Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahadi Yoga Affandani
"Gerakan tanah merupakan bencana yang sering terjadi di Kabupaten Cianjur, terutama di Desa Cibanteng yang terjadi delapan kejadian pada periode 2009-2016. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wilayah rawan gerakan tanah dengan metode SINMAP Stability Index Mapping . Metode SINMAP dibagi menjadi dua yaitu SINMAP berbasis data laboratorium dan SINMAP berbasis peta jenis tanah. Metode SINMAP berbasis data laboratorium menggunakan 10 sampel tanah untuk memperoleh nilai karakteristik fisik tanah yaitu nilai kohesi, angle friction, dan indeks kelembaban. SINMAP berbasis peta jenis tanah menggunakan nilai karakteristik fisik tanah dari literatur. Pengolahan SINMAP menggunakan software Arcview dengan mengolah data Digital Elevation Number DEM dengan nilai kohesi, angle friction, dan indeks kelembaban.
Berdasarkan analisis SINMAP berbasis jenis tanah hasilnya di dominasi oleh wilayah yang tidak berpotensi sebesar 59,57 terhadap luas desa, sementara luas tingkat tinggi 9,7, tingkat sedang 16,51, dan tingkat rendah 14,22. SINMAP berbasis data laboratorium di dominasi oleh wilayah rawan longsor tingkat sedang sebesar 39,35 terhadap luas desa, sementara tingkat tinggi 17,59, tingkat rendah 29,18, dan tidak berpotensi 13,88. Berdasarkan analisis dengan wilayah rawan tingkat tinggi dan validasi dari lokasi kejadian longsor, metode SINMAP berbasis data laboratorium memberikan nilai akurasi validasi 62,5, sedangkan metode SINMAP berbasis peta jenis tanah memberikan nilai 37,5.

Landslide is a disaster that commonly occurs in Cianjur Regency, especially in Cibanteng Village. This study aims to map landslide prone areas using the SINMAP Stability Index Mapping method. The SINMAP method divides into two SINMAP based laboratory data and SINMAP based on soil type map. SINMAP method based on laboratory data using 10 soil samples to obtain soil physical characteristics namely the value of cohesion, angle friction, and humidity index. SINMAP based soil type map uses the soil physical characteristic value of the literature. SINMAP processing using ArcView software to process data Digital Elevation Number DEM with a value of cohesion, friction angle, and the humidity index.
The result of SINMAP analysis based on soil type map dominated by region with no potential area equal to 59,57 of village area, while wide of high level 9.7, medium level 16,51, and low level 14,22. SINMAP based laboratory data is dominated by moderate prone areas at 39.35 of village area, while 17.59 high, 29.18 low, and no potential 13.88. SINMAP method based on laboratory data provides validation accuracy value of 62.5, while the SINMAP method based of soil type maps provide validation value of 37.5.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S69862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Nurfadillah
"Dalam pertanian, jenis tanah perlu dipahami karena berpengaruh terhadap penggunaan pupuk dan teknik pengolahannya. Parameter resistivitas listrik dapat digunakan untuk mengidentifikasi kondisi tanah salah satunya yaitu jenis tanah. Penentuan jenis tanah ditetapkan melalui metode Unified Soil Classification Systems (USCS) berdasarkan parameter ukuran butir dan batas-batas atterberg. Penelitian bertujuan untuk mengamati perubahan nilai resistivitas listrik dari setiap jenis tanah melalui proses injeksi pupuk kompos dan urea dengan pengukuran metode 4-elektrode. Dihasilkan 3 jenis tanah dari tiga lokasi pengambilan sampel, yaitu pasir bergradasi baik dengan lanau pada lahan A, pasir lanauan pada lahan B, dan pasir bergradasi buruk dengan lanau pada lahan C. Hubungan antara resistivitas listrik dengan propertis tanah, meliputi ukuran butir, batas cair, dan indeks plastisitas, menunjukkan butir halus yang tinggi, butir kasar yang rendah, dan nilai batas cair atau indeks plastisitas tinggi dapat mereduksi nilai resistivitas listrik. Perubahan nilai resistivitas juga dipengaruhi oleh saturasi fluida, yang menunjukkan penurunan nilai resistivitas seiring dengan bertambahnya tingkat saturasi fluida yang sesuai dengan hukum Archie. Korelasi Archie memberikan variasi nilai eksponen saturasi pada setiap jenis tanah, diantaranya pasir bergradasi baik dengan lanau n = 2,28-3.504 dan a = 0,7292-0,8336; pasir lanauan n = 2,219-3.410 dan a = 0,8898-1,0396; dan pasir bergradasi buruk dengan lanau n = 2,159-3.496 dan a = 0,7838-0,8314. Secara garis besar, nilai 𝑛 dari setiap jenis tanah hampir berada pada rentang nilai yang sama, untuk melihat perbandingan yang lebih signifikan, penelitian selanjutnya dapat menggunakan jenis tanah kerikil, tanah organik, dan tanah lempung.

