Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 462 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : HuMa, 2010
346.046 75 HUK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cotula, Lorenzo
Jakarta : HuMa, 2010
346.046 75 COT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ditjen Tanaman Pangan. Kementerian Pertanian RI, 2015
371.3 IND s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Trewartha, Glenn T.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995
551.6 Tre p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Fathonah
"Komunikasi menjadi suatu yang sangat esensial di dalam setiap aktivitas organisasi. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dapat diteropong dari keberhasilan komunikasi. Rumah sakit telah ditetapkan sebagai organisasi. Salah satu kegiatan pokok rumah sakit adalah rawat inap yang sering dijadikan indikator baik buruknya manajemen rumah sakit. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak dan paling lama di ruang rawat inap, sehingga perawat dapat dikatakan sebagai penentu baik-buruknya pelayanan rumah sakit. Untuk itu di ruang rawat inap harus diciptakan iklim kerja yang kondusif, salah satu yang membentuk iklim kerja adalah iklim komunikasi. lklim komunikasi mempengaruhi cara hidup anggota organisasi dan dapat menjadi salah satu pengaruh yang penting dalam produktivitas anggota organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi.
Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, berdasarkan hasil survei dari rumah sakit rata-rata kepuasan kerja adalah kurang, dimana kepuasan kerja akan berdampak terhadap perilaku pegawai antara lain: produktivitas, absensi, kecelakaan kerja, dan perputaran pegawai. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang produktivitas kerja perawat pelaksana, iklim komunikasi ruang rawat inap dan hubungan antara iklim komunikasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana. Metode yang dipakai adalah diskripsi korelasi dan pengumpulan data dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 172 orang, waktu penelitian bulan mei, 2002. Instrumen penelitian terbagi tiga bagian yaitu: karakteristik responden, iklim komunikasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana.
Karakteristik responden berumur antara 20 - 54 tahun, paling banyak wanita, pendidikan terakhir D III Kep/Keb, masa kerja antara 6 bulan - 34 tahun. Hasil analisa univariat pada variabel iklim komunikasi menunjukkan rata-rata kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengar dalam komunikas ke atas, dan memperhatikan pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi masuk dalam kategori baik. Untuk variabel dependen yaitu produktivitas kerja perawat pelaksana secara komposit masuk dalam kategori baik. Hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara iklim komunikasi dengan produktivitas kerja perawat pelaksana, dan hasil analisa multivariat sub variabel iklim komunikasi yang paling berperan dalam peningkatan produktivitas kerja adalah memperhatikan pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan rumah sakit dan bidang keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan iklim komunikasi, menterjemahkan visi, misi, dan tujuan rumah sakit kedalam uraian tugas, adanya program orientasi pegawai, pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan komunikasi dan manajemen serta memberikan penghargaan bagi pegawai yang produktif. Untuk penelitian selanjutnya disarankan: yang tertarik dengan iklim komunikasi, mengembangkan metode penelitian yang bersifat kualitatif dengan observasi atau wawancara langsung dan penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan produktivitas kerja perawat pelaksana."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T10959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanafiah
"Pengaruh iklim terhadap perubahan muka bumi dan kehidupan mahluk hidup sangatlah mendasar, Bagi Indonesia yang sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang pertanian peranan iklim sangatlah menonjol. Pengregionan iklim merupakan cara yang terbaik untuk mengenal iklim disuatu daerah, dan pernah dilakukan di Indonesia oleh Mohr, SchmidtFerguson dan Oldman, pada prinsipnya bertujuan untuk menggambarkan distribusi wilayah basah dan kering bagi kegiatan bercocok tanam. Meskipun landasan ketiga klasifikasi iklim itu sama, yaitu curah hujan (kebasahan bulanan), namun penerapannya disuatu daerah sedikit banyaknya memperlihatkan berbedaan ditinjau dari segi tingkat kebasahannya. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui pola-pola iklim, menurut Mohr-; Schmidt-Ferguson dan Oldman dan ketidak sesuaian Wilayah Kebasahannya, di Pulau Sumatera Bagian Selatan. Masalah yang hendak dibahas adalah : 1. Bagaiaman pola-pola iklim menurut Mohr, Schmidt-Ferguson dan Oldman di Pulau Sumatera Bagian Selatan ? 2. Dimana Wilayah terbasah dan terkering ? 3. Bagaimana kesesuaian kebasahan pola-pola iklimnya ? 4. Dimana wilayah yang kebasahannya iklimnya tidak sesuai ?"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siburian, Sutan N.
"Pada kondisi ikiim yang sesuai, tanaman pertanian tertentu akan tumbuh dengan baik dan
optimum. Berubabnya ikiim atau unsur ikihn akan menimbulkan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan pada gjlirannya akan mempengaruhi
produktivitas tanaman pertanian tersebut. Salah. satu tanaman yang sangat dipengaruhi
oleh ikiim adalah tanaman kedelai.
Maksud dari penulisan ini adalab mencari tabu bubungan produktivitas kedelai pada
ketinggian yang bervariasi dengan unsur-unsur ikiim yaitu curab bujan, ev^otranspirasi
potensial, lama penyinaran matabari dan subu udara.
Permasalaban dalam penebtian ini adalah;
Bagaimana bnbimgan produktivitas kedelai pada ketinggian yang bervariasi dengan imsurunsur
ikiim di Jawa Timur ?
Metode analisa yang digimakan adalab analisa korelasi peta dibantu dengan tabel-tabel
analisa. Korelasi peta dilaknkan antara peta-peta ketinggian, produktivitas kedelai dan
unsur-unsur ikiim. Tabel analisa digunakan untuk menq)erkuat basil dari korelasi peta.
Berdasarkan basil analisa dapat diketabui babwa :
Produktivitas kedelai terbaik berada pada ketinggian 0 - 100 m dpL Pada ketinggian ini
lebib banyak terd^at kedelai dengan produktivitas tii^gi (12,29 - 14,19 Kw/Ha) dan
sangat tinggi (14,20 - 16,08 Kw/Ha), meskipun produktivitas sedang (10,38 - 12,28
Kw/Ha) dan rendab (8,47 - 10,37 Kw/Ha) masib ada. Selanjutnya pada ketinggian 101 -
400 m dpi pada umumnya terdapat produktivitas sedang dan rendab, walaupim masib
terdapat produktivitas sangat tinggi dan tir^gi. Pada ketinggian lebib dari 400 m dpi tidak
terdapat wilayab kedelai dengan produktivitas tinggi dan sangat tinggi, banya ada sebagian
kecil wilayab kedelai dengan produktivitas sedang dan rendab.
Pada wilayah kedelai dengan ketinggian 0 - 100 m dpi, unsur iklim yang berpengaruh
teriiadap produktivitas kedelai adalah evapotranspirasi potensial dan lama penyinaran
matahari, sedangkan cvirah hujan dan suhu udara tidak begitu mempengaruhi. Pada
ketinggian 101- 400 m dpi unsnr iklim yang menqjengaruhi produktivitas kedelai adalah
lama penyinaran matahari dan evapotranspirasi potensial, curah hujan dan suhu udara tidak
begitu berpengaruh. Pada ketinggian lebih dari 400 m dpi terd^at tiga unsur iklim yang
mempengaruhi prodidctivitas kedelai yaitu curah hujan, evapotranspiraa potensial dan
lama penyinaran matahari. Suhu udara tidak begitu berpengaruh terhadap produktivitas
kedelai."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S33639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S9732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>