Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gunawan Panggaru
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI, 2020
791.437 GUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Panggaru
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI, 2020
791.437 GUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Panggaru
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI, 2020
791.437 GUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rustinia Sutopo
"Dunia hiburan makin hari makin meningkat. Demikian pula dengan jumlah bioskop, terutama di kota-kota besar peningkatan itu cukup terasa. Orang makin mamerlukan variasi hiburan, termasuk didalamnya keperluah variasi film. Dan bagi sejumlah orang ini merupakan peluang pasar. Karena itu jumlah film makin hari makin meningkat. Pada saat peningkatan itulah perusahaan film harus melakukan kontrak dengan pemain atau bintang film yang sesuai dengan naskah atau skenario. Dalam kontrak itu mau tidak mau perusahaan film melakukan hubungan hukum. Dan aspek yang terkuat dalam konteks itu adalah hukum perdata barat, khususnya hukum perjanjian. Namun jika diselidik lebih dalam, jelas bahwa aspek hukum perjanjian pada kegiatan itu adalah kontrak. Skripsi ini membahas naskah kontrak pembuatan film, antara perusahaan film dan pemain film pada PT. Kanta Indah Film, PT. Uirgo Putra Film, PT. Elang Perkasa Film, dan PT. Cipta Permai Indah Film. Jelas pula bahwa tidak ada keseragaman dari masing-masing perusahaan film dalam membuat kontrak Yang nampaknya sama hanya terletak pada ketentuan honorarium, lamanya kontrak, juga dalam hal overtime dan tata cara pembayaran honor. Namun sangatlah berbeda kalau kita bicara wanprestasi. Di dalam kontrak tidak jelas bagaimana kalau salah satu pihak melakukan wanprestasi. Hal-hal lain juga (diamati dalam skripsi ini terutama yang barkaitan dengan makna kontrak menurut hukum perjanjian perdata barat."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Arold Lambok Leondy
"

Jaminan fidusia pada hak cipta merupakan suatu hal yang tegolong baru di Indonesia. Hal ini membuat banyak pihak mulai dari pelaku industri kreatif hingga industri jasa keuangan harus mengambil sikap terkait hal ini. Tidak adanya aturan yang tegas dari pihak regulator membuat kondisi ini menjadi area yang kabur dan dapat merugikan semua pihak. Di sisi lain bentuk dukungan terhadap indutri kreatif yang mengedepankan hak kekayaan intelektual salah satunya adalah hak cipta sudah semakin banyak.

 


Fiduciary guarantee of copyright is a new thing in Indonesia. This makes many parties ranging from creative industry players to the financial services industry have to take a stand in this regard. The absence of strict rules on the part of the regulator makes this condition a vague area and can be detrimental to all parties. On the other hand, forms of support for creative industries that prioritize intellectual property rights, one of which is that copyright has increased.

 

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gea Rexy Pradipta
" ABSTRAK
Penelitian ini mencoba untuk mencari penyebab turunnya jumlah penonton film
horor Indonesia yang terjadi dari tahun 2010 sampai 2015 dari sudut pandang
pelaku industri sekaligus penonton. Penelitian mengenai film horor Indonesia
sering dikaji dari sisi konten atau penonton, sementarapenelitian ini secara
komprehensif mengkaji film horor Indonesia pada empat sektor yang menjadi
sistem penghidup industri film yakni produksi, distribusi, eksebisi, dan konsumsi.
Tiga film horor Indonesia, Badoet, Déjàvu: Ajian Puter Giling, dan Midnight Show
menjadi objek penelitian untuk menggambarkan penyebab penurunan penonton
film horor Indonesia keseluruhan. Penelitian ini menemukan bahwa
penyebabturunnya jumlah penonton film horor Indonesia tidak hanya sekedar
faktor penonton di sektor konsumsi yang enggan membeli tiket, tapi ada bebera
faktor lain yang mempengaruhi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif
dengan paradigma interpretatif. Dengan metode tersebut, penelitian ini melihat
secara komprehensif dan lebih dalam permasalahan film horor Indonesia dalam
konteks makro serta mikro.

