Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rendra Fariadi
"Persediaan farmasi harus dikelola dengan baik untuk kelancaran pelayanan dan keuangan rumah sakit. Pengelolaan sedian farmasi rumah sakit dimulai dari alur perencanaan dan pengadaan obat-obatan di rumah sakit. Sistem perencaanaan yang tepat dibutuhkan untuk pengelolaan perencaan dan persediaan di rumah sakit agar efisiensi dalam proses pengadaan obat dapat tercapai. RS Hermina Medan melakukan perubahan dalam sistem perencaan obat-obatan dari awalnya menggunakan sistem min-max menjadi sistem pareto. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat efisiensi terhadap kedua sistem tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan riset operasional terhadap sampel obat hasil analisis ABC dan menggabungkan metode kualitatif. Hasil analisis ABC berdasarkan nilai pemakaian selama Agustus dan September 2023 diperoleh obat kategori A mewakili 80% dari total nilai persedian obat JKN di Instalasi Farmasi. Hasil penelitian menunjukan dengan membandingkan perhitungan untuk perencanaan pengadaan obat kategori A dengan sistem pareto dan min-max didapatkan total inventory cost lebih rendah dengan menggunakan sistem min-max. Namun, rencana pengadaan dengan sistem min-max dapat lebih baik apabila perhitungan pemakaian obat di kontrol secara rutin dan proses perencanaan pengadaan dibantu oleh sistem informasi yang lebih baik. Penelitian diharapkan dapat dilanjutkan dengan waktu yang lebih panjang agar penilaian inventory cost dapat lebih akurat.

Pharmaceutical supplies must be managed well for the smooth running of hospital services and finances. Management of hospital pharmaceutical supplies starts from the flow of planning and procurement of medicines in the hospital. An appropriate planning system is needed for managing planning and supplies in hospitals so that efficiency in the drug procurement process can be achieved. Hermina Medan Hospital made changes to its medicine planning system from initially using a min-max system to a Pareto system. This research aims to compare the level of efficiency of the two systems. This research was conducted using operational research on drug samples resulting from ABC analysis and combining qualitative methods. The results of ABC analysis based on usage values ​​during August and September 2023 showed that category A drugs represent 80% of the total value of UHC drug supplies in pharmacy installations. The research results show that by comparing calculations for planning the procurement of category A drugs using the Pareto and min-max systems, the total inventory cost is lower using the min-max system. Procurement planning using a min-max system can be better if the calculation of drug use is routinely controlled and the procurement planning process is assisted by a better information system. It is hoped that the research can be continued for a longer period so that inventory cost assessments can be more accurate."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Widawati
"Persediaan suatu komponen pada gudang dalam suatu perusahaan yang menangani transportasi sangat diperlukan. Hal tersebut mengharuskan perusahaan melakukan suatu metode pengotrolan dalam segala bidang agar dapat memenuhi setiap terjadi penggantian komponen. Salah satu cara yang harus ditempuh adalah dengan mengoptimalkan sistem persediaan komponen. Metode yang sesuai untuk system persediaan spare parts pada penelitian ini menggunakan fixed time period with safety stock.
Dari hasil pengalahan data menggunakan metode tersebut terbukti dapat menurunkan tingkat persediaan ke titik yang optimal yang berdampak ke penurunan inventory cost. Total saving cost yang diperoleh dari 12 periode penelitian adalah sebesar Rp 96.035.916,00.

