Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alexander
"Imobilisasi TiO2 telah banyak dilakukan pada berbagai jenis penyangga, salah satunya adalah Stainless Steel. Pada penelitian ini, imobilisasi pada pelat Stainless Steel 304 (pelat SS) dilakukan dengan metode dip coating lalu dikalsinasi dengan tujuan mendapatkan lapisan yang transparan dan bersifat fotokatalitik aktif. Kalsinasi dilakukan pada suhu awal 1500C selama 1 jam lalu suhu dinaikkan secara bertahap sampai 4000C selama 1 jam dan ditahan pada 4000C selama 1 jam. Secara visual, hasil yang didapat bersifat transparan. Hasil karakterisasi lapisan dengan XRD dan SEM menunjukkan kristal yang terbentuk adalah anatase dengan ketebalan lapisan 816,327 nm, lapisan TiO2 yang terbentuk menutupi permukaan pelat SS (membentuk pelat TiO2- SS) secara homogen, teramati adanya difusi Fe dari pelat SS ke lapisan TiO2 yang terbentuk, dan kristalinitas pelat SS tidak berubah secara signifikan setelah kalsinasi. Aktivitas lapisan TiO2 yang terbentuk dilihat dari kemampuannya mendeklorinasi 2-klorofenol (2CP). Persentase klorida maksimum yang dapat dihasilkan dari hasil irradiasi larutan 2CP oleh sinar UV, untuk masingmasing konsentrasi awal (C0) 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm, dengan adanya pelat TiO2-SS (sistem UV-TiO2) adalah 54,55%, 33,64%, 54,82%, dan 57,01% dan tanpa adanya pelat TiO2-SS (sistem UV) adalah 45,45%, 17,27%, 24,10%, dan 16,74%. Hasil analisis kinetiknya menunjukkan bahwa sistem UV mempunyai nilai konstanta laju reaksi deklorinasi (k) sebesar 0,0082 ppm⎯5/2 h⎯1 dan pada sistem UV-TiO2, yang mengikuti model Langmuir-Hinshelwood, nilai k adalah 9,0009 ppm h⎯1 dan nilai konstanta adsorbsi, K, adalah 0,2718 ppm⎯1."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahauan Alam Universitas Indonesia, ], 2006
T40075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Dian Fitriani
"Hidrogel PoIi(vinii alkohol) atau PVA merupakan jenis bahan poiimer yang non-toksik dan non-karsinogenik. Bersifat hidrofilik yang mempunyai kemampuan untuk mengembang di air. Hidrogel dapat menyerap sejumlah air atau senyawa polar {swelling), sehingga dengan sifat hidrogel ini dapat dimanfaatkan pengembangan hidrogel sebagai matriks untuk imobilisasi suatu obat. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan PVA sebagai matriks untuk imobilisasi dan pelepasan obat. Model obat yang digunakan pada penelitian ini yaitu antibiotik Oksitetrasiklin HCI yang bersifat larut dalam air. Telah dilakukan pembuatan hidrogel PVA dari larutan PVA konsentrasi 10% dan 20% dan diiradiasi dengan dosis 20,40 dan 60 kGy. Kemudian dilakukan pengujian terhadap matriks hidrogel PVA yaitu persen air yang terserap (swelling), fraksi gel untuk mengetahui banyaknya fraksi gel yang terbentuk, imobilisasi diuji dengan rrielakukan pelepasan Oksitetrasiklin HCI dari matriks diukur dengan metode Spektrofotometri Uv-Vis, dan untuk mengetahui gugus fungsi pada hidrogel sebelum dan sesudah iradiasi diukur dengan Spektofotometri Inframerah. Hasil Penelitian menunjukkan hidrogel I PVA yang dihasilkan dari konsentrasi PVA 20% dan dosis iradiasi yang makin besar (60kGy>40kGy>20kGy) terjadi