Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erfan Zachri
"Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Pelayanan pemenuhan kebutuhan air
bersih di Jakarta yang dikelola oleh PAM DKI Jakarta baru dapat memenuhi 40 % dari jumlah
keseluruhan penduduk kota Jakarta. Karena terbatasnya pelayanan terse but, pemanfaatan air tanah
menjadi alternatif utama bagi penduduk untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih. Penggunaan
air tanah tersebut dimanfaatkan, baik untuk keperluan industri, hotel, perkantoran maupun rumah
tangga.
Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk, maka semakin besar pula penggunaan tanah
permukiman di Jakarta, maka pengaruhnya terhadap terhadap kuantitas dan kualitas air tanah perlu
dipantau, sebab penggunaan air tanah yang semakin banyak secara tidak langsung memacu
terjadinya perubahan kuantitas air tanah. Perubahan kuantitas air tanah dapat terjadi akibat proses
alami di daerah setempat, namun di daerah perkotaan seperti Jakarta, kegiatan man usia merupakan
faktor pengubah yang dominan. Pengambilan air secara besar-besaran, pemotongan dan penutupan
aliran air tanah mengakibatkan terjadinya penurunan permukaan air tanah.
Sejak bulan Januari tahun 1995 di sepanjang selatan wilayah DKI Jakarta dibuat Jalan TOL dari Lebak
Bulus sampai Terminal bis Kampung Rambutan dan telah selesai pada pertengahan tahun 1996.
Dalam pembuatan jalan TOL terse but di beberapa tempat dilakukan penggalian sedalam 10 m dari
permukaan tanah. Jalan TOL yang melewati Kecamatan Jagakar;;a dan Pasar Reba mengalami
penggalian tanah rata-rata sedalam 10 m dari tanah di sisi utara-selatannya. Pad a kedua sisi jalan
TOL tersebut banyak tinggal penduduk yang masih menggunakan sumur gali sebagai sumber air
sehari-hari.
Permasalahan yang diajukan adalah bagaimanakah kedalaman air tanah dangkal di sisi utara dan sisi
selatan sepanjang jalan"TOL di Kecamatan Jagakarsa- Pasar Reba ?
Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan pengamatan terhadap sumur gali penduduk yang
berada di sepanjang jalan TOL dan perubahan topogafi yang terjadi akibat penggalian tanah.
Hasil yang didapatkan sebagai berikut:
Wilayah dengari ketinggian < 30 m dplluasnya mencakup 9,5 Ha atau 9,60% dari luas penelitian.
Wilayah ini terletak disepanjang aliran Ciliwung baik di kelurahan Tanjung Barat maupun kelurahan
Gedong. Wilayah dengan ketinggian > 30 m dpl merupakan dataran yang mendominasi di wilayah
penelitian yaitu seluas 89,5 Ha atau sebesar 90,40 'Yo dari luas penelitian seluruhnya.
Setelah adanya jalan TOL ditengah-tengah wiiayah penelitian terjadi pengerukan tanah. Karena
adanya kontruksi jalan TOL tersebut, terjadi perubahan pada luas wilayah dengan ketinggian < 30
m dpl yaitu adanya pengurangan seluas 1,13 Ha ( 11,89 %) dari luas luas sebelumnya, sedangkan
untuk wilayah > 30 m dpl luasnya berkurang sebesar 9,9 Ha ( 11,06 %) dari luas wilayah yang
sebelumnya.
Dalam penelitian ini kelas klasifikasi lereng dibagi atas 4 bagian yaitu: 2-5%, 5-8%, 8- 15% dan
15- 25 % .Sebelum ada jalan TOL, di wilayah penelitian terdapat kelas lereng 2- 5 % seluas 25,75
Ha (26,01 %), kemudiankelaslereng 5-8% seluas 66,13Ha (66,79 %), kelaslereng8-15
% seluas 2,56 Ha ( 2,58 %) dan kelas lereng 15- 25% seluas 4,56 Ha ( 4,6 %). Kelas lereng 5-
8 %, 8 -15 % dan 15- 25% terlet<1k disepanjang alirang Ciliwung baik di kelurahan Tanjung Barat
dan kelurahan Gedong, kecuali dari bagian tengah sampai timur kelurahan Gedong sangat
didominasi oieh lereng 5- 8 %. Sedangkan sebagian besar bagian te11gah dan barat kelurahan"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faizi
"Tujuan : Mengetahui tingkat kedalaman anestesi 30 detik setelah pemberian
propofol dosis 2,5 mg/kg berat badan dengan 3,5 mg/kg berat badan.