ABSTRACT
This research tried to find the reasons of Indonesia horror film audience drop at
2010-2015 from the industry and audience perspective. Researches about Indonesia
horror film have been done in content or audience side. Yet, this research will be
seen Indonesia horror film in a wider side, which are production, distribution,
exhibition, and consumption at once. Three Indonesia horror movie, Badoet,
Déjàvu: Ajian Puter Giling, and Midnight Show became research?s object to
illustrated the cause of why Indonesia Horror Movie have audience drop in these
recent years. This research finds that the cause of audience drop is not only from
the consumption factor, but from other factors too that responsible. This research
uses a qualitative method and interpretative paradigm. That method allowed this
research to see the phenomena comprehensively and deep of Indonesia horror film
problems, either in macro and micro."
2016
S66882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hilmi Putra Abriniado
"Skripsi ini membahas mengenai implementasi Kebijakan Impor Film Asing Cina yang diatur dalam Film Industry Promotion Law sebagai upaya pemerintah Cina dalam mempertahankan ideologi sosialis dari invasi budaya dan ideologi Barat yang masuk melalui film Hollywood. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan menggunakan teori Cultural Policy dan konsep Core Value System of Socialist, penelitian ini mencoba mengghubungkan penerapan Film Industry Promotion Law dengan upaya pemerintah Cina dalam mempertahankan ideologi sosialis. Berangkat dari asumsi bahwa terdapat keterkaitan antara Film Industry Promotion Law dengan upaya mempertahankan ideologi sosialis, penelitian ini juga menunjukan bahwa keberhasilan penerapan Film Industry Promotion Law berimplikasi dengan hilangnya budaya dan ideologi Barat yang terkandung dalam film Hollywood dan dominasi nilai-nilai sosialis dalam film-film yang beredar di Cina. Dengan begitu melalui kebijakan ini masyarakat Cina tidak terpapar dengan budaya dan ideologi Barat yang berpotensi menggeser budaya dan ideologi Cina.

This thesis discusses the implementation of the Chinese Foreign Film Import Policy that regulated in the Film Industry Promotion Law as an effort to defend the socialist ideology from the Western cultural and ideology invasion that entered through Hollywood movies. This study used qualitative research methods. Using the Cultural Policy theory and The Core Value system of Socialist concept, this research attempts to link the implementation of the Film Industry Promotion Law to the efforts of the Chinese government in maintaining socialist ideology. Based on the assumption that there is a connection between Film Industry Promotion Law and the effort to maintain socialist ideology, this study also shows that the successful implementation of Film Industry Promotion Law has implications for eliminate Western culture and ideology contained in Hollywood movies and the dominance of socialist values in movies circulating in China. In this way, through this policy, Chinese society not exposed to Western culture and ideology which has the potential to shift Chinese culture and ideology.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Renanti Yunti
"Industri film Korea Selatan telah berkembang pesat sejak 1990-an setelah melewati sejarah panjang dalam ketidakstabilan politik dan ekonomi, serta korupsi pemerintah. Chaebol yang dikenal sebagai kelompok konglomerat besar di Korea diharapkan dapat berperan dalam mengembangkan perekonomian bangsa sebagai prioritas tertinggi. Penelitian ini mengangkat peran Chaebol pada sisi lain, yakni dunia perfilman di Korea tahun 1990-an. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analisis dengan menggunakan studi pustaka, dari buku, jurnal, situs-situs internet, dan lainnya. Penelitian ini memaparkan bahwa keterlibatan chaebol sebagai pemain lama dalam bisnis berhasil menjadi agent yang memainkan peran besar dalam membangkitkan industri film Korea Selatan. Chaebol memperkenalkan inovasi baru dengan menggunakan metode bisnis modern terintegrasi secara vertikal yang digunakan oleh Hollywood. Melalui integrasi vertikal, chaebol sebagai investor utama terlibat dalam seluruh proses film termasuk pembiayaan, pra-produksi, produksi, pascaproduksi, distribusi, penayangan, hingga pemasaran. Implikasi sistem integrasi vertikal dalam mewujudkan pertumbuhan industri film Korea dilakukan dengan dukungan modal dari chaebol yang berpartisipasi dalam industri film.

