini dibedakan atas dua bagian, yaitu pengukuran kemiripan dari profil DNA seseorang dengan data profil DNA yang tersimpan pada sistem basis data, dan pengukuran kemiripan seseorang dengan keluarga biologis yaitu orang tua serta kakek dan nenek. Pengukuran dilakukan terhadap setiap alel dari keenam belas loki marka STR yang memetakan profil DNA manusia. Dari simulasi percobaan yang dilakukan hasil yang diperoleh dari pencocokan profil DNA sangat memuaskan, dimana setiap simulasi memberikan hasil yang cocok. Selanjutnya sistem pengukuran kemiripan fuzzy profil DNA manusia ini diharapkan dapat digunakan untuk membantu pihak Kepolisian Republik Indonesia dalam proses identifikasi korban bencana, korban tindak kriminal maupun terorisme.

This thesis investigated the similarity measurement of DNA profile using fuzzy similarity measure. The similarity measurement of DNA profile has been done by measuring the similarity between a query’s DNA profile with the records in DNA profile databases, and between a query’s DNA profile with the DNA profile of its biological family, either biological parents or biological grandparents. The similarity measurement has been done to the STR alleles of sixteen loci. The result of this experiment showed that each simulation gave a matching result The similarity measurement of DNA profile by using fuzzy similarity measure is useful for the Indonesian National Police (POLRI) in identifying process of victim of disasters, terrorism, or other criminal conducts."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
T26390
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Fianny
"Penelitian ini membahas mengenai akibat hukum pengambilalihan suatu aset milik yayasan oleh yayasan lainnya yang memiliki kemiripan nama. Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma yang didirikan pada tahun 2011 dalam akta berita acaranya, menyatakan memiliki hubungan historis dengan yayasan yang memiliki kemiripan nama dengannya, yaitu Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Makassar yang baru mendapat pengesehan sebagai badan hukum pada tahun 2015, namun telah didirikan sejak tahun 1960 dan kemudian mengambil alih aset yayasan tersebut. Hal ini pun terjadi tidak terlepas dari peran serta notaris sebagai pejabat umum dalam pembuatan akta sebagai dasar dalam pelaksanaan suatu perbuatan hukum. Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai keabsahan dari Akta Pendirian Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Makassar Nomor 214 tahun 2011 dan Akta Berita Acara Rapat Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Makassar Nomor  32 Tahun 2015; dan akibat hukum pengambilalihan aset milik suatu yayasan oleh yayasan lainnya. Permasalahan tersebut dijawab dengan menggunakan metode penelitian yuridis-normatif dengan melalukan penelitian kepustakaan dan didukung oleh wawancara. Tipe penelitian ini berdasarkan sifatnya adalah penelitian deskriptif-analitis. Hasil analisis adalah bahwa Akta Pendirian Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Makassar Nomor 214 tahun 2011 dan Akta Berita Acara Rapat Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Makassar Nomor  32 Tahun 2015 adalah sah dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku, serta tindakan pengambilalihan aset suatu yayasan oleh yayasan lainnya yang tidak didasari dengan alas hak yang sah merupakan perbuatan melawan hukum.