kenaikan ikatan silang yang ditandai dengan %fraksi gel yang makin besar dari 91-98%, %swelling iurun dari 568,58%-381,82%, sehingga berat kumulatif Oksitetrasiklin HCI yang terlepas dari matriks hidrogei PVA selama 50 jam akan tidak optimal. Has!! * FT-IR setelah diiradiasi menunjukkan terjadinya pemanjangan intensitas puncak alkil pada serapan 2910,4 cm"^ dimana telah terjadi ikatan antara PVA dengan PVA. Imobillsasi Oksitetrasiklin HCI dari matriks hidrogei PVA yang optimal terdapat pada matriks hidrogei dengan konsentrasi PVA 20% I hasil iradiasi sinar gamma dosis 60 kGy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desry Yenita
"Eugenol adalah senyawa kimia alamiah yang terdapat dalam minyak
tanaman cengkeh. Minyak cengkeh dihasilkan melalui penyulingan berbagai
bagian tanaman cengkeh, yaitu daun, tangkai, dan bunga. Eugenol dalam
bidang farmasi, salah satunya digunakan sebagai obat gosok. Trimetilol
Propana Trimetakrilat (TMPT) adalah suatu monomer yang dapat digunakan
untuk pembentukan kopolimer, TMPT digunakan sebagai matriks untuk
mengekang eugenol sehingga eugenol akan bertahan lebih lama jika
digunakan sebagai obat gosok. Matriks TMPT dibuat dan diiradiasi dengan
dosis 10,20, dan 30 kGy. Kemudian dilakukan pengujian terhadap matriks
TMPT yaitu persen air terserap (Swelling) terhadap waktu, fraksi gel. Proses
pembentukan matriks TMPT- eugenol diiradiasi dengan dosis 10,20, dan 30
kGy dengan komposisi 1:1 (v/v) kemudian dilakukan pengujian pelepasan
(release) eugenol dari matriks dengan cara matriks TMPT-eugenol direndam
dalam etanol lalu diukur dengan spektrofotometri UV-Vis serta untuk
mengetahui gugus fungsi yang terdapat pada matriks sebelum dan sesudah
iradiasi diukur dengan Spektrofotometri Inframerah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui imobilisasi eugenol dalam matriks TMPT hasil iradiasi
sinar gamma. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil persen air terserap
(swelling) pada matriks TMPT akan menurun terhadap waktu dan fraksi gel
akan mengalami kenaikan seiring menaiknya dosis iradiasi hingga 30 kGy.
Hasil IR menunjukan terjadi kopolimer terhadap iradiasi campuran matriks TMPT- eugenol. Imobilisasi atau pelepasan eugenol dari matriks TMPTeugenol
menunjukan tidak banyak pengaruh pada tiap dosis iradiasi dan
eugenol akan terlepas dari matriks TMPT pada rentang waktu 48 jam."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, ], [2005, 2005]
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Ashriyani
"Dalam kondisi krisis energi seperti saat ini, pemanfaatan sumber daya
yang dapat diperbarui diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan
energi. Makroalga merupakan salan satu sumber daya yang dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil energi alternatif dalam bentuk bioetanol.
Pada penelitian ini, dipilih makroalga genus Eucheuma dan Gracilaria karena
memiliki kandungan selulosa serta mudan dan cepat pembudidayaannya.
Eucheuma dan Gracilaria dinidrolisis olen jamur Thchoderma viride yang
mengnasilkan enzim selulase. Konsentrasi senyawa gula pereduksi yang
dinasilkan dari proses nidrolisis ditentukan dengan metode Somogyi Nelson.
