Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yaniwarti
"Instalasi Rawat inap Utama RSMH Palembang yang berpotensi sebagai unit bisnis strategis dengan sasaran masyarakat segmen ekonomi menengah ke atas masih menghadapi berbagai masalah yaitu rendahnya tingkat hunian karena ketidak puasan pasien terhadap pelayanan, rendahnya tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaan dan secara finansial belum melakukan perhitungan biaya satuan sebagai dasar penentuan tarif sehingga belum diketahui secara pasti recovery pendapatan terhadap biaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian kinerja IRNA Utama dengan pendekatan Balanced Scorecard yang secara komphrehensif dapat menelusuri harapan pelanggan, memotivasi pegawai, mengukur pencapaian kinerja keuangan dan membuat tujuan strategis untuk melakukan suatu perubahan yang diukur dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, bisnis internal, pelanggan dan finansial (Lynch dan Cross, 1993 dalam Yuwono, 2002).
Perspektif pelanggan dinilai melalui kepuasan pasien, harapan pasien terhadap pelayanan dengan analisis kuantitatif Inovasi dan bisnis tingkat strategis digali dari manajer puncak dan manajer tengah dengan analisis kualitatif, dan dari tingkat pengguna ditelusuri dari pelanggan dengan analisis kualitatif Pertumbuhan dan pembelajaran diketahui dari keikutsertaan karyawan dalam pendidikan dan latihan serta perencanaan. Dilakukan juga studi kepuasan karyawan secara kuantitatif. Finansial diketahui dengan menghitung biaya satuan dan Cost Recovery Rate dengan metode Activity Based Costing (Tunggal, 2001 & Mulyadi, 2003) dan analisis titik impas (Gani, 1996).
Visi dan Misi belum mengacu kepada indikator kesejahteraan karyawan dan keuangan. Kinerja keseluruhan belum mengarah kepada pencapaian Visi dan Misi. Kinerja pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan 67,7% karyawan pemah ikut diktat, 23,8% pemah membuat perencanaan. Total karyawan yang puas 49,2%. Harapan karyawan yang belum terpenuhi adalah penghargaan atas prestasi yang dicapai. Inovasi dan manajemen mutu layanan belum ada, inovasi dan proses operasional termasuk kategori sehat berdasarkan standar Depkes, BOR dan TGI tahun 2003 dalam Grafik Barber-Johson tidak efisien.
Pelanggan memilih IRNA Mama karena harga 37,6%, fasilitas 30, 83%, dokter 5,83% dan fasilitas/dokter 15,83%. Pasien 99,17% menyatakan peralatan biasa saja, 89,17% setuju diadakan alat canggih dengan biaya mahal. Pasien yang puas 48,3% dengan unsur yang belum dapat memenuhi harapan dan belum mendapat perhatian manajemen adalah pelayanan dokter dan perawat tepat waktu, rumah sakit mampu memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat, gangguan nyamuk selama dirawat dan kebesihan alat makan. Cost Recovery Rate biaya satuan Musi Elok Super VIP 232,4%, Musi Elok VIP 139,4%, Ogan Permai 160,6%, Komering Cindo 88,3%, Enim Indah 62,6% dan Lematang Indah 95,3% dengan Total Cost Recovery Rate 70,20%.
Disarankan untuk meninjau ulang Visi dan Misi, meningkatkan pelatihan customer service bagi karyawan , memberikan apresiasi terhadap karyawan berprestasi berwujud bonus,sertifikat, tur dan merealisasikan pengadaan dokter jaga serta pengadaan kendaraan antar jemput. Perlu perhatian tehadap ketepatan dokter/perawat memberikan pelayanan dengan memberikan pelatihan customer service secara intensif kepada perawat.

The Mohammad Hoesin's Main Inpatient Services Department that is potential to become a strategic business unit with upper middle class economical stratum mark faces some problems. Those are inferiority of occupancy because of patients' disappointment to services, inferiority of employee responsible to their job, and financially, the department hasn't yet done unit cost accounting as the basic to decide the tariff, therefore the income recovery to cost is not known yet.
This research intend to get the numbers of department performance achievement with Balance Scorecard that comprehensively is able to delve customers expectation, to motivate the employee, to measure financial performance achievement, and to make a strategic goal to do some innovations that are measured from growing and learning, internal business, customers, and finances perspective (Lynch and Cross, 1993 in Yuwono, 2002).
Customers perspective is evaluated by patient satisfaction, patient expectation to services with quantities analysis. Innovation and strategic level business is delved from top manager and middle manager with qualities analysis. Growing and learning is known from employee participation in education, training, and also planning. Furthermore, Employee satisfactions studying are also done quantitatively. Finances are known by unit cost accounting and Cost Recovery Rate using Activity Based Costing method (Tunggal, 2001 and MuIyadi, 2003) and break-even point analysis (Gani, 1996).
