Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Renna Yulia Vernanda
"Infark miokard merupakan salah satu penyebab utama kematian. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa asam rosmarinat dapat mencegah terjadinya infark miokard. Sarang semut (Myrmecodia pendans) memiliki kandungan asam rosmarinat dalam fraksi etil asetatnya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi etil asetat sarang semut (FEASS) (Myrmecodia pendans) terhadap kejadian infark miokard. Penelitian dilakukan dengan tiga kelompok yang diberikan dosis FEASS yang berbeda, sedangkan tiga kelompok sebagai kontrol. Pada akhir perlakuan, diberikan isoproterenol dosis 85 mg/kg bb/hari untuk menginduksi terjadinya infark miokard. Setelah itu, dilakukan penilaian preparat histologi jantung dengan parameter: persentase kerusakan, jumlah sel yang rusak, dan jenis sel yang rusak. Selain itu, dilakukan pengukuran kadar MDA dan SOD.
Hasil penelitian menunjukkan besarnya persentase kerusakan dan jumlah sel yang rusak paling banyak ditemukan pada kelompok yang mendapatkan FEASS dosis 1 (59% dan Grade 3). Jenis kerusakan paling banyak adalah edema, infiltrasi, dan fibroblas. Hasil pengukuran kadar MDA menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna kadar MDA pada kelompok kontrol normal dengan kelompok kontrol herbal dan ketiga kelompok dosis FEASS (p>0.05). Kadar SOD kelompok dosis 1 dan dosis 3 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol normal (p<0,05). Namun, tidak terdapat korelasi antara kadar MDA dengan SOD (p>0,05).

Myocardial infarction is one of main causes of death. The previous study has shown that rosmarinic acid could prevent myocardial infarction. Sarang semut (Myrmecodia pendans) contains rosmarinic acid in its ethyl acetate fraction.
The purpose of this study is to acknowledge the effect of the distribution of (Myrmecodia pendans) ethyl acetate fraction (FEASS) toward myocardial infarction. This study was conducted to three groups given different FEASS dose, meanwhile the other three groups served as control groups. At the end of the treatment, the groups were given isoproterenol (dose 85 mg/kg bb/day) to induct myocardial infarction. Then, the heart histology preparation valuation was conducted with the following parameter: damage percentage, damaged cell number, damaged cell type. Moreover, we conduct MDA and SOD level measurement.
The result of the study showed that the greatest damage percentage and the greatest damaged cell number mostly were found on the group with FEASS dose 1 (59% and Grade 3). The damaged cell types mostly found were edema, infiltration, and fibroblast. The measurement of MDA level showed that there is no significant difference of MDA level on the normal control group compared to the herbal control group and the three groups with FEASS (p>0.05). The SOD level of groups with dose 1 and dose 3 were higher than the normal control group (p<0,05). But, there was no correlation between the MDA level and SOD level (p>0,05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T44362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorius Bhaskara Wikanendra
"Latar Belakang: Penyakit jantung koroner PJK merupakan penyebab kematian terbesar di dunia dengan penyumbang terbesar adalah infark miokard. Salah satu obat dalam penanganan PJK adalah Nitrat organik sebagai donor NO namun tidak dapat digunakan dalam jangka panjang. l-sitrulin berfungsi sebagai donor l-arginin yang akan dimetabolisme menjadi NO. Selain sebagai vasodilator, l-sitrulin juga menurunkan adhesi leukosit dan antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari potensi kardioprotektif L-citrulline terhadap infark miokard yang diinduksi oleh Isoproterenol dengan fokus pada aktivitas antioksidan.Metode: Penelitian ini menggunakan 24 tikus Wistar jantan berbobot 190-220gr yang dibagi kedalam 4 kelompok. Kelompok 1 dan 2 menerima air sementara kelompok 3 dan 4 menerima 300mg/kgBB dosis rendah dan 600mg/kgBB dosis tinggi l-sitrulin per hari peroral setiap hari. Induksi dilakukan dengan injeksi subkutan 85mg/kgBB isoproterenol pada hari ke-4 dan 5 untuk kelompok 2,3 dan 4 sementara kelompok 1 menerima normal saline. Tekanan darah dan EKG diukur pada hari ke-3 dan 6. Subyek dikorbankan pada hari ke-6 untuk mengumpulkan sampel darah dan jaringan untuk pengukuran biomarker dan evaluasi histopatologi.Hasil: Induksi menyebabkan penurunan tekanan darah dan perubahan EKG dan pemberian l-sitrulin gagal menunjukkan efek proteksi yang signifikan. Suplementasi l-sitrulin gagal menunjukkan efek proteksi pada kadar AST dan LDH namun berhasil pada evaluasi histopatologis. Suplementasi l-sitrulin berhasil menunjukkan efek antioksidatif signifikan pada aktivitas katalase namun gagal pada kadar MDA, aktivitas SOD dan cenderung menurunkan kadar GSH lebih jauh dibandingkan dengan kelompok isoproterenol saja. Suplementasi menunjukkan proteksi terhadap apoptosis.Kesimpulan: Suplementasi l-sitrulin menunjukkan potensi kardioproteksi terhadap infark miokard induksi isoproterenol melalui aktivitas antioksidannya.