Gula pereduksi paling tinggi yang dihasilkan dari nidrolisis Eucheuma adalan
0,090 mg/mL pada konsentrasi 7,5% dan waktu inkubasi 48 jam, sedangkan
pada Gracilaha, gula pereduksi yang dinasilkan sebesar 0,089 mg/mL pada
konsentrasi 5% dan waktu inkubasi yang sama. Hidrolisat Eucheuma dan
Gracilaria difermentasi olen sel Saccharomyces cerevisiae yang terimobilisasi
dalam Ca alginat. Kondisi optimum proses fermentasi diperolen pada pH 4
dan waktu inkubasi 24 jam yang mengnasilkan kadar etanol sebesar 0,698%
dari nidrolisat Eucheuma dan 0,530% dari Gracilada. Kadar etanol ditentukan
dengan Gas Chromatography."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30507
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurjanna
"Telah dilakukan degradasi Congo Red dalam air melalui proses fotokatalisis menggunakan TiO2 yang diimobilisasi dengan metoda sol-gel pada dinding bagian dalam kolom tabung gelas. Katalis TiO2 dibuat dari prekursor Titanium tetra isopropoksida (TTIP) dengan metoda sol-gel yang dikalsinasi pada suhu 400 oC. Karakterisasi TiO2 dengan XRD menunjukkan bahwa kristal TiO2 mempunyai struktur anatase, dengan ukuran partikel TiO2 sekitar 8,99 nm. Tabung gelas yang telah dilapisi TiO2 bagian dinding dalamnya dirangkai dalam sistem reaktor fotokatalisis. Rangkaian instrumen ini terdiri dari satu unit reaktor sistem batch yang terdiri dari lampu UV 22 watt (black light). Sistem reaktor dilengkapi dengan aerator yang bertujuan meningkatkan transfer massa dan ketersediaan oksigen larutan sampel dalam tabung gelas sehingga diharapkan dapat meningkatkan proses fotodegradasi. Absorbsi foton oleh TiO2 akan menghasilkan pasangan elektron dan hole positif pada permukaan yang kontak dengan larutan, dan memicu reaksi degradasi zat organik yang terdapat dalam larutan.
Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh jumlah lapisan TiO2, konsentrasi awal Congo Red, nilai pH dan nilai daya hantar listrik serta keberadaan senyawa intermediet dengan HPLC. Pengamatan yang dilakukan adalah perubahan spektrum serapan dari puncak serapan spesifik pada spektra serapan larutan Congo Red sebelum dan sesudah iradiasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Terjadinya degradasi Congo Red ditunjukkan dengan adanya penurunan konsentrasi larutan, penurunan nilai pH, kenaikan nilai daya hantar listrik dan terbentuknya asam oksalat sebagai senyawa intermediet. Sebagai kontrol percobaan, dilakukan iradiasi sinar UV tanpa TiO2 dan menggunakan TiO2 tanpa sinar UV.
Hasil dari kedua kontrol percobaan ini tidak menunjukkan berkurangnya konsentrasi Congo Red secara signifikan. Dari hasil uji optimasi reaktor diperoleh jumlah lapisan optimum sebanyak delapan lapis TiO2. Laju degradasi Congo Red meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi awal sampai batas konsentrasi optimum pada 50 ppm dengan persentase degradasi mencapai 99,0%. Dari hasil perhitungan kinetika Langmuir-Hinshelwood diperoleh tetapan laju reaksi, kr sebesar 1,311ppm/menit dan tetapan adsorpsi, K sebesar 0,043/ppm. Efisiensi reaktor sebagai nilai quantum yield adalah 77%. Produk senyawa intermediet yang terbentuk hasil degradasi Congo Red berupa asam oksalat yang ditandai adanya penurunan kadar asam oksalat selama iradiasi 11,5 jam.