South Korea's film industry has proliferated since the 1990s after a long history of political and economic instability and government corruption. Chaebol, which is known as a family-owned large conglomerate in Korea, is expected to play a role in developing the nation's economy as the highest priority. This study explores the role of chaebol on the other side, namely in the film industry in Korea in the 1990s. This study uses a descriptive-analytical research method using literature studies, from books, journals, internet sites, and others. This study explains that the involvement of chaebol as incumbents in the business has succeeded in becoming agents who play a big role in revitalizing the South Korean film industry. Chaebol introduces innovations using the modern vertically integrated business methods used by Hollywood. Through vertical integration, chaebol, the main investors, are involved in the entire film process, including financing, pre-production, production, post-production, distribution, screening, and marketing. The implication of the vertical integration system in realizing the growth of the Korean film industry is carried out with capital support from chaebol who participate in the film industry."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hanifah
"Artikel ini membahas tentang perkembangan sinema di Mesir pada tahun 2011-2020. Industri film Mesir mengalami krisis selama periode krisis pasca peristiwa Arab Spring tahun 2011-2013 yang berdampak pada penurunan jumlah produksi film. Selama masa krisis terdapat dua jenis film yang mengisi perfilman nasional, yaitu film komersial yang berfokus pada kuantitas produksi untuk meraih profit sebesar-besarnya dan film independen yang berfokus pada kualitas sinematografi. Di samping itu layanan video on demand berkembang sebagai metode distribusi film baru seiring meningkatnya penggunaan internet. Penelitian ini menemukan bahwa perfilman Mesir mengalami kebangkitan serta kembali produktif sejak tahun 2016 akibat berkembangnya produksi film independen, distribusi film secara daring, dan kerjasama yang baik dalam komunitas film. Pada penyusunan artikel ini digunakan metode kualitatif dengan melakukan studi pustaka terhadap beberapa buku, jurnal, dan sumber resmi yang terkait. Teori pada penulisan ini adalah teori Third Cinema oleh Teshome Gabriel, yaitu Third Cinema sebagai bentuk revolusi estetika dan politik dalam film yang mencerminkan kehidupan rakyat secara realistis.

This article discusses the development of cinema in Egypt in the period of 2011-2020. The Egyptian film industry experienced a crisis during the critical period after the Arab Spring event in 2011-2013 which resulted in a decline in the number of film productions. During the crisis period, there were two types of films which are present in cinema, namely commercial films which focused on the quantity of production to achieve maximum profit, and the others are independent films which focused on their quality of cinematography. In addition, video on demand services are developing as a new film distribution method along with the increasing use of the internet. This study finds that Egyptian cinema has experienced a revival and has been productive again since 2016 due to the development of independent film production, online film distribution, and good cooperation in the film community. In preparing this article, a qualitative method was used by conducting a literature study of several books, journals, and related official sources. The theory used in this writing is the theory of Third Cinema by Teshome Gabriel, namely Third Cinema as a form of aesthetic and political revolution in films that reflect the social reality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy David Badil
"Dalam skripsi ini akan ditunjukkan bahwa pola ting_kah laku yang muncul dalam interaksi-interaksi sosial seseorang atau pun suatu kolektif itu tidak hanya di-pengaruhi oleh kebudayaan dari masing-masing pelaku yang terlibat di dalam interaksi tersebut, melainkan juga oleh lingkungan kebudayaan yang mewujudkan situasi sosial tempat interaksi berlangsung sebagai perwujudan adaptasi oe'ang-orang yang terlibat.Dunia perfilman adalah contoh dari suatu lingkung_an kebudayaan dengan segala tantangan dan mewujudkan berbagai situasi sosial. Salah satu diantaranya terwu_jud dalam kelompok pembuat film. Tingkah laku anggota kelompok dalam berbagai kegiatan sosial yang dilakukan dalam lingkungan pembuatan film, merupakan sasaran ana lisa dari skripsi yang bertujuan untuk mewujudkan ke_benaran pendapat tersebut di atas.Di dalam membahas tingkah laku orang-orang yang terlibat dalam suatu kegiatan kelompok pembuatan film, berbagai faktor akan diperhatikan. Faktor-faktor itu dianggap merupakan suatu kerangka sandaran (referensi) yang dapat digunakan oleh para pelakunya, baik sebagai pemegang di dalam memahami situasi dan tingkah laku"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S12896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>