Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
S. Suleiman
Cibulan : Proyek Penelitian dan Penggalian Purbakala Departemen P dan K , 1977
930 SUL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aam Zamila
"ABSTRAK
Salah satu wilayah Indonesia yang mendapat pengaruh kebudayaan India adalah Pulau Jawa. Pengaruh kebudayaan ini terdapat pada berbagai unsur kebudayaan, salah satu di antaranya adalah agama Hindu aliran Siva. Di Jawa hal yang membuktikan terdapat peninggalan-peninggalan kepurbakalaan hasil kebudayaan Hindu yang beraliran Siva adalah adanya candi-candi yang ditemukan masih bersama arcanya, di puncak candinya selalu dijumpai area Siva atau perwujudannya berupa linga (Sedyawati 1978:38).
Prasasti yang jugs menunjukkan adanya agama Hindu ber_aliran Siva di Jawa Tengah ialah prasasti Canggal yang ditemukan di halaman percandian gunung Wukir di kecamatan Salam (Magelang)1. Isi prasasti ini antara lain menyebutkan puji-pujian kepada Siva, Brahma dan Vishnu. Akan tetapi penyebutan kepada Siva lebih banyak bila dibandingkan dengan Brahma dan Vishnu (Poerbatjaraka 1952:42, Sumadio 1984:98). Penyebutan ini merupakan bukti adanya pemujaan yang istimewa terhadap Siva.
Dalam aliran Siva, Siva dianggap sebagai dewa tertinggi, mempunyai tiga sifat, yaitu sebagai pencipta, pelindung dan perusak (Gupta 1972:45). Tiga sifat yang dimiliki oleh Siva ini sebenarnya dimiliki oleh Brahma sebagai dewa pencipta...

"
1985
S11537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atina Winaya
"ABSTRAK
Selama ini, kajian mengenai penggambaran figur perempuan yang hidup di masa lampau belum banyak dieksplorasi secara mendalam. Jika pun ada, penggambaran mengenai perempuan masa silam lebih banyak diketahui melalui karya sastra kuno yang dinilai bersifat abstrak dan dapat dipahami secara berbeda oleh setiap orang. Melalui tinggalan arkeologi yang bersifat materi, penggambaran perempuan Jawa kuno dapat ditelusuri secara lebih konkret. Penelitian ini dilakukan guna memecahkan permasalahan mengenai bentuk penggambaran perempuan Jawa kuno yang hidup di dalam keseharian masyarakat Singhasari ndash; Majapahit yang berlangsung pada abad ke-13 hingga 15 Masehi. Data penelitian yang digunakan adalah tinggalan ikonografi yang berasal dari periode tersebut, meliputi relief, figurin terakota, dan arca, yang menggambarkan figur perempuan. Selain data ikonografi yang bersifat artefaktual, diperlukan pula data tekstual berupa karya sastra sezaman yang dapat digunakan sebagai referensi perbandingan. Penelitian dilakukan melalui tahapan kerja yang bertingkat, yaitu pengumpulan data melalui teknik observasi; pengolahan data melalui deskripsi-klasifikasi-tipologi; serta penafsiran data melalui analogi historis. Hasil penelitian memperlihatkan adanya pola teratur yang ditemukan secara berulang di dalam penggambaran perempuan Singhasari ndash; Majapahit. Pola yang muncul kemudian disimpulkan sehingga menghasilkan ciri-ciri yang menandai visualisasi perempuan Singhasari ndash; Majapahit. Serangkaian ciri tersebut merupakan perwujudan atas gagasan yang disepakati masyarakat mengenai perempuan yang dinilai ideal pada masa itu.