Background Cardiovascular diseases contribute more than 17 million deaths every year with coronary heart disease CHD being the greatest contributor. L citrulline shows potential as supplementation to treat CHD for its vasodilative and antioxidative effects The aim of this study is to find the potential cardioprotective effect of l citrulline against MI, with focus on antioxidants activity.Method This study used 24 male Wistar rats weighed 190 220 grams which divided to 4 groups. 1st and 2nd group received water while 3rd and 4th group received 300mg kgBW low dose and 600mg kgBW high dose of l citrulline daily respectively. Induction were done by injecting isoproterenol 85mg kgBW subcutaneously on day 4 and 5 for group 2,3 and 4 while 1st group served as sham. Blood pressure and ECG were recorded on day 3 and 6. Subjects were sacrificed on day 6 to collect blood and tissue samples for biomarker measurement and histopathological evaluation.Results L citrulline supplementation failed to show significant protective effect on blood pressure and ECG change. L citrulline supplementation failed to show protective effect on blood AST and LDH level but managed to show protective effect on Histopathological evaluation. On antioxidants activity, L citrulline supplementation managed to show significant antioxidative effect on tissue Catalase activity but failed on tissue MDA level, blood SOD activity and lowered tissue GSH level more than Isoproterenol only. Supplementation also showed protection against apoptosis.Conclusion L citrulline supplementation shows some potential cardioprotective effect through its antioxidant activities."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Gusmawan
"Latar belakang: Infark miokard merupakan sindrom koroner akut yang ditandai dengan nekrosis miokardium. Inflamasi menjadi salah satu proses kunci yang terlibat pada infark miokard. Salah satu molekul yang berperan penting dalam progresi infark miokard adalah Nitrogen Oksida (NO), yang dapat diukur secara tidak langsung sebagai kadar nitrit. Sudah banyak studi tentang peran kardioprotektif ekstrak Centella asiatica, namun masih minim studi terkait perannya dalam memodulasi inflamasi infark miokard, khususnya dalam memodulasi pelepasan NO. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ekstrak daun Centella asiatica terhadap kadar nitrit pada jantung tikus dengan infark miokard akibat induksi isoproterenol. Metode: Penelitian ini menggunakan sampel jaringan jantung tikus jantan galur Wistar yang dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normal, kelompok kontrol negatif yang diberikan isoproterenol 85mg/kgBB, dan kelompok isoproterenol dengan ekstrak etanol-air Centella asiatica 200mg/kgBB telah diberikan oleh peneliti utama sebelumnya. Kadar nitrit diukur pada homogenat jaringan jantung tikus dengan kit uji Griess pada panjang gelombang 540nm. Kadar protein di jaringan jantung diukur dengan uji Bradford pada panjang gelombang 595nm. Hasil: Berdasarkan pengukuran kadar nitrit, rata-rata kadar nitrit tertinggi pada kelompok isoproterenol sebesar 0,082 mM, diikuti dengan kelompok isoproterenol yang diberikan ekstrak Centella asiatica sebesar 0,0707mM, dan terakhir kelompok normal sebesar 0,027mM. Terdapat perbedaan kadar nitrit yang signifikan antara kelompok jaringan jantung isoproterenol dengan kelompok normal (p=0,025). Tidak ada perbedaan kadar nitrit yang signifikan antara kelompok yang diberikan isoproterenol dan ekstrak Centella asiatica dengan kelompok normal (p=0,102). Tidak ada perbedaan kadar nitrit yang signifikan antara kelompok isoproterenol dengan kelompok isoproterenol yang diberikan ekstrak Centella asiatica (p=0,520). Adapun berdasarkan hasil pengukuran kadar protein, tidak ada perbedaan kadar protein yang signifikan antara tiga kelompok percobaan. Kesimpulan: Pemberian isoproterenol meningkatkan kadar nitrit pada jaringan jantung tikus secara signifikan dibandingkan jaringan jantung tikus normal (kontrol). Ekstrak etanol-air Centella asiatica dapat menurunkan kadar nitrit pada jaringan jantung tikus dengan infark miokard akibat induksi isoproterenol.

