Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 259 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Metty Murni Wati Ibrahim
"ABSTRAK
Tujuan dari thesis ini adalah untuk memperlihatkan peluang investasi pada industri
perkebunan kelapa sawit. Pembahasan yang dilakukan dalam studi ini meliputi prospek
perkembangan, berkaitan dengan prospek investasi termasuk proyeksi luas areal dan produksi
perkebunan. Metode yang digunakan oleh penulis dalam melaksanakan studi ini adalah
wawancara dan pengumpulan data melalui berbagni sumber, melakukan penelitian terhadap
literatur termasuk studi kepustakaan.
Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar setelah Malaysia. Malaysia
menguasai 50,12% pasar dunia sedangkan Indonesia 29,51%, selebihnya Nigeria 4,10%
(ketiga), Columbia 2,36% (keempat), sisanya negara-negara lain sebesar 13,91%. Indonesia
diperkirakan bisa menyusul Malaysia, karena pertumbuhan rata-ratanya hanya 5,8% per tahun
pada periode 1991-1996, Indonesia 12,5% per tahun pada periode yang sama.
Kecilnya pertumbuhan minyak sawit Malaysia akhir-akhir ini disebabkan hampir tidak
adanya lagi perluasan areal karena lahan yang sudah sangat terbatas. Dengan melihat prospek
luas areal perkebunan kelapa sawit yang masih besar di Indonesia, maka peluang untuk
melakukan investasi di bidang ini masih terbuka.
Mengingat konsumsi minyak sawit dunia perkapita sebesar 2,67% dan merupakan
konsumsi terbesar no. 2 setelah konsumsi kedelai (3,41). Maka berarti perdagangan minyak
sawit menduduki urutan kedua didalam perdagangan minyak nabati internasional. Tentunya
kesempatan Indonesia untuk bersaing di dunia Internasional masih besar, maka Penulis
mencoba membuat perkiraan kemampuan ekspor Indonesia.
Ditinjau dari aspek teknis prospek investasi dibidang pengembangan kelapa sawit di
Indonesia cukup baik, berhubung masih tersedia lahan yang sangat luas yang cocok bagi
perluasan budidaya kelapa sawit, terutama sekali di Luar Pulau Jawa antara lain Pulau
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Aspek teknologi produksi maupun
pengolahannya juga tidak menjadi masalah.
Setelah dilakukan perhitungan terhadap peluang investasi dengan mengambil contoh
Pola Koperasi Investor, dengan berbagal asumsi yaitu
Luas Areal 10.000 ha
Harga Jual Minyak Sawit (CPO) Rp 3.500 per ton
Harga Jual Minyak Intl Sawit (PKO) Rp 1.400 per ton
Bunga Pinjaman Untuk Investor (24%) dan Koperasi (14%)
Kepemilikan saham Investor (3 5%) dan Koperasi (65%)
Maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Laba tahun berjalan dicapai pada tahun ke 7
- Untuk Investor sebesar Rp 14.799.364.120 00,3%)
- Untuk Koperasi sebesar Rp 22.687.143.600 (15,7%) .
2. Proyeksi arus kas (Cash Flow) yang tenis meningkat dengan tingkat likuiditas
serta solvabilitas yang cukup baik sehingga mempunyai kemampuafl untuk
mengembal ¡kan hutangnya.
3. NPV yang positif baik dan sisi Investor dan Koperasi, maupun dilihat secara
keseluruhan.
4. Masa pengembalian investasi (payback period) selama 10,4 tahun dihitung sejak
investasi.
5. ERR secara keseluruhan (gabungan) sebesar = 26,9%
IRR untuk Investor = 27,6%
ERR untuk Koperasi = 25,7%
Dari berbagai asumsi dan analisis di atas, maka dapat Penulis simpulkan bahwa
investasi proyek perkebunan kelapa sawit secara financial mempunyai prospek
yang sangat baik.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Lutfi
"PT SAM adalah perusahaan yang merencanakan akan membangun perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 Ha. yang terintegrasi dengan pabrik pengolahannya. Untuk itu perlu adanya kajian kelayakan yang meIiputi: aspek teknis dan teknologi, aspek pemasaran, aspek finansial,
aspek lingkungan hidup, aspek ekonomis dan aspek manajemen.