It is so needed the stock of the components in the warehouse in a transportation company. The company requires to applying a specific control method in all areas in order to comply every replacement of components. One of the methods is optimizing the supply system components. In this study, the compatible method for the system of spare parts stock is using a determined time period with safety stock.
Based on the data of the research, this method effectively reduces the stock level to the optimum point that impacts to the decrease of the stock cost. In 12 periods of study, the obtained total saving costs are Rp 96.035.916,00.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27949
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dzulfikar Ahmad Furqon
"Manajemen persediaan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu bisnis. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan manajemen persediaan yang teratur sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat mengatur ketersediaan produknya, sehingga produksi dan penjualan produknya dapat dilakukan dengan lancar dan tidak terhambat oleh kekurangan persediaan. Penerapan sistem kebijakan continuous review dapat membantu perusahaan dalam mengatur persediaanya melalui ukuran lot pemesanan barang dan titik pemesanan kembali. Sehingga pengadaan persediaan dapat berjalan dengan lancar. LMM merupakan jaringan retail dengan konsep wholesale yang menjual berbagai bahan makanan, pakaian, dan barang lainnya. LMM tidak memiliki data historis penjualan. Sehingga peramalan dan pemesanan barang masih berdasarkan expert judgement dan intuisi dari manajemen mereka. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kekurangan dan kelebihan pada inventori yang menyebabkan besarnya total biaya persediaan yang dikeluarkan oleh toko. Dari permasalahan tersebut, kebijakan persediaan dikembangkan dengan menggunakan sistem continuous review (s,S) untuk kategori produk A dan sistem continuous review (s,Q) untuk kategori produk B dan C. Hasil dari penelitiaan ini akan didaptkan ukuran lot pemesanan, reorder point, dan safety stock. Dengan menggunakan metode continuous review review (s,S) didapatkan penghematan total biaya persediaan sebesar 66% dan dengan metode continuous reivew (s,Q) didapatkan penghematan total biaya persediaan sebesar 53%.

Inventory management is a very important factor in running a business. Therefore, a steady inventory management policy is needed so that the company can regulate the availability of its products, so that the production and sale of its products can be carried out smoothly and isnt hampered by the lack of inventory. The implementation of a continuous review policy system can help companies manage their supplies through the lot size of goods ordered and the reorder point. So that the inventory procurement can run smoothly. LMM is a retail network with a wholesale concept that sells a variety of food ingredients, clothing, and other goods. LMM currently does not have historical sales data. So forecasting and ordering of goods is still based on expert judgment and intuition from their management. This causes the shortage and excess inventory which causes the total inventory cost incurred by the store. From these problems, an inventory policy was developed using a continuous review system (s, S) for product category A and a continuous review system (s, Q) for product categories B and C. The results of this research will get the order lot size, reorder point, and safety stock. By using the continuous review (s, S) method, a total inventory cost savings of 66% is obtained and with the continuous review (s,Q) method, a total inventory cost savings of 53% is obtained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Latifa
"Sejak Maret 2015, di Lingkungan PT Rumah Sakit Pelabuhan diimplementasikan
kebijakan satu pintu dalam pengadaan obat dan alat kesehatan. Namun belum ada
tools atau evaluasi yang dilakukan bilamana implementasi kebijakan tersebut sudah
berhasil ataupun masih ada hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan.
Penelitian ini menggunakan analisis ABC sebagai tools dalam melakukan evaluasi
atas kebijakan satu pintu dalam pembelian obat dan alat kesehatan di Lingkungan PT
Rumah Sakit Pelabuhan, yaitu dengan data yang diambil dari Rumah Sakit Pelabuhan
Jakarta dan RS Port Medical Center. Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian
dengan fokus dan data obat antibiotik dengan menggunakan analisis ABC nilai
investasi, analisis ABC nilai pemakaian dan analisis ABC indeks kritis sehingga bisa
dihasilkan pengelompokkan menjadi kelompok A, kelompok B dan kelompok C.
Selain metode kuantitatif, penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan
melakukan wawancara untuk cross checking dengan hasil perhitungan kuantitatif
yang diperoleh. Selanjutnya untuk kelompok A dihitung Economic Order Quantity
(EOQ) dan Re-Order Point (ROP) serta dibandingkan Total Inventory Cost (TIC)-nya
dengan TIC versi rumah sakit sehingga bisa diketahui apakah metode atau cara
pengadaan obat dan alat kesehatan yang sudah dilakukan di lingkungan PT Rumah
Sakit Pelabuhan sudah efisien atau belum.
Hasil penelitian memberikan hasil bahwa pengadaaan obat dan alat kesehatan
khususnya untuk antibiotik di lingkungan PT Rumah Sakit Pelabuhan perlu untuk
diberikan prioritas dan fokus untuk obat antibiotik yang masuk kelompok A karena
dari sisi investasi memilki nilai tinggi dan juga tergolong obat yang critical.
Perbaikan perlu dilakukan dengan cara mengintegrasikan IT ke dalam bagian yang
terkait dengan pengadaan obat dan alat kesehatan seperti bagian gudang, farmasi,
keuangan sehingga kondisi stok obat bisa diketahui secara real time supaya efisien
dan menghindari fraud.