Photocatalytic degradation of Congo Red in water was conducted in a reactor which consist of immobilized TiO2 film coated on to inner wall of glass column tube (IWGCT-TiO2). The TiO2 film was prepared, from titanium tetra isopropoxide (TTIP) as a precursor, by a sol-gel method and calcination at 400 oC. The resulted TiO2 was characterized by mean of UV-Vis spectrometry, XRD and SEM. It was observed that the film has a specific UV-Vis absorption started at 390 nm (that can be attributed to band gap of anatase), unique diffraction intensity at 2θ 25o (attributed to anatase), approximately 8.99 nm crystalite size (predicted from a Scherrer equation), and showsed a good coverage on the glass substrate. The IWGCT-TiO2 then was arranged in a batch reactor system where a 22 watt black UV light was used as the light source and equipped with an aerator to enhance mass transfer and oxygen availability. Upon UV-Vis light illumination, TiO2 surface will generate electron and positive hole that subsequently initiate degradation reaction of organic chemical in adjascent solution.
Series investigation on photo catalytic degradation of Congo Red solution during this research revealed that thickness of TiO2 film resulted from eight times coating give an optimum performance. Optimum photo catalytic degradation rate of Congo Red solution was observed at 50 ppm (initial concentration), where almost 99.0% of Congo Red disappeared during 240 minutes treatment. Langmuir-Hinshelwood kinetic evaluation reveal that typical reaction rate constant, kr is 1,311 ppm/minute and adsorption constant, kr is 0,043/ppm were obtained. As for the present experimental setting, the reactor efficiency evaluation give a quantum yield value, of approximately 77%, for a 11.5 hours reaction time.
It was observed during 11.5 hours photo catalytic degradation of Congo Red there were an occurrence of intermediate simple organic compounds (e.g. oxalic acid and others) before a complete mineralization occurred. Control experiments (the present of UV light but without TiO2 and the present of TiO2 but without light) were conducted for each of all experimental setting and indicated no significant degradation of Congo Red.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T40084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Yasmara
"Pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal mengalami keterbatasan gerak yang menyebabkan penurunan peristaltik usus sebagai pemicu terjadinya konstipasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian air putih 500 ml pada pagi hari terhadap kejadian konstipasi pada pasien imobilisasi akibat gangguan sistem muskuloskeletal.
Metode penelitian yang digunakan adalahQuassy eksperiment, dengan desain post test only non equivalent control group. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 24 responden kelompok perlakuan dan 24 responden kelompok kontrol. Alat ukur yang digunakan adalah bowel score yang diobservasi setiap hari selama tiga hari.
Terdapat pengaruh yang signifikan minum air putih 500 ml di pagi hari terhadap kejadian konstipasi pada pasien dengan imobilisasi akibat gangguan sistem muskuloskeletal dengan nilai p = 0,002 (p < 0,05).

Patient with musculoskeletal disorder has been moving limitation and caused decreasing of gut peristaltic.The aimed of this study to find out the influence of drinking plain water 500 ml on the morning to constipation Incident of Immobilize Patient with musculoskeletal system disorder.
The methode of this study were Quasi-eksperiment with post test only non equivalent control group design. The number of sample was 24 respondents as intervention group, and 24 respondent as controll group. The instrument that be used were Bowel Score that have been observed everyday for three days.