Secara teknis dan teknologis pembangunan perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 Ha dan pabrik pengolahannya dengan kapasitas 60 Ton TBS/Jam, yang akan dikembangkan oleh PT SAM layak untuk diimplementasikan. Lahan yang akan dikembangan berdasarkan analisis kesesuaian lahan memungkinkan untuk digunakan sebagai perkebunan
kelapa sawit.
Analisis pemasaran menunjukkan adanya permintaan dunia yang semakin lama semakin meningkat terhadap produk kelapa sawit. Disamping itu kebutuhan dalam negeri juga makin lama makin meningkat, sehingga dilihat dari segi pemasaran provek ini layak untuk dilaksanakan.
Analisis keuangan atas proyek ¡ni dibuat enam skenario. Skenario satu sampai tiga merupakan turunan skenario pembangunan perkebunan kelapa sawit yang terintegrasi dengan pabrik pengolahannya. Sedangkan skenario empat sampai enam merupakan turunan skenario pembangunan
perkebunan kelapa sawit saja. Keenam skenario tersebut semuanya Iayak secara finansial dengan hasil sebagai berikut:
1. skenario Pertama, dengan tingkat bunga pinjaman komersial sebesar 19% dan bunga pinjaman PBSN sebesar 12% diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 74.715,8 juta dan IRR sebesar
22,09%.
2. Skenarlo Kedua, dengan tíngkat bunga pinjaman komersial dan bunga pinjaman PBSN sebesar 10%, diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 99.067,3 juta dan IRR sebesar 24,33%.
3. Skenario Ketiga, dengan tingkat bunga pinjaman komersial dan bunga pinjaman PBSN sebesar 20% diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 70.932,4 juta dan ERR sebesar 21,53%.
4. Skenario Keempat, dengan tingkat bunga pinjaman komersial sebesar 19% dan bunga pinjaman PBSN sebesar 12%, diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 16.572,2 juta dan IRR sebesar 17,49%.
5. Skenario Kelima, dengan tingkat bunga pinjarnan komersial dan bunga pinjaman PBSN sebesar 10% diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 16.380,8 juta dan IRR sebesar 17.50%.
6. Skenario Keenam, dengan tingkat bunga pinjaman komersial dan bunga pinjaman PBSN sebesar 20% diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 10.976,7 juta dan IRR sebesar 16,59%.
Untuk analisis proyek dan sisi ekonomi terlihat bahwa dari tahun ke-0 sampai dengan tahun ke-5 output manfaat ekonomi dengan finansial sama besarnya. Hal ini dikarenakan perkebunan belum mulai menghasilkan. Namum mulai tahun ke-6 sampal dengan tahun ke-25, terlihai bahwa manfaat ekonomi proyek lebih besar dibandingkan dengan manfaat finansial dan proyek itu sendiri.
Pembangunan dan pengoperasian proyek PT SAM akan keadaan ruang lingkungan awal, biogeofisik, kimia
maupun ekonomi dan budaya. Analisis dampak lingkungan yang dilakukan menyatakan bahwa proyek perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahannya dapat diimplementasikan dengan treatment tertentu untuk
mereduksi dampak negatif yang ada sehingga aman bagi Iingkungan hidup.
Secara manajemen terlihat bahwa membangun pabrik pengolahan yang terintegrasi dengan perkebunan kelapa sawit secara finansial keuntungannya jauh lebih besar. Disamping itu lebih menjamin pasokan bahan baku bagi pabrik pengolahan. Sedangkan pada sisi yang lain memberikan jaminan kepastian bahwa hasil panen dan perkebunan akan terserap semuanya.
