Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andhika Andar Pribadi
"Pemanfaatan Budaya Perusahaan sebagai strategi pemasaran jasa yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk agar menjadi Bank yang memiliki kredibiltas yang baik pada kalangan pengguna jasa perbankan cukup berhasil dan mampu menumbuhkan persepsi positif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana proses internalisasi budaya perusahaan sebagai sebuah strategi pemasaran jasa, dan melakukan analisa terhadap proses internalisasi budaya perusahaan. Kasus yang diteliti adalah internalisasi budaya perusahaan yang dilakukan pada PT Bank Mandiri Cabang Jakarta Mali Pondok Indah 1 dengan menggunakan program-program internalisasi budaya. Kelemahan hasil penelitian ini yaitu kurangnya informan pada kalangan pengguna jasa serta pilihan metode penelitian yang kurang tepat. Sebaiknya penelitian selanjutnya mencari informan yang lebih banyak jumlah dan karakteristiknya. Serta metode penelitian yang lebih tepat.

The used of corporate culture as a Services marketing strategy who utilized by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk to build the credibility of the bank on customers perception has been succeeded and make the bank having a postitive credibility on customers perception. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk realized the needs of positive credibility as the institution who facilitate Financial Service can’t be changed by another perception and it become more important after monetary crisis in the year of 1998. the needs of credibility becomes a motivation for PT Bank Mandiri (Persero) to have a corporate culture internalization which mediated by specific program so it can make the corporate culture being implemented by all staf in all aspect who directly touch the customers of the bank and made it as a contribution factor who build corporate credibility as a weil trusted bank The researcher views that it is important to describe corporate culture internalization and it process as a service marketing strategy and analyze the internalization process. In this case the corporate culture internalization program at PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Jakarta Mall Pondok Indah Branch. The weakness this research is there is a lack of subjects of the amount and background variety also uncorrect research methods. For further research, the researcher suggest to involve more subjects with more various background and try to find a better research methods."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25742
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titian Ratu
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai wacana homoseksualitas di dalam film All You
Need is Love - Meine Schwiegertochter ist ein Mann dalam kaitannya dengan
konsep heteroseksualitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif
dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa wacana
homoseksualitas yang terepresentasi di dalam film dapat hadir karena masyarakat
yang masih berpegang pada norma heteroseksual sebagai pedoman hidup
sehingga mereka menganggap pilihan untuk menjadi homoseksual adalah hal
yang abnormal dan keberadaan kelompok minoritas tersebut menjadi marjinal.
Film ini mengkritik masyarakat yang intoleran tersebut dan menawarkan
perspektif humanis dalam menyikapi isu homoseksual.

ABSTRACT
This thesis discusses the discourse about homosexuality in the film All You Need
is Love - Meine ist ein Mann Schwiegertochter in relation to the concept of
heterosexuality. This research used descriptive analysis and literature study. The
results of this study stated that present discourse encompassing homosexuality
that represented in the film because people who still hold to the heteronormativity
as a way of life so that they consider the choice to be homosexual is abnormal and
the existence of homosexuality is marginalized. The film is criticizes an intolerant
society and offer a more humanistic perspective in addressing the issue of
homosexuality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1926
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Paramitha Adrianto Putri
"Tujuan penelitian adalah untuk melihat gambaran penerapan teori Vygotsky pada salah satu sekolah internasional berkurikulum International Baccalaureate. Dengan mengetahui gambaran penerapan dapat dilakukan peningkatan pada kualitas SDM yang dapat bersaing secara global. Aspek-aspek yang diteliti adalah scaffolding (kontingensi, means, intentions), tools, dan internalisasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar interaksi di kelas adalah kontingen dan bertujuan untuk memahami konsep secara keseluruhan; adanya tingkat pemahaman yang cukup merata pada anak; dan penggunaan tools yang beragam.

