Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulan Ayodya
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009
658.421 WUL u (1);658.421 WUL u (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Hanna Derita Lasmaria
"ABSTRAK
Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Dari hasil monitor Badan POM RI terhadap kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan di Indonesia pada tahun 2004 menunjukkan bahwa telah terjadi KLB keracunan pangan. Badan POM menyatakan bahwa praktek higiene dan sanitasi yang rendah akibat tidak memadainya suplai air, fasilitas cuci tangan dan tempat sampah di lingkungan kantin sekolah dan sekeliling sekolah, merupakan faktor utama penyebab masalah keamanan pangan jajanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kontaminasi E. coli pada makanan jajanan di warung lingkungan sekolah dasar wilayah Kota Palembang Tahun 2010.
Penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2010. Subjek dalam penelitian ini adalah warung yang ada di dalam lingkungan sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan data primer yang yang dilakukan dengan menggunakan metode kusioner dan observasi.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran pengolahan makanan yang memenuhi syarat sebesar 35 (58,3%), penyimpanan makanan yang tidak memenuhi syarat sebesar 33 (55%), pengangkutan makanan yang tidak memenuhi syarat sebesar 36 (60%), penyajian makanan yang tidak memenuhi syarat sebesar 40 (66,7%), konstruksi bangunan yang tidak memenuhi syarat sebesar 31 (51,7%), fasilitas sanitasi yang tidak memenuhi syarat sebesar 36 (60%) dan tenaga penjamah yang memenuhi syarat sebesar 42 (70%). Warung jajanan di lingkungan sekolah yang dikategorikan terkontaminasi E. coli sebesar 38 (63,3%).
Faktor yang paling dominan terhadap kontaminasi E. coli pada makanan jajanan di lingkungan sekolah dasar adalah variabel pengangkutan makanan (p=0,020 ; OR=4,107) dan konstruksi bangunan (p=0,018 ; OR=4,328) .
Disarankan bagi pihak terkait agar melakukan monitoring secara rutin terhadap warung di lingkungan sekolah dasar dan melakukan pembinaan serta memberikan penyuluhan mengenai hygiene sanitasi makanan agar makanan jajanan layak dikonsumsi oleh anak sekolah.

ABSTRACT
Today's food security problem is already a global problem, so that take the main attention in setting public health policy. From the monitor results of Indonesia food and drug regulatory department (POM RI) to outbreak events (KLB) of food poisoning in Indonesia in 2004 showed that there had been outbreaks of food poisoning. POM states that the practice of hygiene and sanitation are low due to inadequate supply of water, hand washing facilities and trash in the neighborhood surrounding the school canteen and school, was the main cause of streetfood safety issues.
This study aimed to determine the factors associated with the incidence of contamination of E. coli in streetfood stalls in the primary school environment in the region of Palembang in 2010.
This study is a cross sectional study. The study was conducted in April to May 2010. Subjects in this study is that there are stalls in the elementary school environment. This study uses primary data is done by using questionnaire and observation method.
The results were obtained picture of the food processing are eligible for 35 (58.3%), food storage is not eligible for 33 (55%), transport of food that does not qualify for 36 (60%), presentation of food that did not meet requirement for 40 (66.7%), construction of buildings that do not qualify for 31 (51.7%), sanitation facilities are not eligible for 36 (60%) and handlers are eligible for 42 (70%). Hawker stalls in the school environment is considered contaminated with E. coli for 38 (63.3%).
The most dominant factor to the contamination of E. coli on streetfood in the elementary school environment is variable food transport (p = 0.020, OR = 4.107) and construction of buildings (p = 0.018, OR = 4.328).