Secara keseluruhan dilihat dari aspek teknis dan teknologi, aspek pemasaran, aspek finansial, aspek lingkungan hidup, aspek ekonomis maupun aspek manajemen, rencana pembangunan perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 Ha yang terpadu dengan pabrik pengolahannya oleh PT SAM sesuai dengan skenario pertama, layak untuk diimplementasikan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Prospek agroindustri kelapa sawit di Indonesia sangat cerah. Selama ini Malaysia menjadi eksportir terbesar minyak sawit mentah di dunia yang pangsa pasarnya mencapai 48.26%. Dengan potensi yang ada, Indonesia sebetulnya mampu mengalahkan Malaysia. Untuk mewujudkan hal tersebut ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Pertama memperluar areal perkebunan. Kedua pembangunan infrastruktur yang memadai dan harus terkait dengan unit pengolahannya. Ketiga pengembangan kegiatan penelitiaan dan pengembangan yang selama ini tidak dilakukan. Keempat mengurai jebakan teknolgi. Kelima deregulasi. Selama ini proses perizinan investasi sangat panjang yaitu melalui 17 lemabga di tingkat pusat dan 25 lembaga tingkat daerah."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (02) Februari 2003: 53-55, 2003
MUIN-XXXII-02-Feb2003-53
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Agung Wijono
"Metoda life cycle assessment model cradle to wheel industri biodiesel sawit untuk kajian potensi dampak lingkungan dari rantai suplai perkebunan sawit, CPO mill, pabrik biodiesel, blending plant, SPBU, dan kendaraan transportasi. Analisis kategori dampak dan perhitungan menggunakan skenario roadmap biodiesel nasional, skenario roadmap tanpa membuka lahan baru, skenario transportasi tanpa menggunakan biodiesel, skenario besaran emisi transportasi, skenario pengaruh campuran biodiesel terhadap emisi, serta rencana strategi pelaksanaan roadmap biodiesel nasional. Melimpahnya produksi CPO Indonesia duapuluh juta ton/tahun, kemandirian teknologi industri biodiesel, dan sifat biodiesel yang ramah lingkungan, sehingga biodiesel sawit sebagai bahan bakar alternatif mampu mendukung ketahanan energi nasional yang berkelanjutan.

Life cycle assessment method with the cradle to wheel model of oil palm biodiesel industry to study the potential environmental impact of the supply chain oil palm plantation, CPO mill, biodiesel plant, blending plant, gas station, and vehicle transportation. Analysis of impact categories and calculation using the national biodiesel roadmap scenarios, roadmap scenario without opening new plantation, transportation scenario without use biodiesel, the scenario of transportation emissions, scenario of effect the biodiesel mixture on emissions, and plan strategies for the national biodiesel roadmap. An abundance of Indonesian CPO production of twenty million tons/year, independent biodiesel industry technology, and environment-friendly nature of biodiesel, so palm oil biodiesel as alternative fuels capable of supporting a sustainable national energy security."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27953
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asmunih
"Pengujian spesifikasi solar nerupakan langkah penting sebelun suatu bahan bakar digunakan langsung di dalam mesin diesel. Dari hasil pengujian spesifikasi, dapat dilihat potensi bahan bakar tersebut untuk digunakan sebagai bahan bakar atau pencampur solar. Pada penelitian ini ingin dilihat kemungkinan penggunaan langsung minyak sawit (tanpa mengubah struktur molekul gliserida) sebagai pencampur bahan bakar solar.
