Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhartono M.Z. Ibrahim
"Telah dilakukan percobaan pendahuluan maserat kayu kasai terhadap kontraksi uterus cavia terisolasi.
Kontraksi yang disebabkan oleh pemberian maserat kayu kasai dibandingkan terhadap kontraksi yang disebabkan oleh injeksi P iton-S.
Untuk penetapan potensi daya kerja oksitosik digunakan metode Sallman dengan modifikasi-modifikasi, dosis yang digunakan
dosis 2/2, sedangkan urutan dosisnya memakai cara standar latin square.
Perhitungan potensi sama dengan cara penetapan potensi berdasarkan efek cara sederhana Farmakope Indonesia Ed II. Pemberian maserat kayu kasai 25% pada uterus cavia terisolasi menunjukkan kontraksi uterus yang jelas.
Potensi daya kerja oksitosik maserat kayu kasai contoh, dapatdibandingkan dengan injeksi P iton-S, hasi1nya kurang lebih 0,6 kali P iton-S."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1977
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gema Ramadhan
"Latar belakang:Atresia bilier merupakan salah satu penyebab ikterus pada neonatus yang patologis. Tatalaksana primer pada atresia bilier adalah prosedur portoenterostomi (Kasai). Tanpa tatalaksana yang adekuat, bayi dengan atresia bilier dengan cepat mengalami fibrosis dan sirosis hepar. Penelitian sebelumnya menunjukkan potensi ultrasonografi shearwave elastography (SWE) sebagai metode penilaian derajat fibrosis hepar secara kuantitatif dan cepat. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara penilaian SWE dengan keberhasilan prosedur Kasai.
Metode : Dilakukan studi kasus kontrol untuk menilai hasil SWE pada 23 pasien atresia bilier (11 berhasil, 12 tidak berhasil) yang menjalani prosedur Kasai di RS Cipto Mangunkusumo. Kemudian dicari rerata nilai tiap kelompok dan ditentukan titik potong SWE untuk memprediksi keberhasilan prosedur Kasai. Dilakukan juga analisis multivariat regresi logistik  pada variabel yang signifikan secara statistik, disajikan dalam bentuk odds ratio (OR).
Hasil : Terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada variabel nilai SWE (p=0,003) dan nilai bilirubin praoperasi (p=0,005). Didapatkan nilai titik potong SWE untuk menentukan keberhasilan prosedur Kasai sebesar 2,2 m/s atau 14,3 kPa (sensitivitas 75% dan spesifisitas 82%). Pada analisis multivariat didapatkan nilai OR=13,50 (p=0,011) untuk variabel nilai SWE. Dari analisis multivariat dapat ditentukan probabilitas keberhasilan prosedur Kasai dengan nilai SWE di bawah 2,2 m/s sebesar 78%.
Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan SWE dapat digunakan sebagai salah satu prediktor keberhasilan prosedur Kasai pada pasien atresia bilier.

Background: Biliary atresia is one of the many etiologies of pathological jaundice in neonates. Primary treatment for biliary atresia is Kasai procedure. Without adequate treatment, biliary atresia often progresses into fibrotic and cirrhosis of the liver. Earlier studies show the ability of shearwave elastography (SWE) as a method to quantify the degree of liver fibrosis. This study aims to search a correlation between SWE result and the success of Kasai Procedure.
Method : This is a case-control study, assessing the SWE value of 23 patients with biliary atresia (11 successful, 12 unsuccessful) who underwent Kasai procedure in Cipto Mangunkusumo general hospital. We determined the average of SWE value of each group and established a cutoff value to predict the success of Kasai procedure.
Results : There are statistically different values between two groups, such as SWE value (p=0,003) and bilirubin value before procedure (p=0,005). The optimal cutoff point of SWE value to predict the success of Kasai procedure is 2,2 m/s or 14,3 kPa (sensitivity 75%, specificity 82%). Multivariate analysis reveals the usefulness of SWE in predicting the success of Kasai procedure, with OR=13,50 (p=0,011). The probability of successful Kasai procedure in subjects with SWE value less than 2,2 m/s is 78%.
