Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Botefilia
"Tujuan: Menilai hubungan kadar VCAM-1, jumlah lekosit dan hitung jenis lekosit pada penderita preeklampsia
Metode: Rancangan penelitian adalah potong lintang dan data disajikan dalam bentuk deskriptif analitik. Penelitian dilakukan terhadap 32 orang penderita yang digolongkan sebagai preeklampsia dan dari 32 orang tersebut, 3 orang masuk kriteria preeklampsia ringan dan 29 orang masuk kriteria preeklampsia berat. Kelompok preeklampsia yang datang tidak dalam keadaan inpartu atau ketuban pecah maupun tidak ada tanda-tanda infeksi secara klinis sesuai kriteria inklusi. Kelompok kontrol pada penelitian ini berjumlah 34 orang wanita hamil normal, dengan usia kehamilan > 20 minggu baik elompok preeklampsia maupun kelompok kontrol. Penelitian berlangsung mulai bulan Juli 2004 sampai September 2004 di IGD dan PolikIinik Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUPN Cipto Mangunkusumo FKUI
Hasil: Rerata jumlah lekosit pada kelompok preeklampsia didapatkan 15.6191pL f 5.3571pL, sedangkan pada kelompok kontrol rerata 9.873/mL ± 3.494/mL. Dddapatkan perbedaan yang bermakna antara jumlah lekosit pada kelompok kontrol dan preeklampsia (p<0,001). terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar VCAM-1 antara kelompok kontrol dibandingkan kelompok preeklampsia (p<0,001) dengan rerata kadar VCAM-l kelompok preeklampsia 961,2 ng/ml dan pada kelompok kontrol 573,8 ng/ml. Kadar VCAM-1 pada preeklampsia dengan komplikasi 1137,9 ± 297,2 nglml juga meningkat secara bermakna jika dibandingkan tanpa komplikasi 805,3 ± 320,6 ng/ml (p=0,001), Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar VCAM-1 dan jumlah lekosit (p<0,001) dengan x0,528 menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sedang. Pada penelitian ini didapatkan nilai titik potong lekosit 14.400/mL dengan sensitivitas 73,3% dan spesifisitas 70,6% dan didapatkan nilai titik potong kadar VCAM-1 sebesar 805,25 ng/ml dengan sensitivitas 93,3% dan spesifisitas 82,4%.Terdapat perbedaan yang bermakna pada hitung jenis basofil (p<0,05), eosinofil (p<0,001), neutrofil (p<0,05) dan monosit (p<0,001) antara kelompok preeklampsia dan kelompok kontrol. Hanya pada hitung jenis limfosit tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan preeklampsia dengan p>0,05.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar VCAM- 1 dan jumlah lekosit antara kelompok kontrol dibandingkan kelompok preeklampsia Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar VCAM-1 dan jumlah lekosit dengan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sedang. Peningkatan jumlah lekosit dapat dipertimbangkan sebagai parameter perburukan preeklampsia, namun masih perlu dicari nilai prognostik titik potong jumlah lekosit sebagai prediktor perburukan preeklampsia dengan penelitian lebih lanjut.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Sakti Nanda Berguna
"Latar Belakang: Hipertensi pada kehamilan diketahui menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Banyak faktor yang memengaruhi, diantaranya asam urat, walau masih banyak perdebatan diantara para ahli. Peneliti ingin mengetahui hubungan luaran ibu dan bayi dengan kadar asam urat darah ibu pada kehamilan dengan gangguan hipertensi.
Metode: Studi analitik observasional dengan desain potong lintang. Subjek adalah ibu hamil dengan gangguan hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, periode Januari 2014 sampai Desember 2018. Luaran ibu adalah tingkat keparahan gangguan hipertensi pada kehamilan dan derajat hipertensi. Luaran bayi adalah usia gestasi saat kelahiran, berat badan lahir bayi berdasarkan kurva Lubchenco dan skor APGAR menit pertama. Hubungan luaran ibu dan bayi dengan kadar asam urat darah ibu diketahui dengan uji Kruskal Willis dan Mann Whitney.