Sebagai tahap awal dilakukan penentuan spesifikasi solar terhadap minyak sawit mentah (CPO). Metoda yang digunakan mengacu pada metoda ASTM penentuan spesifikasi solar . Kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil penentuan spesifikasi solar. Dari perbandingan ini terlihat beberapa sifat CPO berada di luar kriteria spesifikasi solar, seperti viskositas kinematik, titik tuang, TAN, CCR dan indeks setana terhitung. Untuk memperbaiki sifat-sifat tersebut di atas maka dilakukan pencampuran baik antara solar dengan CPO maupun solar dengan CPO yang telah diberikan perlakuan. Perlakuan yang diberikan terhadap CPO antara lain pemurnian dan penyaringan. Untuk memperbaiki viskositas maka diberikan penambahan aditif kerosin dan soltron pada campuran tersebut.
Dari penelitian ini diperoleh campuran akhir, yaitu campuran 85%v (27,5%v FCM : 72,5%v solar) : 15%v kerosin, yang mempunyai sifat memenuhi spesifikasi solar, kecuali nilai TAN dan warna ASTM. Pada penelitian ini iuga diketahui bahwa nylon mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kestabilan penyimpanan campuran bahan bakar tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lie Liem Fu
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andruska
"ABSTRACT
Siphons sebagai mana jet pump pada umumnya adalah salah satu jenis ejector yang mempunyai geometri konstruksi yang hampir sama, menggunakan fluida primer dan fluida sekunder yang sama jenisnya atau tidak terlalu jauh bedanya, baik berat jenis, rumus kimia, maupun kekentalannya. Hal ini erat kaitannya dengan efisiensi jet pump maksimum yang berkisar antara 40% sampai 42% (D. Blevins, 1984 : 259 dan Banga, 1982 : 503). Untuk air sphons dengan udara sebagai fluida penggerak, maka Huida hisap akan sangat dekat dengan titik didihnya, dan NPSH yang dihasilkan sangat rendah (Karassik, 1986 : 4.22). Dan air siphon akan lebih efisien apabila besaran-besaran operasinya lebih kecil dibandingkan dengan water jet pump atau jenis je! pump lainnya (Karassik, 1986 : 4.22). Untuk mengetahui unjuk kerja atau efisiensi satu jenis jet pump (dalam tulisan ini air siphon) dapat ditinjau salah satunya adalah dari segi jenis fluida yang akan dihisap. Dikarenakan air sivhons menggunakan liquid sebagai fluida hisap (Karassik, 1986 : 422), maka untuk mengetahui efisiensi appararus air siphons yang telah didisain sesuai kriteria perancangan yang dianjurkan, digunakan sebagai fluida hisap minyak kelapa sawit (palm oil) dan air (water) sebagai pembanding.
Perbandingan antara diameter driving nozzle dengan diameter mixing chamber (dfD) yang digunakan adalah 0,208 dan jarak driving nozel ke mixing chamber (E) = 2d.
Elisiensi maksimum air siphon dengan fluida hisap minyak kelapa sawit diperoleh pada tekanan kompresor 3 kg/omg sebesar 6 % dengan rasio aliran volume 1,23. Lebih rendah dibandingkan dengan efisiensi maksimum air siphon dengan fluida hisap air adalah sebesar 8,826% dengan rasio aliran volume 1,5. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang sangat mempengaruhi efisiensi air siphon, antara lain:
1. Rasio d/D yang terlalu rendah;
2. Tekanan kompresor yang digunakan belum mencapai titik optimum;
3. Ukuran konstruksi body apparatus air srphon yang terlalu besar;
4. Terbentuknya zona resirkulasi dan arus Eddy di dalam mixing chamber;
5. Ketidak sempurnaan disain konstruksi apparaizis air siphon;
6. Bentuk geometri dari fluida hisap, yaitu wujud fluida hisap, viskositas, dan massa jenis.

"
1999
S36899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Chitra
"Indonesia sedang dihadapkan pada permasalahan menipisnya cadangan minyak bumi yang merupakan sumber bahan bakar utama dan building blocks petrokimia. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dapat dilakukan pengembangan pada sumberdaya yang dapat diperbaharui, salah satunya dengan diversifikasi nilai tambah dan minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit memiliki struktur molekul yang mirip dengan minyak bumi, yaitu rantai karhon panjang. Sehingga sangatlah memungkinkan bagi minyak kelapa sawit untuk diolah menggunakan katalis asam dimana dapat terjadi restrukturisasi trigliserida melalui mekanisme reaksi katalis asam seperti halnya pengolahan minyak bumi untuk menghasilkan produk petroleum. Untuk itu diperlukan suatu studi agar dapat diketahui kekuatan asam suatu katalis yang diperlukan untuk dapat merubah struktur molekul minyak kelapa sawit ke dalam bentuk lain.