The result shows significant influences of drinking plain water on the morning to constipation incident of immobilize patient musculoskeletal system dysorder ( p value = 0,002 ; α= 0,05).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrah alatas
"Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang cukup menjanjikan untuk menggantikan bahan bakar berbasis minyak bumi karena biodegradabilitas dan tingkat yang kurang beracun. Biodiesel adalah disintesis melalui reaksi interesterifikasi yang mengubah tanaman atau minyak hewani menjadi metil ester asam lemak (FAME). Reaksi yang digunakan adalah dikatalisis baik dengan katalis asam/basa atau biokatalis, yang paling umum, lipase enzim. Menggunakan enzim lipase untuk mengkatalisis produksi biodiesel dapat memberikan dampak untuk menghasilkan lebih sedikit kontaminasi selama reaksi. Untuk menghasilkan
biodiesel, rute alkohol adalah yang paling umum digunakan. Namun, itu bisa memberi beberapa keterbatasan, seperti denaturasi biokatalis karena adanya alkohol. Kemudian, rute non-alkohol dapat dipilih, menggunakan metil asetat untuk menggantikan alkohol. Dalam penelitian ini, lipase dari Bacillus subtilis diproduksi dan disiapkan dalam bentuk mentah, kering dan amobil. Lipase yang diperoleh digunakan sebagai biokatalis untuk menghasilkan biodiesel. Hasil sintesis biodiesel dari Bacillus subtilis akan dibandingkan dengan lipase komersial Candida rugosa. Untuk mendapatkan kondisi optimum untuk memproduksi biodiesel, maka beberapa variabelnya adalah: diselidiki. Pertama, bentuk enzim lipase, kedua, variasi rasio molar, dan ketiga konsentrasi enzim. Menurut hasil percobaan, lipase amobil dengan 1:12 minyak menjadi metil asetat, dan konsentrasi enzim
2% memberikan yield biodiesel tertinggi di antara yang lainnya, yaitu 53,99%. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan lipase Candida rugosa. Sebagai kesimpulan, yang tidak bisa bergerak lipase dari Bacillus subtilis merupakan biokatalis yang menjanjikan untuk menghasilkan biodiesel.

Biodiesel is a promising alternative energy to replace petroleum-based fuels because of its biodegradability and less toxic levels. Biodiesel is synthesized through interesterification reactions that convert plants or
animal oils into fatty acid methyl esters (FAME). The reactions used are catalyzed either with acid/base catalysts or biocatalysts, most commonly, enzyme lipases. Using lipase enzymes to catalyze biodiesel production can result in less contamination during the reaction. To produce biodiesel, the alcohol route is the most commonly used. However, it can present some limitations, such as denaturation of the biocatalyst due to the presence of
alcohol. Then, a non-alcoholic route can be chosen, using methyl acetate to replace alcohol. In this study, lipase from Bacillus subtilis was produced and prepared in crude, dry and immobilized form. The lipase obtained was used as a biocatalyst to produce biodiesel. The biodiesel synthesized from Bacillus subtilis will be compared with commercial Candida rugosa lipase. To get the optimum conditions for producing biodiesel, some of the variables are: investigated. First, the form of the lipase enzyme, second, the variation of the molar ratio, and the third enzyme concentration. According to the experimental results, the lipase immobilized with 1:12 oil became methyl acetate, and the enzyme concentration 2% gives the highest biodiesel yield among others, which is 53.99%. This result was higher than that of Candida rugosa lipase. In conclusion, the immobilized lipase of Bacillus subtilis is a promising biocatalyst to produce biodiesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
U. Vonny Susanti M.
"Hidrogel merupakan suatu jenis polimer hidrofilik y ng mempunyai
kerangka jaringan yang menyerap sejumlah air dan mengembang dalam air
tetapi tidak dapat larut dalam air.
Polietilen oksida (PEO) merupakan polimer yang dapat larut dalam air
dengarl-struktur kimia yang relatif sederhana .
. · Polietilen oksida (PJ;O) diiradiasi dengan variasi dosis 20, 30 dan 40
kGy serta variasi koqsentrasi 1, 3, 5 dan 7 %:-<"Metode yang digunakan
spektrofotometri lnframerah untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat
dalam hidrogel, spektrofotometri UV-Vis untuk mengetahui monomer sisa dan
imobilisasi tetrasiklin HCI serta fraksi gel untuk mengetahui banyaknya gel
yang terbentuk.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui imobilisasi sediaan obat
tetrasiklin HCI pada hidrogel pcilietilen oksida (PEO) hasil iradiasi gamma.