The purpose of this study is to have a descriptive overview of the application of Vygotsky's theory at one of the international elementary school with International Baccalaureate curriculum. Knowing this will allow the increasing quality of human resources so that we can compete globally with other countries. The aspects that are being studied are scaffolding (contingency, means, intentions), tools, and internalization. The data collection methods are observation and interview. This study shows that most of the teacher-student interactions are contingent and aimed for students to comprehend the whole concept; there’s a equitable comprehension in most of the students; and the usage of various tools is absent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Nissa Khairani
"Latar Belakang: Periodontitis merupakan penyakit inflamasi yang ditandai dengan
kerusakan tulang alveolar yang dipicu oleh bakteri di rongga mulut, salah satunya yaitu
bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Interaksi langsung antara bakteri
dengan sel osteoklas sebagai sel resorpsi tulang dalam kurun waktu tertentu dapat
menyebabkan bakteri mengalami internalisasi untuk menghindari mekanisme pertahanan
sel inang sehingga meningkatnya laju kerusakan tulang alveolar. Tujuan: Menganalisis
terjadinya internalisasi bakteri A. actinomycetemcomitans pada sel osteoklas pasca infeksi
15 menit. Metode: Interaksi A. actinomycetemcomitans dan osteoklas dilakukan secara
in vitro dengan menginfeksikan A. actinomycetemcomitans selama 15 menit pada kultur
sel osteoklas dari primary cell culture bone marrow cells (BMC) mencit. Hasil isolasi
lisis sel osteoklas kemudian dikultur untuk diamati pembentukan koloni bakteri sebagai
indikator internalisasi A. actinomycetemcomitans ke dalam sel osteoklas. Hasil:
Terbentuknya koloni bakteri A. actinomycetemcomitans pada kultur bakteri dari lisis sel
osteoklas terinfeksi selama kurun waktu 15 menit. Kesimpulan: Interaksi bakteri A.
actinomycetemcomitans pada osteoklas selama 15 menit dapat menyebabkan terjadinya
internalisasi A. actinomycetemcomitans ke dalam sel osteoklas yang berpotensi
mendukung terjadinya replikasi bakteri A. actinomycetemcomitans di dalam sel osteoklas
yang dapat menyebabkan terjadinya laju kerusakan tulang alveolar secara progresif pada
periodontitis agresif.
.....Background: Periodontitis is an inflammatory disease characterized by alveolar bone
damage triggered by bacteria in the oral cavity, one of which is the bacterium
Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Direct interaction between bacteria and
osteoclast cells as bone resorption cells within a certain period can cause the bacteria to
experience internalization to avoid the host cell defense mechanism so that the rate of
alveolar bone destruction increases. Purpose: To analyze the occurrence of
internalization of A. actinomycetemcomitans bacteria in osteoclast cells after 15 minutes
of infection. Methods: The interaction of A. actinomycetemcomitans and osteoclasts was
carried out in vitro by infecting A. actinomycetemcomitans for 15 minutes in osteoclast
cell cultures from primary cell culture bone marrow cells (BMC) mice. The results of
isolated osteoclast cell lysis were then cultured to observe the formation of bacterial
colonies as an indicator of the internalization of A. actinomycetemcomitans into osteoclast
cells. Results: The formation of A. actinomycetemcomitans bacterial colonies in bacterial
culture from lysis of infected osteoclast cells within 15 minutes. Conclusion: The
interaction of A. actinomycetemcomitans bacteria on osteoclasts for 15 minutes can cause
the internalization of A. actinomycetemcomitans into osteoclast cells which have the
potential to support the replication of A. actinomycetemcomitans bacteria in osteoclast
cells which can cause a progressive rate of alveolar bone destruction in aggressive
periodontitis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matthew Thierry Tessy
"Latar Belakang: Kerusakan tulang irreversibel merupakan indikasi utama periodontitis agresif, yang merupakan kategori periodontitis yang paling destruktif. Aggregatibacter actinomycetemcomitans berdiri sebagai salah satu penyebab utama perkembangan periodontitis. Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans memiliki beberapa metode virulensi pada saat diinteraksikan dengan sel inang, di antaranya adalah melalui proses internalisasi yang dapat terjadi pada 30 menit pertama setelah interaksi. Ini mengungkap kemungkinan terjadinya internalisasi Aggregatibacter actinomycetemcomitans ke dalam osteoklas sebagai mekanisme virulensi.
Tujuan: Mengkonfirmasi terjadinya internalisasi Aggregatibacter actinomycetemcomitans ke dalam osteoklas setelah 30 menit interaksi.
