Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Gustiadi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26518
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmanadji Widajat
"ABSTRAK
Salah satu kebijakan Pemerintah selama PIP-II di bidang manajemen rumah sakit adalah pelaksanaan Program Akreditasi terhadap seluruh rumah sakit (RS), baik milik Pemerintah maupun Swasta di Indonesia. Tujuan dan manfaat program ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan RS, sekaligus untuk memudahkan program pembinaan bagi RS yang membutuhkan. Walau demikian, mengingat kendala dan keterbatasan yang ada, maka strategi pelaksanaan akreditasi RS dilaksanakan secara bertahap, baik jenis pelayanan yang diakreditasi maupun RS yang siap diakreditasi.
RSUP Dr. Kariadi, yang merupakan RS kelas Pendidikan juga mampu sebagai pusat percontohan mutu pelayanan RS. Oleh karenanya, di samping melaksanakan self assessment terhadap 5 jenis pelayanan dasar, dalam rangka uji-coba akreditasi tahun 1996, juga terhadap jenis pelayanan lain yang dianggap penting.
Salah satu jenis pelayanan RS yang dianggap penting ialah : Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Alasannya antara lain karena : RSUP Dr. Kariadi ditetapkan sebagai salah satu calon RS-panduan PGRS, sehingga berkinginan menjadi pusat rujukan ringan PGRS diwilayah sekitarnya.
Disamping itu hasil survei Tim Depkes (1995) terhadap 10 RS kelas A & B pendidikan belum menggembirakan (termasuk RSUP Dr. Kariadi), menunjukkan adanya kesenjangan antara keadaan sekarang dan gambaran/profil PGRS yang diinginkan.
Berangkat dari alasan dan masalah kesenjangan tersebut di atas, maka sangat bermanfaat bila diadakan suatu operational research (penelitian operasional) yang menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal pada Instalasi Gizi untuk Perumusan Strategik (Strategy Formulation) Standar optimal PGRS di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Metodologi penelitian operasional ini secara diskriptif dengan mempergunakan tehnik analisis strategik yang terdiri atas 3 tahap (David FR, 1995) : (I) Tahap input, dengan analisis faktor eksternal (EFE) dan faktor internal (DE), ( II) Tahap matching, dengan analisis SWOT dan SPACE, ( III) Tahap decision, dengan analisis QSPM (kalau perlu).
Penentuan bobot (weight) dan nilai (score) pada tiap-tiap faktor kritis dilaksanakan dengan cara good intuitive judgement dan dimantapkan dengan metode Delphi. Hasil ke tiga tahap analisis merupakan Strategi Terpilih (Strategic Choice) untuk mencapai standar optimal PGRS di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Hasil penelitian sebagai berikut :
1. Kedudukan strategik Instalasi Gizi dan PGRS di RSUP Dr. Kariadi masih cukup kuat secara finansial, namun tidak dapat tumbuh dan berkembang baik karena tidak mempunyai daya saing kuat. Tempat kedudukan ada di kuadrat kiri atas.
Tipe strategi yang paling tepat : Stategi Konservatif.
2. Prioritas Strategi Terpilih ialah : I. Tingkatkan citra RSUP Dr. Kariadi, khususnya PGRS, dengan cara konsolidasi dan program pemasaran yang terpadu. II. Tonjolkan produk unggulan PGRS yang bersifat revenue, sementara produk layanan lainnya tetap dimantapkan, III. Tingkatkan manajemen SDM (terutama motivasi kerja dan pemanfaatan SDM mahasiswa/siswa praktek).
Disarankan antara lain, agar analisis strategik seperti tersebut di atas dapat dipergunakan oleh pimpinan RS/Intitusi lain di lingkungan Dep. Kes untuk merumuskan strategi mencapai sasaran seseuai dengan visi/misi yang telah ditetapkan.

ABSTRACT
One of the Government's policy in the hospital management during 2nd-PIP (Longterm National Development) is an implementation of the Hospital Accreditation Program in Indonesia. The goals of this program are to increase the quality of the hospital services, as well as to aid the underquality hospitals. Since there are some constrains in practices, the Hospital Accreditation Program will be implemented stage by stage. At present time, the first stage is being done as a pilot project of self-assessing hospital accreditation towards 5 kinds of primary hospital services : Administration and Management, Medical Care, Nursing Care, Emergency Care, and Medical Records.
Dr. Kariadi hospital, as a largest Teaching Hospital and Medical Referral Hospital in Central Java, should also be able to be a center of the Hospital Nutrition Service (PGRS) networks. For these reasons, during self-assessing hospital accreditation at Dr. Kariadi Hospital in 1996, there will also be completed with other important services i.e. Hospital Nutrition Services (PGRS). Besides, the result of study by Depkes Surveyors Team is disappointed. They highlighted that the highest accreditation score among 10 teaching hospitals (to be centers of PGRS) were only fair score, even there were very low score in 2 teaching hospitals of them. There were some problems in each hospitals especially in the facilitation and human resource.
