Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Mafaza Fauzie
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara pemenuhan kebutuhan dasar psikologis (kebutuhan untuk mandiri, kebutuhan untuk kompeten, kebutuhan untuk terhubung dengan orang lain) dan keterlibatan siswa dalam belajar. Pengukuran pemenuhan kebutuhan dasar psikologis menggunakan alat ukur Basic Needs Satisfaction in General (Deci & Ryan, 2012) dan pengukuran keterlibatan siswa dalam belajar menggunakan alat ukur School Engagement Measure (SEM)-MacArthur (Fredricks, Blumenfeld, Friedel, & Paris, 2005). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 151 siswa SMAN kelas X. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemenuhan kebutuhan untuk mandiri dan keterlibatan siswa dalam belajar, serta hubungan yang signifikan antara pemenuhan kebutuhan untuk kompeten dan keterlibatan siswa dalam belajar. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemenuhan kebutuhan untuk terhubung dengan orang lain dan keterlibatan siswa dalam belajar.

This research was conducted to find the correlation between basic psychological needs satisfaction (need for autonomy, need for competence, need for relatedness) and student engagement. Basic psychological needs satisfaction was measured using a modification instrument named Basic Needs Satisfaction in General (Deci & Ryan, 2012) and student engagement was measured using a modification instrument named School Engagement Measure (SEM)-MacArthur (Fredricks, Blumenfeld, Friedel, & Paris, 2005). The participants are 151 of high school students in this research. The result of this research show that there is significant correlation between satisfaction of the basic psychological need for autonomy and student engagement, and show that there is significant correlation between satisfaction of the basic psychological need for competence and student engagement. Furthermore, this research also show that there is not significant correlation between satisfaction of the basic psychological need for relatedness and student engagement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Inne Yosevin Purba Dasuha
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara keterlibatan ayah dengan pemenuhan kebutuhan dasar psikologis, yang terdiri dari tiga kebutuhan yakni kebutuhan otonomi, kebutuhan kompeten, kebutuhan keterhubungan. Variabel keterlibatan ayah diukur dengan menggunakan alat ukur yang dikembangkan Finley dan Schwartz 2004 yakni Father Involvement Scale FIS dan Nurturant Fathering Scale NFS . Variabel pemenuhan kebutuhan dasar psikologis diukur dengan alat ukur Basic Psychological Needs in General yang diadaptasi oleh Gagne 2003 . Responden penelitian adalah siswa SMA dan SMK yang berdomisili di Jabodetabek. Jumlah semua responden penelitian ini adalah 416 yang diperoleh secara offline dan online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dengan pemenuhan kebutuhan dasar otonomi, kompeten, keterhubungan. Selain itu, keterlibatan ayah juga memiliki hubungan yang signifikan dengan pemenuhan kebutuhan dasar psikologis secara keseluruhan.

ABSTRACT
This study was conducted to examine the correlation between father involvement and basic psychological needs satisfaction, which consists of the need for autonomy, need for competence and need for relatedness. Father Involvement was measured by the Father Involvement Scale FIS and the Nurturant Fathering Scale NFS developed by Finley and Schwartz 2004 , whereas the Basic Psychological Needs Scale in General developed by Gagne 2003 was administered to measure basic psychological needs satisfaction. Participants of this study are students of high school and vocational high school who live in Jabodetabek area. There were a total number of 416 students who filled out the offline and online questionnaire. Results of this study show that there are significant correlations between father involvement and need for autonomy, need for competence, and need for relatedness. Furthermore, this study also shows that there is a significant correlation between father involvement and basic psychological needs satisfaction."