Suggested for stakeholders to conduct regular monitoring of the stalls at the elementary school environment and conduct coaching and providing counseling about food sanitation hygiene so that appropriate snacks consumed by school children.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T31109
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Ning Fitri
"Makanan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal dan umum dikonsumsi oleh masyarakat, tidak terkecuali anak sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan pada siswa SDN Rawamangun 01 Pagi Jakarta Timur. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan total sampel adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 (n=150).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan gizi dan makanan jajanan, besar uang jajan, kebiasaan membawa bekal, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh orangtua dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan. Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan terkait gizi dan makanan jajanan pada siswa dan orangtua melalui kegitan penyuluhan yang hendaknya rutin dilakukan oleh SDN Rawamangun 01 Pagi.

Street/snack food is one type of food is very well-known and commonly consumed by all ages, including school children. The purpose of this study was to determine the factors associated with snack food consumption behavior in students of SDN 01 Rawamangun Pagi, Jakarta Timur. Research design used in this study is a cross sectional and total sample was all students grades 4 and 5 (n=150).
Result in this study showed that there was a relationship between knowledge of nutrition and food snacks, pocket money, a packed for lunch habits, peer influence and parental influence with street/snack food consumption behavior. The researcher suggest that school should improve knowledge about nutrition and street/snack food to their student and parents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlistiani Syafrida
"Jajanan gorengan merupakan salah satu makanan yang digemari remaja. Karakteristiknya yang berlemak dan padat energi membuat konsumsi secara berlebihan dapat berakibat pada risiko kegemukan dan obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan proporsi konsumsi jajanan gorengan berdasarkan tingkat stres, aktivitas fisik, kualitas tidur, faktor individu dan faktor sosioekonomi pada siswa-siswi SMAN 2 Cibinong Tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 130 orang yang dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian google forms dan lembar FFQ secara mandiri oleh responden. Data kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 77,7% responden mengonsumsi jajanan gorengan tingkat tinggi (≥ 7x/minggu), jenis jajanan gorengan yang paling sering dikonsumsi secara berurutan adalah olahan ayam digoreng, sosis/nugget/otak-otak, dan gorengan tempe. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan proporsi yang signifikan pada konsumsi jajanan gorengan berdasarkan tingkat stres (p-value 0,002), pengetahuan gizi (p-value 0,009), kebiasaan sarapan (p-value 0,025), dan pengaruh teman sebaya (p-value 0,039).

Fried snacks are one of the foods favored by teenagers. With its energy-dense and high-fat characteristics, consumption excessively can lead to overweight and obesity. The purpose of this study is to determine the differences of fried snack consumption based on stress levels, physical activity, sleep quality, individual factors, and socioeconomic factors among students of SMAN 2 Cibinong 2024. This research is a quantitative study with a cross-sectional design, involving a sample size of 130 individuals selected through consecutive sampling. Data collection was conducted through self-administered questionnaires completed by the respondents. Data were analyzed using univariate and bivariate (chi-square) methods. The results showed that 77.7% of respondents consumed high levels of fried snacks (≥ 7 times per week), the most frequently consumed types of fried snacks, in descending order, were fried chicken, sausage/nugget/otak-otak, and fried tempeh. The bivariate analysis showed different levels of fried snacks consumption based on stress levels (p-value 0,002), nutritional knowledge (p-value 0,009), breakfast habits (p-value 0,025), and peer influence (p-value 0,039)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Preticia
"Latar belakang: ECC masih merupakan masalah kesehatan gigi masyarakat pada negara maju dan sedang berkembang, seperti di Indonesia. Prevalensi dan tingkat keparahan ECC meningkat sehingga perlu dilakukan pencegahan dini pada gigi anak. Adanya berbagai faktor yang mempengaruhi ECC, salah satunya perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut anak.
Tujuan: Mengetahui prevalensi dan pola ECC berdasarkan tingkat keparahannya, dan menganalisis hubungan faktor risiko terhadap kejadian ECC.
Metode: Cross-sectional pada 218 anak berusia 24-42 bulan, wawancara, pemeriksaan klinis karies gigi dan plak gigi.