Because of these problems, it will be very important to perform a Study of the External and Internal factors of Nutrition Department for a Strategy Formulation to achieve the optimal standard of the Hospital Nutrition Services of Dr. Kariadi Hospital.
This is an Operational Research, and a descriptive study with 3 stages of strategic analysis and choice : ( 1 ).The input stage, consists of : Identifications, EFE (External Factor Evaluation) and 1FE (Internal Factor Evaluation), (2 ). The matching stage consists of : a SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) and a SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) matrix analysis and (3 ). The decision stage consists of : a QSPM (Quantitive Strategic Planning Matrix) analysis.
Some integrations have to be combined between intuition and scientific analysis in the critical success factor evaluations. In this matter, a "good interactive judgment" in data scoring has to be done by a Delphi method.
The results of this study are as follow : (1 ). The strategic position of Nutrition Department is quite strong in the aspect of Financial Strength, but it is not able to grow up automatically due to the Competitive disadvantage (laid in upper left quadrant of SPACE matrix). (2 ). The appropriate type of strategy : Conservative Strategy. ( 3 ). The strategic choice that can be interpreted as The Grand Strategy are :
a). Market penetration & development, do an integrated marketing to increase a good reputation of Hospital Nutrition services (PGRS) in the community.
b). Product development and concentric diversifications, develop one or two new revenue product and while keeping on maintenance of the current products.
c). Increase the human resources management, especially how to motivate in working.
Even though it is such a recommendation to the hospital administrators to practice the strategic analysis and choice (especially SWOT analysis) for anything to achieve or to make a good strategic decision under conditions of uncertainty.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heliani Dwiana Tjokroadiredjo
"ABSTRAK
Untuk mengetahui harga pokok jual berdasarkan biaya yang seharusnya dari keluaran Instalasi Gizi 1992, telah dilakukan telaah biaya produksi 1992 dari seluruh komponen biaya produksi yang terlibat. Atas dasar telaah biaya produksi tersebut dilakukan analisis perbandingan harga jual berdasarkan unit cost dengan harga jual yang berlaku, sehingga dapat ditentukan harga jual yang seharusnya dari keluaran Instalasi Gizi di tiap kelas perawatan Instalasi Rawat Inap untuk mencapai keadaan pulang pokok.
Penelitian dilakukan dengan latar belakang bahwa rumah sakit mampu memperoleh manfaat yang setinggi-tingginya dari proses penyelenggaraan makanan dalam arti mampu mengikut sertakan proses penyelenggaraan makanan dalam penerimaan laba dari total sales rumah sakit, tetapi dilain pihak belum mampu menyajikan informasi biaya produksi Instalasi Gizi yang mengakibatkan belum dapat ditentukannya harga jual keluaran Instalasi Gizi yang layak karena belum dimanfaatkannya dengan optimal informasi biaya yang ada, sehingga belum dirasakan nilai tambahnya untuk dapat mengatasi biaya operasionalnya yang semakin meningkat.
Hasil penelitian yang merupakan analisis komponen biaya produksi kaitannya dengan penentuan harga jual di Instalasi Gizi Rumah Sakit Setia Mitra diharapkan dapat menjadi landasan bagi rumah sakit dalam hal menentukan harga produk lainnya berdasarkan biaya produksi."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auryn Carissa Chrestella S.
"Rumah sakit M.H. Thamrin pada tahun 2010-2012 menggunakan dua jenis out-sourcing ( Pangan Sari dan ACS) untuk Penyelenggaraan Makanan Pasien. Akhir Tahun 2012 Rumah Sakit mengubah penyelenggaraan makan pasien dari cara kelola out-sourcing menjadi swakelola. Penelitian ini bertujuan untuk menilai cara kelola mana yang memiliki biaya satuan paling kecil.
Hasil Penelitian menunjukkan cara kelola dengan biaya satuan makan terbesar adalah cara kelola out-sourcing ACS dengan biaya Rp. 51.593,-/porsi. Biaya satuan makan terbesar ke dua adalah cara kelola out-sourcing Pangan sari dengan biaya Rp. 35.563,-. Biaya satuan terkecil adalah cara kelola Swakelola dengan biaya Rp.28,064,-. Biaya terbesar pada out-sourcing ACS disebabkan sistem pembayaran untuk ACS menggunakan cara Lamsam (pukul rata), sedangkan jumlah pasien terbanyak adalah di kelas II dan III.
Saran dari penelitian ini adalah perlunya perhitungan tarif makan sesuai kelas perawatan yang ada. Perlu juga dilakukan survei kepuasan pasien terhadap pelayanan instalasi gizi.

M.H. Thamrin Hospital in 2010-2012 used two types of out-sourcing to provide food and nutrition for patient: Pangan Sari and ACS, and later changed from out-sourcing to self-management system. The purpose of this study is to determine the most efficient provision or the lowest unit cost between the two type of outsourcing (Pangan Sari and ACS) and self-management.