2017
S68764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Siswadi Naland
"Salah satu masalah yang dapat timbul dalam bubungan suami isteri adalah perselingkuhan di mana suami atau isteri terlibat dalam hubungan seksual dan terikat secara emosional dengan orang lain yang bukan pasangannys. Perselingkuhan meaimbulkan hetbsgai dampsk negatif dalam kehldupan berkeluarga karena suami atau isteri yang herselingkuh akan membagi babkan mengalihkan cinta kasih, perhatian, dana dan kebutuban keluarga yang lain dari pasangannya dan anak-anaknya, kepada orang ketiga yang menjadi pasangan selingkuhnya. Akibatnya kehldupan keluarga menjadi terganggu, suami-isteri kehilangan kepeccayaan tecbadsp pasangannya dan hubungan keduanya menjadi tidak harmonis. Perselingkuhan menurut catatan beheraps penelitian lebih banyak dilskukan oleh suami daripada baeri dan menimbulkan dampak lebih buruk pada isteri karena isteri memandang makna perselingkuhan dari sisi kesalahan ataupun kekurangan di dalam dirinya. Isteri akan merasa dirinya tidak berharga, kehilangan kasih sayang, perharian dan dulrungan dari suami sehingga mereka mudah menjadi depresi. Akibat lebih lanjut, isteri mungkin menjadi kurang mampu menjalankan fungsi-fungsi psilrologisnya dengan baik. Ia sendiri kurang dapat melihar kebaikan dirinya, enggan membina hubungan yang akrab dan bangat dengan orang lain, kurang mampu mengambil keputusan sendiri, sulit mengatur berbagai aktivitas yang hams dilakukannya, kehilangan minat untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, bahkan dapat kehilangan makna dan tujuan hidupnya sehingga dapat dikatakan merasa tidak sejahtera secara psikologis. Penelitian ini mengkaji kesejahteraan paikologis isteri yang mempunyai pengalaman suami berseelingkuh dengan membedakan isteri usia dewasa muda dan isteri usia dewasa madya, mengingat karakteristik dan tugas perkembangan kedua tahapaa usia tersebut berhada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pada awal perselinglroban terungkap, kesejahteraan psikologis isteri terganggu baik pada isteri usia dewasa madya atau muda. Namun demikian, kesejahteraan psikologis dapat pulib kembali setelah mereka dapat menerima kenyataan yang terjadi, mengambil keputusan mangenai kelanjulan kehidupan perkawinan dan menyesuaikan diri dengan 'kehidupannya yang baru' yaitu tetap mempertahankan perkawinan alan bereerai. Empat responden dewasa madya dalam penelitian ini terdiri dari 2 responden yang telah bercerai dan 2 respnnden yang mempertahankan perkawinan merasa sejahtera secara psikologis Kedua responden dewasa madya yang memutuskan bercerai, secara umum memiliki kesejahteraan psikologis lebih baik dibandingkan dengan dua responden dewasa madya yang mempertahankan perkawinan. Hal ini antara lain disebabkan karena kedua responden yang mempertahankan perkawinan. belum dapat menyelesaikan masalah parselingkuhan suarni secara tuntas. Seorang responden, suarninya tetap berselingkuh dan seorang. yang Jain mempunyai anak di luar perkawinan mereka. Kadua responden dewasa muda merasa tidak sejahtera secara psikologis. Mereka berdua merasa kurang dapat menerima diri mereka dengan baik dan lebih banyak melihat kekurangan diri. Keduanya belum dapat mengambil keputusan mengenai kelanjutan parkawinan mereka apakah akan dipertahankan atau bereerai dan sedang mempertimbangkan berbagai konsekuensi yang menyenainya. Beberapa karakteristik dan tugas perkembangan dewasa madya tampaknya Jebih memudahkan untuk merasa sejahtera. Hal ini antara lain disebabkan karena semua responden dewasa madya mandiri secara ekonomi, mereka mempunyai peeghasilan atau pekerjaan yang dapat diandalkan. Dalam menjalankan peran sebagai orang tua atau ibu, dewasa madya khususnya mereka yang mempunyai anak sudah cukup besar tidak Jagi banyak disibukkan oleh tugas-tugas mengurus dan merawat anak sehingga mereka dapet melakukan berbagai aktivitas sebagaimana dibutuhkannya, termssuk bekerja tanpa banyak mengalami konflik peran. Selain itu, sebagian respondan dewasa madya mempunyai anak-anak yang sudah berusia remaja atau dewasa muda sehingga dapat memberikan dukungan kepada ibunya dalam bentuk saran, kerja sama dan saling tolong menolong memenuhi berbagai kebutuhan atau mengatasi kesulitan. Selanjutnya dikemukakan saran agar penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah responden yang bentda dalam kondisi lebih bervariasi. Seperti misalnya, panting ditelaah kesejabteraan psikologis responden dewasa madya yang tidak mempunyai pekerjaan atau penghasilan yang dapat diandalkan, responden dewasa muda yang bercerai agar dapat dipelajari cara mereke mengatasi