Hasil yang diperoleh untuk fraksi gel memiliki kisaran 71-95 %. HasiiiR
menunjukkan terjadi ikatan silang PEO. Untuk hasil swelling PEO untuk
variasi waktu mencapai konstan pada jam ke 20 dan 24 serta memiliki suhu
maksimum 50 °C untuk masing-masing dosis dan konsentrasi. Sedangkan
dalam variasi suhu, polimer sisa yang terdapat dalam hidrogel PEO berkisar
10-17% untuk setiap dosis dan konsentrasi. lmobilisasi tetrasiklin HCI terjadi pada jam ke-20 dan 24 untuk konsentrasi 7 % dan masing-masing dosis
radiasi. Suhu maksimum tetrasiklin HCI dapat berimobilisasi adalah 40 °C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chiara Aurelia
"Peningkatan kadar kolesterol dalam darah merupakan salah satu faktor utama dalam berbagai penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu, dibutuhkan metode praktis yang dapat mendeteksi kadar kolesterol secara berkala. Pengembangan terbaru alat pendeteksi kadar kolesterol saat ini cenderung mengarah pada biosensor menggunakan enzim kolesterol oksidase (CHOx). Untuk mengoptimalkan kinerja enzim dan memperoleh biokompatibilitas dan selektivitasnya yang tinggi, diperlukan teknik imobilisasi dengan material support. Selulosa merupakan salah satu biopolimer di alam dengan ketersediaan paling berlimpah dan serbaguna, serta memiliki karakteristik yang sensitif, akurat, dan biayanya yang murah. Aplikasi selulosa untuk imobilisasi enzim dikombinasikan dengan magnetit, yaitu logam oksida yang memiliki sifat paramagnetik tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari aplikasi dari penggabungan material magnetit dan selulosa sebagai support imobilisasi enzim CHOx. Penelitian ini menggunakan enzim CHOx Streptomyces sp. komersil. Parameter yang diuji dalam penelitian diantaranya ialah konsentrasi enzim optimum yang digunakan saat proses imobilisasi, serta aktivitas relatif dan residual dari enzim ChOx–baik setelah pengulangan penggunaan maupun setelah penyimpanan dalam waktu tertentu. Enzim yang telah direaksikan diuji dengan alat spektrofotometer UV-Vis. Sampel enzim terimobilisasi akan dicuci kembali menggunakan buffer untuk uji penggunaan kembali. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya; konsentrasi enzim CHOx (Ce) yang paling efektif digunakan untuk imobilisasi pada material magnetit-selulosa ialah 2 mg/10 mL, retensi aktivitas enzim terimobilisasi material dapat bertahan ~10% setelah digunakan ulang sebanyak empat kali, dan aktivitas relatif enzim terimobilisasi dapat bertahan hingga ~5% pada hari ke-10 penyimpanan–dengan tingkat stabilitas waktu simpan yang lebih baik daripada enzim bebas.

Increasing levels of cholesterol in blood is one of the main causes in many cardiovascular diseases. Therefore, a practical method of detecting cholesterol levels on a regular basis is needed. The latest development of cholesterol level detection device currently leads to biosensors using cholesterol oxidase enzyme (CHOx). To optimize enzyme performance and obtain high biocompatibility and selectivity, an immobilization technique with material support is required. Cellulose is one of the most widely available and versatile biopolymers in nature, and has characteristics that are sensitive, accurate, and low-cost. The application of cellulose for enzyme immobilization is combined with magnetite, a metal oxide that has high paramagnetic properties. The purpose of this research was to study the application of the incorporation between magnetite and cellulose materials as a support for CHOx enzyme immobilization. This study uses commercial CHOx derived from Streptomyces sp. The parameters tested in this study include the optimal enzyme concentration used during the immobilization process, as well as the relative and residual activity of the ChOx enzyme–after repeated uses and after certain period of storage. The reacted enzymes were tested with a UV-Vis spectrophotometer. The immobilized enzyme sample was washed each time after use with buffer saline for reusability assays. The results obtained from this study include; the most effective concentration of CHOx enzyme (Ce) used for immobilization on magnetite-cellulose material was 2 mg/10 mL, retention of enzyme activity of immobilized material could last ~10% after being used four times, and the relative activity of immobilized enzyme could last up to ~5% on the 10th day of storage–with a better shelf-life than the free enzyme."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhan Dipta Maula