This study discusses the legal consequences of asset acquisition owned by a foundation by other foundation which has similar name. Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma which was established in 2011 in its minutes, stated that it has historical relationship to the foundation that has similar name with it, namely Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Makassar which was just legalized as legal entity in 2015, yet has been established since 1960 and whereupon take over the asset of such foundation.  This matter occurred not apart from the participation of notary as a public official in the making of deed as the basis for carrying out a legal action. As for the issues discussed herein are regarding the legality of the Deed of Establishment of Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Makassar Number 214 of 2011 and Minutes of Meeting of Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Makassar Number 32 of 2015; and legal consequences of acquisition of an asset which owned by a foundation by other foundations. Such issue answered by using normative-juridical research method by conducting literature research and supported by interview. This research type based on its nature is descriptive-analysis. The analysis results are that the Deed of Establishment of Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Makassar Number 214 of 2011 and Minutes of Meeting of Yayasan Perguruan Tinggi Karya Dharma Makassar Number 32 of 2015 are valid and not violate the prevailing laws and regulations, and the act of asset acquisition owned by a foundation by other foundation without a rightful legal basis is a tort."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Aji Apriana
"Triclustering merupakan salah satu metode data mining yang juga merupakan pengembangan dari metode biclustering dan clustering. Metode tersebut mengelompokkan set data berupa matriks tiga dimensi (gen, kondisi, dan waktu) menjadi kelompok-kelompok submatriks yang memiliki kesamaan satu sama lain. Salah satu algoritma dari analisis triclustering adalah Extended Dimension Iterative Signature Algorithm (EDISA). Algoritma ini mempertimbangkan jarak Pearson antara tiap gen dan kondisi terhadap vektor rata-rata sebagai ukuran kemiripan. Proses pertama dari EDISA adalah langkah preprocessing yaitu menghapus gen yang memiliki nilai ekspresi gen yang berbeda sangat signifikan dengan nilai ekspresi gen lainnya. Lalu langkah selanjutnya yaitu memilih sebanyak s sampel gen dengan cara memilih satu gen secara random untuk menjadi seed gen, lalu mencari sebanyak s-1 gen yang memiliki jarak Pearson terdekat dengan seed gen tersebut. Tahap berikutnya membuat vektor bobot gen dan kondisi, lalu memasangkannya dengan sampel gen yang telah terpilih, kemudian menghitung vektor rata-ratanya. Proses selanjutnya yaitu proses iterasi di mana setiap gen dan kondisi yang memiliki jarak Pearson terhadap vektor rata-rata di atas ambang batas tertentu (TG dan TG, keduanya merupakan ukuran seberapa baik keselarasan suatu gen dan kondisi terhadap rata-rata kandidat tricluster) harus dihapus karena dianggap tidak memiliki kemiripan yang cukup dengan anggota tricluster lain pada setiap iterasinya. Proses selanjutnya adalah postprocessing yang bertujuan untuk menggabungkan tricluster yang memiliki kemiripan untuk dijadikan tricluster yang lebih besar dan dijadikan sebagai kumpulan tricluster final. Algoritma ini diterapkan pada data ekspresi gen penyakit paru-paru. Penerapan algoritma tersebut menggunakan beberapa skenario dengan nilai Tg dan TG yang berbeda. Hasil dari penerapan pada data ekspresi gen penyakit paru-paru diperoleh bahwa semakin besar nilai TG, maka jumlah gen yang dapat masuk ke dalam tricluster makin banyak, dan semakin besar nilai TG, maka jumlah kondisi yang dapat masuk ke dalam tricluster juga makin banyak. Selain itu, dilakukan evaluasi dari tricluster menggunakan nilai Tricluster Diffusion Score (TD Score) untuk mencari skenario terbaik. Didapat bahwa skenario terbaik merupakan skenario dengan nilai Tg=0,3 dan nilai TG=0,2. Melalui algoritma ini dapat dideteksi gen-gen yang dapat membedakan karakteristik pasien yang berpenyakit paru-paru dan pasien yang sehat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armand Lingga Wirjawan
"Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa persepsi kemiripan dapat dibentuk tanpa ada interaksi antara pengamat dan target, termasuk teori pengambilan perspektif. Efek ini ditemukan karena pengambilan perspektif dapat membuat pelaku memproyeksikan identitasnya terhadap target. Penelitian ini berusaha memahami cara untuk meningkatkan persepsi kemiripan tanpa melakukan interaksi. Dalam dua eksperimen, peneliti menguji pengaruh pengambilan perspektif dan kontak imajiner terhadap persepsi kemiripan. Pengambilan perspektif merupakan sebuah proses kognitif sedangkan kontak imajiner mempengaruhi proses afektif. Studi pertama yang berfokus pada pengambilan perspektif dilakukan dengan 95 partisipan dan merupakan eksperimen between-subjects. Studi pertama juga merupakan replikasi dari studi ketiga Brown, Young & McConnel (2009). Studi kedua menguji pengaruh kontak imajiner dan memiliki 59 partisipan (76% perempuan). Kedua eksperimen ini menunjukkan bahwa pengambilan perspektif tidak meningkatkan persepsi kemiripan, sedangkan kontak imajiner dapat meningkatkan persepsi kemiripan. Studi ini menunjukkan pentingnya melakukan replikasi studi, dan memberi indikasi awal bahwa kontak imajiner dapat mempengaruhi persepsi kemiripan, bukan hanya efek keakraban (familiarity) terhadap target.