masalah finansial dan kesibukan mengurus anak tetapi tetap mampu merasa sejahtera secara psikologis. Hasil penelitian akan lebih kaya apabila dilakukan pula penelitian terhadap kesejahteraan psikologis suami yang isterinya berselingkuh agar dapat diketabui pengaruh dari peran jender Selanjutnya dikemukakan juga saran praktis untuk isteri yang mempunyai pengalaman suarni berselingkuh agar tidak berlarut-Iarut tenggelarn dalarn depresi dengan membuka diri dalarn mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul dan segera menata diri kembali dengan kebidupan yang baru bersama atau tanpa suami. Isteri dewasa muda yang belum bekerja dapat segera membekali diri dengan ilmu dan keterampilan agar dapat memberdayakan diri dan tidak seterusnya bergantung kepada suarni, terutama hila perkawinan tidak dapat dipertabakankan Mendekatkan diri kepada Tuhan akan menambah ketegaran serta memberikan pengharapan dalam mengatasi kesulitan yang mungkin dihadapi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T37885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Ardalisa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemenuhan kebutuhan dasar psikologis berperan sebagai mediator dalam hubungan antara persepsi siswa mengenai iklim emosional kelas dan keterlibatan siswa. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner lapor diri yang diisi oleh 391 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 7 dan kelas 8 dari tiga SMP Negeri di Depok. Hasil analisa mediasi menunjukkan bahwa hubungan antara persepsi siswa mengenai iklim emosional kelas dan keterlibatan siswa dimediasi secara parsial oleh pemenuhan kebutuhan dasar psikologis. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar psikologis siswa di kelas berperan dalam menjelaskan hubungan antara persepsi siswa mengenai iklim emosional kelas dan keterlibatan siswa.

The aim of this study was to explore the role of basic psychological needs satisfaction as a mediator in the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement. Data were collected through self-report questionnaire filled by 391 of 7th-grade and 8th-grade Junior High School students from three Public Junior High Schools in Depok. The result of mediation analyses showed that the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement was partially mediated by basic psychological needs satisfaction. It indicated that student’s basic psychological needs satisfaction in the classroom took part in explaining the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T43396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ros Santi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran mediasi pemenuhan kebutuhan dasar psikologis terhadap hubungan antara persepsi dukungan makna belajar dari dosen dan keterlibatan belajar mahasiswa. Jawaban dari hasil penelitian ini penting untuk dapat meningkatkan kualitas keterlibatan belajar, yang mampu menjadi intervensi awal dalam menekan angka putus kuliah.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner, dengan partisipan sebanyak 736 mahasiswa tingkat satu. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Engagement Learning Index untuk mengukur keterlibatan belajar, Personal Meaning Profile untuk mengukur persepsi dukungan makna belajar mahasiswa dari dosen dan Basic Psychological Needs Scale untuk mengukur pemenuhan kebutuhan dasar psikologis. Data yang terhimpun dianalisis menggunakan regresi mediasi Hayess.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan psikologis secara signifikan memediasi secara parsial terhadap hubungan antara persepsi dukungan makna belajar dari dosen dan keterlibatan belajar mahasiswa. Temuan dari penelitian ini memperlihatkan bahwa dukungan makna belajar dari dosen berperan penting dalam memenuhi kebutuhan dasar psikologis untuk meningkatkan kualitas keterlibatan belajar mahasiswa.

The study aimed to answer, 'Is the fulfillment of basic psychological needs can be mediator between teacher's meaning support in learning and student engagement'. The answer of this research is important to improve the quality of student engagement, that can be the first intervention in reducing the drop out rate.
This is quantative reasearch with self report quesionnaire. 736 participans on first rate student. The measuring instruments are Engagement Learning Index to measure student engagement, Personal Meaning Profile to measure the perception teacher's meaning support in learning and Basic Psychological Needs Scale to measure the fulfillment of basic psychological needs. The collected data were analyzed using Hayess mediation regression.