Introduction: Myocardial infarction is an acute coronary syndrome with myocardium necrosis. Inflammation becomes one of the principal process in myocardial infarction. One of the molecule with prominent role in myocardial infarction progression is Nitrogen Oxide (NO), which can be measured indirectly as nitrite level. There have been many studies on cardioprotective role of Centella asiatica, but there are still few studies on its role for modulating myocardial infarct inflammation, especially modulating NO release. Therefore, this research aims to analyze the effect of Centella asiatica leave extract toward nitrite level in mouse heart with isoproterenol-induced myocardial infarction. Method: This reseach uses heart tissue samples of male wistar mouse divided into three groups, which are normal group , negative control group with 85mg/kgBB isoproterenol , and isoproterenol group with ethanol-water extract of Centella asiatica 200mg/kgBB given by the main researcher before. Nitrie level measurement of mouse heart tissue homogenate is conducted with Griess kit assay at the wavelength 540nm. Protein level measurement of heart tissue is conducted with Bradford assay at the wavelength 595nm.Result: Based on the nitrite level measurement, isoproterenol group has the highest nitrite level average, which is 0.082 mM, followed by isoproterenol with Centella asiatica group with 0.0707 mM, and control group with lowest nitrite level average of 0.027 mM. There is significant nitrite level difference between isoproterenol group and control group (p=0,025). There is not significant nitrite level difference between isoprotrenol with Centella asiatica group and control group (p=0,102). There is not significant nitrite level difference between isoproterenol group and isoprotrenol with Centella asiatica group (p=0,520). Based on the protein level measurement, there is not significant difference of protein level between all of groups. Conclusion: Isoproterenol increases nitrite level of mouse heart tissues significantly compared to the normal mouse heart tissue (control). Ethanol-water Centella asiatica extract can reduce nitrite level in mouse heart tissue with isoproterenol-induced myocardial infarction."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalia Barnita
"Infark miokard (IM) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia pada dekade terakhir. Asam rosmarinat diketahui berpotensi sebagai kardioprotektif dari IM. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh fraksi etil asetat sarang semut (FEASS) yang memiliki kandungan utama asam rosmarinat, terhadap kadar AST, CKMB, cTnT dan cTnI pada tikus IM yang diinduksi isoproterenol (ISO). Total fenolik dan total flavonoid FEASS diuji dengan metode kolorimetri. Uji antioksidan FEASS dilakukan dengan metode DPPH dan MDA secara in vitro. Tikus galur wistar dibagi menjadi 6 kelompok: kontrol normal, kontrol herbal, ISO, dan kelompok perlakuan dengan dosis 3,84; 7,68; dan 15,36 mg/kgBB FEASS selama 30 hari. Injeksi subkutan ISO (85 mg/kgBB/hari) selama 2 hari digunakan untuk menginduksi IM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FEASS mengandung senyawa fenolik (55,8%) dan flavonoid (1,423%) serta nilai IC50 sebesar 10,275 ppm. FEASS dengan konsentrasi 100 ppm mampu mengatasi radikal bebas yang ditimbulkan oleh H2O2 secara in vitro pada sel darah merah domba. Peningkatan dosis FEASS ternyata dapat beralih fungsi menjadi prooksidan. Sifat prooksidan ini dapat merusak sel miokard sebagaimana radikal bebas, terbukti dari peningkatan kadar AST, CKMB, cTnT dan cTnI.

Myocardial infarction (MI) is a major cause of morbidity and mortality worldwide in the last decade. Rosmarinic acid known as cardioprotective potential of MI. The purpose of this study was to evaluate the effect of ethyl acetate fraction (EAF) which has the main content rosmarinic acid, on levels of AST, CKMB, cTnT and cTnI in rats induced MI by isoproterenol (ISO). Total phenolic and total flavonoid of EAF were tested by colorimetric method. Antioxidant test of EAF was conducted using DPPH method and MDA in vitro. Wistar strain rats were divided into 6 groups: normal control, kontrol herbal, ISO, and the group treated with a dose of 3,84; 7,68; and 15,36 mg/kg EAF for 30 days. ISO subcutaneous injection (85 mg /kg/day) for 2 days used to induce MI. The results showed that EAF contain phenolic compounds (55,8%) and flavonoids (1,423%) and the IC50 value of 10,275 ppm. EAF with a concentration of 100 ppm was able to overcome free radicals induced by H2O2 in vitro on sheep red blood cells. Enhancement dose of EAF was able to switch functions into prooxidant. Prooxidant properties of myocardial cells can destroy as free radicals as evidenced by increased levels of AST, CKMB, cTnT and cTnI."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T44549
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Mardy Fitria
"Au Fere II merupakan resep obat tradisional asal Maluku yang sering digunakan sebagai pengobatan alternatif hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terbesar dari berbagai penyakit kardiovaskular. Jenis penyakit kardiovaskular yang paling banyak menyebabkan kematian adalah infark miokard. Pada kejadian infark miokard terdapat peningkatan tekanan darah dan konsentrasi endotelin-1 pada plasma darah. Peningkatan pelepasan endotelin-1 sebagai vasokonstriktor akan menyebabkan peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Hipertensi yang berkelanjutan akan menyebabkan infark miokard. Oleh karena itu, tekanan darah dan konsentrasi endotelin-1 pada plasma dapat dijadikan sebagai acuan terjadinya infark miokard. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan mengevaluasi kemampuan Au Fere II sebagai pengobatan preventif terhadap infark miokard melalui kemampuan mempertahankan tekanan darah dan kadar endotelin-1 plasma normal tubuh. Infark miokard diinduksi melalui injeksi subkutan Isoproterenol pada tikus putih galur Wistar. Tikus dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. Perlakuan diberikan selama 28 hari, kemudian diberikan injeksi subkutan isoproterenol selama 2 hari. Hasil analisis tekanan darah dan konsentrasi endotelin-1 menunjukan bahwa ada perbedaan signifikan antara kelompok negatif dengan semua kelompok dosis. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Au Fere II memiliki kemungkinan efek kardioprotektif terhadap infark miokard.