Growing and learning performance indicates that 67,7% of employee have ever followed training, 23,8% have ever made a planning. The total numbers of satisfied employee are 49,2%. Employee expectation that hasn't been fulfilled is about achievement awareness. There are not innovation and quality service management yet. Furthermore, innovation and operational process included health category based on Health Ministry standard, BOR, and TOI at 2003 in Barber-Johnson Graphic get inefficient evaluation.
Customers prefer Main Inpatient Services because of price is amount 37,6%; facility is amount 30,83%, doctor 5,83%, and facility/doctor 15,83%. As amount of 99,17% patients declare that the equipment is ordinary, 89,17% agree about sophisticated and expensive equipment supply. As amount of 48,3% patients are satisfied with unexpected factors and management uncontrolled are about doctor services and on-time nurse services, hospital can give a service fastly and exactly, mosquito disturbance along nursery and dinning equipment cleanliness. Cost Recovery Rate of unit cost of Musi Elok Super VIP 232,4%, Musi Elok VIP 139,4%, Ogan Permai 160,6%, Komering Cindo 88,3%, Enim Indah 62,6%, and Lematang Indah 95,3% with Total Cost Recovery Rate is amount 70,20%.
Increasing of customer service training for employee is suggested aside from to appreciate high achievement employee with bonus giving, certificate, tour, and to actualize stand by doctor shift and also transportation supply. Doctor/nurse on-time shifting must be attended, especially in giving services by the customer service training and workshop program to nurse intensively.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nailufar
"ABSTRAK
Masalah penelitian. Pesatnya perkembangan dunia perumahsakitan dalam lima tahun terakhir ini khususnya di Jakarta, menyebabkan terciptanya iklim yang makin kompetitif antar rumah sakit. Dengan banyaknya kompetitor maka utilisasi (pemanfaatan) pelayanan kesehatan di RS cenderung semakin menurun dan lebih jauh dampak negatif yang mungkin timbul adalah matinya rumah sakit yang sudah ada akibat kompetisi yang tidak sehat.
RSAB "Harapan Kita" sebagai rumah sakit khusus yang dikembangkan menjadi RS rujukan nasional dibidang perinatologi, tidak lepas dari pengaruh adanya persaingan antar RS untuk merebut pangsa pasar. Salah satu pasar yang dilayani adalah perusahaan pelanggan yang sudah terikat kerja sama dan saat ini hanya sebagian yang aktif memanfaatkan jasa RS khususnya rawat inap. Selama periode Juni 94 s.d. Mei 95 tercatat hanya 28 perusahaan dari 46 perusahaan, yang mengirim karyawan/keluarganya untuk menggunakan jasa rawat inap dengan jumlah pasien yang dikirim antara 1 s.d. 133 orang dan sebagian besar mengirim sebanyak kurang dari 20 orang. Sisanya 18 perusahaan tidak pernah sama sekali memanfaatkan jasa tersebut dan disisi lain penggunaan tempat tidur masih tergolong rendah (49,63 %).
RUANG LINGKUP. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan layanan rawat inap oleh perusahaan pelanggan yang terikat kerja sama. Lingkup penelitian dibatasi pada faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan pemanfaatan jasa layanan tersebut, yang meliputi faktor kebutuhan, jarak, jumlah fasilitas kesehatan lain, persepsi mutu, persepsi tarif, pengambil keputusan, isi perjanjian dan promosi.
METODOLOGI. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitik dengan desain "cross sectional" Populasi penelitian adalah perusahaan yang terikat kerja sama dan sampel adalah total populasi. Instrumen pengumpul data yaitu mailing kuesioner dan sebagai responden adalah manajer personalia atau manajer umum atau kepala bagian kesehatan/kesejahteraan.
HASIL. Dari 8 variabel bebas yang diteliti, ternyata hanya 3 variabel yang terbukti menunjukkan hubungan bermakna dengan pemanfaatan layanan rawat inap. Sedangkan 5 variabel lainnya yang secara teoritis dan empiris menunjukkan adanya hubungan dengan pemanfaatan rawat inap, pada penelitian ini tidak dapat dibuktikan berhubungan.
KESIMPULAN. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor kebutuhan, jarak tempat tinggal ke RS dan promosi berhubungan dengan pemanfaatan rawat inap oleh perusahaan pelanggan yang terikat kerja sama. Sedangkan 5 faktor lainnya yaitu jumlah fasilitas kesehatan lain, persepsi mutu, persepsi tarif, pengambil keputusan dan isi perjanjian kerja sama tidak berhubungan dengan pemanfaatan layanan rawat inap.
