Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Wicaksono
"Telah dilakukan penelitian eksperimental untuk mengetahui efektivitas
beberapa jenis zat,pemikat lalat buah marga Dacus Fabricius. Jenis zat
pemikat tersebut adalah air gula, Dacus atraktan, jus jeruk amoniak, jus kopi,
dan methyl eugenol. Perangkap yang dipakai adalah model Steiner dengan
umpan setiap zat pemikat. Perangkap dipasang pada jarak 14 m satu sama
lain dan diganti setiap minggu dengan ulangan sebanyak 6 kali. Lalat buah
yang terpikat selama penelitian adalah Dacus dorsalis Hendel jantan.
Selama 6 minggu diperoleh 482 ekor lalat yang terpikat. Methyl eugenol
memikat 26,61 ekor tiap minggu (479 ekor), DC!cus atraktan 0,16 ekor tiap
minggu (3 ekor), sedangkan air gula, jus jeruk, dan jus kopi tidak d_apat
memikat lalat buah dalam penelitian ini. Kesimpulan yang diambil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa methyl eugenol adalah zat pemikat paling
efektif untuk 0. dorsalis jantan.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurhuda
"Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah pare terhadap kesuburan dan kadar testosteron serum tikus Jantan strain IMF,. Sebanyak 24 ekor tikus jantan dibagi secara acak dalam 3 kelompok, masing-masing terdiri dari 8 ekor. Tiap kelompok diberi ekstrak buah pare secara oral mulai dari dosis 750 mg; 1000 mg; 1250 mg; 1500 mg; 1750 mg dan 2000 mg/kgBB. Kelompok lain diberi larutan CMC sebagai kelnmpok placebo dan sate kelompok sebagai kontrol (tanpa perlakuan.).
Pemberian ekstrak buah pare dilakukan setiap pagi selama 50 hari. Pada hari ke 50 tikus perlakuan dicampur dengan betina fertil sampai terjadi kopu1asi. Tujuh hari setelah dicampur, tikus jantan dibunuh dengan eter. Tikus jantan yang telah dibunuh dengan eter diambil darahnya dari jantung danjaringan testis. Parameter yang dianalisis yaitu kadar testosteron serum, berat testis, jumlah spermatozoa, persentase metilitas, persentase bentuk kepala abnormal dan jumlah anak.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah pare dosis 750 mg/kg SR sampai dosis 2000 mg/kg SS dapat meningkatkan kadar testosteron serum tikus dan persentase kelainan bentuk kepala spermatozoa. Selain itu juga dapat menurunkan berat testis, jumlah spermatozoa, persentase motilitas dan jumlah anak yang dihasilkan."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Tjuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai tingkat makanan penguat dedak dan urea terhadap penggemukan domba jantan lepas sapih....."
JUILABI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shofura Afifah
"Telah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi peran kukang sumatra Nycticebus coucang (Boddaert 1785) dalam keluarga di kandang rehabilitasi. Penelitian dilakukan terhadap dua N. coucang jantan, yakni Milis (K1) dan Boas (K2) yang dikandangkan bersama dengan N.coucang betina dan anaknya di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor, Jawa Barat. Pengamatan dilakukan dengan mendata interaksi-interaksi yang terjadi antara N. coucang jantan dengan betina dan anaknya dengan menggunakan metode focal animal sampling dan ad libitum. Pengamatan dilakukan selama 6 jam setiap hari dengan interval 15 menit tanpa jeda pada Oktober November 2019. Hasil pengamatan yang diperoleh setara dengan 8.628 menit untuk kedua subjek. N.coucang jantan menghabiskan 26,21% waktunya untuk terlibat dalam interaksi sosial dengan betina dan anaknya. Interaksi antara subjek dengan betina terjadi sebanyak 13,18% dan interaksi antara N. coucang jantan dengan anak terjadi sebanyak 13,03% dari total waktu pengamatan. Interaksi yang paling banyak terjadi antara N. coucang jantan dan betina adalah proximity, social grooming dan approach, sedangkan interaksi yang banyak terjadi antara subjek dengan anaknya adalah social grooming, proximity dan social playing. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua subjek memiliki persentase melakukan interaksi sosial terhadap anggota keluarganya dibanding dengan kukang liar di alam. Berdasarkan hal tersebut, diketahui N. coucang jantan dalam kandang rehabilitasi YIARI memiliki peran sebagai social partner dan sexual partner bagi betina dan berperan dalam perkembangan sosial anaknya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Nur Sigmawati
"Owa ungko (Hylobates agilis) merupakan primata yang dapat ditemukan di Sumatra, Kalimantan, dan Malaysia. Satwa ini memiliki sistem perkawinan monogami dan perilaku pengasuhan biparental. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika dilakukan pemisahan induk jantan terhadap kelompok, perilaku pengasuhan bermain oleh induk betina tidak ditemukan. Penelitian mengenai ketiadaan jantan terhadap perilaku pengasuhan induk betina belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pola pengasuhan induk betina owa ungko tanpa kehadiran jantan dan menganalisis pengaruh intervensi pengunjung terhadap pola pengasuhan infant. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah focal animal sampling dengan dua kelompok penelitian. Kelompok kandang 1 terdiri atas induk betina 1 (B1), induk jantan 1 (J1) dan anak 1 (A1), sedangkan kelompok kandang 2 terdiri atas induk betina 2 (B2) dan anak 2 (A2). Perilaku yang diamati meliputi perilaku menyusui, memberi makan, menggendong, menelisik, dan bermain. Perilaku pengunjung yang diamati meliputi aktivitas pengunjung, kepadatan, dan kebisingan. Hasil uji t (independent t-test dengan tingkat kepercayaan 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan perilaku pengasuhan oleh induk B1 dan B2. Hasil pengamatan menunjukkan aktivitas pengunjung tidak berpengaruh terhadap perilaku pengasuhan induk betina B1 dan B2 di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta.