Metode: Studi eksperimental in vitro yang menginteraksikan osteoklas yang berasal dari bone marrow cells dengan Aggregatibacter actinomycetemcomitans selama 30 menit. Mengekspos bakteri yang terinternalisasi dengan menghilangkan bakteri ekstraseluler diikuti oleh lisis osteoklas.
Hasil: Kultur medium osteoklas yang diberi perlakuan menunjukkan pembentukan koloni bakteri.
Kesimpulan: Interaksi Aggregatibacter actinomycetemcomitans dengan osteoklas selama 30 menit mengindikasikan internalisasi Aggregatibacter actinomycetemcomitans di dalam osteoklas sebagai kemungkinan mekanisme virulensi dalam perkembangan periodontitis.

Background: Irreversible destruction of the periodontium is the hallmark of aggressive periodontitis, the most destructive type of periodontitis. Aggregatibacter actinomycetemcomitans stands as one of the main culprits in the progression of periodontitis. Aggregatibacter actinomycetemcomitans has various methods of virulence when interacted with host cells, one of which is by the means of internalisation which readily happens 30 minutes after the initiation of interaction.
Objective: To confirm the internalisation of Aggregatibacter actinomycetemcomitans into osteoclasts after 30 minutes of interaction.
Methods: Experimental in vitro study interacting osteoclasts derived from bone marrow cells with Aggregatibacter actinomycetemcomitans for 30 minutes. Exposing internalised bacteria by eliminating extracellular bacteria followed by lysis of osteoclasts.
Results: Culturing of treated osteoclast medium shows bacterial colony formation.
Conclusion: Interacting Aggregatibacter actinomycetemcomitans with osteoclasts for 30 minutes indicated internalisation of Aggregatibacter actinomycetemcomitans inside osteoclasts as a possible virulence mechanism in the development of periodontitis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safriska Desna Putri
"Norma global merujuk pada harapan bersama atau standar perilaku yang dianggap pantas dan diharapkan diterima oleh semua negara di seluruh dunia. Salah satu aspek dari norma global adalah norma kesehatan global, yang telah diterima dan dijadikan lembaga di Indonesia karena dianggap penting dan relevan bagi masyarakatnya. Namun, terdapat kendala dalam adopsi norma global terkait kesehatan reproduksi, khususnya norma global anti-FGM, di Indonesia. Negara ini menempati peringkat ketiga tertinggi dalam praktik sunat perempuan setelah Gambia dan Mauritania. Di Indonesia, Gorontalo adalah salah satu wilayah dengan angka praktik FGM tertinggi dengan 83,7% dari anak perempuannya mengalami FGM. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjawab mengapa norma global anti-FGM gagal diadopsi di Gorontalo, Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menerapkan analisis thematic analysis. Pengumpulan data dilakukan melalui interview, kuesioner, dokumen resmi pemerintah, jurnal, buku, dan artikel daring. Konsep yang digunakan sebagai kerangka pemahaman dalam penelitian ini adalah konsep internalisasi norma milik Amitav Acharya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 aspek penyebab kegagalan adopsi norma global anti-FGM di Gorontalo, Indonesia yaitu kuatnya nilai, norma dan kepercayaan masyarakat Gorontalo (people aspect), lemahnya NGO dalam menyuarakan isu FGM (transmission belt aspect), dan ketidakseriusan pemerintah dalam legalitas pelarangan FGM (state aspect). 

