Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Ticha Deviasi Setiawan
"Indonesia mengalami peningkatan urbanisasi dari wilayah perdesaan hingga perkotaan. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk yang merantau di perkotaan, baik itu untuk menimba ilmu maupun bekerja. Dampak dari urbanisasi ini salah satunya yaitu padatnya penduduk yang tinggal di perkotaan. Namun, jumlah rumah tinggal terjangkau dan layak huni masih kurang seimbang dengan kebutuhan rumah tinggal masyarakatnya. Oleh karena itu, diperlukan inovasi hunian yang tepat bagi masyarakat yaitu dengan meperbanyak bangunan Co-Living. Co – living atau communal living merupakan konsep hunian berbasis komunitas yang mengakomodasikan tiga atau lebih orang di unit tempat tinggal yang sama. Konsep ini dianggap cocok dengan kalangan milenial atau para perantau karena harganya yang lebih terjangkau dan adanya komunitas. Co – living dapat menjadi hunian bagi komunitas yang identik, dengan terbentuknya interaksi antar sesama penghuni maka akan menciptakan hubungan antar penghuni menjadi lebih akrab dan bermakna.
Indonesia is experiencing increasing urbanization from rural to urban areas. This increase was due to the increasing number of residents migrating to urban areas, either to gain knowledge or to work. One of the impacts of urbanization is the dense population living in urban areas. However, the number of affordable and livable houses is still not balanced with the housing needs of the people. Therefore, the right residential innovation is needed for the community, namely by increasing the number of Co-Living buildings. Co-living or communal living is a community-based residential concept that accommodates three or more people in the same living unit. This concept is considered suitable for millennials or immigrants because the price is more affordable and there is a community. Co-living can be a residence for identical communities, with the formation of interactions between fellow residents it will create a more intimate and meaningful relationship between residents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Pranindiska Nurlistyo Naistana
"Hidup bersama orang tua atau mertua adalah hal yang umum di Indonesia dan memengaruhi partisipasi kerja perempuan yang cenderung lebih banyak terlibat dalam pekerjaan rumah tangga dan perawatan dibandingkan laki-laki. Kehadiran orang tua/mertua di rumah tangga memberikan spillover dan crowding out effect pada partisipasi kerja perempuan menikah. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui Teori Produksi Rumah Tangga Becker. Penelitian ini menggunakan data Susenas Tahun 2022, dan metode logistik biner serta multinomial logistik, menemukan bahwa hidup bersama orang tua/mertua meningkatkan peluang perempuan menikah untuk bekerja, bekerja di sektor formal, dan memiliki jam kerja yang panjang. Namun, hidup bersama orang tua/mertua yang membutuhkan perawatan menurunkan peluang bekerja, bekerja di sektor formal, dan mengurangi jam kerja mereka.
Living with parents or in-laws is common in Indonesia and affects women's labor force participation, as women tend to be more involved in household chores and caregiving compared to men. The presence of parents/in-laws in the household creates spillover and crowding out effects on the labor force participation of married women. This phenomenon can be explained through Becker's Household Production Theory. Using data from the 2022 Susenas and employing binary logistic and multinomial logistic methods, this study finds that living with parents/in-laws increases the likelihood of married women working, working in the formal sector, and having excessive working hours. However, living with parents/in-laws who require care decreases the likelihood of working, working in the formal sector, and reduces their working hours."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library