Since March 2015, PT Rumah Sakit Pelabuhan implemented one gate policy in the
procurement of drugs and medical devices. However, no tools or evaluation had been
conducted whether the policy implementation has been successful or not.
This study uses the ABC analysis as a tool in evaluating the one gate policy in the
purchase of drugs and medical devices in the environment PT Rumah Sakit
Pelabuhan, with data taken from Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta and Rumah Sakit
Port Medical Center. In this study will be carried out research with a focus on data
and antibiotics using ABC analysis investment value, ABC analysis of the use and
value of the critical index ABC analysis so that it can be produced grouping into
group A, group B and group C. In addition to quantitative methods, this study also
uses qualitative interviewing method for cross checking with quantitative calculation
results obtained. Next to the group A is calculated Economic Order Quantity (EOQ)
and Re-Order Point (ROP), and compared Total Inventory Cost (TIC) with current
hospital`s TIC so we can know whether a method or means of procurement of drugs
and medical devices that have been done in PT Rumah Sakit Pelabuhan is efficient or
not.
Results of the study provide conclusion that current procurement of drugs and medical
devices especially to antibiotics in group of PT Rumah Sakit Pelabuhan need to be
given priority and focus for antibiotic which enter the group A because of the high
investment value and also its category classified as critical. Improvement need to be
done by integrating IT into departments associated with the procurement of drugs and
medical devices such as the warehouse, pharmacy, finance, etc so level of stocks can
be known in real time in order to be efficient and avoid fraud"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T53648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nurhadiyan Alifdiandra
"

Pada penelitian ini, permasalahan yang terjadi pada objek penelitian adalah pada tingginya biaya persediaan perusahaan PLTBm. Permasalahan tersebut terjadi karena perusahaan PLTBm cenderung memutuskan untuk melakukan penyimpanan dalam jumlah banyak agar tidak adanya potensi kekurangan feedstock. Hal ini disebabkan karena sulitnya memperoleh feedstock karena terdapat persaingan dengan perusahaan lain yang membutuhkan feedstock untuk kebutuhan pangan, pakan, dan pupuk. Namun besarnya jumlah penyimpanan ini menimbulkan resiko seperti tingginya biaya penyimpanan dan resiko kerusakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan manajemen persediaan adalah melakukan efesiensi keputusan kuantitas pemesanan (Q) dan waktu pesan (T) sehingga diperoleh total biaya persediaan yang minimal. Untuk dapat melakukan hal tersebut, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Mixed Integer Linear Programming (MILP) untuk mendapatkan total biaya persediaan yang minimal. Pada penelitian ini diketahui bahwa terdapat 4 jenis feedstock. Selain itu, jumlah kuantitas pesan (Q) dan waktu pemesanan (T) hasil model mampu meminimalkan total biaya persediaan sebesar Rp5,342,015,000 atau sebesar 22.39% dari kondisi aktual