Global norms refer to shared expectations or standards of behaviour that are considered appropriate and expected to be accepted by all countries worldwide. One aspect of global norms is global health norms, which have been accepted and institutionalized in Indonesia because they are considered essential and relevant to society. However, there are obstacles to the adoption of global norms related to reproductive health, particularly anti-FGM global norms, in Indonesia. The country ranks third highest in the practice of female circumcision after Gambia and Mauritania. In Indonesia, Gorontalo is one of the regions with the highest FGM rate, with 83.7% of its girls undergoing FGM. Therefore, this study aims to answer why the global anti-FGM norm failed to be adopted in Gorontalo, Indonesia. The research uses a qualitative method by applying thematic analysis. Data were collected through interviews, questionnaires, official government documents, journals, books, and online articles. Amitav Acharya's concept of norm internalization is used as the analysis framework in this research. The results showed that there are three leading causes for the failure of the adoption of global anti-FGM norms in Gorontalo, Indonesia, namely: the strong values, norms and beliefs of the Gorontalo community (people aspect), the weakness of NGOs in voicing the issue of FGM (transmission belt aspect), and the government's lack of seriousness in the legality of prohibiting FGM (state aspect)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Banalitas kejahatan adalah suatu situasi dimana kejahatan dianggap sesuatu yang wajar. Film The Zone of Interest memperlihatkan Rudolf Höss, seorang komandan Nazi, menjalani kesehariannya bersama keluarganya. Dalam film ini, keluarga Höss ditampilkan sebagai keluarga bahagia yang harmonis. Mereka hidup di rumah mewah dengan pekarangan luas yang bertempat di sebelah kamp konsentrasi Auschwitz. Keluarga Höss digambarkan hidup dengan tenang, tanpa terganggu dengan dibunuh dan disiksanya tawanan kamp konsentrasi Auschwitz di sebelah rumahnya. Penelitian ini berfokus membahas bagaimana penggambaran banalitas kejahatan yang ditampilkan dalam film The Zone of Interest memperlihatkan internalisasi ideologi Nazisme. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan semiotika film oleh Christian Metz, dan teori banalitas kejahatan oleh Hannah Arendt (1963). Hasil analisis membuktikan bahwa film ini secara efektif merepresentasikan fenomena banalitas kejahatan yang lahir akibat internalisasi ideologi Nazisme yang berlangsung bertahun-tahun. Film ini memperlihatkan bahwa kejahatan yang terjadi di sekitar rumah Höss, sama sekali tidak mengganggu mereka.
The Banality of Evil is a situation where evil is perceived as something ordinary. The film The Zone of Interest portrays Rudolf Höss, a Nazi commander, going about his daily life with his family. In the film, the Höss family is depicted as a happy and harmonious family. They live in a luxurious house with a large yard located next to the Auschwitz concentration camp. The Höss family is shown living peacefully, undisturbed by the killing and torture of prisoners in the concentration camp right next to their home. This study focuses on analyzing how the depiction of the banality of evil in The Zone of Interest illustrates the internalization of Nazi ideology. The research employs a qualitative method, using Christian Metz's film semiotics approach and Hannah Arendt's theory of the banality of evil (1963). The analysis results demonstrate that the film effectively represents the phenomenon of the banality of evil, which emerged as a result of the long-term internalization of Nazi ideology. The film highlights how the atrocities occurring near the Höss home do not affect them in the slightest.
"
[Depok, ]: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;;, ], 2023
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tien Handayani Nafi
"ABSTRAK
Keberadaan GBI-Bethany, Jakarta sebagai salah satu bentuk gereja yang berciri fundamentalisme memiliki kesamaan dengan apa yang diprediksi Toffler dan Naisbitt-Aburdene. Gereja yang memiliki semboyan Succesful Bethany Families dan menekankan pada ciri Praise and Worships ini didirikan oleh Pendeta Niko Nyotorahardjo pada tanggal 4 September 1988 di Jakarta. Dalam kurun waktu enam tahun GBI-Bethany, mampu menarik perhatian umum khususnya di kalangan umat Kristen sendiri, karena perkembangannya yang begitu cepat, baik dari jumlah umat yang datang maupun persebaran gerejanya. Hal ini banyak menimbulkan sikap pro dan kontra terhadapnya.
Penelitian yang bersifat studi kasus ini menggunakan teori Berger-Luckman dengan metode kualitatif, yang dalam hal ini data diperoleh melalui studi dokumentasi dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagaimana institusi lainnya, GBI-Bethany Jakarta terbentuk sebagai hasil dari proses dialektik eksternalisasi-obyektivasi dan internalisasi. Gereja ini berkembang karena individu dan umat berhasil membentuk suatu makna baru yang mampu memikat seluruh umat gereja itu.