Hasil: Prevalensi ECC pada 218 anak adalah 52,8%. Pola karies berdasarkan tingkat keparahannya terbanyak ditemukan lesi dentin berkavitas (2,20 gigi/ anak), diikuti oleh karies email (1,73 gigi/ anak). Terdapat hubungan signifikan antara praktik menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut, yaitu plak indeks (p= 0,001), pengawasan dalam menyikat gigi anak (p= 0,025), kebiasaan sikat gigi setelah minum susu atau makan (p= 0,060) dan sebelum tidur (p= 0,050). Tidak ada hubungan signifikan antara faktor demografi pola pemberian ASI dan MP-ASI terhadap karies gigi sulung, namun frekuensi makanan jajanan kariogenik menunjukkan adanya hubungan signifikan terhadap karies gigi sulung (p= 0,011).
Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara tingkat kebersihan gigi dan mulut, pengawasan sikat gigi, sikat gigi setelah minum atau makan dan sebelum tidur, frekuensi konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian ECC.

Background: ECC is still a dental health problem for people in developed and developing countries, such as in Indonesia. The prevalence and severity of ECC increases, so that early prevention of the child’s teeth is needed. The factors that cause ECC are multifactorial, one of which is the maintaining oral health and hygiene practice.
Objective: To obtain the prevalence and severity of ECC data and to analyze the relationship between risk factors and ECC.
Method: Cross-sectional study in 218 children aged 24-42 months through interviews, clinical dental caries and plaque examination.
Results: The prevalence of ECC for 218 children is 52,8%. The severities of caries lesion are mostly dentinal lesion with cavities (2.20 teeth/ child), followed by enamel lesion (1.73 teeth/ child). There are significant relationships between maintaining oral health and hygiene practices towards ECC, which are plaque index (p=0,001), the children’s brushing teeth supervision (p=0,025), toothbrushing habits after drinking milk or eating (p=0,060) and before going to bed (p=0,050). There are no significant relationships between demographic factors, breastfeeding patterns, and complementary feeding patterns towards ECC, but the frequency of cariogenic snacks shows a significant association with ECC.
Conclusion: There are significant relationship between plaque index, toothbrushing supervision, toothbrushing habits after drinking or eating and before going to bed, and the frequency of cariogenic snacks consumption with ECC.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baek Se Hee
Jakarta: Haru Media Sejahtera, 2022
616.852 7 BAE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Baek Se Hee
Jakarta: Haru Media Sejahtera, 2022
616.852 7 BAE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mawar Hayati
"Peer edukasi tentang jajanan sehat anak usia sekolah merupakan pendidikan kelompok sebaya yang diberikan untuk meningkatkan dan mempertahankan derajat kesehatan anak usia sekolah, peer edukasi yang selama ini ada di masyarakat lebih banyak ditemukan pada kelompok usia remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh peer edukasi tentang jajanan sehat terhadap perilaku anak usia sekolah di kota Lhokseumawe, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Jenis penelitiannya yaitu eksperimen semu, desain non-eguivalent pretest-postest with control group, dengan intervensi peer edukasi anak usia sekolah. Proses penelitian telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2009 di Kota Lhokseumawe. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan multistage random sampling, jumlah sampel 224 (112 responden kelompok intervensi, dan 112 responden kelompok kontrol). Hasil penelitian menunjukkan Pengetahuan, sikap dan keterampilan anak usia sekolah setelah mengikuti peer edukasi lebih baik secara bermakna dari sebelum mengikuti peer edukasi. Pengetahuan, sikap dan keterampilan anak usia sekolah pada kelompok intervensi yang mengikuti peer edukasi lebih baik secara bermakna dari pengetahuan, sikap dan keterampilan anak usia sekolah pada kelompok kontrol yang tidak mengikuti peer edukasi. Ada hubungan signifikan antara umur dengan peningkatan pengetahuan. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur terhadap sikap dan keterampilan. Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap peningktan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah uang jajan terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Berdasarkan hasil tersebut perlu mengoptimalkan kegiatan kelompok sebaya melalui kegiatan UKS yang terintegrasi dalam mata pelajaran reguler.