Au Fere II is a traditional concoction from Maluku that is used as hypertension alternative medicine. Hypertension is one of risk factors for cardiovascular diseases. Myocardial infarction is the leading cause of death among CVDs. There is a rise in plasma endotelin-1 concentration and blood pressure in myocardial infarction. Endotelin-1 release cause blood pressure to risen, causing hypertension. Prolonged hypertension will lead to myocardial infarction. This leads to the use of blood pressure and endothelin-1 as a marker for myocardial infarction. The purpose of this study was to prove and evaluate Au Fere II potency as myocardial infarction preventive medication by evaluating its ability to maintain normal blood pressure level and endothelin-1 concentration. Myocardial infarction was induced by subcutaneous injection of Isoproterenol on Wistar strain white rats. Rats were divided into 6 treatment group. Treatment was done for 28 days and induction was done for 2 days. The result of blood pressure measurement and analysis of plasma sample showed that there was a significant difference of blood pressure level and endothelin-1 concentration between negative kontrol group and the three dose groups. Therefore, it can be concluded that Au Fere II has a possible cardioprotective effect against myocardial infarction."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Amabella Prayogo
"Penyakit kardiovaskular masih menempati peringkat pertama penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia, yaitu 31% dari seluruh kematian. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), 85% dari 17,9 juta orang yang meninggal akibat penyakit kardiovaskular mengalami serangan jantung dan stroke. Moringa oleifera yang banyak ditemukan dan telah digunakan di Indonesia, memiliki bahan-bahan yang berperan sebagai antiinflamasi, seperti quercetin, kaempferol, dan flavonoid. Belum ada penelitian yang mengkaji efek ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) terhadap infark miokard tikus. Penelitian ini dilakukan menggunakan bahan biologi tersimpan jaringan jantung dari tikus yang telah menerima 3 perlakuan berbeda (kontrol negatif: tanpa perlakuan; ISO: pemberian isoproterenol 85 mg/kgBB; serta ISO+MO: pemberian isoproterenol 85 mg/kgBB dan ekstrak air daun kelor 200 mg/kgBB). Kadar nitrit diukur menggunakan Nitrite Assay Kit (Griess Reagent). Hasil uji kadar nitrit signifikan antara ketiga kelompok dengan nilai p=0,009. Uji Post-Hoc menunjukkan nilai signifikan antara kelompok kontrol negatif dengan ISO (p=0,290) dan ISO dengan ISO+MO (p=0,013). Dengan demikian, ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) dapat menurunkan kadar nitrit (NO2-) secara signifikan (p=0,013) pada tikus yang mengalami infark miokard akibat induksi isoproterenol.

Cardiovascular diseases remain as the most common cause of death worldwide, accounted for 31% of all deaths. According to World Health Organization (WHO), 85% out of 17,9 million of people died due to cardiovascular disease, had heart attack and stroke. Moringa oleifera, which is found abundantly in Indonesia, is rich of anti-inflammation properties, such as quercetin, kaempferol, and flavonoids. Up to now, there is no research done to evaluate the effect of Moringa oleifera aqueous extract in myocardial infarction Sprague Dawley rats. This study was conducted using cardiac tissues from 3 groups of rats with different treatments: negative control group (no intervention), ISO group (85 mg/kg body weight of isoproterenol), and ISO+MO group (85 mg/kg body weight of isoproterenol and 200 mg/kg body weight of Moringa oleifera aqueous extract). Nitrite Assay kit (Griess Reagent) was used to evaluate nitrite concentration. Nitrite concentration was found to be significant between three groups (p- value = 0.009). Post-Hoc analysis revealed a significance difference between the negative control and ISO group (p=0.029) as well as the ISO and ISO+MO group (p=0.013). Hence, Moringa oleifera aqueous extract significantly reduced nitrite concentration in rats with myocardial infarction (p=0.013)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library