Disain : Prospektif, data dikumpulkan pada satu pusat penelitian dengan uji klinis
acak tersamar ganda.
yang akan menjalani bedah terencana dengan anesthesia umum fisertakan dalam
penelitian ini. Pasien diberikan premedikasi midazolam dan fentanil 5 menit sebelum
induksi. Kemudian pasien diinduksi dengan propofol dosis 2,5 mg/kg berat badan dan 3,5
mg/kg berat badan. Tekanan darah, nadi dan saturasi diukur 1 ( satu ) menit sebelum dan
sesudah induksi. Setelah 30 detik dinilai hilangnya refleks bulu mata dan respon terhadap
sungkup muka.
Pada keiompok I 24 pasien tidak memberikan respon terhadap sungkup muka, sedangkan
kelompok II berjumlah 26 pasien. Hasil ini menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna
( P > 0,05 )
Kesimpulan : Pemberian propofol dosis induksi 2,5 mg / kg berat badan memberikan tingkat kedalaman anestesi yang sama dengan dosis 3,5 mg/kg berat badan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T58819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Ardiningrum
"Konteks masa depan dengan berbagai perkembangan dan kemajuan teknologi turut mempengaruhi berkurangnya interioritas dalam pembentukkan ruang arsitektur. Crafting memiliki potensi untuk memberikan jiwa ke dalam arsitektur dengan kedalaman yang dimilikinya. Tugas akhir ini membahas tentang metode crafting seperti apa yang dapat menghasilkan desain yang tetap memiliki interioritas walaupun berada dalam konteks masa depan yang serba modern dan cepat. Apakah konfigurasi dalam crafting musik dan lukis dapat menghasilkan kualitas ruang yang memiliki kedalaman dalam mempertahankan interioritas suatu ruang. Berdasarkan studi crafting yang dilakukan dalam tugas akhir ini, didapatkan bahwa kedalaman dalam crafting didapatkan melalui proses pembuatannya dan proses menemukan teknik yang tepat untuk menghasilkan crafting yang baik. Narasi menjadi alat untuk menciptakan alur dalam crafting sehingga crafting tersebut memiliki kedalaman yang dapat menghisap siapapun yang mengalaminya. Metode baru ini mampu menghasilkan ruang relaksasi yang memiliki kedalaman tanpa kehilangan interioritasnya.

Technologies development in the future context also gives effects in interiority decreasing of the formation of architectural space. Crafting has potencies to give a soul into architectural space with its depth. This final project discusses how the crafting method could produce a design that still has its interiority in the future context that so modern and fast. Wether configuration in music and painting crafting could produce a space that has a depth inside and still keep its interiority. According to some crafting studies on this final project, found that the depth in crafting method is produced in the making process and inside the process of finding the best method to produce the best craft. Narrative becomes the tools to create a crafting plot so it has a depth that could sucks people into it. This new method could produce a relaxation space that has a depth and still keep its interiority."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruhun Sudina
"Indonesia dalam beberapa tahun terakhir intensif melakukan negosiasi perjanjian perdagangan yang tergolong komprehensif yang terlihat dari masuknya kesepakatan terkait investasi, hak kekayaan intelektual, tenaga kerja, dan kompetisi. Beberapa studi menyatakan bahwa kedalaman perjanjian perdagangan dapat meningkatkan partisipasi negara dalam rantai nilai global (GVC). Sepanjang tahun 1995-2020, Indonesia memiliki 12 perjanjian aktif yang seiring berjalannya waktu berkembang lebih komprehensif. Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai dampaknya terhadap partisipasi GVC yang justru cenderung melemah sepanjang periode tersebut. Melemahnya GVC berpotensi menurunkan kesempatan Indonesia untuk bisa meningkatkan kontribusi industri manufaktur dalam PDB serta meningkatkan nilai ekspor melalui produksi barang dengan nilai tambah yang tinggi. Berdasarkan persoalan tersebut, penelitian ini menganalisis hubungan antara kedalaman perjanjian perdagangan dengan partisipasi GVC bilateral Indonesia dengan negara partner perjanjian menggunakan model gravitasi dan PPML sebagai estimator. Secara umum, temuan menunjukkan jika pendalaman perjanjian perdagangan berkorelasi positif dengan naiknya nilai partisipasi GVC Indonesia. Manfaat positif tersebut dihasilkan dari pendalaman area kebijakan yang relevan dengan aktivitas perekonomian dibandingkan area lain kurang berkaitan. Berdasarkan temuan ini, pemerintah dapat memanfaatkan perjanjian perdagangan untuk meningkatkan partisipasi dalam GVC guna mendorong perkembangan industri berbasis nilai tambah di Indonesia yang bisa berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan pendapatan per kapita

Indonesia in recent years has been intensively negotiating trade agreements that are classified as comprehensive, as evidenced by the inclusion of provisions related to investment, intellectual property rights, labor, and competition. Some studies suggest that the depth of trade agreements can increase a country's participation in global value chains (GVCs). During 1995-2020, Indonesia had 12 active agreements that over time became more comprehensive. However, this raises questions about its impact on GVC participation, which has tended to weaken over the period. The weakening of GVCs has the potential to reduce Indonesia's opportunity to increase the contribution of the manufacturing industry in GDP and increase the value of exports through the production of goods with high added value. Based on these issues, this study analyzes the relationship between the depth of trade agreements and Indonesia's bilateral GVC participation with agreement partner countries using gravity models and PPML as estimators. In general, the findings show that the deepening of trade agreements is positively correlated with an increase in the value of Indonesia's GVC participation. The positive benefits result from deepening policy areas that are relevant to economic activity compared to other areas that are less relevant. Based on these findings, the government can utilize trade agreements to increase participation in GVCs to encourage the development of value-added industries in Indonesia that can contribute to increased productivity and per capita income."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hendra Siswoyo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman air terhadap derajat penetasan telur ikan patin (Pangasius pangasius) dan untuk mengetahui kedalam berapa yang terbaik yang menghasilkan kelulusan hidup tertinggi pada benih ikan patin. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman air berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap derajat penetasan telur ikan patin. Perlakuan A (kedalaman 5 cm) adalah perlakuan terbaik yang menghasilkan derajat penetasan telur ikan patin sebesar 90,33%."
Universitas Dharmawangsa, 2016
330 MIWD 49 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Sugeng Mulyono
"ABSTRAK
Dalam proses pengerjaan bubut, terdapat parameter-parameter pemotongan panting yang perlu diperhatikan karena diperkirakan dapat mempengaruhi kualitas benda kerjanya.
Parameter-parameter tersebut adalah : Asutan (f), Kedalaman Pdtong (a) serta Kecepatan Potong (vc). Sementara itu kualitas hasil yang diperkirakan dapat dipengaruhi antara lain kekasaran, kekerasan Serta tegangan maksimum bahan.
Secara signifikan dapat dilihat bahwa Asutan (f) berkorelasi positif terhadap kekasaran, sementara Kecepatan Potong (VC) berkorelasi negatif terhadap kekasaran.
Namun demikian pada pembubutan tanpa pendingin ; asutan, kedalaman dan kecepatan potong tidak berkore1asi_dengan kekerasan dan tegangan maksimum bahan. Pada proses bubut yang menggunakan pendingin, secara umum mampu menghasilkan kualitas benda yang lebih baik dari pada proses yang tanpa pendingin.