Peer education on healthy food among school age children is an education group for the same age which is provided to improve and maintain health level of school age children. Peer education which is in community today is finded on adolescent group. The purpose of this study to find the impact of peer education on healthy food toward school age children behavior at Lhokseumawe in province of Nanggroe Aceh Darussalam. This study used a quasi-experimentai, design of non-equivalent pretest postest with control group by the intervention of peer education for school age children. Study process was conducted on April until May 2009 in Lhokseumawe. Sampling method used a multistage random sampling, the number of samples were 224 respondents (112 respondents were in intervention group and 112 respondents were in control group). From study result indicated knowledge, attitudes and skills of school age children after peer education were better significantly compared before peer education. Knowledge, attitudes and skills of school age children in intervention groups which followed peer education were better significantly compared with knowledge, attitudes and skills of school children in control group who did not follow peer education. There was a significant relationship between age and knowledge improvement. There was no significant relationship between age and the attitudes and skills. There was no significant relationship between sex and knowledge improvement, attitudes and skills. There was no significant relationship between the amount of pocket money and knowledge improvement, attitudes and skills. Based on the needs above, it needs to optimize group activities of UKS which is integrated in reguiar lesson at school."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26587
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Dwi Martina Widowati
"Pemerintah Indonesia menetapkan target untuk menciptakan keamanan pangan dan perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2015. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendukung tercapainya target tersebut. Studi kasus dilakukan di SMP Negeri YY dan SMA Negeri XX di Cibinong tahun 2012. SMP Negeri YY telah memiliki Kantin namun belum menerapkan sistem keamanan pangan. SMA Negeri XX belum mempunyai Kantin. Zat berbahaya yang diteliti adalah formalin, borak, rhodamin B, dan sakarin. Penelitian ini menggunakan teori perilaku kesehatan dari L. Green yang mencakup faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Penelitian ini menggunakan metoda survey dengan desain analitis dan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner angket, wawancara, pengamatan lapangan dan pengambilan sampel jajanan. Data yang terkumpul dilakukan analisa secara kuantitatif menggunakan program SPSS, matrik kualitatif, dan uji laboratorium.
Hasil penelitian menemukan bahwa formalin, borak, dan rhodamin B tidak terdeteksi hingga pada limit of detection (LOD) peralatan HPLC dan Spektrofotometer. Sakarin dalam es teh yang dibeli dari Kantin SMP Negeri YY terukur 85.32 ppm. Potensi jajanan berbahaya masih ada karena terdapat pedagang yang tidak mengetahui zat berbahaya. Perilaku berisiko siswa SMP Negeri YY (53.2%) lebih besar daripada perilaku berisiko siswa SMA Negeri XX (36.6%). Pengetahuan tidak memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pada siswa SMP Negeri YY namun bermakna signifikan dan berhubungan erat dengan perilaku pada siswa SMA Negeri XX. Sikap mempunyai hubungan signifikan pada siswa kedua sekolah tersebut. Lebih dari 60% siswa SMP Negeri YY dan 37% siswa SMA Negeri XX mengkonsumsi jajanan karena rasanya enak. Lebih dari 70% siswa kedua sekolah tersebut mengetahui tentang jajanan berbahaya dari TV. Siswa, orang tua, dan guru perlu meningkatkan pengetahuan dan perilaku tentang konsumsi jajanan berbahaya. Kantin dan UKS perlu ditingkatkan. Sekolah dan Puskesmas terkait perlu meningkatkan kerjasama. Sistem Manajemen K3 dan Keamanan Pangan perlu diterapkan agar terdapat peningkatan yang tersistem dan berkelanjutan.