Penelitian dilakukan dengan mereaksikan minyak kelapa sawit dengan berbagai jenis asam, yaitu asam asetat, asam mitral, asam sulfat, zeolit, dan alumina pada sebuah reaktor batch sederhana. Pada produk sampel dilakukan analisa terhadap densitas, viskositas, berat molekul dan FTIR. Berat molekul ditentukan menggunakan grafik penenluan berat molekul dengan dua data masukan awal yaitu titik didih dan API gravity.
Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa penggunaan beberapa katalis asam memberikan produk dngan berat molekul yang berbeda. Penggunaan katalis asam dengan kekuatan -3 (zeolit) sampai -8.2 (alumina) dan 4,745 ( asam aselal ) s.d -1.163 (asam nitrat) mampu menurunkan berat molekul trigliserida dari nilai awal yaitu 849 gr/mol sampai nilai terkecil 726 gr/mol. Hal ini berarti terjadi perengkahan pada minyak kelapa sawit. Penggunaan asam sulfat sebagai katalis meningkatkan berat molekul produk sampai 1019 gr/mol. Kenaikan berat molekul tersebut juga diikuti dengan kenaikan viskositas produk, yang berarti telah terjadi reaksi polimerisasi hasil FTIR yang diperoleh menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan absorbansi pada ikatan karbon (CH2)n."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebutuhan bahan bakar yang tak dapal diperbaharui (fosil) di Indonesia, dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Di perkirakan pada tahun 2004, Indonesia akan mcnjadi negara pengimpor minyak mentah. Induslri perkebunan kelapa sawil di Indonesia rnerupakan salah satu industri yang terbesar ke dua di dunia setelah Malaysia. Dengan menggunakan pemilihan bibit unggul dan ekstensifikasi lahan perkebunan, diperkirakan pada tahun 2010, Indonesia akan menjadi negara penghasil terbesar kelapa sawit. Dengan kondisi ini. limbah yang dihasilkan dari industri _i uga diperkirakan akan menjadi masalah yang cukup besar. Limbah industri perkebunan kelapa sawit antara lain yailu daun, pelepah, cangkang atau tcmpurung, fiber atau scral dan tandan kosong sawit.
Untuk mendapatkan bio-oil yaitu mclalui proses pirolisis cepal dari pclepah kelapa sawil, dcngan temperatur sekitar 400“ - 650° C. Produk uap yang dihasilkan kc-:mudian dikondensasi pada suhu sekitar 16° C. dengan menggunakan es balu sebanyak 6 kg atau dry ice scbanyak 4 kg. Produk cair yang, didapat kemudian dibandingkan hasilnya dengan bio-oil dari umpan kayu pinus dan bahan bakar diesel.
Perbandingan karakteristik dari bio-oil dengan umpan pelepah kelapa sawit, bio-oil dengan umpan kayu pinus dan bahan bakar solar, adalah :
0 Viskositas = 2,592 CSI ; 7 cSt ; dan 4 cSt.
¢ Densitas = 1,0847 g/ml, ; 1,2 gfmL ; dan 0,85 gf'mL.
» pH=2,17 ; 2,5 ; dan5.
0 Nilai kalor = 6,910 MJfkg ; 16,5 Mlfkg ; dan 42,3 MJ/kg.
Kemudian untuk gugus fuftgsi kimia penyusunnya sama dengan gugus fungsi dari bio-oil umpan kayu pinus. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>