The study revealed that the highest unit cost was out-sourcing ACS amounted to Rp.51.593,-/portion, the second was out-sourcing Pangan Sari amounted to Rp.35.563,-/portion, and the lowest was self-management system which was Rp.28,064,- /portion. This study showed that the high cost of ACS out-sourcing system because the payment system for ACS was using Lumpsum system, while the largest number of patient was in class II and class III. The study also found that the lowest cost was provision by self-management system.
It is suggested to the hospital to calculate the unit cost according to class (VIP, I,II,III). It also suggested to undertake patient satisfaction survey."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zahratus Sholihat
"Rumah Sakit sebagai sebuah institusi kesehatan memiliki fungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk penyelenggaraan makanan dan minuman bagi pasien. Risiko terjadinya kontaminasi silang di rumah sakit jauh lebih besar karena banyaknya hidangan yang dimasak atau disiapkan secara bersamaan selain itu Pasien di rumah sakit merupakan salah satu kelompok yang rentan terkena infeksi penyakit melalui makanan karena daya tahan tubuh yang rendah.
Tujuan: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan higiene dan sanitasi pengelolaan makanan di Unit Instalasi Gizi Rumah Sakit Ibu dan Anak X tahun 2018.
Metode: Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan pemeriksaan laboratorium.
Hasil: Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa higiene sanitasi di unit instalasi gizi rumah sakit X sudah cukup memenuhi syarat menurut checklist yang mengacu kepada Permenkes Nomor 1096 Tahun 2011. Adapun beberapa aspek yang harus diperbaiki seperti aspek lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, tempat penyimpanan alat masak dan perilaku penjamah makanan. Berdasarkan hasil pengecekan kualitas bakteriologis pada sampel makanan hasilnya menunjukkan negatif atau tidak ditemukan bakteri E.coli pada sampel yang diambil. Pihak Rumah Sakit perlu meningkatkan pengawasan seluruh penjamah makanan terkait higiene sanitasi makanan dan aspek hygiene sanitasi makanan lainnya.

As a health institution, the hospital has the function of providing health services to the community including the provision of food and beverages for patients. The risk of cross contamination in hospitals is much greater because of the number of dishes cooked or prepared simultaneously. Patients in the hospital are among the groups susceptible to infectious diseases through food because of low immunity.
Objective: This research is descriptive research which aims to know the implementation of hygiene and sanitation of food management in Nutrition Installation Unit of Rumah Sakit Ibu dan Anak 'X' 2018.
Method: This research using observation method, interview and laboratory examination as data collection.
Results: The results obtained from this research is known that hygiene and sanitation in Nutrition Installation Unit of Rumah Sakit Ibu dan Anak 'X' is sufficient to meet the requirements according to the checklist refers to Permenkes Number 1096 Year 2011. However, some aspects that must be improved such as aspects of location and building, sanitation facilities, storage cooking tools and behavior of food handlers. Based on the results of bacteriological quality checks on food samples the results showed negative or no bacteria E. coli on the samples taken. At the end , th hospital authorities need to improve supervision of all food handlers related to food hygiene and other aspects of food hygiene and sanitation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Shinta Rahayu Pratiwi
"Penelitian ini menganalisis perencanaan dan pengendalian bahan makanan di Instalasi Gizi RSKBP. Pengumpulan data dilakukan di RSKBP pada bulan April sampai dengan Mei 2015 menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara observasi, wawancara mendalam dan penelusuran dokumen. Hasil penelitian mendapatkan belum ada kebijakan dan prosedur secara tertulis yang disahkan oleh Direktur, struktur organisasi belum terstruktur dengan baik, SDM belum memenuhi kualifikasi, serta sarana/prasarana belum memadai, sehingga kegiatan perencanaan dan pengendalian bahan makanan belum berjalan dengan baik. RSKBP perlu segera memperbaiki kegiatan perencanaan dan pengendalian bahan makanan dengan upaya yang komprehensif dan terstruktur, dengan berpedoman kepada Permenkes no 78 tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Upaya tersebut dapat diawali dengan dibuatnya kebijakan Direktur yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan di Instalasi Gizi sehingga dapat menjadi dasar untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Instalasi Gizi RSKBP.

This research analyzed the planning and inventory control process of food supply in nutrition unit at Karya Bhakti Pratiwi Hospital (RSKBP). Data were collected at RSKBP from April to May 2015, using quantitative approach by conducting observation, in-depth interview and document review. The results showed that there was no policy and written guidelines/procedure legalized by the Director, no clear organization structure, unqualified human resources, and not enough facilities, which resulted in the inefficient planning and inventory control in food supply management at the hospital. RSKBP needs to take action to improve the food planning and inventory control process through comprehensive and structured efforts. The efforts shall take Minister of Health Regulation No. 78 Year 2013 regarding Guidance for Nutrition Service at Hospital as guidance. It can be started by issuing relevant Director policies for nutrition instalation at RSKBP as the basis for planning and inventory control in the unit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library