Makna baru yang dimaksud ialah bahwa umat dapat memperoleh kesuksesan hidup bukan hanya secara rohani tetapi juga jasmani, bukan saja nanti kalau sudah mati tetapi juga saat sekarang ini. Kedua hal tersebut dicari oleh semua orang yang hidup, lebih-lebih oleh mereka yang sedang mengalami frustasi hidup atau bimbang karena nilai-nilai materi yang tidak pernah dapat memberikan kebahagiaan pada manusia. Ada satu syarat yang harus dipenuhi oleh umat untuk mencapai "kesuksesan hidup" yaitu hidup taat secara mutlak dan tidak kompromi terhadap semua yang tertulis di dalam Alkitab.
Makna baru di atas diusahakan oleh para fungsionaris gereja untuk diinternalisasikan kepada umat melalui seluruh kegiatan gereja, sarana dan fasilitas yang mereka pergunakan, Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa telah terjadi proses habitualisasi dan tipifikasi sampai ketahap institusionalisasi pada GBI-Bethany, Jakarta.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Devita Djajasinga
"ABSTRAK
Masyarakat Indonesia terdiri dari multietnik dan agama. Keanekaragaman
tersebut memungkinkan adanya interaksi antar etnis dan agama. Selain itu
perpindahan masyarakat dari satu daerah ke daerah lain menyebabkan pembauran
di dalam masyarakat. Dari -interaksi dan pembauran yang terjadi dapat
menyebabkan timbulnya perkawinan silang antar etnis maupun antar agama.
Perkawinan beda agama menimbulkan adanya nilai agama yang berbeda
dalam keluarga. Hal ini membuat anak menerima perbedaan nilai tersebut
sebelum nantinya membentuk sistem nilainya sendiri. Penanaman nilai agama
berinteraksi dengan faktor yang ada dalam diri anak tersebut saat dia menyerap
nilai agama yang diberikan orang tuanya dan menjadi bagian dari internalisasi
nilai agama. Setelah pilihan agama dibuat maka seseorang memiliki komitmen
terhadap agamanya dapat terlihat pada dimensi komitmen beragama.
Penelitian ini berfokus pada internalisasi nilai agama serta komitmen
beragama anak dari orang tua berbeda agama pada tahap dewasa muda.. Dari
penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi tentang internalisasi nilai
agama dan komitmen beragama pada anak dari orang tua berbeda agama.
Penelitian bersifat narasi deskriptif dengan menggunakan metode
kualitatif. Metode ini digunakan agar didapatkan pemahaman yang menyeluruh
dan utuh dari setiap pengalaman individu yang bersifat unik. Subjek berjumlah 3
orang berusia 20-34 sesuai dengan usia pad atahap dewasa muda menurut
Santrock (1991). Pengumpulan data diperoleh dari wawancara dengan pedoman
umum terbuka dalam bentuk wawancara terfokus.
Analisis dilakukan dengan dua cara. Pertama peneliti merangkum hasil
wawancara setiap subjek ke dalam padatan narasi. Kemudian dilakukan analisis
antar kasus untuk menemukan perbedaan dan kesamaan aspek dalam setiap kasus,
mengumpulkan hal-hal umum dan memberikan perhatian pada hal-hal khusus lalu
dikaitkan dengan teori yang relevan. Hal ini dilakukan agar dapat diperoleh
gambaran yang utuh dan menyeluruh dari fenomena yang diteliti.
Penelitian ini menemukan bahwa faktor yang berperan dalam internalisasi
nilai agama ketiga subjek adalah: orang tua, lingkungan sekolah, teman, dan diri
subjek sendiri. Dari penelitian ini juga diperoleh perbedaan tingkatan internalisasi
tiap subjek. Komitmen beragama ketiga subjek terlihat dalam dimensi ideologis, intelektual, dan konsekuensial. Sedangkan dimensi ritual dan eksperensial tidak
terlalu terlihat pada ketiga subjek.
Jumlah subjek sebanyak 3 orang menyebabkan kurangnya variasi dalam
hal perbedaan agama orang tua dan subjek. Diperlukan adanya keterbukaan dari
orang tua dalam membicarakan masalah agama dengan anak serta dibutuhkannya
bimbingan dari orang tua dalam memberikan nilai agama setelah anak menentukan agamanya."
2004
S3454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnasari Yudhanti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S10594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>