The result of this research revealed that fulfillment of psychological needs significantly became a partial mediator between the perception teacher's meaning support in learning and Student Engagement. Finding from this study show that teachers have an important role in meeting basic psychological needs, to improve the quality of student engagement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Priamsari
"Masa transisi yang dijalani oleh mahasiswa tingkat awal dapat berpengaruh dalam proses belajarnya. Mahasiswa semester awal yang memiliki prestasi akademis yang kurang memuaskan dapat mengarah pada putus kuliah dan hal ini dapat diatasi dengan keterlibatan belajar. Dengan menggunakan perspektif Self Determination Theory, penelitian ini ingin mengetahui apakah pemenuhan kebutuhan dasar psikologis memiliki peran mediasi pada hubungan antara dukungan makna belajar dari orang tua dan keterlibatan belajar mahasiswa. Penelitian ini menggunakan self report questionaire, yang diisi oleh 736 mahasiswa aktif yang duduk di tingkat pertama Fakultas Teknik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Jakarta. Hasil analisa dengan menggunakan Process macro by Andrew Hayes menunjukkan bahwa dukungan makna belajar dari orang tua memiliki pengaruh yang lebih besar pada keterlibatan belajar mahasiswa melalui pemenuhan kebutuhan dasar psikologis. Penelitian ini merekomendasikan agar orang tua dalam memberikan dukungan akan makna belajar tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan otonomi, kompetensi dan hubungan dengan orang lain agar mahasiswa dapat terlibat dalam belajar.

The transition period undertaken by the early graduate students can be influential in the learning process. Early term students with unsatisfactory academic achievement may lead to drop out and this may be overcome by student engagement. Using the Self Determination Theory perspective, this study wanted to know whether basic psychological needs satisfaction has a mediating role in the relationship between parents support on meaning of learning and student engagement. This research uses self report quesionaire, filled by 736 active students who sit in first level of Faculty of Engineering, Faculty of Mathematics and Natural Sciences and Faculty of Social Sciences Universitas Negeri Jakarta. The result of analysis by using Process macro by Andrew Hayes shows that the parents support on meaning of learning has a bigger influence on student engagement through basic psychological needs satisfaction. This study recommends that parents in providing support on meaning of learning still pay attention to fullfill needs of autonomy, competence and relationships with others to form student engagement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Desy Pramita
"Kinerja karyawan merupakan hal esensial bagi kesuksesan suatu organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harmonious passion dan obsessive passion terhadap kinerja karyawan serta peranan basic psychological needs satisfaction sebagai mediator pada hubungan tersebut. Responden dalam penelitian ini merupakan 267 karyawan dari berbagai organisasi. Penelitian ini menggunakan metode survei self-rating dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harmonious passion berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, dan basic psychological needs satisfaction berperan sebagai mediator pada hubungan tersebut. Sementara itu, obsessive passion berhubungan secara tidak langsung dengan kinerja melalui mediator basic psychological needs satisfaction.

Job performance is an essential factor for organization success. The aim of the present study is to examine the effect of harmonious passion and obsessive passion on job performance, and to investigate the mediating role of basic psychological needs satisfaction on work passion job performance relationship. Data were collected from 267 employees working in various organization. Results indicated that harmonious passion was significantly related to job performance and basic psychological needs satisfaction partially mediated this relationship. Furthermore, obsessive passion was indirectly related to job performance through basic psychological needs satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bijak Aditia Hutomo
"Kondisi prasejahtera merupakan salah satu faktor kontekstual yang berdampak pada efikasi diri keputusan karier mahasiswa. Dilain pihak, pemenuhan kebutuhan dasar psikologis yang dirasakan mahasiswa juga dapat memengaruhi efikasi diri keputusan kariernya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran moderasi pemenuhan kebutuhan dasar psikologis pada hubungan dukungan kontekstual dan hambatan kontekstual terhadap efikasi diri keputusan karier mahasiswa yang berasal dari keluarga prasejahtera. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 512 mahasiswa prasejahtera yang tersebar pada 18 Provinsi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen, yaitu Career Decision-Making Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF), Contextual Support and Barrier Scale (CSB), dan Basic Psychological Needs Satisfaction in General Scale (BPNS-G). Analisis data dilakukan dengan tiga analisis, yaitu analsisi deskriptif, korelasi, dan regresi moderasi dengan menggunakan Hayes Process Macro ver.4.2 dalam aplikasi SPSS. Hasil analisis moderasi pada model 1 menemukan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar psikologis memoderasi hubungan dukungan kontekstual terhadap efikasi diri keputusan karier. Meskipun demikian pemenuhan kebutuhan dasar psikologis tidak memoderasi hubungan hambatan kontekstual dengan efikasi diri keputusan karier. Implikasi dari penelitian ini menemukan pentingnya dukungan kontekstual terhadap efikasi diri keputusan karier pada mahasiswa prasejahtera, khususnya dari aspek orang tua, teman sebaya, dosen, dan institusi. Hambatan kontekstual pada mahasiswa prasejahtera juga perlu diperhatikan, khususnya pada hambatan finansial. Pemberian beasiswa pada mahasiswa prasejahtera dapat membantu mahasiswa dalam mendapatkan dukungan kontekstual dan meminimalisir hambatan kontekstual.