ABSTRACT
The study of women depiction that lived in the past has not been much explored. The depiction of a woman who lived at ancient time is more known through the descriptions that written in ancient literatures which seems abstract, not real, and could be interpreted differently by everyone. Through archaeological remains, the depiction of ancient Javanese women could be traced more concretely. The aim of the research is to answer the question about the depiction of the ancient Javanese women who lived in the period of Singhasari and Majapahit, 13th until 15th AD. Archaeological remains that used as research object data are include three types of iconography artifacts, i.e. relief, terracotta figurine, and stone statue. All of them portray a figure of a woman. In addition to the iconographical data, the textual data such as ancient literatures is also used as data comparison. The data are collected by observation techniques, and then analyzed through description classification typology, and finally interpreted through historical analogy. The results shows regular pattern that found repeatedly in the depiction of the women who lived in Singhasari Majapahit period. The pattern concludes characteristics of the visualization of the ancient Javanese women who lived at that time. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardini Sumono
"ABSTRAK
Sejak masa pemerintahen Belanda di Indonesia, banyak diadakan penelitian terhadap bangunan kuno. Pada mulanya penelitian itu berupa perjalanan ke daerah dan tempat peninggalan purbakala. Mereka mengadakan pencatatan terhadap arca-arca yang ada pada candi-candi. Akhirnya para peneliti itu tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang arca-arca potret dari Jawa Timur.
Para peneliti Belanda itu antara lain W.P. Groeneveldt, la menulis tentang area yang dianggap sebagai arca potret, yaitu suatu arca yang didirikan sebagai peringatan kepada orang yang dicintai atau dihormati dengan cara mengabadikan, orang yang telah meninggal. Arca itu menggambarkan dewa tertentu yang menjadi curahan kebaktianya ketika ia masih hidup (Groeneveldt 1908:142). Menurut Groeneveldt, pada waktu itu di Jawa Timur telah ada kebiasaan untuk mendirikan arca-arca perwujudan, ya_itu mengabadikan seseorang yang telah meninggal dengan mendirikan sebuah patung sedangkan raut muka arca itu disesuaikan dengan.raut muka orang yang telah meninggal. Sehingga ia berkeyakinan bahwa raut muka tersebut bukan lah raut muka dewa biasa. Hal itu nampak pada beberapa arca yang telah ditelitinya, dari Museum Nasional Ja_karta no. 231, no.38, dan no.103e.

"
1984
S11874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnaesih Maulana
"Dari sekian banyak sumber-sumber primer untuk penulisan sejarah kuna dan penelitian ikonografi yang cukup penting ad a 1 ah prasasti. Prasasti merupakan s umber yang sang at penting bag! penulisan sejarah kuna dan penelitian ikonografi, karena umumnya prasasti memperingati peristiwa penetapan suatu daerah menjadi sima. Peristiwa pendirian sima umumnya berkaitan dengan pemberian anugrah dari seorang raja atau bangsawan kepada seseorang atau sekelompok orang berupa pembebasan pajak kepada negara dengan tujuan hasil pajak tersebut dapat digunakan untuk pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan bangunan suci, pemeliharaan sarana umum atau sebagai balas jasa. Di antara prasasti yang tidak berhubungan dengan penetapan sima, adalah prasasti yang ditujukan untuk pengesahan eksistensi diri sebagai seorang raja besar (legitimasi), prasasti-prasasti berisi keputusan pengaditan mengenai berbagai perkara perdata yang biasa disebut jayapatra atau jayason (Djafar 1990: 3, Maulana 1992: 106).
Upacara sima merupakan kejadian yang sangat penting, karena menyangkut perubahan status sebidang tanah, yang di dalam masyarakat Indonesia selalu terikat dengan hubungan yang bersifat "religio-magis" dengan kesatuan masyarakat yang mendiaminya (Boechari 1977: 5). Karena upacara itu demikian penting, maka di dalam prasasti sering ditemukan keterangan yang panjang lebar tentang hari, bulan, tahun, dan unsur-unsur penanggalan yang lain, yaitu waktu sesuatu daerah ditetapkan menjadi sima, keterangan tentang orang yang menetapkan daerah itu menjadi sima, orang-orang yang melaksanakan upacara, macam-macam upacara yang dilakukan, dan kutukan atau sapatha bagi siapa yang berani melanggarnya. Bagian yang memuat sumpah yang diancamkan terhadap orang yang berani melanggar ketentuan-ketentuan di dalam prasasti itu mengambil tempat yang sangat penting. Kadang-kadang di dalam prasasti dijumpai keterangan tentang batas-batas dari daerah sima yang bersangkutan. Sering juga disebutkan hak-hak."