In agriculture, the type of soil needs to be understood because it affects the use of fertilizers and cultivation techniques. Electrical resistivity parameters can be used to identify soil conditions, one of which is soil type. Determination of soil type is determined through the Unified Soil Classification Systems (USCS) method based on grain size parameters and atterberg boundaries. The research aims to observe changes in the electrical resistivity value of each type of soil through the injection process of compost and urea fertilizers using four-electrode method of measurement. Three types of soil were produced from three sampling sites i.e., well graded sand with silt on land A, silty sand on land B, and poorly graded sand with silt on land C. Relationship between electrical resistivity and property soil i.e., grain size, liquid limit, and plasticity index indicates with higher fine grain, lower coarse grain, and higher liquid limit or plasticity index value can reduce electrical resistivity. Changes in electrical resistivity values are also influenced by the level of fluid saturation, which show a decrease in resistivity values as the water saturation level increases according to Archie's law. Archie correlation in this study provides variations in the value of the saturation exponent for each soil type, including well graded sand with silt n = 2,28-3.504 and a = 0,7292-0,8336; silty sand n = 2,219-3.410 and a = 0,8898-1,0396; and poorly graded sand with silt n = 2,159-3.496 and a = 0,7838-0,8314. In general, the value of n for each soil type is in the same range of values, to see a more significant comparison, further research can use the types of gravel, organic, and clay soil."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Utari Ramadhani
"

Kabupaten Subang merupakan penghasil padi ketiga terbanyak di Jawa Barat. Sekitar 41 % dari total luas wilayah kabupaten merupakan area persawahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pola spasial jumlah produksi lahan sawah dengan menggunakan citra satelit Sentinel-1A berdasarkan topografi dan hubungan antara produksi lahan sawah dengan karakteristik wilayah di Kabupaten Subang. Data citra Sentinel-1A yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Bulan Januari-Juni tahun 2018 dan 2019. Penelitian ini menggunakan Google Earth Engine untuk mengolah data citra Sentinel-1. Klasifikasi masa panen dan bukan panen menggunakan metode maximum likelihood. Karakteristik wilayah yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu wilayah ketinggian, jenis tanah, dan ketersediaan air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan produksi padi dengan Citra Sentinel-1 memiliki nilai R2 sebesar 0,58. Namun, nilainya akan semakin kecil pada wilayah yang tinggi dan bergelombang. Nilai R2 pada wilayah ketinggian <100 mdpl sebesar 0,57, sementara nilai R2 pada ketinggian 500-1.000 mdpl sebesar 0,09. Hal ini menunjukkan bahwa Sentinel-1 lebih baik digunakan untuk menghitung produksi pada wilayah datar dan rendah. Produksi padi di pada wilayah ketinggian rendah dan datar lebih banyak daripada produksi di wilayah tinggi dan berbukit. Produksi padi terbanyak ada pada Bulan April-Mei. Jenis tanah yang memiliki produksi paling banyak adalah jenis Typic Epiaquepts. Ketersediaan air juga mempengaruhi besarnya produksi padi.