Several studies have shown that perceived similarity can be elicited without any interaction taking place between observers and their targets. One such study highlights the effects of perspective taking on perceived similarity. Perspective taking is found to increase perceived similarity by increasing self-other overlap between observer and target. This study seeks to understand ways to increase perceived similarity without any interaction taking place. In two experiments, we tested the effects of taking perspective taking and imagined contact on perceived similarity. These two methods were chosen because perspective taking is a cognitive process whereas imaginary contact affects affective processes. The first study focused on perspective taking and was done with 95 participants with a between subjects design. The first study was also a replication of the third study by Brown, Young & McConnel (2009). The second study examined the effect of imaginary contact and had 59 participants (76% women) with a within-subjects design. These experiments show that perspective taking does not improve perceived similarity, whereas imaginary contact does increase perceived similarity. This study demonstrates the importance of conducting replication studies and provides initial evidence that imagined contact can influence perceived similarity, not just the effect of familiarity towards a target."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhe Mila Herdiyanti
"Skripsi ini membahas perbandingan unsur-unsur intrinsik mencakup alur, latar, penokohan, dan tema, dalam novel Hari-Hari di Rainnesthood dan Cewek Paling Badung di Sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan kemiripan dan perbedaan yang terdapat dalam novel Hari-Hari di Rainnesthood dan Cewek Paling Badung di Sekolah. Selain itu, dalam skripsi ini juga akan dijelaskan apakah novel Hari-Hari di Rainnesthood terpengaruh novel Cewek Paling Badung di Sekolah. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intrinsik dengan perbandingan sebagai metodenya.
Berdasarkan analisis, diperoleh kesimpulan bahwa Izzati dalam membuat novel Hari-Hari di Rainnesthood terpengaruh novel Cewek Paling Badung di Sekolah karya Enid Blyton, terlihat dari banyaknya kemiripan dari kesemua unsur-unsurnya. Namun, dari perbedaan yang terjadi terlihat bahwa Izzati juga memberikan ide kreatifnya sehingga terdapat inovasi-inovasi dalam cerita Hari-Hari di Rainnesthood.
The research of this thesis about comparation of the intrinsict element, plot, setting, character in a story, and theme, from both novels, Hari-Hari di Rainnesthood and Cewek Paling Badung di Sekolah.
The purpose of research are how to indicate resemble and differences of Hari-Hari di Rainnesthood and Cewek Paling Badung di Sekolah. Beside that, this thesis will explain about influences of Hari-Hari di Rainnesthood and Cewek Paling Badung di Sekolah as well. The research approach that will be used in this study is intrinsict approach anf comparation method.
From all analysis, it has concluded that when Izzati write novel Hari-Hari di Rainnesthood, she was influenced by Cewek Paling Badung di Sekolah novel by Enid Blyton. The indicator on it, is from the resemble of all the intinsict element. In the other hand, from the differences there are show that Izzati also brought the creative ideas when she wrote Hari-Hari di Rainnesthood which gave more innovation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10797
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satwiko Budiono
"ABSTRAK
Ada dugaan bahwa bahasa Jawa dialek Banyumas dengan bahasa Jawa dialek Banyuwangi memiliki kemiripan. Kemiripan bahasa Jawa dialek Banyumas dengan bahasa Jawa dialek Banyuwangi didasarkan pada dugaan 1 kemiripan bunyi, 2 kemiripan mengandung kosakata bahasa Jawa Kuno, 3 kemiripan tidak memiliki tingkat tutur, dan 4 kemiripan berstatus sebagai daerah pinggiran. Pada kenyataannya, letak geografis pemakai bahasa Jawa dialek Banyumas dan bahasa Jawa dialek Banyuwangi memiliki jarak yang jauh. Pemakai bahasa Jawa dialek Banyumas berada di Provinsi Jawa Tengah bagian barat, sedangkan pemakai bahasa Jawa dialek Banyuwangi berada di Provinsi Jawa Timur bagian timur. Atas dasar tersebut, penulis tertarik untuk membuktikan dugaan kemiripan antara bahasa Jawa dialek Banyumas dengan bahasa Jawa dialek Banyuwangi berdasarkan pendekatan dialektologi. Hal ini disebabkan belum penah ada penelitian sejenis yang membandingkan secara langsung antara bahasa Jawa dialek Banyumas dengan bahasa Jawa dialek Banyuwangi dan melacak kandungan kosakata Jawa Kunonya. Hasilnya, dugaan kemiripan bahasa Jawa dialek Banyumas dengan bahasa Jawa dialek Banyuwangi yang datanya diambil pada Kecamatan Tambak Banyumas dan Kecamatan Glagah Banyuwangi terbukti secara dialektologi. Selain itu, kandungan kosakata Jawa Kuno pada bahasa Jawa dialek Banyumas lebih banyak dibandingkan bahasa Jawa dialek Banyuwangi sehingga bahasa Jawa dialek Banyumas dapat dikatakan sebagai dialek bahasa Jawa yang lebih tua dibandingkan bahasa Jawa dialek Banyuwangi.