1994
LESA-21-Mei1994-38
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aderina Febriana
"Penelitian yang dilakukan adalah melakukan identifikasi terhadap beberapa arca koleksi Musium Nasional yang tidak dapat dikenal. Data yang digunakan 34 arca yang terbuat dari batu dan berasal dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Dari hasil penelitian 17 arca tidak dapat dikenali dan dimasukkan di dalam kelompok 3,8 arca tidak dapat dikenali secara pasti namun dapat dikenali atribut yang di bawa, dan 9 arca merupakan arca yang dapat dikenali."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lies Mariani
"ABSTRAK
Penulisan ini berlandasan dengan adanya pengaruh dari unsar-unsur kebudayaan India yang terdapat hampir di seluruh Indonesia.Pengaruh yang jelas tampak ada di Pulau Jawa. Peninggalan-peninggalan arkeologi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan jawa Timur menunjukan bahwa pengaruh agama Hindu India sudah berkembang pada masa Jawa Kuno. Bukti pertama yang menunjukan adanya pengaruh agama Hindu di Jawa Tengah adalah dengan ditemukannya sebuah batu bertulis yang berasal dari sekitar tahun 500 Masehi di lereng barat Gunung Merapi, di desa bekawu, Kawedanan Grabag, yang lebih dikenal dengan nama Prasasti Tuk Mas, yang ditulis dengan bahasa Sanskerta, disertai juga gambar-gambar peralatan dan laksana dari desa-desa Agama Hindu, yaitu Brahma, Wisnu, dan Siva.(Poerbatjaraka 1952: 42). Pada masa Jawa Kuno dikenal adanya kelompok-kelompok Dewa Hindu. Kelompok dewa tertinggi yang disebut Trimurti terdiri dari Brahma sebagai dewa pencipta, Wisnu sebagai dewa pemelihara, dan Siva sebagai dewa perusak. Kelompok dewa tertinggi ini selain dikenal sebagai satuan kelompok, juga dikenal sebagai tokoh dewa yang berdiri sendiri-sendiri.

"
1985
S11767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Dwi Prasdi
"ABSTRAK
Penelitian mengenai hiasan badan dilakukan berdasarkan pada arca batu masa Singasari dan Majapahit koleksi Museum Nasiona1 Jakarta (MNJ). Terdapat banyak variasi bentuk hiasan badan yang dikenakan oleh arca batu dari dua masa yang berbe_da tersebut, sehingga hal itulah yang kemudian dijadikan satuan pokok pengamatan.
Dari hasil pengamatan terhadap variasi bentuk hiasan badan mulai dari kepala hingga ke kaki pada arca kedua masa tersebut diketahui bahwa masing-masing hiasan badan mempunyai beberapa variasi bentuk dan jumlah pemakaian. Hal ini dapat diketahui berkat metode klasifikasi taksonomi yang digunakan dalam penelitian ini dan bertujuan membentuk tipe, serta dibantu dengan memakai data kepustakaan berisi
tentang hiasan badan. Selain itu pula metode penghitungan frekuensi pemuncu_lan terbanyak (prosentase) juga digunakan untuk melihat kecenderungan bentuk dari hiasan badan yang diamati.
Melalui hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat beberapa perbedaan dari bentuk hiasan badan yang dikenakan oleh arca sesuai dengan pembagian masanya, yaitu Singasari dan Majapahit. Pada masa Singasari terdapat ke_cenderungan bentuk hiasan badan yang sederhana dengan motif dasar untaian dan sulur daun. Sedangkan pada masa Majapahit bentuknya lebih variatif dengan ditambah adanya girlande untaian manik dan pada beberapa bentuk hiasan badan yang membentuk seperti motif hias sinar majapahit.
Lebih jauh lagi perbedaan tersebut terutama pada hiasan badan bagian mahkota, jamang, sumping, subang, upawita, ikat dada, kelat bahu, gelang tangan, ikat pinggang, kain dan cincin kaki. Sedangkan persamaan hanya terlihat pada bentuk: hiasan badan berupa kalung, cincin tangan, uncal, sampur dan gelang kaki. Hal ini juga dapat turut memperkuat adanya teori tentang pembagian gaya seni pada arca batu tersebut, yang secara garis besar terbagi menurut masa kerajaannya (masa kekuasaan pllitik), yaitu masa Singasari dan masa Majapahit.