Subang Regency is the third largest rice producer in West Java. Around 41 % of the total area of the regency is paddy fields. The study was conducted to find out how the spatial pattern of total rice field production using Sentinel-1A satellite imagery based on topography and the relationship between rice field production with regional characteristics in Subang Regency. Sentinel-1A image data used in this study are January-June 2018 and 2019 images. This study uses the Google Earth Engine (GEE) to process Sentinel-1 image data. Classification of harvest and non-harvest periods using the maximum likelihood method. The characteristics of the area analyzed in this study are the height, soil type, and water availability. The results of this study indicate that the calculation of rice production with Sentinel-1 Citra has an R2 value of 0.58. The value of R2 in altitude area <100 meters below sea level is 0,57, while the value of R2 in the altitude area of 500-1.000 meters below sea level is 0,09. However, the value will be smaller in high and bumpy areas. The study concluded that Sentinel-1 is better used to calculate production in the flat and low regions. Rice production in low and flat altitude areas is more than production in high and hilly areas. The most rice production is in April-May. The type of soil that has the most production is Typic Epiaquepts. Water availability also affects the amount of rice production.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhefita Ardhana Riswari
"ABSTRAK
Ketersediaan air semakin sulit karena penduduk terus bertambah sedangkan
sumber daya air tetap. Kabupaten Lebak merupakan wilayah dengan rezim hujan
barat yang memiliki iklim lebih basah dari pantai timur di Pulau Jawa, serta
potensi sumber daya air yang cukup banyak. Sulit air terjadi pada musim kemarau
panjang. Awal musim kemarau dan awal musim hujan ditentukan dengan metode
De Boer. Digunakan data curah hujan periode 30 tahun (1986 – 2015) dengan 13
titik stasiun. Pola spasial wilayah sulit air didapat dari overlay antara interpolasi
durasi musim kemarau rata-rata dan tingkat kekeringan rata-rata. Variabel jenis
batuan, jenis tanah, ketinggian, dan lereng digunakan untuk mengetahui dominasi
karakter fisik dari wilayah sulit air. Pola spasial wilayah sulit air rata-rata tahunan
dibandingkan dengan pola tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan pola spasial
wilayah sulit air di Kabupaten Lebak semakin ke utara dan selatan semakin tinggi.
Wilayah ini didominasi oleh jenis batuan endapan tersier, jenis tanah latosol,
wilayah ketinggian 0 – 100 mdpl, dan kelerengan landai (< 8%). Durasi musim
kemarau dan tingkat kekeringan tahun 2015 dari rata-rata tahunan menunjukkan
pola yang berbeda. Desa-desa yang mengalami sulit air tahun 2015 cenderung
akibat penyimpangan tingkat kekeringan yang tinggi.

ABSTRACT
Water availability becomes more difficult due to the population growth while the
source of water remains constant. Lebak is a region with western rain regime that
has a wetter climate of the east coast of Java, as well as the potential of water
resources is quite a lot. Water scarcity occurs during the dry season. The
beginning of the dry season and the beginning of rainy season is determined by
the method of De Boer. Rainfall data used a period of 30 years (1986 – 2015) with
13 stations. Spatial pattern of water scarcity area is obtained by performing
overlay between the interpolation of dry season duration average and the
interpolation of dryness level average. Rock types, soil types, elevation, and slope
are used to determine the dominance of the physical character of water scarcity
area. The spatial pattern of water scarcity area annual average is compared to the
pattern in 2015. The results showed the spatial pattern of water scarcity area in
Lebak more to the north and the south is getting higher. The area is dominated by
tertiary sedimentary rocks, latosol soil type, elevation area of 0 – 100 meters
above sea level, and slope ramps (< 8%). The duration of the dry season and
dryness level in 2015 showed different pattern compared to the annual average.
The villages that were affected by water scarcity in 2015 are likely due to high
irregularities of dryness level."
Universitas Indonesia, 2016
S63779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barlian Kahuripan Utomo
"Sistem proteksi katodik yang digunakan untuk melindungi jaringan pipa distribusi gas dari serangan korosi merupakan bagian yang penting dari sebuah instalasi pipa. Dalam pengukuran sistem proteksi katodik yang dilakukan, selalu ada nilai IR drop yang akan mengganggu keakuratan pengukuran. IR drop ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik lingkungan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kondisi lingkungan dan resistivitas tanah terhadap nilai IR drop pada sistem proteksi katodik. Analisa dilakukan pada data-data hasil survey lokasi, hasil survey resistivitas tanah, hasil pengukuran ON- Instant OFF Potential; dan hasil pengujian sampel tanah pada nilai resistivitas tanah tertentu. Didapatkan lebih dari 47 lokasi mempunyai nilai IR drop lebih dari 100 mV. Nilai IR drop rata-rata untuk semua lingkungan sebesar 100 mV. Nilai IR drop rata-rata lingkungan pinggir laut sebesar 12 mV, tanah sawah sebesar 104 mV, pinggir sungai sebesar 83 mV, pinggir selokan sebesar 88 mV, taman/kebun sebesar 107 mV, dan pinggir jalan sebesar 104 mV. Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan bahwa kriteria minimal proteksi katodik -850 mV vs Cu/CuSO4 ON Potential tidak cukup untuk melindungi jaringan pipa dari serangan korosi, karena itulah kriteria tersebut harus diubah. Namun perubahan kriteria proteksi katodik tersebut selain karena mempertimbangkan adanya IR drop, harus mempertimbangkan pula faktor lain seperti historikal data dan pengamatan di lapangan.