Conclusion : This study shows SWE can be used as a predicting factor for the success of the Kasai procedure in biliary atresia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Rahmat
"Kejadian kolangitis pasca prosedur Kasai (PK) terbukti berhubungan dengan prognosis buruk, dan dilakukannya transplantasi hati dini pada Atresia Bilier (AB). Untuk menyelidiki faktor risiko yang memengaruhi kejadian kolangitis, telah dilakukan penelitian retrospektif pasien AB pasca PK. Suatu penelitian kohort retrospektif, pada anak AB pasca PK yang menjalani perawatan di RSCM. Subjek direkrut dengan metode consecutive sampling pada semua anak usia 0– 18 tahun dengan AB pasca PK sejak Januari 2020 hingga Desember 2023. Beberapa faktor risiko preoperatif pada anak AB yang menjalani PK di antaranya usia saat PK ≥60 hari, infeksi Cytomegalovirus (CMV); kadar gamma-glutamyl transpeptidase (GGT), kadar bilirubin direk, dan kadar alanine aminotransferase (ALT); serta derajat berat fibrosis hati, dan malnutrisi sebelum PK. Faktor-faktor tersebut dikumpulkan dan dianalisis untuk menentukan faktor risiko yang memengaruhi terjadinya kolangitis. Rekam medis yang lengkap dari 82 pasien dievaluasi secara retrospektif. Subjek penelitian sebagian besar perempuan, usia saat menjalani PK berkisar 76 – 90 hari, gizi kurang, dan derajat fibrosis hati F4. Prevalensi kolangitis yang ditemukan 69.5%. Faktor risiko preoperatif kadar ALT dan GGT yang lebih buruk, serta malnutrisi tidak terbukti memengaruhi terjadinya kolangitis pasca PK pada analisis multivariat regresi logistik. Faktor risiko preoperatif kadar ALT dan GGT yang lebih buruk, serta malnutrisi pada anak AB pasca PK tidak terbukti memengaruhi terjadinya kolangitis. Namun kondisi malnutrisi pada pasien sebelum PK cenderung menjadi faktor yang berhubungan dengan kejadian kolangitis pasca PK.

The occurrence of cholangitis after the Kasai procedure (KP) is linked with a poor prognosis and early liver transplantation in Biliary Atresia (BA). To investigate the risk factors influencing the occurrence of cholangitis, we conducted a retrospective study on BA patients after KP. A retrospective cohort study was conducted on post-KP BA children undergoing treatment at RSCM. Subjects were selected using a consecutive sampling method among all children aged 0–18 years with post-KP BA from January 2020 to December 2023. Several preoperative risk factors in AB children undergoing KP, including age at KP≥60 days, Cytomegalovirus (CMV) infection, gamma-glutamyl transpeptidase (GGT), direct bilirubin, and alanine aminotransferase (ALT), as well as the severity of liver fibrosis and malnutrition before KP, were collected and analyzed to determine the risk factors influencing the occurrence of cholangitis. The complete medical records of 82 patients were evaluated retrospectively. The majority of the research subjects were female. The age at which the KP was carried out ranged from 76 – 90 days, and there were indications of poor nutrition and liver fibrosis at level F4. The prevalence of cholangitis was found to be 69.5%. Preoperative risk factors for worse ALT and GGT levels, as well as malnutrition, were not shown to influence the occurrence of cholangitis after KP in multivariate logistic regression analysis. Although preoperative risk factors for worse ALT and GGT levels, as well as malnutrition in BA children after KP, were not proven to influence the occurrence of cholangitis, malnutrition in patients before KP seems to be associated with the incidence of cholangitis after KP."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erly Ayustyana
"Cekungan Sumatera Selatan merupakan salah satu cekungan sedimen di Indonesia yang memiliki formasi pembawa batubara. Formasi pembawa batu bara merupakan formasi batuan yang memiliki lapisan batu bara di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakterisasi batu bara di Cekungan Sumatera Selatan menggunakan data proksimat dan data ultimat dengan metode pembelajaran mesin. Metode pembelajaran mesin memiliki beberapa konsep dasar, yaitu mampu memprediksi suatu data dengan mempelajari beberapa pola dan faktor yang telah di latih  dalam waktu yang relatif singkat. Karakterisasi yang di prediksi oleh metode pembelajaran mesin terhadap batu bara Cekungan Sumatera Selatan yaitu memiliki dua klaster. Persebaran dua klaster batu bara pada Cekungan Sumatera Selatan dipengaruhi oleh umur formasi di Cekungan Sumatera Selatan. Pada klaster nol tersebar pada Formasi Airbenakat dan Formasi Muaraenim, sedangkan pada klaster satu tersebar pada Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai. Umur Formasi dari yang paling muda yaitu Formasi Kasai, Formasi Muaraenim, dan Formasi Airbenakat.