In this study, the problem that occurs in the object of research is the high inventory cost of PLTBm companies. This problem occurs due to PLTBm companies that tend to decide to store their feedstock in large quantities so that there will not be a potential shortage of feedstock. However, due to the difficulty of obtaining feedstock since there is competition with other companies that require feedstock for food, feed, and fertilizer needs. Since then, this large amount of storage poses risks such as high storage costs and the risk of damage. One way that can be done to deal with inventory management problems is to make efficient decisions on ordering quantity (Q) and ordering time (T) so that the total cost of inventory reaches its minimum cost. To be able to reach this, the method used in this study is the Mixed Integer Linear Programming (MILP) method to obtain a minimum total inventory cost. In this research, it is known that there are 4 types of feedstocks. In addition, the total order quantity (Q) and ordering time (T) from the model are able to minimize the total inventory cost of Rp5,342,015,000 or equal to 22.39% of the actual condition.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhammad Yusuf Hakim
"Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya pasti dituntut untuk dapat menjalankan proses bisnisnya secara efektif dan efisien. Begitu juga dengan PT. GMF Aeroasia tbk adalah perusahaan MRO Republik Indonesia. Dalam bisnisnya proses. Perusahaan menghadapi banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dengan baik. Apalagi dalam situasi pandemi seperti sekarang ini.
Perusahaan dituntut untuk dapat menghemat biaya pembelian baik dari proses internal maupun eksternal. Analisis ini ditargetkan pada anggaran pembelian dan pengadaan material untuk perawatan pesawat. Karena pembelian dan pengadaan suku cadang untuk perawatan pesawat dinilai sangat krusial. Pengadaan dan pembelian material pesawat masih dianggap tidak efisien, apalagi pembelian material pesawat kebanyakan didatangkan dari luar negeri dan seringkali banyak biaya dan beban tambahan yang harus ditanggung perusahaan. Dengan menganalisis beberapa faktor yang menyebabkan banyak biaya termasuk penentuan lot, biaya transportasi, biaya setup untuk pembelian bahan, rentang waktu pembelian, biaya minimum, dan juga jumlah minimum pembelian material yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan tiga metode seperti judul di atas, yaitu: Economic Order Quantity, Least Unit Cost, dan Algoritma Wagner Within.

Every company running its business is definitely required to be able to carry out its business processes effectively and efficiently. Likewise with PT. GMF Aeroasia tbk is an MRO company of the Republic of Indonesia. In its business process. The company faces a lot of homework to be done well. Especially in a pandemic situation like today. Companies are required to be able to save on purchasing costs both from internal processes and external. This analysis is targeted at the purchase budget and material procurement for aircraft maintenance. Because the purchase and procurement of parts for aircraft maintenance is considered very crucial. Procurement and purchase of aircraft material are still considered inefficient, especially when purchasing aircraft material is mostly imported from abroad and often there are many additional costs and burdens that companies have to bear. By analyzing several factors that cause a lot of costs including lot determination, transportation costs, setup costs for purchasing materials, purchasing time spans, minimum costs, and also the minimum amount of material purchases that can be made by the company. By using the three methods as the title above, namely: Economic Order Quantity, Least Unit Cost, and also Wagner Within Algorithm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zharalin Suryaputri
"Sistem persediaan memiliki fungsi sebagai aktivitas perencanaan dan pengendalian aliran dan penyimpanan suatu produk maupun informasi secara efektif dan efisien agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Ketepatan dalam merancang persediaan merupakan solusi yang sesuai untuk meminimasi overstock yang terjadi yang dapat membuat tingginya total biaya dan investasi persediaan. Berdasarkan pembahasan mengenai kebijakan persediaan, studi kasus yang digunakan yaitu pada aktivitas produksi alat suntik yang dilakukan oleh perusahaan X. Dalam proses pembuatan alat suntik dibutuhkan banyak macam bahan baku dan komponen. Namun perusahaan saat ini belum memiliki kebijakan persediaan dalam manajemen bahan baku dan komponen, hal ini mengakibatkan terjadinya overstock yang mengakibatkan jumlah barang yang disimpan melebihi kapasitas gudang perusahaan. Berdasarkan studi kasus yang ada, pemodelan yang dilakukan untuk meminimasi total biaya persediaan berdasarkan karakteristik bahan baku dan komponen dengan mempertimbangkan kapasitas gudang dan ketidakpastian pada variabel biaya persediaan (biaya pemesanan, biaya kepemilikan dan biaya kekurangan). Ketidakpastian ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak bisa dianggap deterministik secara terus menerus. Hasil perancangan model sistem persediaan ini menunjukkan bahwa model ini dapat menurunkan total biaya persediaan sebesar 13% pada bahan baku dan 24% pada komponen alat suntik. Selain terjadinya penurunan pada biaya persediaan, terjadi pula penurunan pemakaian volume gudang pada kondisi usulan yang tidak melebihi kapasitas gudang.

