Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Pharisza Amrullah
"Jig merupakan salah satu alat bantu kegiatan manufaktur yang berfungsi untuk memposisikan, dan mengunci benda kerja pada lokasi kerjanya sebelum proses perakitan atau permesinan dilakukan. Jig untuk proses tack welding frame bolster kereta KKBW PT INKA (Persero) memiliki waktu pemasangannya yang cukup lama, dan frekuensi output yang terdeformasi cukup banyak, menjadi dasar bagi penulis untuk memodifikasi desain jig tersebut agar lebih optimal. Design For Manufacture & Assembly atau DFMA adalah sebuah metode rekayasa yang berfokus pada pengurangan time-to-market dan total biaya produksi dengan memprioritaskan kemudahan pembuatan part dari produk dan perakitan part produk yang disederhanakan. DFMA dibedakan menjadi DFA atau Design For Assembly dan DFM atau Design For Manufacture. Konsep DFA ini akan diaplikasikan dalam dua proses perakitan, yaitu proses pemasangan frame bolster ke jig dan proses perakitan jig itu sendiri. Konsep DFM akan digunakan untuk menganalisis biaya manufaktur sebelum dan setelah dilakukannya modifikasi. Teori terkait kompleksitas juga akan diterapkan untuk memastikan bahwa nilai kerumitan atau kompleksitas dari proses-proses perakitan setelah modifikasi desain jig menurun. Menggunakan konsep-konsep dari metode DFMA, didapatkan penurunan waktu pemasangan frame bolster ke jig sebesar 31,39% dengan penurunan kompleksitas perakitannya sebesar 10,34%, penurunan waktu perakitan jig ke ground base sebesar 28,21% dengan penurunan kompleksitas perakitannya sebesar 7,14%,dan penurunan biaya manufaktur sebesar 9,53%.
Jig is one of the manufacturing tools that functions to position and lock the workpiece in its work location before the assembly or machining process is carried out. The jig used for tack welding process of PT INKA (Persero) KKBW train bolster frames have a long installation time, and quite a lot of deformed output frequencies, which is the basis for the author to modify the jig design to make it more optimal. Design For Manufacture & Assembly or DFMA is an engineering method that focuses on reducing time-to-market and total production costs by prioritizing the ease of manufacturing parts of products and simplified assembly of product parts. DFMA can be divided into DFA or Design For Assembly and DFM or Design For Manufacture. DFA concepts were applied into two processes of the jig, those are: the installation of bolster' frames into the jig, and the assembly of the jig' parts itself into the ground base. DFM concepts were used to analyze the cost to manufacture the jig. Using concepts from the DFMA method, results in 31.39% decrease in the installation time of the bolster frames to the jig with a 10.34% reduction in assembly complexity, 28.21% decrease in the assembly time of the jig' part into the the ground base with a 7.14% reduction in assembly complexity, and a 9.53% reduction in manufacturing costs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hanifa Izzan Arahmani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain jig untuk proses perakitan produk delivery bed guna mengurangi kompleksitas manual assembly. Berdasarkan metode pemodelan kompleksitas dari Samy dan ElMaraghy, dilakukan perhitungan nilai kompleksitas manual assembly untuk produk delivery bed sebelum dan sesudah optimasi desain jig. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain jig baru yang dioptimasi dengan penambahan support part locator, bar reinforcement, dan penggabungan pillar berhasil menurunkan nilai indeks kompleksitas part (CIpart) dan total kompleksitas assembly. Nilai CIpart terbesar ada pada part undercarriage linkage dengan nilai awal 0,73 yang menurun menjadi 0,69 setelah optimasi desain jig. Total nilai kompleksitas manual assembly delivery bed juga turun dari 19,9 menjadi 19,83 setelah perancangan jig baru. Penelitian ini menyarankan dilakukannya validasi hasil desain melalui implementasi langsung di lapangan dan pembuatan desain jig dalam bentuk 2D dan 3D untuk mempermudah penelitian berikutnya.
