Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmah Auliya Yusuf
"Indikator pelayanan pasien sebagai standar WHO dalam evaluasi penggunaan obat rasional belum diterapkan di Indonesia. Menurut penelitian, umur dan pendidikan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan pasien tentang penggunaan obat benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan obat berdasarkan indikator pelayanan pasien WHO di Puskesmas Pancoran Mas tahun 2020. Penelitian menggunakan desain observasional dan rancangan cross-sectional. Sampel berjumlah 60 responden, terdiri dari 30 responden hasil observasi dan 30 responden hasil wawancara. Analisis data univariat yang dilakukan menunjukkan rata-rata waktu konsultasi medis adalah 3,7 ± 2,0 menit; rata-rata waktu penyiapan dan penyerahan obat adalah 3,0 ± 0,3 menit; kesesuaian penyerahan obat adalah 96,6% ± 18,2%; pelabelan obat yang cukup adalah 97,5 ± 7,6%, dan pasien dengan pengetahuan obat benar adalah 87,5 ± 12,7%. Analisis bivariat inferensial dilakukan dengan metode Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov yang didapatkan hasil data tidak terdistribusi normal dan Uji Korelasi Spearman yang didapatkan hasil bahwa adanya hubungan sedang antara umur (p = 0,028; r = -0,402) dan pendidikan (p = 0,035; r = 0,387) terhadap pengetahuan pasien. Hanya satu dari lima parameter indikator pelayanan pasien yang memenuhi standar WHO. Sehingga penggunaan obat di Puskesmas Pancoran Mas dianggap tidak rasional.

Patient care indicators as WHO standard in the evaluation of rational drug use have not been applied in Indonesia. According to research, age and education have a significant relationship to patients' knowledge about the appropiate of drugs. The study was conducted to evaluate the rationality of drug use based on WHO patient care indicator at the Pancoran Mas Public Health Center in 2020. The study used an observational and cross-sectional design. The sample comprises of 60 respondents, consisting of 30 respondents from the observation results and 30 respondents from the interviews. The univariate data analysis carried out estimated that the average time for medical consultation was 3.7 ± 2.0 minutes; the average time of preparation and delivery of the drug was 3.0 ± 0.3 minutes; suitability of drug delivery was 96.6% ± 18.2%, adequate drug labeling was 97.5 ± 7.6%, and patient with correct drug knowledge was 87.5 ± 12.7%. Inferential bivariate analysis was performed using the Kolmogorov Smirnov Normality Test method, where the results were not normally distributed, and where the Spearman Correlation Test results reflected a medium relationship between age (p = 0,028; r = -0,402) and education level (p = 0,035; r = 0,387) met patient knowledge. After all, only one of five parameters corresponded to the WHO standards, concluding that the use of drugs in the Pancoran Mas Public Health Center is considered irrational."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Luthfiya Azzahrini
"Saat ini diperkirakan setengah dari seluruh obat di dunia diresepkan, dibagikan, atau dijual dengan cara yang tidak tepat. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional. World Health Organization (WHO) merekomendasikan tiga indikator utama dalam penilaian standar kerasionalan penggunaan obat yaitu peresepan, pelayanan, dan fasilitas. Hasil penelitian sebelumnya pada tahun 2017 menunjukkan bahwa puskesmas kecamatan kota Depok belum memenuhi rekomendasi standar kerasionalan penggunaan obat dari WHO.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penggunaan obat rasional berdasarkan indikator pelayanan pasien dari WHO. Penelitian merupakan deskriptif-analitik dengan desain potong-lintang secara prospektif yang dilakukan di Puskesmas Mekarsari, Kota Depok pada 2020 setelah proses akreditasi yang dilakukan pada tahun 2019. Sampel penelitian merupakan pasien poli umum yang masuk ke dalam kategori inklusi. Responden berjumlah 30 orang dengan 30 resep. Menurut hasil observasi, dari seluruh parameter yang dinilai hanya parameter kesesuaian penyerahan obat serta persentase pelabelan obat yang memenuhi rekomendasi WHO.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu konsultasi 3,87 menit rata-rata waktu penyiapan dan penyerahan obat 271,8 detik kesesuaian penyerahan obat 100,00% pelabelan obat cukup 100,00% serta pengetahuan pasien mengenai obat yang benar 41,71%. Analisis uji korelasi spearman menggunakan SPSS menunjukkan hasil terdapat korelasi negatif antara umur pasien dengan pengetahuan pasien terhadap obat yang benar serta korelasi positif antara umur pasien dengan pengetahuan pasien terhadap obat yang benar. Berdasarkan hasil dapat ditarik kesimpulan bahwa pengunaan obat di Puskesmas Mekarsari, Kota Depok belum rasional dilihat dari indikator pelayanan pasien WHO.