Indonesian Government had been established target to create food safety and health behavior by 2015. This research was to support that government target. Case study was conducted at SMP Negeri YY and SMA Negeri XX at Cibinong year 2012. SMP Negeri YY already had Canteen but it had not yet implemented food safety system. SMA Negeri XX had not yet had Canteen. This research took hazardous substances about formaldehyde, borates, rhodamin B, and saccharine. This research used health behavior theory from L. Green that consist of predisposition factor, enabling factor, and reinforcing factor to form health behavior. This research used survey method with analytical design and cross sectional approach. Data collection was made by using questionnaire, interview, observation, street food sample taken and laboratory tests. Collected data were used in quantitative analysis with SPSS program and in qualitative analysis by using matrix.
Research results showed that formaldehyde, borates, and rhodamin B were not detected until the limit of detection (LOD) of HPLC and Spectrophotometer. The potential of street food contain hazardous substances was still exist due to street food seller knowledge. Saccharine of ice tea from SMP Negeri YY Canteen was measured as much as 85.32 ppm. Behavior risk of SMP Negeri YY student (53.2%) was higher than risk behavior of SMA Negeri XX student (36.6%). Knowlegde had no significant relation with behavior for SMP Negeri YY student but it had significant relation and dominant role SMA Negeri XX student behavior. Attitude had significant relation for both school students. More than 60% SMP Negeri YY student and as much as 37% SMA Negeri XX students consumed street food because of its nice taste. More than 70% of both school students had information about hazardous substances in street food from TV. School student, parent, and teachers need to improve knowledge and behavior. Canteen and School Clinic need to be improved. School and related Public Health Center (Puskesmas) should improve the coordination. Occupational Health and Safety and Safety Food Management System should be implemented to have systematic and continuous improvement
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31913
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Wibawa
"Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia, sehingga makanan harus aman untuk dikonsumsi. Penyakit bawaan makanan adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme pathogen.
Makanan jajanan merupakan salah satu hasil produk dari tempat pengolahan makanan dan banyak dijumpai di lingkungan sekitar sekolah serta umumnya rutin dikonsumsi oleh sebagian besar anak usia sekolah. Selain mempunyai peran yang menguntungkan makanan jajanan mempunyai risiko untuk menimbulkan masalah kesehatan seperti kejadian keracunan makanan di sekolah. Beberapa faktor yang dapat memungkinkan terjadinya penularan penyakit melalui makanan adalah perilaku yang tidak higienis, adanya sumber penyakit menular, adanya media dan resipien. Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kondisi higiene sanitasi makanan jajanan serta faktor yang mempengaruhinya di kabupaten Tangerang tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan disain potong lintang (Cross Sectional), dengan memanfaatkan data sekunder kegiatan pengawasan makanan dan minuman yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang terhadap pedagang makanan
jajanan di Sekolah Dasar di Kabupaten Tangerang tahun 2006. Sampel pada penelitian ini adalah makanan jajanan yang diambil dari 159 Sekolah Dasar di kabupaten Tangerang tahun 2006 adapun variabel yang diamati adalah : pengetahuan, perilaku, peralatan sarana air bersih, sarana pembuangan Iimbah, tempat pembuangan sampah dan lokasi usaha, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kontaminasi bakteri E.CoIi.
Hasil penelitian menunjukan sampel makanan yang terkontaminasi sebanyak 37,1%. Untuk pengetahuan Iebih dari separuh (62,9%) tidak baik, Sedangkan untuk perilaku sebagian besar tidak baik (76,7%). Lokasi usaha lebih dari separuh tidak memenuhi syaraf (53,5%). Bggitu pula untuk peralatan yang digunakan lebih dari
separuhnya yaitu 57,2% tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk fasilitas sanitasi menunjukan hampir sebagian besar kondisi tempat sampah tidak memenuhi syarat (93,1%), untuk sarana air bersih hampir sebagian besar (75,5%) tidak memenuhi syarat.