The inventory system has a function as an activity of planning and controlling the flow and storage of a product or information effectively and efficiently in order to meet consumer demand. Accuracy in designing inventory is a suitable solution to minimize overstock that occurs which can lead to high total costs and inventory investment. Based on the discussion on inventory policy, the case study used is in the injection equipment production activity carried out by company X. In the process of making syringes, many kinds of raw materials and components are needed. However, the company currently does not have an inventory policy in the management of raw materials and components, this results in overstock which results in the number of goods being stored exceeding the company's warehouse capacity. Based on the existing case studies, modeling is carried out to minimize the total inventory cost based on the characteristics of raw materials and components by considering warehouse capacity and uncertainty in inventory cost variables (order costs, ownership costs and shortage costs). This uncertainty is caused by environmental conditions that cannot be considered continuously deterministic. The results of the design of this inventory system model indicate that this model can reduce the total inventory cost by 13% for raw materials and 24% for syringe components. In addition to a decrease in inventory costs, there is also a decrease in the use of warehouse volume in the proposed conditions that do not exceed the warehouse capacity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Rahayu Putri
"ABSTRAK
Pengelolaan material, khususnya suku cadang, bertujuan untuk mengatur seluruh aliran material agar dapat digunakan pada kegiatan pemeliharaan untuk meminimalkan waktu downtime mesin dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu, pengendalian persediaan suku cadang diperlukan agar kuantitas suku cadang yang disimpan dan dipesan mempunyai jumlah yang tepat, ada pada waktu yang tepat, dengan kondisi yang tepat, dan pengeluaran biaya yang ekonomis. Metode pengendalian persediaan yang digunakan adalah metode exponential smoothing dan economic order quantity. Hasil dari penelitian ini adalah total biaya persediaan hasil perhitungan menunjukkan pengurangan nilai sejumlah $1.204,94 dari biaya perusahaan. Sedangkan hasil perhitungan total biaya persediaan menunjukkan biaya stock out meningkat 6,45% dari biaya tanpa stock out.

ABSTRACT
Material management, especially spare part, aims to control the entire flow of material in ordered to be used in maintenance activities to minimize downtime and optimize resources utility. Therefore, spare part inventory control is required to count the order quantities which are stored and have to be ordered in right amount, at the right time, with the right condition, and economical cost. Inventory control methods are exponential smoothing and economic order quantity. The result of this research is total inventory cost which shows a reduction value of $1.204,94 from actual inventory cost. Moreover, calculation of inventory show the inventory cost with stock out increases 6,45% from the cost without stock out."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S763
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nurhadiyan Alifdiandra
"Pada penelitian ini, permasalahan yang terjadi pada objek penelitian adalah pada tingginya biaya persediaan perusahaan PLTBm. Permasalahan tersebut terjadi karena perusahaan PLTBm cenderung memutuskan untuk melakukan penyimpanan dalam jumlah banyak agar tidak adanya potensi kekurangan feedstock. Hal ini disebabkan karena sulitnya memperoleh feedstock karena terdapat persaingan dengan perusahaan lain yang membutuhkan feedstock untuk kebutuhan pangan, pakan, dan pupuk. Namun besarnya jumlah penyimpanan ini menimbulkan resiko seperti tingginya biaya penyimpanan dan resiko kerusakan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan manajemen persediaan adalah melakukan efesiensi keputusan kuantitas pemesanan (Q) dan waktu pesan (T) sehingga diperoleh total biaya persediaan yang minimal. Untuk dapat melakukan hal tersebut, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Mixed Integer Linear Programming (MILP) untuk mendapatkan total biaya persediaan yang minimal. Pada penelitian ini diketahui bahwa terdapat 4 jenis feedstock. Selain itu, jumlah kuantitas pesan (Q) dan waktu pemesanan (T) hasil model mampu meminimalkan total biaya persediaan sebesar Rp5,342,015,000 atau sebesar 22.39% dari kondisi aktual.