The cathodic protection system used to protect gas distribution pipelines from corrosion attacks is an important part of a pipeline installation. In the measurement of the cathodic protection system performed, there is always an IR drop value that will interfere with the measurement accuracy. IR drop is strongly influenced by soil environmental characteristics. This study aims to analyze the effect of environmental conditions and soil resistivity to the value of IR drop on cathodic protection system. The analysis was performed against the survey location data, the results of the soil resistivity survey, the ON Instant OFF Potential measurement result and the result of testing of soil samples at a certain soil resistivity value. There are more than 47 of locations that have IR drop values greater than 100 mV. The average drop IR value for all environments of 100 mV. The average IR drop value of the seafront is 12 mV, the wetland is 104 mV, riverbanks is 83 mV, the sewer edge is 88 mV, the park garden is 107 mV, and the roadside is 104 mV. Based on the research data, it can be concluded that the minimum criteria of cathodic protection 850 mV vs Cu CuSO4 ON Potential is not enough to protect the pipeline from corrosion attack, therefore the criteria must be changed. However, the minimum criterion of cathodic protection criterion in apart of considering the IR drop, should also consider other factors such as historical data and field observations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Adeni Eka Suci
"Salah satu wilayah di Indonesia yang berada di zona gempabumi yaitu Kota Bengkulu. Kota Bengkulu diperkirakan memiliki tingkat kerawanan gempabumi yang cukup tinggi sehingga sering mengalami gempabumi dari intensitas kecil hingga besar. Untuk meminimalkan dampak bencana, desain bangunan harus sesuai dengan kondisi tanah yang dinamis dan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mempertimbangkan kecepatan gelombang geser rata-rata hingga kedalaman 30 m (Vs30) di Kota Bengkulu menggunakan metode inversi HVSR. Data mikrotremor pada 15 titik dianalisis menggunakan metode HVSR. Hasil analisis HVSR kemudian dilakukan dengan inversi dengan prinsip pemodelan ke belakang untuk mendapatkan Vs30 dari setiap titik pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan nilai Vs30 sebesar 212-437 m/s. Daerah dengan jenis tanah yang dihasilkan dari nilai Vs30 hasil inversi HVSR diketahui klasifikasi jenis tanah C mendominasi Kota Bengkulu sedangkan klasifikasi jenis tanah D tersebar di utara, selatan, dan tenggara Kota Bengkulu.

One of the areas in Indonesia that is in the earthquake zone is Bengkulu City. Bengkulu City is estimated to have a high level of earthquake vulnerability so that it often experiences earthquakes of small to large intensities. In order to minimize the impact of disasters, the building design must suit dynamic and local soil conditions. This study aims to consider the average shear wave velocity to a depth of 30 m (Vs30) in Bengkulu City using HVSR inversion. Microtremor data at 15 points were analyzed using the HVSR method. The results of the HVSR analysis were then carried out by inversion with inverse modeling principles to obtain Vs30 from each measurement point. The results showed 212-437 m/s. Areas with soil types resulting from the Vs30 value of the HVSR inversion results show that soil type classification C dominates Bengkulu City, while soil type classification D is spread in the north, south and southeast of Bengkulu City."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library