Agile gibbon (Hylobates agilis) is a primate that can be found in Sumatra, Kalimantan and Malaysia. They have monogamous mating system and biparental parenting behavior. Previous research has shown that if the male parent is separated from the group, the parenting behavior of playing by the female parent is not found. However, research on the absence of males in the parenting behavior of females has never been done. Therefore, this study aims to analyze the parenting pattern of female agile gibbon without the presence of males and analyze the effect of visitor intervention on infant care patterns. The method used in this research is focal animal sampling with two research groups. Group 1 consists of female 1 (B1), male 1 (J1), and infant 1 (A1) who is less than 1 year old. Group 2 consists of female 2 (B2), and infant 2 (A2). The observed behaviors included lactating, feeding, carrying, allogrooming, and playing. Observed visitor behavior included visitor activity, density, and noise. The independent t-test results at a significance level of 0,05 showed differences in parenting behavior between B1 and B2 parents. The observation result showed that visitor activities did not affect the parenting behavior of B1 and B2 females at Taman Satwa Taru Jurug, Surakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Di wilayah Sumpiah ,itik dipelihara dengan diberi pakan yang terdiri dari dedak dan sisa dapur seadanya atau nasi aking, akibatnya pertumbuhan lambat.Padahal pertumbuhan itik jantan lebih cepat dibandingkan itik betina dengan kondisi pemeliharaan yang relatif sama...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Raharjo
"Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas seksual pada kelompok gorila jantan tanpa keberadaan betina di Pusat Primata Schmutzer, Ragunan, Jakarta. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya perilaku seksual (homoseksual) dalam kelompok. Bahan penelitian yaitu 3 (tiga) ekor gorila (silverback usia 13 tahun dan blackback masing-masing berusia 12 dan 13 tahun). Ketiga gorila diamati setiap hari selama ± 1 bulan dari pukul 08.00--16.00 WIB, meliputi kandang dalam dan kandang luar dengan menggunakan metode scan sampling dan ad libitum sampling dengan durasi waktu 5 menit tanpa jeda tiap titik sampelnya. Aktivitas yang diamati adalah bersuara, allogrooming, dan aktivitas seksual yaitu mendekat, menyentuh, social explore, mounting, intromisi, pelvic thrusting, dan ejakulasi.
Hasil pengamatan menunjukkan terjadinya aktivitas seksual dalam kelompok, yaitu antara SB--BB 2 dan BB1--BB2 yang seluruhnya berlangsung di kandang dalam. Waktu aktivitas seksual antara silverback dan blackback 2 (1,64% pada tiap aktivitas) lebih banyak dibandingkan dengan waktu antara blackback 1 dan blackback 2 (1,21% pada tiap aktivitas seksual). Dalam pengamatan terdapat perbedaan aktivitas seksual yang terjadi di kandang dalam dan kandang luar. Munculnya perilaku seksual dalam kelompok disebabkan karena salah satu individu gorilla menginisiasi aktivitas seksual untuk memperoleh status hirarki dalam kelompok."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asteria
"Telah dilakukan pengamatan mengenai interaksi sosial dalam kelompok gorila (Gorilla gorilla gorilla, Savage & Wyman 1847) jantan di Pusat Primata Schmutzer (PPS), Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Tujuan penelitian adalah mengetahui perilaku sosial kelompok gorila jantan (Gorilla gorilla gorilla) tanpa keberadaan betina di Pusat Primata Schmutzer.