Hasil: Sebanyak 704 subjek memenuhi kriteria penelitian dari 880 pasien ibu hamil dengan gangguan hipertensi. Didapatkan perbedaan bermakna kadar asam urat darah ibu (p<0,001) antarkelompok keparahan gangguan hipertensi pada kehamilan (preeklamsia gejala berat 5,7 (2,2–16,0) mg/dL, preeklamsia tanpa gejala berat 5,18 + 1,54 mg/dL, dan hipertensi kronik/hipertensi dalam kehamilan 4,8 (2,2-8,0) mg/dL). Didapatkan perbedaan bermakna kadar asam urat darah ibu antarkelompok derajat hipertensi (hipertensi derajat I 4,8 (2,2–8,0) mg/dL, hipertensi derajat II 5,7 (2,2–16,0) mg/dL, dan krisis hipertensi 5,4 (2,6–9,8) mg/dL). Kelompok usia gestasi aterm saat kelahiran menunjukkan kadar asam urat darah ibu 5,0 (2,2–9,8) mg/dL, lebih rendah bermakna (p<0,001) dibandingkan usia gestasi preterm saat kelahiran 6,3 (2,7–16) mg/dL. Tidak didapatkan perbedaan bermakna antarkelompok berat lahir bayi maupun skor APGAR menit pertama.
Simpulan: Didapatkan hubungan bermakna antara luaran ibu yaitu tingkat keparahan gangguan hipertensi dan derajat hipertensi, dan luaran bayi yaitu usia gestasi saat kelahiran, dengan kadar asam urat darah ibu. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara berat badan lahir bayi dan skor APGAR menit pertama, dengan kadar asam urat darah ibu.

Background: Hypertensive disorders in pregnancy is known to cause maternal and perinatal morbidity and mortality. Many factors influence, including uric acid, although there is still a lot of debate among experts. This study aims to find out the relationship between mother and baby outcomes with mother’s uric acid level, in pregnancy with hypertensive disorders.
Method: Observational analytic study with cross sectional design. Subjects were pregnant women with hypertensive disorders at Persahabatan General Hospital, from January 2014 to December 2018. Maternal outcomes were the severity of hypertensive disorders in pregnancy and the degree of hypertension. The perinatal outcomes were the gestational age at birth, the baby's birth weight based on the Lubchenco curve, and the first minute APGAR score. The relationship between maternal and perinatal outcome and maternal blood uric acid levels was questioned by the Kruskal Willis and Mann Whitney test.
Result: A total of 704 subjects met the criteria of the study of 880 pregnant women with hypertensive disorders. There were significant differences of maternal blood uric acid level (p <0.001) between groups of severity of hypertension (preeclampsia with severe features 5.7 (2.2–16.0) mg/dL, preeclampsia without severe features 5.18 + 1.54 mg/dL, and chronic hypertension / gestational hypertension 4.8 (2.2-8.0 mg/dL). There was a significant difference in maternal blood uric acid level between groups of hypertension stage (hypertension stage I 4.8 (2.2–8.0) mg/dL, hypertension stage II 5.7 (2.2–16.0) mg/dL, and a hypertensive crisis 5.4 (2.6–9.8) mg / dL). The group of term gestational age at birth showed maternal blood uric acid level 5.0 (2.2–9.8) mg/dL, significantly lower (p <0.001) than preterm gestational age at birth 6.3 (2.7–7). 16) mg/dL. There were no significant differences between groups of birth weight and first minute APGAR scores.
Conclusion: There is a relationship between maternal outcomes (the severity of hypertensive disorders and the degree of hypertension) and perinatal outcomes (gestational age at birth) with maternal blood uric acid level. There is no relationship between birth weight and first minute APGAR score with maternal blood uric acid level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library