"Imobilisasi lipase Candida rugosa EC 3.1.1.3 pada partikel nano magnetik Fe3O4-kitosan sebagai material support telah berhasil dilakukan. Imobilisasi nano-lipase tersebut memberikan efisiensi sebesar 67,4 % dengan penurunan aktivitas spesifik sebesar 49,3 %. Pada penelitian ini dilakukan studi interesterifikasi minyak sawit dengan variasi alkil alkanoat yaitu metil asetat, etil asetat, dan propil asetat menggunakan katalis lipase terimobilisasi pada partikel nano Fe3O4-kitosan. Kondisi reaksi dilakukan dengan rasio mol antara minyak sawit dengan alkohol ataupun alkil alkanoat adalah 1:6; dosis enzim 6% dari berat minyak; pelarut tambahan t-butanol 7,5% dari berat minyak; dan sonikasi dengan frekuensi 40 kHz selama 2 jam. Hasil menunjukkan bahwa pada reaksi transesterifikasi masih ada minyak yang belum terkonversi menjadi alkil ester. Hal tersebut dapat dilihat dengan kasat mata. Sedangkan pada interesterifikasi tidak terlihat adanya minyak. Analisis alkil ester hasil reaksi interesterifikasi dilakukan dengan GC-FID. Hasil analisis dengan GC-FID memberikan fenomena % komposisi alkil miristat, alkil palmitat, alkil oleat, dan alkil linoleat pada alkil ester yang terbentuk, ternyata mendekati % komposisi asam lemak dari minyak sawit. Pada metil ester, % komposisinya adalah metil miristat 5,43%, metil palmitat 51,23%, metil oleat 39,84%, dan metil linoleat 3,49%. Pada etil ester komposisinya adalah etil miristat 1,97%, etil palmitat 10,17%, etil oleat 75,53%, dan etil linoleat 12,33%. Pada propil ester komposisinya adalah propil miristat 19,14%, propil palmitat 42,07%, propil oleat 35,38%, dan propil linoleat 3,42%.

Immobilization of Candida rugosa lipase EC 3.1.1.3 on Fe3O4 magnetic nanoparticle-chitosan as support material has been successfully carried out. The nano-lipase immobilization gives an efficiency of 67.4% with a decrease in the specific activity of 49.3%. In this research study by the variation interesterification of palm oil alkyl alkanoic is methyl acetate, ethyl acetate, and propyl acetate using lipase catalyst immobilized on Fe3O4-chitosan nano particles. Reaction conditions conducted by the mole ratio between palm oil with alcohol or alkyl alkanoic is 1:6; enzyme dose 6% of the weight of oil; additional solvent t-butanol 7.5% of the weight of oil; and sonication with a frequency of 40 kHz for 2 hours. The results showed that the transesterification reaction is still no oil that has not been converted into alkyl esters. This can be seen with the naked eye. While the interesterification no visible oil. Analysis of alkyl esters interesterification reaction products was done by GC-FID. The results of the analysis by GC-FID gave phenomenon% composition of alkyl myristate, alkyl palmitate, alkyl oleic, and alkyl linoleic to alkyl esters are formed, apparently approaching % fatty acid composition of palm oil. % Compositions in methyl ester are methyl myristate 5.43%, 51.23% methyl palmitate, methyl oleate 39.84%, and 3.49% methyl linoleate. % Compositions in ethyl ester are 1.97% ethyl myristate, ethyl palmitate 10.17%, 75.53% ethyl oleate, and ethyl linoleic 12.33%. % Compositions in propyl ester are propyl myristate 19.14%, 42.07% propyl palmitate, propyl oleate 35.38%, and 3.42% propyl linoleic.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>