Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Murti Puspitaningtyas
Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya, 1999
580 DWI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya, 1998
584.5 KOL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, 2006
580 TUM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sutarsyah
"Analisis isi paket informasi perkebunrayaan bertujuan untuk mengetahui topik berita yang paling banyak diliput dan media massa apa saja yang paling banyak meliput. Data diolah dalam program microsoft exceldan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data tersebut dianalisis secara deskriptif. Data yang dianalisis adalah paket informasi perkebunrayaan tahun 2010. Hasil analisis menunjukkan ada sejumlah 116 judul pemberitaan yang dimuat. Berita yang paling banyak diliput tumbuhnya rafflesia patma sebanyak 23 pemberitaan atau 11,4%, urutan ketiga berita tentang Kebun Raya Bogor sebagai tempat tujuan wisata sebanyak 10 liputan atau 8,8% dan urutan keempat berita tentang peresmian perpustakaan digital Kebun Raya Bogor sebanyak 7% atau 8 liputan. Media massa cetak yang paling banyak meliput urutan pertama kompas sebanyak 37,1% atau 10 liputan, urutan kedua Jurnal Bogor sebanyak 7 liputan atau 25,9% dan urutan ketiga Radar Bogor sebanyak 5 liputan atau 18,5%. Media massa online/elektronik yang paling banyak meliput adalah kompas.com sebanyak 20,1% atau 18 liputan, diurutan kedua tempointeractive.com sebanyak 7,9% atau 7%. Dan urutan ketiga yaitu okezone.com sebanyak 5,5% atau 5 liputan."
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2013
020 VIS 15:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya, 2000
580 TAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuzammi
"ABSTRAK
Sauromatum and Typhonium are two genera belonging to the Araceae family. The genera have similarities in morphology. Since the genera were erected by Schott in 1832, they have often been reduced to one genus, i.e. Typhonium, by many taxonomists, only to be separated again by others. This dispute has now been resolved after research on chlorophast and DNA molecular sequences, conducted in 2010 by Cusimano et al. This research demonstrated that the two genera do differ significantly. Therefore, they should be separated taxonomically, as Typhonium and Sauromatum. Soon after the publication of this research, the name Sauromatum horsfieldii was restored, replacing Typhonium horsfieldii which now is reduced to status of a synonym."
Bogor: Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2017
580 WKR 15:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Muhammad Arief Kurniawan
"Pemakaman adalah lahan yang difungsikan sebagai tempat penguburan jenazah. Akan tetapi di samping fungsinya yang sudah jelas, dalam kebudayaan Kristen Eropa yang berlangsung selama berabad-abad, pandangan terhadap pemakaman sejatinya selalu mengalami perubahan, sehingga fungsi pemakaman seringkali dicampurkan dengan fungsi ruang lain yang sama sekali tidak berkaitan. Fenomena tersebutlah yang disoroti oleh Foucault dalam teorinya mengenai ruang heterotopia (1967). Berkenaan dengan hal tersebut, penelitian ini bermaksud untuk melihat ruang-ruang lain berdasarkan fenomena yang terdapat pada Pemakaman Belanda di Kebun Raya Bogor. Pemakaman tersebut menarik untuk dikaji menggunakan teori heterotopia Foucault karena letaknya yang relatif berbeda dari Pemakaman Belanda di Hindia-Belanda pada zamannya, yang umumnya terletak di lingkungan gereja atau di lahan terbuka. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa di Pemakaman Kebun Raya Bogor terdapat ruang-ruang lain pada pemakaman tersebut yang terwujud dalam tiga prinsip heteropologi, yaitu: adanya konsep ruang heterotopia krisis dan deviasi, perubahan fungsi pemakaman, dan penggabungan ruang-ruang lain yang tidak berkaitan.

Cemetery is an area that designated as a place for burial of the dead body. However, despite its obvious function, in European Christian culture that lasted for centuries, the view of the cemetery was actually always changing, so that the function of the cemetery was often mixed with other completely unrelated functions of space. This phenomenon is highlighted by Foucault in his theory of heterotopia (1967). In this regard, this study intends to look at other spaces of phenomena found in the Dutch Cemetery in the Bogor Botanical Gardens. The cemetery is interesting to study using Foucault's heterotopia theory because of its relatively different location from the Dutch cemeteries in the Dutch East Indies at that time, which were generally located in churches or in open fields. Based on the results of the study, it was concluded that at the Bogor Botanical Gardens Cemetery there are other spaces in the cemetery which are manifested in three heteropological principles: the concept of space of heterotopia crisis and deviation, changes in the function of the cemetery, and the incorporation of other unrelated spaces."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Griffiths, Arlo
Jakarta: UI-Press, 2010
PGB 0518
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Agustinah
"Laju perombaken materi organik, misalnya pohon yang tumbang di lantai hutan. merupakan "Faktor panting dalam panyediaan unsur hara bagi vegataai seta;.pat. Kecspatan proses itu tergantung pada jenis kayu yang dirombak, kerapatan populasi serangga tanah terutama rayap tanah, jamur, serta lingkungan luar seperti iklim, suhu^ kelembaban, dan pH tanah. Untuk mengetahui laju perombakan kayu mati yang jatuh di lantai hutan, telah dilakukan percobaan dengan menggunakan kayu mati albisia bagian batang utama, cabang, dan ranting, baik yang dikuliti dan tidak dikuliti, serta yang diletakkan secara vertikal dan horisontal di atas permukaan tanah. Kayu tersebuu diumpankan pada tiga lokasi yang berbeda di areal Kebun Raya Bogor (Petak Ukur I di bawah rumpun bambu, Petak Ukur II di deka-fc pemukiman karyawan Kebun Raya Bogor,"dan Petak Ukur III di tempat pembakaran sampah). Dari tiga lokaisi Petak Ukur yang dicoba, yang paling banyak mengandung rayap tanah baik jenis maupun populasinya adalah di Petak Ukur II, Uaktu pengaroatan dan perlakuan kayu berpengaruh nyata terhadap jumlah rayap tanah yang merombak kayu mati, Diketahui pula bahua dari tiga kategori faktor perlakuan bagian—bagian kayu, pengaxuh yang terbaik terhadap laju perombakan adalah pada bagian batang utama, Ada tidaknya kulit dan cara peletakan Uayu juga mempengaruhi laju perombakan, wslaupun secara statistik tidak berpengaruh nyata. Hubungan linear antara jutnlah populasi rayap tanah . dengan laju perombakan kayu mati, dapat digunakan untuk menarnbah inf!ormasi ±en-tang peranan organisme "tersebul: dalam keseimbangan ekosistem hu"tan"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Amorphophallus borneensis is endemic species from Kalimantan, belongs to the Araceae family. It is included as one of the giant Amorphophallus. This species is indicated by the unique pattern of the petiole and peduncle which resembles the comple patterns of lihen on the stem. The distribution of A. Borneensis was only known from soutern of Kalimantan. The new localities have been found during Kebun Raya exploration in Central and East Kalimantan."
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, LIPI,
580 WKR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>