Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nastiti Setia Utami
"ABSTRAK
Migrasi pekerja di Indonesia sudah difomalisasikan. Para calon pekerja migran harus melalui proses perekrutan, pelatihan, dan penempatan yang dilakukan oleh Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia, salah satu aktor dalam industri migrasi yang mengambil keuntungan dari migrasi pekerja. Pada sisi lain, ruang informalitas di Indonesia tetap ada, sehingga brokers informal hadir untuk menjadi mediator antara PPTKIS dan calon pekerja migran. Melalui penelitian etnografi, tulisan ini mengeksplorasi hubungan keduanya yang berlandaskan trust dan reliance. Trust merupakan rasa percaya yang berlandaskan emosional, sementara reliance muncul dari rasionalitas. Hubungan antara brokers dan CTKI memperlihatkan non-representational knowledge, yaitu ketika brokers memberikan informasi mengenai birokrasi, peraturan, dan gambaran kehidupan TKI di luar negeri kepada CTKI yang kemudian dari sini trust muncul. Trust hanya dapat terjalin antarindividu dan tidak mungkin terjalin antarinstitusi maupun antara individu dan institusi yang juga menjadi alasan mengapa ruang infomalitas masih terus terbuka di Indonesia. Penelitian ini juga menunjukkan bagaimana brokers informal menjadi pihak yang turut melanggengkan fenomena transplantasi pekerja migran di Indonesia

ABSTRAK
Labor migration in Indonesia is formalized, potential migrants have to go through the recruitment, training, and placement process whose task has been delegated by the government to the private labor recruitment agencies, one of the actors in migration industry that profits from worker migrations. On the other hand, there remains room for informality, the informal brokers present as the mediators between PPTKIS and prospective migrant workers. Through ethnographic research, it explores the relationship of both parties based on trust and reliance. Trust is based on the emotional; meanwhile reliance is based on rationality and risk calculation. The relationship between brokers and the prospective migrants shows the non-representational knowledge; when brokers provide information about bureaucracy, regulations, and an overview of the life abroad to prospective migrant works, then trust emerges. Trust can only be established between individuals and may not be established between institutions as well as between individuals and institutions. Thus, informality still remains in Indonesia. The study also showed how informal brokers become parties who perpetuate the phenomenon of transplantation of migrant workers in Indonesi"
2016
S64230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Hidayat
"Dalam konteks Industri Migrasi, peran pekerja migran sering kali terabaikan dan terpinggirkan. Hal ini terlihat dari Tulisan-tulisan tentang Industri Migrasi yang mengangkat bahwa industri migrasi menempatkan pekerja migran pada posisi yang terpinggirkan. Meskipun setiap industri seharusnya memberikan dampak positif bagi semua elemen di dalamnya, Industri Migrasi justru memosisikan pekerja migran, yang seharusnya menjadi aktor utama, sebagai subjek yang terpinggirkan. Melalui tinjauan terhadap 32 literatur tentang industri migrasi, penulis menggunakan pisau analisis keaktoran untuk membongkar kemarginalan ini. 32 tulisan ini didapatkan dari pencarian Scopus dan juga penelusuran literatur lebih mendalam. Penulis menemukan bahwa kepentingan bisnis dari broker, keterbatasan opsi yang dimiliki pekerja migran dan juga keengganan dari negara menjadi faktor utama dari sulitnya situasi pekerja migran pada industri migrasi di Asia.

In the context of the Migration Industry, the role of migrant workers is often overlooked and marginalized. This is evident in writings on the Migration Industry that highlight how it places migrant workers in marginalized positions. While every industry should ideally have a positive impact on all its elements, the Migration Industry instead positions migrant workers, who should be key actors, as marginalized subjects. Through a review of 32 literature pieces on the migration industry, the author employs an actorhood analysis to uncover this marginalization. These 32 pieces were obtained through Scopus search and further literature exploration. The author finds that business interests of brokers, limited options for migrant workers, and the reluctance of governments are the primary factors contributing to the challenging situation of migrant workers in the migration industry in Asia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library