"
1995
S12070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Triwurjani
"Penelitian mengenai arca-arca Bima di Jawa, sebagai pokok bahasan ini adalah bertujuan untuk mengetahui bagaimana ketentuan-ketentuan ikonografi arca Bima dan bagaimana latar belakang tokoh Bima yang diarcakan dalam bentuk arca batu untuk pemujaan. Arca Bima yang dijadikan obyek penelitian ini adalah berasal dari beberapa tempat dan di museum-museum di Pulau Jawa yang menyimpan/terdapat area-area tersebut. Pada arca-arca Bima tersebut dilakukan deskripsi untuk mengetahui ikonografinya, dan analisa dilakukan untuk mengetahui latar belakang arca Bima dan peranannya bagi anggota masyarakat Jawa Kuno pada abad 14-15 Masehi. Hasilnya menunjukkan bahwa di Jawa pernah ada pemujaan terhadap tokoh Bima, yang dibuktikan dengan temuan arca Birna. Arca-arca tersebut mempunyai ciri-ciri, umumnya yaitu berbadan tegap, mata melotot, berkumis, memperlihatkan sebagian phalusnya, mempunyai hiasan kepala bentuk supit urang dan berkuku panjang (pancanaka).Penelitian mengenai arca-arca Bima di Jawa, sebagai po_kok bahasan ini adalah bertujuan untuk mengetahui bagaimana ketentuan-ketentuan ikonografi arca Bima dan bagaimana latar belakang tokoh Bima yang diarcakan dalam bentuk arca batu untuk pemujaan. Arca Bima yang dijadikan obyek penelitian ini adalah berasal dari beberapa tempat dan di museum-museum di Pulau Jawa yang menyimpan/terdapat area-area tersebut. Pada arca-_arca Bima tersebut dilakukan deskripsi untuk mengetahui ikonografinya, dan analisa dilakukan untuk mengetahui latar belakang arca Bima dan peranannya bagi anggota masyarakat Jawa Kuno pada abad 14-15 Masehi. Hasilnya menunjukkan bahwa di Jawa pernah ada pemujaan terhadap tokoh Bima, yang dibuktikan dengan temuan arca Bima. Arca-arca tersebut mempunyai ciri-ciri, umumnya yaitu berbadan tegap, mata melotot, berkumis, memperlihatkan sebagian phalusnya, mempunyai hiasan kepala bentuk supit urang dan berkuku panjang (pancanaka)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zarmahenia
"ABSTRAK
Pemujaan terhadap Siva dalam agama Hindu aliran Saiva diwujudkan dalam berbagai bentuk sesuai dengan sifatnya sebagai dewa tertinggi. Salah satunya adalah sebagai Adhanarisyaca, yaitu bentuk gabungan Siva bersama saktinya (Parvati) dalam satu tubuh. Bagian kanan bersifat pria (Siva),dan bagian kiri bersifat wanita sakti/Parvati). Pulau Jawa pada abad tujuh hingga limabelas banyak dipengaruhi kebudayaan India, oleh karena itu dalam telaah ikonografi arca Ardhanarisvara di Jawa ini dibahas perbandingan arca Ardhanarivara di Jawa dan di India serta kesesuaian dan penyimpangannya dengan pokok ketentuan ikonografi berdasarkan sumber Hindu India. Berdasarkan perbedaan ciri-ciri arca Adhanarisvara di Jawa dan di India yang juga merupakan penyimpangan dari pokok ketentuan ikonografi Hindu India serta hubungannya dengan penyebutan dalam kitab-kitab Jawa Kuno, dalam skripsi ini diajukan beberapa kemungkinan penyebabnya, antara lain karena adanya tradisi pengarcaan raja (bersama isterinya) yang telah meninggal sebagai arca perwujudan dalam bentuk Ardhanarisvara.

"
1986
S11924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>