In this study, the problem that occurs in the object of research is the high inventory cost of PLTBm companies. This problem occurs due to PLTBm companies that tend to decide to store their feedstock in large quantities so that there will not be a potential shortage of feedstock. However, due to the difficulty of obtaining feedstock since there is competition with other companies that require feedstock for food, feed, and fertilizer needs. Since then, this large amount of storage poses risks such as high storage costs and the risk of damage. One way that can be done to deal with inventory management problems is to make efficient decisions on ordering quantity (Q) and ordering time (T) so that the total cost of inventory reaches its minimum cost. To be able to reach this, the method used in this study is the Mixed Integer Linear Programming (MILP) method to obtain a minimum total inventory cost. In this research, it is known that there are 4 types of feedstocks. In addition, the total order quantity (Q) and ordering time (T) from the model are able to minimize the total inventory cost of Rp5,342,015,000 or equal to 22.39% of the actual condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Tedja Kusuma
"Penelitian dilakukan pada suatu perusahaan perhiasan berlian di Indonesia. Salah satu kelompok bahan baku yang penting dalam perusahaan tempat penelitian adalah earnut atau penahan anting. Meskipun earnut memiliki pola pemakaian yang kontinu, kekurangan persediaan earnut sering terjadi dan meningkatkan total biaya persediaan bagi perusahaan tempat penelitian. Implementasi model pengendalian persediaan (inventory control policy) dapat meminimalkan total biaya persediaan. Penelitian ini menggunakan dan membandingkan metode programa stokastik Sample Average Approximation (SAA) dan metode Simulasi Monte Carlo (SMC) untuk mencari model pengendalian persediaan yang optimal beserta dengan nilai optimal dari parameter-parameter model pengendalian persediaan tersebut. Obyek penelitian mencakup 16 jenis earnut di perusahaan tempat penelitian. Model pengendalian persediaan yang optimal beserta dengan nilai optimal parameter-parameternya untuk setiap jenis earnut berhasil ditemukan dengan implementasi kedua metode. Model pengendalian persediaan R,s,Q dengan nilai periode pemeriksaan per 4 minggu sekali menjadi model optimal bagi seluruh jenis earnut. Nilai optimal parameter-parameter model pengendalian persediaan tersebut berbeda untuk setiap jenis earnut. Secara umum metode SMC memiliki performa yang lebih baik dalam menurunkan biaya persediaan serta meningkatkan service level dibandingkan metode SAA dan metode perusahaan saat ini. Rekomendasi terkait anggaran pengadaan tahunan beserta dengan rekomendasi pengurangan jenis earnut disertakan sebagai usulan lanjutan dari hasil penelitian.

The research takes place at a diamond jewelry company in Indonesia. Earnut is a component family which plays a crucial role in the sponsoring company. Despite the continuous consumption of the component, stockout still happens periodically and induces a large amount of total inventory cost. The implementation of inventory control policies can reduce the total inventory cost. Sample Average Approximation as a stochastic programming method is used and compared with Monte Carlo Simulation to seek the optimum inventory control policy and its optimum parameter values for each of the 16 earnut types. The methods successfully discover the optimum inventory control policy along with the optimum parameter values for each earnut type. R,s,Q inventory policy with the review period of 4 weeks becomes the optimum inventory policy for all earnut types. The optimum values of the model’s parameters differ among earnut type. In general, Monte Carlo Simulation yields better performance at reducing inventory cost and increasing service level when compared with the Sample Average Approximation method and the company’s current inventory policy. Recommendations on the annual purchasing budget as well as earnut type reduction are also presented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library