SARAN. Guna merangkul karyawan perusahaan yang bertempat tinggal jauh dari RS, maka RSAB "Harapan Kita" perlu memikirkan untuk mengembangkan satelit pelayanan kesehatan di luar wilayah Jakarta Barat. Terhadap perusahaan yang mempunyai kebutuhan rendah akan jasa rawat inap, harus tetap dijaga hubungannya agar tidak memutuskan ikatan kerja sama. Disamping itu untuk meningkatkan pemanfaatan jasa rawat inap oleh perusahaan yang terikat kerja sama, Tim Pemasaran RSAB "Harapan Kita" perlu menyususun strategi pemasaran yang tepat, yang meliputi 3 kegiatan pokok yaitu penetapan pasar sasaran, penentuan posisi bersaing serta pengembangan bauran pemasaran.

ABTRACT
Research problem. Rapid development of hospitals especially in Jakarta, during the last five years, prompt to more competitive environment among them. Because of such a tight competition, utilization of hospital services tend to decrease, and moreover causes some of them will be closed down.
Harapan Kita's children and maternity hospital has been developed to become The National Referral Hospital of Perinatology. As a very special one, Harapan Kita's Hospital is also undergoing tight competition to achieve its target market. One of target consumers served by hospital is organization consumers (companies), which have established written agreement. These consumers however are partially active in utilizing hospital services, particularly inpatient services. During one year period (between June 1994 and May 1995), stand at only 28 of 46 companies have sent their employees and/ or their families to utilize inpatient services; with a variety of I to 133 patients and mostly sent less than 20 employees. Whereas, others 18 companies never utilize that product at all and while the hospital's bed occupancy rate is still low (49,63 %).
Scope. The research is aimed to find informations about factors related to utilization of inpatient services of organization consumers (companies) that have carried on written agreement. It is limited on factors that are believed to have a correlation with inpatient services utilization. They consist of 8 factors as follow, need, distance , number of other health pare facility, perception of health care quality, perception of health care price, decision maker, agreement and promotion.
Methodology. The research is classified as a cross sectional study. The population is all organization consumers (companies) which have established agreement, while its sample is total population. Instrument of data collection is mailing questionnaire and as a respondent is either the Personnel Manager, the General Manager or the Head of Medical Department.
Result. It turned out only 3 out of 8 variables showed a significant correlation. Whereas the other 5, which should have showed it theoretically and empirically, failed to be proved.
Summary. This study concluded that 3 factors; need, distance and promotion, indicate correlation with inpatient services utilization of companies which have carried on written agreement. While the other 5 namely; number of ether health care facility, perception of health care quality, perception of health care price, decision maker, agreement and promotion, do not.
Suggestions. To raise potential market, Harapan Kita's children and maternity hospital should consider to set up a clinic network system located outside West Jakarta area. Toward the low level need organization consumers, Harapan Kita's hospital should maintain a good relationship, instead of resignation. To increase . the utilization of inpatient services, hospital management should develop an effective marketing strategy that composed of three main step namely, the selection of target market, the choice of a competitive position and the development of an effective marketing mix.
LIST OF REFERENCES: 30 ( 1978-1995)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairus Aziz
"Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat saat ini menjadi primadona program kerja Departemen Kesehatan, direncanakan pada akhir tahun 1998 JPKM telah dapat menyebar dan dapat diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. PT. Bhaskara Citra Sehat adalah suatu Badan Penyelenggara JPKM yang baru mulai beroperaasi, dan harus terus memperbaiki kinerjanya agar dapat bersaing dengan Bapel JPKM yang lain Salah satu kinerja yang harus ditingkatkan adalah kemampuan Pelaksanana Pelayanan Kesehatan (provider) dalam hal ini pelayanan di Rumah Sakit Karya Medika Bekasi.
Penelitian yang dilakukan untuk menilai kepuasan peserta pada proses rawat Inap, dan hubungannya dengan karakteristik peserta. Banyak sampel sebesar 100 orang, mereka adalah karyawan, dengan menjawab kuesioner yang isinya pertanyaan - pertanyaan tentang kepuasan mereka di pelayanan bagian penerimaan, pelayanan dokter, pelayanan perawat, kepuasan terhadap sarana dan fasilitas rumah sakit, serta pelayanan bagian gizi.