South Sumatra Basin is one of the sedimentary basins in Indonesia which has coal-carrying formations. Coal-bearing formations are rock formations that have coal layers in this area. This study aims to determine the characterization of coal in the South Sumatra Basin using proximate data and ultimate data using machine learning methods. The machine learning method has several basic concepts, namely being able to predict data by studying several patterns and factors that have been trained in a relatively short time. The characterization predicted by the machine learning method of coal in the South Sumatra Basin, which has two clusters. The distribution of the two coal clusters in the South Sumatra Basin is influenced by the age of the formation in the South Sumatra Basin. In cluster zero, it is scattered in the Airbenakat and Muaraenim Formations, while in the first cluster it is scattered in the Muaraenim Formation and the Kasai Formation. The age of the youngest formations are the Kasai Formation, the Muaraenim Formation, and the Airbenakat Formation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsurizal
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Indonesia sebagai negara kepulauan di daerah tropis kaya dengan berbagai spesies flora. Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan yang relatif sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan modern, termasuk pelayanan keluarga berencana. Menyadari keadaan ini, pemerintah melalui GBHN 1993 mencantumkan pengembangan obat tradisional. Penggunaan obat tradisional umumnya secara empiris. Termasuk penggunaan Kayu Kasai (Tristania Sumatrana Hiq.) untuk obat kontrasepsi. Untuk itu diperlukan pendekatan ilmiah guna membawa obat tradisional ke dalam pelayanan kesehatan formal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Kayu Kasai terhadap fertilitas mencit betina. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok berpola faktorial. Faktor pertama yaitu dosis: 600, 900, dan 1200 mg/kg bb. Faktor kedua adalah lama pencekokan 10 hari dan 20 hari.
Hasil Penelitian dan Kesimpulan : Ekstrak Tristania sumatrana Hiq. (Kayu Kasai) menyebabkan penurunan yang sangat bermakna terhadap berat ovarium, jumlah folikel primer, sekunder, tersier, Graaf, korpus luteum, dan fetus hidup. Peningkatan yang sangat bermakna terhadap jumlah folikel atresia. Tidak berpengaruh terhadap jumlah resorbsi. Antara pencekokan dengan rentangan dosis 600, 900, dan 1200 mg/kg bb tidak menyebabkan perbedaan penurunan yang bermakna terhadap: berat ovarium, jumlah folikel tersier, Graaf, korpus luteum, fetus hidup. Tidak terjadi perbedaan peningkatan yang bermakna terhadap folikel atresia, kecuali pada dosis 600, 1200 mg/kg bb terjadi perbedaan penurunan yang bermakna terhadap: jumlah folikel primer dan sekunder. Pencekokan selama 10 hari dibandingkan dengan 20 hari menunjukkan pengaruh: penurunan yang sangat. bermakna terhadap jumlah folikel tersier. Peningkatan yang sangat bermakna terhadap: jumlah folikel atresia. Tidak berpengaruh terhadap: berat ovarium, jumlah folikel primer, sekunder, Graaf, korpus luteum, fetus hidup, dan resorbsi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library