Underprivileged conditions are one of the contextual factors that impact career decision self-efficacy. On the other hand, students' basic psychological needs satisfaction can also influence their career decision self-efficacy. This research examines the moderation role of basic psychological needs satisfaction on the effect of contextual support and contextual barriers on the career decision-making self-efficacy of students from underprivileged families. Participants in this research were 512 underprivileged students spread across 18 provinces in Indonesia. This research used three instruments, namely Career Decision-Making Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF), Contextual Support and Barrier Scale (CSB), and Basic Psychological Needs Satisfaction in General Scale (BPNS-G). Data analysis was carried out using three analyses, namely descriptive analysis, correlation, and moderated regression using Hayes Process Macro ver.4.2 in the SPSS. The results of the moderation analysis found that basic psychological needs satisfaction moderates the effect of contextual support on career decision self-efficacy. However, basic psychological needs satisfaction does not moderate the effects of contextual barriers on career decision-making self-efficacy. The implications of this research reveal the importance of contextual support for career decision self-efficacy in underprivileged students, especially from the aspects of parents, peers, lecturers, and institutions. Contextual barriers for underprivileged students also need to be considered, especially financial ones. Providing scholarships to underprivileged students can help students to get contextual support and minimize contextual barriers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Safira
"Mahasiswa yang berada di tahap emerging adulthood kerap kali menghadapi tantangan-tantangan perkuliahan dan kehidupan yang dapat berdampak buruk terhadap Kesejahteraan Psikologis. Berdasarkan tinjauan literatur, ditemukan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar psikologis (PKDP) dan penggunaan internet bermasalah (PIB) berperan dalam Kesejahteraan Psikologis pada mahasiswa. Belum terdapat penelitian yang meneliti dinamika hubungan PKDP, PIB, dan Kesejahteraan Psikologis pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran PKDP dan PIB dalam memprediksi Kesejahteraan Psikologis serta hubungan PKDP dan PIB pada mahasiswa. Penelitian ini melibatkan 243 partisipan mahasiswa (Mage=21,2, Nperempuan=179) . Pengukuran variabel menggunakan alat ukur Ryff Psychological Well Being Scale (RPWBS), Basic Psychological Need Satisfaction Scale (BPNSS), dan Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS 2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PIB dapat memediasi hubungan antara PKDP dan Kesejahteraan Psikologis secara parsial (β = 9,1906, 95% CI [7,8382, 10,5430]). Temuan dari penelitian dapat digunakan untuk pertimbangan dalam menyusun intervensi meningkatkan Kesejahteraan Psikologis pada mahasiswa di tahap emerging adulthood =melalui PIB.

Students who are in the emerging adulthood stage often face challenges in college and life that could have a negative impact on psychological well-being (PWB). Based on a literature review, it was found that basic psychological need satisfaction (BPNS) and problematic internet use (PIU) played a role in PWB for university students. Previous research in Indonesia have not investigated the dynamic BPNS, PIU, and PWB in university students yet. This research aimed to look at the role of PIU in mediating the relationship between BPNS and PWB. This research involved 243 student participants (Mage=21,2, Nwoman=179)) and live in Indonesia. Variable measurements used the Ryff Psychological Well Being Scale (RPWBS), Basic Psychological Need Satisfaction Scale (BPNSS), and Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS 2). The research results show that PIU partially mediated the relationship between BPNS and PWB (β = 9,1906, 95% CI [7,8382, 10,5430]). The findings from the research can be used as a consideration when arranging intervention to increase university students PWB in the emerging adulthood stage through PIB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library