ABSTRACT
Banyumas dialect and Banyuwangi dialect of Javanese language are hypothesized to share similarities in terms of 1 the sound, 2 the presence of Old Javanese vocabulary items, 3 the absence of speech levels, 4 suburban regions. In fact, speakers of Banyumas dialect and those of Banyuwangi dialect live in different geographical regions the former settle in the western part of Central Java province, while the latter in the eastern part of East Java province. Based on the fact, the researcher intended to reveal hypothesis concerning similarities of Banyumas dialect and Banyuwangi dialect of Javanese language using dialectology approach. This is so since there has been no similar research which directly compares Banyumas dialect and Banyuwangi dialect and tracks the contents of the Old Javanese vocabulary items. The research results indicate that 1 the hypothesis concerning similarities of Banyumas dialect and Banyuwangi dialect of which data were taken in Tambak Banyumas subdistrict and Glagah Banyuwangi subdistrict is dialectologically proved, 2 the number of Old Javanese vocabulary items in Banyumas dialect of Javanese language is more than the number of Old Javanese vocabulary items in Banyuwangi dialect of Javanese language, and therefore Banyumas dialect is said to be older than Banyuwangi dialect"
2018
T50856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Pravest Hamidi
"Reskinning gim merupakan fenomena yang sering terjadi saat ini. Penulis meneliti bagaimana doktrin dikotomi ide dan ekspresi diterapkan dalam kasus-kasus semacam ini. Berbeda dengan di Indonesia, doktrin dikotomi ide dan ekspresi telah berkembang pesat di Amerika Serikat. Penulis menggunakan metode penelitian hukum yuridis-normatif dengan tipologi penelitian hukum berupa penelitian eksplanatoris. Selain peraturan perundang-undangan dan putusan Indonesia, penulis mengolah data-data yang sebagian besar bersumber dari putusan-putusan Amerika Serikat serta pendapat para ahli hukum. Penulis menyimpulkan bahwa pada kasus reskinning gim, doktrin dikotomi ide dan ekspresi diterapkan dengan pertama-tama menetapkan “ide” gim Penggugat dengan metode abstraksi, kemudian mencari segala kemiripan yang ada melalui pembedahan analitis dan keterangan ahli, lalu menetapkan “ekspresi yang dilindungi” dan “ekspresi yang tidak dilindungi” berdasarkan doktrin-doktrin pembatas yakni doktrin scenes-a-faire dan merger, menetapkan standar yang layak (standar substantial similarity atau virtual identity) berdasarkan seberapa jauh suatu elemen dilindungi Hak Cipta berdasarkan seberapa orisinal karya tersebut, dan terakhir menerapkan standar yang layak tersebut pada karya Penggugat dan Tergugat. Penulis memberikan saran: 1. UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta sebaiknya ditambahkan ketentuan yang memungkinkan penerapan standar virtual identity dalam kasus-kasus pelanggaran HakCipta; dan 2.Hakim sebaiknya memperhatikan juga bentuk-bentuk ekspresi yang tidak dilindungi Hak Cipta berdasarkan prinsip scenes-a-faire dan merger dalam menerapkan doktrin dikotomi ide dan ekspresi dan prinsip “pengambilan yang substansial” yang termuat dalam Pasal 41 huruf b dan Pasal 44 ayat (1) UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Game reskinning is a phenomenon that often occurs nowadays. The author examines how the doctrine of the idea and expression dichotomy is applied in such cases. Unlike in Indonesia, the idea and expression dichotomy doctrine has developed rapidly in the United States. The author uses a juridical-normative legal research method with a typology of legal research in the form of explanatory research. In addition to the laws and regulations and court decisions in Indonesia, the author processes data which is mostly sourced from the court decisions in the United States and the opinions of legal experts. The author concludes that in game reskinning cases, the doctrine of idea and expression dichotomy is applied by firstly determining the Plaintiff’s game “idea” by the abstraction method, then looking for any similarities though analytical dissection and expert testimony, then identifying “protected expressions” and “unprotected expressions” based on limitting doctrines, then setting the appropriate standards (substantial similarity or virtual identity) based on how far an element is protected, and finally applying the appropriate standards on the work of the Plaintiff and Defendant. The author gives suggestions: 1. Law Number 28 of 2014 concerning Copyright should be added to provisions that allow the application of virtual identity standards in cases of copyright infringement; and 2. Judges should also pay attention to forms of expression that are not protected by copyright when applying the doctrine of idea and expression dichotomy and the principle of "substantial taking" as contained in Article 41b and Article 44(1)."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadil
"Perkembangan teknologi setiap tahunnya semakin berkembang lebih maju dan cepat, salah satunya adalah dalam hal penggunaan internet. Dengan semakin banyaknya pengguna internet dan pelaku industri telekomunikasi di Indonesia sehingga menimbulkan persaingan ketat antar perusahaan telekomunikasi. Oleh karena itu, perusahaan telekomunikasi harus meningkatkan daya saing mereka dengan cara mempertahankan pelanggan dan pemanfaatan teknologi, serta melakukan pengukuran tingkat kematangan dalam skala aktivitas atau proses bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pelanggan melalui segmentasi pelanggan berdasarkan Customer Lifetime Value (CLV) dengan pendekatan model Recency, Frequency, dan Monetary (RFM), melakukan pengukuran tingkat kematangan proses bisnis terkait Customer Care berdasarkan framework eTOM, dan merancang rekomendasi peningkatan loyalitas pelanggan untuk setiap segmen. Metode K-Means Clustering digunakan untuk melakukan segmentasi pelanggan yang menghasilkan 4 klaster dan nilai CLV dipakai untuk menentukan nilai dari setiap klaster pelanggan dengan variabel RFM. Kemudian pemetaan klaster menggunakan Customer Value Matrix (CVM) dilakukan untuk memastikan karakteristik klaster pelanggan. Kemudian nilai CLV digunakan sebagai bobot pengukuran untuk melakukan pemeringkatan dengan metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) pada 10 alternatif yang diusulkan kepada para ahli untuk dapat diterapkan oleh perusahaan telekomunikasi sehingga meningkatkan loyalitas pelanggan dan meningkat daya saing perusahaan.

The development of technology is growing more advanced and faster every year, including in terms of internet usage. The number of internet users and telecommunication industries in Indonesia increasing continuously, it has created high competition between telecommunication companies. Therefore, telecommunication company need to improve their competitiveness by retain loyalty customers and utilizing technology and also have a maturity level measurement in activities or business processes. The purpose of this study are to determine customer behavior through customer segmentation based on Customer Lifetime Value (CLV) using the Recency, Frequency, and Monetary (RFM) model, measure the maturity level of business process related to Customer Care based on the eTOM framework, and design recommendations to increase customer loyalty for each segment. Customers are segmented using the K-Means Clustering method, which yields four clusters, and the CLV value is used to determine the value of each customer cluster with the RFM variable. The Customer Value Matrix (CVM) is used to determine the characteristics of the customer clusters through cluster mapping. Then the CLV value is used as a measurement weight to rank with TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) method on the 10 alternatives proposed to the experts to be implemented by telecommunication company so they can increase customer loyalty and increase company competitiveness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library