This research aims to develop jig designs for the assembly process of delivery bed products to reduce the complexity of manual assembly. Based on the complexity modeling method by Samy and ElMaraghy, complexity values for manual assembly of the "delivery bed" product were calculated before and after jig design optimization. The research findings indicate that the new optimized jig design, with additional support part locators and bar reinforcement, successfully reduced the part complexity index (CIpart) and total assembly complexity. The highest CIpart value was initially found in the undercarriage linkage part with a value of 0.73, which decreased to 0.69 after jig design optimization. The total complexity value of the manual assembly delivery bed also decreased from 19,9 to 19,83 after the new jig design. This study recommends validating the design results through direct implementation in the field and creating jig designs in 2D and 3D forms to facilitate future research."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nur Mufidatul Ula
"Pengujian getaran terhadap head expander telah dilaksanakan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dinamis dari head expander yang digunakan pada Laboratorium Uji Suhu dan Vibrasi Pusat Teknologi PenerbanganLAPAN. Head expander digunakan sebagai alat bantu pengujian untuk kebutuhan benda uji yang besar. Validasi head expander melalui metode eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui tingkat homogenitas head expander. Pengambilan data menggunakan 4 buah akselerometer yang ditempatkan pada setiap ujung head expander. Getaran sine sweep diberikan mulai dari 5 Hz sampai 2000 Hz dengan amplitude konstan sebesar 1g dan sweep rate sebesar 1 octave/minute. Hasil pengujian menunjukkan bahwa head expander memiliki sifat homogen dengan nilai frekuensi alami yang tidak berbeda jauh. Resonansi terjadi pada frekuensi 900 Hz, 1300 Hz, 1600 Hz dan 1900 Hz. Nilai amplitudo terbesar dengan nilai 11,76 g terjadi pada frekuensi 1900 Hz, sehingga head expander ini tidak dapat digunakan untuk pengujian diatas 1900 Hz."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2020
620 JIA XII:2 (2020)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Muhamad Iqbal
"Pembangunan tangki avtur di DPPU Kertajati diperlukan sebagai tindak lanjut pemerintah terhadap pembangunan Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka. Praktik keinsinyuran bertujuan untuk mendesain tangki avtur kapasitas 2000 KL. Tangki avtur berkapasitas 2000 KL didesain berdasarkan perhitungan yang mengacu pada Code dan Standard yang berlaku secara internasional API 650 dan JIG 2. Data dianalisis dengan menggunakan Microsoft Excel. Berdasarkan hasil desain sesuai API 650, tangki avtur kapasitas 2000 KL yang akan dibangun di DPPU Kertajati memiliki diameter 18m dan tinggi 9.7m. Tebal plat bottom dan annular 8mm. Tebal shell pertama 8mm, kedua 8mm, ketiga 6mm, keempat 6mm. Tebal plat roof 6mm. Sedangkan desain tangki avtur berdasarkan JIG 2 harus dilakukan pengecatan pada sisi dalam tangki (internal coating), memiliki floating suction, memiliki tiga sampling point (upper, middle, lower) yang terkoneksi dengan sampling jar.
he construction of an avtur tank at the Kertajati DPPU is needed as a follow-up to the government's development of the West Java International Airport (BIJB) in Kertajati, Majalengka. The engineering practice aims to design an avtur tank with a capacity of 2000 KL. The avtur tank with a capacity of 2000 KL is designed based on calculations that refer to the internationally accepted Code and Standards API 650 and JIG 2. Data were analyzed using Microsoft Excel. Based on the design results according to API 650, the avtur tank with a capacity of 2000 KL, which will be built at the Kertajati DPPU, has a diameter of 18m and a height of 9.7m. The bottom and the annular plate thickness is 8mm. The first shell thickness is 8mm, the second 8mm, the third 6mm, and the fourth 6mm. The roof plate thickness is 6mm. While the avtur tank design based on JIG 2 must be coated on the inside of the tank (internal coating), have floating suction, and have three sampling points (upper, middle, lower) connected to the sampling jar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library