Dan hasil penelitian didapatkan bahwa pada bagian - bagian pelayanan tersebut peserta lebih banyak menyatakan puas. Akan tetapi terhadap proses keseluruhan rawat inap peserta lebih banyak tidak puas. Pelayanan dokter paling banyak mempunyai hubungan bermakna dengan karakteristik responden. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk perbaikan - perbaikan, baik dari rumah sakit maupun dari penyelenggara, sehingga didapatkan hasil yang optimal dalam penyelenggaraan JPKM.

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (HMO) is the primadona of the Indonesian Health Department program recently, It was planned that by the end of 1998, JPKM will be spread and a hended to all over Indonesia population. PT. Bhaskara Citra Sehat is one of JPKM Organizer, which is new in the business, has to improve its performance in order to compete with other organizer. Improving the provider services performance is one of the improvement programs. In this case karya medika hospital service.
This observation purpose is to evaluate customer satisfactory on inpatient process and the relation to the customer characteristic. Sample of a hundred of people, all of them are employee, answering question on the questionnaire about their satisfaction on the service of the Admission section, doctor, nursery, satisfactory on the hospital fadities, and also the nutrient service.
On the result, It shown that on those department most of the customer was satisfied but to the over all inpatient process, most of them was not satisfied. The doctor's service was the most meaning relationship with the customer characteristic. These observation results, hopefully can be use to improved hospital services as well as the JPKM organizer services to optimizing program.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Aprillia Sriduma
"Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya rata-rata 10 diagnosa penyakit terbanyak dan termahal peserta Program Pelayanan Kesehatan Karawang Sehat di Kabupaten Karawang periode Januari-Desember 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari data klaim Program Pelayanan Kesehatan Karawang Sehat. Analisis yang dilakukan adalah analisis Univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peserta laki-laki mendapatkan pelayanan rawat inap terbanyak yaitu 50,4% dari seluruh klaim. Rata-rata umur peserta yang mendapatkan pelayanan rawat inap adalah 33,41 tahun dan rata-rata lama hari rawat adalah 4,86 hari. Typhoid Fever merupakan penyakit rawat inap terbanyak, penyakit rawat inap termahal yaitu Hydrocephalus, unspecified dengan biaya Rp213.576.000,00. Biaya rata-rata perawatan paling besar peserta Program Pelayanan Kesehatan Karawang Sehat periode Januari - Desember 2018 pada 10 penyakit rawat inap terbanyak adalah penyakit Tuberculosis of lung, confirmed by unspecified means yaitu sebesar Rp5.393.807,55 dan pada 10 penyakit rawat inap termahal adalah Presence of cerebrospinal fluid drainage device yaitu sebesar Rp34.804.500,00. Saran untuk Program Pelayanan Kesehatan Karawang Sehat adalah melakukan kegiatan promotif dan preventif pada penyakit-penyakit rawat inap yang terbanyak terjadi pada peserta Program Pelayanan Kesehatan Karawang Sehat. Melakukan pemeriksaan berulang terhadap klaim 10 diagnosa penyakit rawat inap termahal dengan jumlah kasus yang besar untuk menghindari terjadinya pembengkakan biaya dan fraud. Melakukan kerjasama dengan Dinas Sosial dan Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil untuk mengatasi data kependudukan penduduk miskin Kabupaten Karawang, sehingga dapat diintegrasikan ke dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional.

This study aims to calculate top 10 diagnosis of disease and top 10 expensive disease inpatient care among participants of the Healthy Karawang Health Service Program in Karawang Regency, January-December 2018. This research is a quantitative descriptive study using a cross sectional design. The data used in this study are secondary data obtained from the claims data of the Karawang Sehat Health Service Program. The analysis carried out was Univariate analysis. The results of this study indicate that the male participants received the most inpatient services, namely 50.4% of all claims. The average age of participants who received inpatient services was 33.41 years and the average length of stay was 4.86 days. Typhoid Fever is the most hospitalized disease, the most expensive inpatient disease, Hydrocephalus, unspecified at a cost of Rp213.576.000,00. The highest average cost of care for participants in the Healthy Karawang Health Service Program for the period of January - December 2018 in the 10 most inpatient diseases was Tuberculosis of Lung, confirmed by unspecified means which was Rp5.393.807,55 and in the 10 most expensive inpatient diseases Presence of cerebrospinal fluid drainage device is Rp34.804.500,00. Suggestions for the Karawang Sehat Health Service Program are to carry out promotive and preventive activities in hospitalized diseases, which mostly occur in the participants of the Healthy Karawang Health Service Program. Conduct repeated checks on claims of 10 most expensive inpatient diagnoses with a large number of cases to avoid the occurrence of cost overruns and fraud. Collaborating with the Social Service and Population and Civil Registry Service to address the population data of the poor population of Karawang Regency, so that it can be integrated into the National Health Insurance scheme."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library