"
1996
S36736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Sumarni
"Penggunaan kompor briket batubara saat ini memiliki kelemahan diantaranya emisi CO yang tinggi, lamanya waktu penyalaan, dan ketidakpraktisan dalam pemadaman. Permasalahan pertama membutuhkan penanganan khusus karena emisi CO yang mencapai lebih dari 100 ppm tidak sehat bagi pengguna kompor briket batubara apabila terpapar dalam waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan emisi CO yang rendah dengan menggunakan hood. Hood yang berada di atas kompor briket bersama dengan blower pada bagian bawah kompor akan menciptakan vortex dibawah hood dan memperpanjang waktu tinggal sehingga dapat membentuk CO2 dari sisa CO pada flue gas. Parameter yang divariasikan adalah kecepatan superfisial udara, kedalaman chimney dan diameter lubang hood. Kecepatan superfisial yang divariasikan adalah 0.6, 1.2 and 1.8 m/sec, jenis hood yang digunakan adalah open hood dan blind hood dengan diameter lubang 6 cm, dan kedalaman chimney yang digunakan adalah 15 cm. Penelitian ini memberikan kesimpulan pada kedalaman chimney optimum 15 cm dan kompor dengan blind hood lebih baik dalam menghasilkan emisi CO yang rendah.

The utilisation of coal briquette stove undergoes some constraints such as high CO emission, long ignition time, and unpractical extinguishment. The first constraint requires urgent treatment because high emission which reaches more than 100 ppm for long exposure is not healthy for the coal briquette stove users. This experiment aimed to produce low CO emissions by using the hood. Hood in the briquette stove with a blower at the bottom of the stove will create a vortex beneath the hood and extend the residence time to form CO2 from from the remaining CO in the flue gas. On this research, the values of superficial velocity and chimney depth were varied. The superficial velocity is varied at 0.6, 1.2 and 1.8 m/sec, and using blind hood and open hood, while the chimney depth 15 cm from the top of the stove. The research gives conclusions that the optimum chimney depth is 15 cm and the stove with blind hood is preferable to produce low CO emission."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51816
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lasta Azmillah Akbar
"ABSTRAK
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak hutan hujan tropis. Selain hutan hujan tropis, Indonesia memiliki luas lahan gambut tropis yang sangat luas, sekitar 16,8-27,0 juta Ha ditemukan di seluruh negeri. Lahan gambut ini berfungsi sebagai penyimpan karbon yang dapat mengandung karbon dalam jumlah yang sangat besar. Gambut hampir tidak dapat terbakar dalam kondisi normal tetapi dalam kondisi kering, gambut mudah terbakar. Kebakaran lahan gambut melepaskan sejumlah besar emisi karbon ke atmosfer, kejadian ini menyebabkan kerugian seperti polusi udara dan merusak karbon yang tersimpan di tanah. Total emisi yang telah dilepaskan ke udara dapat dihitung melalui jumlah gambut yang terbakar selama kebakaran atau dikenal sebagai kedalam pembakaran. Sayangnya penyebaran api gambut tidak dapat diprediksi dengan mudah, ada beberapa variabel yang mempengaruhi pembakaran yang membara seperti kadar air, kandungan inorganik, dan karakteristik gambut itu sendiri. Dalam penelitian ini, dikembangkan alat yang memungkinkan untuk mendeteksi penyebaran gambut yang membara baik secara horizontal maupun vertikal. Perangkat ini dioperasikan menggunakan mikrokontroler dan modul laser mulai digunakan untuk mengukur kedalaman dan penyebaran kebakaran

ABSTRACT
Indonesia is a country that has vast amount of tropical rainforest. Besides tropical rainforest Indonesia has very wide area of tropical peat land, approximately there are 16.8-27.0 million ha are found across the country. These peatlands serve as carbon storage that could contains a huge amount of carbon. Peat hardly to caught on fire in normal condition but in dry condition, peat could caught on fire easily. Peatland fire release a huge amount of carbon emissions to atmosphere, this incident causing losses such as air pollution and damaging stored carbon in soil. Total emission that had been released to the air could be calculated through amount of peat that burned down during the fire or known as depth of burn. Unfortunately peat fire spread could not be predicted easily, there are variables affect the smouldering combustion such as moisture content, inert contain, and the characteristic of the peat itself. In this research, a device was developed that enable detection of smouldering spread of peat both laterally and vertically. The device was mainly operated using microcontroller and a laser ranging module used for measuring the depth of burn and spread."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephani Febryanna
"Upaya pengentasan kemiskinan saat ini erat kaitannya dengan kemajuan teknologi yang memiliki peranan dalam mengubah cara berinteraksi seseorang. Keberadaan akses internet dalam rumah tangga dianggap menjadi salah satu langkah untuk perbaikan kesejahteraan. penelitian ini ingin menganalisis pengaruh akses internet terhadap Indeks Kedalaman Kemiskinan yang merupakan indikator kesenjangan pendapatan pada rumah tangga miskin terhadap garis kemiskinan. Data yang digunakan adalah data sekunder bersumber dari Susenas Maret 2020, dan metode yang digunakan adalah Propensity Score Matching. Akses internet dianggap sebuah treatment pada unit analisis yaitu kepala rumah tangga miskin dan kepala rumah yang tidak melakukan akses internet sebagai control, serta digunakan 10 variabel sebagai kovariat dalam menentukan score rumah tangga untuk dilakukan pencocokan. Hasilnya secara statistik akses internet berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Kedalaman Kemiskinan. Kepala rumah tangga miskin yang melakukan akses internet cenderung memiliki indeks kedalaman kemiskinan yang lebih rendah dibandingkan kepala rumah tangga yang tidak melakukan akses internet. Namun hasil penelitian ini menunjukkan akses internet belum memiliki pengaruh besar terhadap pengurangan indeks kedalaman kemiskinan. Akan tetapi hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam kebijakan ekonomi digital, bahwa ada kemungkinan akses internet memiliki peran dalam mengurangi indeks kedalaman kemiskinan.