Subjek penelitian adalah 3 (tiga) ekor gorila jantan, yang terdiri dari 1 (satu) silverback dan 2 (dua) blackback dengan usia 11--13 tahun. Interaksi sosial yang diamati adalah interaksi yang terjadi antara 3 pasangan interaksi (PI), yaitu antara silverback terhadap blackback 1 (PI1), silverback terhadap blackback 2 (PI2), dan blackback 1 terhadap blackback 2 (PI3). Pengamatan dilakukan dengan data yang diperoleh berasal dari 18 hari observasi.
Metode yang digunakan yaitu gabungan metode scan sampling dan ad libitum dengan interval pengambilan sampel selama 5 menit tanpa jeda.
Perilaku sosial yang dicatat meliputi perilaku afiliatif dan perilaku agonistik. Perilaku afiliatif yang dicatat adalah vokalisasi, mendekat (approach), mengikuti (follow), kontak (contact), dan saling menelisik (allo-grooming).
Jenis vokalisasi yang berhasil dicatat adalah cutting, contact call, soft panthoot, pant-hoot, dan growl. Berdasarkan hasil observasi, perilaku afiliatif pada ketiga pasangan tampak berbeda. Persentase perilaku afiliatif terbesar terdapat pada PI2 dan terkecil pada PI3. Perilaku agonistik yang dijumpai adalah perilaku mendorong, menarik, memukul, memukul objek, menggigit, mengusir, mengejar, meluncur, stare, memukul dada (chest beating), dan vokalisasi agonistik. Perilaku agonistik dengan level agresi tertinggi terlihat pada PI3. Perilaku menggigit hanya ditemukan pada PI3. Selama pengamatan, tidak terlihat jelas adanya peranan silverback sebagai pemimpin di dalam kelompoknya."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aya Yuriestia Arifin
"Telah dilakukan penelitian tentang pola aktivitas harian kelompok gorila dataran rendah barat (Gorilla gorilla gorilla, Savage & Wyman 1847) jantan di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Tujuan penelitian adalah mengamati pola aktivitas harian kelompok gorila jantan dewasa di penangkaran. Tiga individu gorila jantan, yaitu silverback (13 tahun), blackback 1 (13 tahun), dan blackback 2 (11 tahun) diamati aktivitas hariannya sejak Agustus hingga September 2008 dari pukul 08.00--16.00 WIB di kandang dalam dan kandang luar. Metode pengamatan adalah kombinasi dari metode scan sampling dan ad libitum dengan titik sampel berdurasi lima menit tanpa jeda antar titik sampelnya. Aktivitas utama yang diamati yaitu: istirahat (resting), bergerak (moving), makan (feeding), vokalisasi (vocalization), menelisik sendiri (autogrooming), dan saling menelisik (allogrooming). Aktivitas penunjang yang tercatat selama pengamatan yaitu: menepuk dada (chest-beating), menepuk dada sambil menyalak (chest-barking), bertepuk tangan (hand clap), meluncur dengan kedua kaki (sliding), muntah dan dimakan kembali (regurgitation-reingestion), makan materi dalam feses (coprophagy), berjalan mondar-mandir (pacing), pergerakan tubuh berulang-ulang dengan vokalisasi (stereotyped rocking), defekasi abnormal (diare), serta perilaku seksual seperti mencium genitalia individu lain (sniffing), menyentuh genitalia sendiri (touching genitalia), oral sex, penetrasi, dan pergerakan pelvis secara ritmis (pelvic thrusting). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji between-subjects effects dan multiple comparison Tukey HSD dengan P (T ≤ t) pada derajat kepercayaan α = 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada persentase aktivitas bergerak, vokalisasi, autogrooming, dan allogrooming antara ketiga gorila. Aktivitas istirahat merupakan proporsi aktivitas terbesar pada silverback dan blackback 1, sedangkan pada blackback 2 persentase aktivitas terbesar adalah bergerak. Chest-beating, chest-barking, hand clap, dan sliding terjadi pada semua individu; perilaku abnormal seperti regurgitation-reingestion dan coprophagy paling sering terjadi pada silverback; perilaku terkait stres seperti pacing, stereotyped rocking, dan diare terjadi pada semua individu; perilaku seksual seperti sniffing, oral sex, penetrasi, dan pelvic thrusting kerap dilakukan oleh blackback 2 terhadap silverback."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>