It is estimated that half of all drugs in the world are prescribed, distributed or sold in an inappropriate manner. This can lead to irrational use of drugs. The World Health Organization (WHO) recommends three main indicators in assessing the rationality of drug use, namely prescribing, patient care, and facilities. The results of previous studies in 2017 showed that the Puskesmas in the sub-district of Depok have not met the recommendations for the rational drugs use base on WHO.
This research was conducted to analyze rationality of drugs use based on WHOs patient care indicators. The research was conducted as descriptive-analytic study with a prospective cross-sectional design whis was conducted at Mekarsari Health Center, Depok City in 2020 after accreditation. The samples are patients whos suitable with inclusion criteria. There are 30 respondents with 30 prescriptions. According to observations, there are three parameters, which is the average drugs dispensing time, percentage of medicines that is actually dispensed and the percentage of drug which adequately labelled that meet WHO recommendations.
Results showed the average of consultation time is 3.87 minutes average drugs dispensing time is 271.8 seconds average percentage of medicines actually dispensed 100% average percentage of medicine that is adequately labeled 100% average percentage of patients with knowledge of correct doses 41.71%. Spearman correlation test analysis showed there is a negative correlation between the age of the patients with patients knowledge of correct doses and a positive correlation between the age of the patients with patients knowledge of correct doses. Based on the results it can be concluded that the use of drugs in the Mekarsari Health Center, Depok City has not been rational in terms of WHO patient care indicators.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Veronika
"Survei di sarana pelayanan kesehatan di Indonesia menunjukkan bahwa ketidakrasionalan penggunaan obat masih tinggi. Salah satu indikator utama penggunaan obat rasional yang ditetapkan oleh WHO adalah pelayanan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan pelayanan pasien pada seluruh puskesmas kecamatan (PKMC) di Kota Depok. Parameter yang dinilai adalah rata-rata waktu konsultasi medis dan waktu penyiapan obat, persentase kesesuaian penyerahan obat; pelabelan cukup; dan pengetahuan pasien. Penelitian dilakukan dengan metode studi potong lintang secara prospektif dari Februari-Mei 2011 di seluruh (11) PKMC di Kota Depok. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Populasi adalah seluruh pasien yang berobat di sebelas PKMC Kota Depok. Sampel adalah pasien lakilaki dan perempuan berumur 15-55 tahun yang berobat di poli umum. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling, 55 pasien/PKMC untuk mengobservasi waktu konsultasi medis, 55 pasien/PKMC untuk parameter lainnya. Total sampel berjumlah 1210 pasien. Berdasarkan observasi yang dilakukan, rata-rata waktu kosultasi medis 2,21 menit; rata-rata waktu penyiapan obat 10,92 menit; persentase kesesuaian penyerahan obat 96,20%; persentase pelabelan cukup 38,99%; dan persentase pengetahuan pasien 60,40%. Pelayanan pasien berbeda bermakna (p=0.000) antar PKMC di Kota Depok. Tiga PKMC terbaik dalam memberikan pelayanan pasien adalah PKMC Sukmajaya, Pancoran Mas, dan Cimanggis.

Survey on Indonesia’s health facilities shows that irrational use of drug is still high. One of core indicators for rational drug use designed by WHO is patient care. The purposes of this research were to analyze and compare patient care at all subdistrict public health centers (SPHC) in Depok City. Patient care was analyzed by measuring average consultation and dispensing time, percentage of drugs actually dispensed; drugs adequately labeled; and patient’s knowledge. A cross sectional study was conducted prospectively on this research using observation and interview method from February until May 2011. The population was all patients who visited SPHC in Depok City. Samples were male and female with age 15-55 who visited general doctor in SPHC. Samples were taken consecutively, 55 patient/SPHC for observing consultation time, 55 patient/SPHC for other parameters. Total samples were 1210 patients. The result showed that, average consultation time and dispensing time were 2.21 and 10.92 minutes, percentage of drug actually dispensed; drugs adequately labeled; and patient knowledge were 96.20%; 38.99%; and 60.40% consecutively. There was a significant difference (p=0.000) on patient care among all (11) SPHC in Depok City. Top best three SPHC in providing patient care are Sukmajaya, Pancoran Mas, and Cimanggis SPHC."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S101
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library