Current poverty alleviation efforts are closely related to technological advances, which have a role in changing how people interact. The existence of internet access in the household is considered one of the steps for improving welfare. This study wants to analyze the effect of internet access on the Poverty Gap Index, which indicates the income gap of poor households towards the poverty line. The data used is secondary data sourced from the March 2020 Susenas, and the method used is Propensity Score Matching. Internet access is considered a treatment in the unit of analysis, namely heads of poor households and heads of poor households who do not access the internet as a control, and ten variables are used as covariates in determining household scores for matching. The result is, statistically, that internet access has a significant effect on the poverty gap index. Heads of poor households who access the internet tend to have a lower poverty gap index than the heads of households who do not access the internet. The results of this study indicate that internet access has not had a major influence on reducing the poverty gap index. However, the results of this study can be considered in digital economic policies, that there is a possibility that internet access has a role in reducing the poverty gap index."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Adityo
"Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapan dalam kegiatan eksplorasi seismik untuk memetakan struktur kedalaman, serta menemukan lokasi dengan prospek migas. Penelitian berlokasikan di Kalimantan dengan objek Cekungan X. Dengan menggunakan basis data berupa seismik 2D, checkshot borehole, log sumur, dan data-data geologi seperti stratigrafi regional dan peta geologi. Konversi kedalaman menggunakan metode layering cake, dengan dua strategi layering. Dimulai dengan picking horizon seismik dan fault, kemudian dilanjutkan dengan memetakan struktur berdasarkan two-way time. Konversi kedalaman bisa dilakukan setelah menentukan nilai k, Vo dan Vinterval. Dengan membuat permodelan Vo dan Vinterval yang kemudian diaplikasikan pada formula DT, maka didapatkan peta struktur kedalaman. Dari kalibrasi terhadap data log sumur, didapatkan data residual. Ketika permodelan peta residual diaplikasikan ke peta kedalaman sebelumnya maka akan didapatkan hasil akhir peta struktur kedalaman. Terakhir, dilakukan suatu analisis untuk menentukan prospek migas di cekungan tersebut, dan didapatkan dua lokasi yang memiliki prospek migas.

Seismic Interpretation is a part of exploration project to get depth structure map, also to find an interesting structure with hidrocarbon prospect. Located in Kalimantan with the main object is Basin X. 2D seismic data, borehole checkshot, well logs, and some geological data such as geological map and regional stratigraphy are the main database. In this study, depth conversion is performed by using layering cake method with two layering strategies. Starting with seismic horizon and fault picking, then mapping the time structure map based on two-way time. The depth conversion can be done after the value of k, Vo and Vinterval are inverted from checkshot. After make velocity modelling for Vo and Vinterval, used it with DT formula, then the result would be considered the fisrst depth structure map. Callibrated it with log data would gain residual depth, the residual modelling will give correction to the depth structure map, that would be considered as the final depth structure map. HC prospect and structure of interest are analyzed using this depth structure map, and found two structures with HC prospect."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S28984
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>