Begitu pula untuk sarana pembuangan limbah 86,2% tidak memenuhi syarat. Hasil uji bivariat menunjukan hanya empat variabel yang bermakna yaitu : pengetahuan (p = 0,028), perilaku (p = 0,009), peralatan (p = 0,039) dan sarana air bersih (p= (1,037) sehingga variabel ini masuk menjadi kandidat analisis multivariat. Pada analisis multivariat lalu dilakukan seleksi kandidat dengan memasukan variabel dengan nilai p<0,2S. Dari hasil akhir analisis multivariat tersebut diketahui bahwa perilaku merupakan variabel murni yang mempengaruhi terjadinya kontaminasi pada makanan jajanan (p = 0,011) dengan nilai OR 3,2 (95% : CI) dengan persamaan matematisnya adalah sebagai berikut : Logit (kontaminasi makanan) = 0,297 + 1,158*perilaku = 0,81
Saran secara akademik adalah perlunya perbaikan metode dalam penyusunan kuesioner dan kejelasan dalam Iangkah kerja ketika mengambil sampel. Saran secara praktis adalah Dinas Kesehatan hendaknya meningkatkan upaya pembinaan dan pengawasan atau inspeksi sanitasi terhadap pedagang makanan jajanan di Sekolah Dasar secara rutin, adanya kerjasama dengan pihak sekolah dalam upaya pengelolaan kantin sekolah yang sehat serta penyediaan fasilitas sanitasi yang diperlukan. Upaya Iainnya adanya Iomba kantin seknlah sehat yang bisa memotivasi perilaku hidup bersih dan sehat pada pedagang makanan jajanan di sekolah serta membuat sentra makanan jajanan dengan menggabungkan para pedagang dalam satu tempat.

It has been known that food is one of the human basic needs. Therefore, food should be safe to be consumed. Food born disease is a disease that originated from food that contaminated by pathogenic microorganism.
Street food is a food that produced, processed and mainly found in the area surrounding the school and routinely consume by most of the students in their break time. Although it is found that street food has an advantages side, but it is also has a risk on their health, like food poisoning. Some factors that could be occurring in food born disease are: unhygienic behavior, the source of the contagious disease, the media, and the recipient.
The main purpose of the study is to describe the condition of sanitation hygienic of the street food and factors related to the condition, at the district of Tangerang 2006. The study use the cross sectional design with secondary data obtained from the activities of food and drink monitoring that carried out by the Health District Authority of Tangerang towards food street vendors in all Primary School in Tangerang. Samples are food from street food that sells in 159 Primary School at the district of Tangerang.
Variables observed are including the knowledge, behavior, eating utensils and clean water, waste disposal appliance, the garbage storage, and the location on where the food is selling. The E. coli contamination is being the dependent variable of the study.
The study found that food sampled has have contaminated is around 37.1%. More than half (62.9%) has poor knowledge, and mainly (76.7%) has poor behavior. Mostly (53.5%), the location on where the food is selling has poor condition. Same situation for the condition of eating utensils, 57.2% have unconditional state. Meanwhile, most of sanitary facilities are in poor condition, 93.1% of garbage storages are unconditional,
75.5% of clean water facilities are poor, as well as 86.2% of waste disposal appliances.
From the bivariate analysis, there four variables are found have significant relationship, i.e. knowledge (p = 0.028), behavior (p = 0.009), utensils (p = 0.039), and clean water appliances (p = 0.037), which lead to included to multivariate analysis. From
the final analysis of multivariate, it has found that behavior is to be the sole variable that influences the occurrence of street food contamination (p = 0.011) with OR 3.2 (95% C.I) with its mathematical formulation is:
Logit (food contamination) = 0.297 + 1.158*behavior = 0.81
Suggestion on academic issues is suppose to improve the method of questionnaires arrangement and clarification on the step of activities on sampling. Suggestion in practical issue, for the Health Authority that suppose to increase the capacity building and sanitary monitoring or inspection towards street food vendors surrounding the school in routinely base. There is a need on good collaboration between school management in order to obtain a healthy school canteen, as well as providing the sanitary facilities that urgently needed. Other form of endeavor is to create a healthy canteen competition in order to encourage the clean and healthy lifestyle towards street food vendors, as well as creating the center for street food that merging all street vendors into one selling location.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>