Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mangara
"Latar Belakang: Penggunaan peralatan pelindung diri (PPE) dalam jangka panjang oleh tenaga kesehatan selama pandemi Covid-19 telah menimbulkan kekhawatiran tentang munculnya gejala stres panas. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara durasi penggunaan PPE dan munculnya gejala stres panas pada tenaga kesehatan di Indonesia.
Metode: Penelitian potong lintang ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan melalui studi potong lintang oleh Departemen Kesehatan Kerja Universitas Indonesia. Kuesioner disebarkan kepada tenaga kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia untuk menentukan prevalensi gejala terkait panas dan menguji hubungannya dengan durasi penggunaan PPE. Dari tiga ratus lima puluh enam partisipan (n=356), tiga ratus sepuluh partisipan memenuhi kriteria untuk analisis lebih lanjut (n=310).
Hasil: Sebagian besar responden mengalami gejala stres panas sedang hingga berat, dengan haus (n= 61,0%) dan kelelahan (n=44,5%) menjadi yang paling umum. Nilai p kurang dari 0,05 menunjukkan signifikansi statistik. analisis multivariat menunjukkan bahwa hanya usia (p=<0,001) dan level PPE 2 (p=<0,010) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap gejala-gejala ini. Faktor-faktor lain, seperti durasi penggunaan PPE (p=0,548), jenis kelamin (p=0,397), pekerjaan (p=0,521), bahan jubah (p=0,742), bekerja di ruangan ber-AC (p=0,383), melepaskan PPE selama istirahat (p=1,000), dan memiliki area istirahat khusus (p=0,112), tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.
Kesimpulan: Penting bagi institusi layanan kesehatan untuk menerapkan tindakan pencegahan, menyediakan APD yang sesuai, memastikan akses ke tempat istirahat yang ditunjuk, dan mempertimbangkan usia,penyakit penyerta, dan kebutuhan individu petugas layanan kesehatan untuk meminimalkan risiko tekanan panas. Pemantauan dan penilaian paparan panas secara berkala dengan Menentukan ISBB dengan Menambahkan Faktor Penyesuaian Pakaian untuk Menentukan Tingkat Kerja Metabolik Efektif dengan mempertimbangkan Nilai Ambang Batas atau Batas Tindakan untuk Paparan Stres Panas untuk mencegah gejala stres panas di antara petugas kesehatan juga disarankan untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan mereka selama kondisi kerja yang panas. Penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk membahas pengukuran objektif, desain longitudinal, dan studi intervensi untuk lebih memahami dan mengurangi tekanan panas dalam pengaturan perawatan kesehatan.

Introduction: The prolonged use of personal protective equipment (PPE) among healthcare workers during the Covid-19 pandemic has raised concerns about the occurrence of heat stress symptoms. This study aims to investigate the relationship between the duration of PPE usage and the occurrence of heat stress symptoms among healthcare workers in Indonesia.
Methods: This cross-sectional study used secondary data collected through a cross-sectional study by the Department of Occupational Health, University of Indonesia. Questionnaires were distributed to health workers in various health facilities in Indonesia to determine the prevalence of heat-related symptoms and examine the relationship with the duration of PPE use. Out of three hundred and fifty-six participants (n=356), three hundred and ten participants met the criteria for further analysis (n=310).
Results: Most of the respondents experienced moderate to severe symptoms of heat stress, with thirst (n= 61.0%) and fatigue (n=44.5%) being the most common. A p value of less than 0.05 indicates statistical significance. multivariate analysis showed that only age (p=<0.001) and PPE level 2 (p=<0.010) had a significant effect on these symptoms. Other factors, such as duration of use of PPE (p=0.548), gender (p=0.397), occupation (p=0.521), robe material (p=0.742), working in an air-conditioned room (p=0.383), releasing PPE during rest (p=1.000), and having a specific resting area (p=0.112), did not show a significant relationship.
Conclusion: It is crucial for healthcare institutions to implement preventive measures, provide suitable PPE, ensure access to designated rest areas, and consider the age, underlying disease and individual needs of healthcare workers to minimize the risk of heat stress. Regular monitoring and assessment of heat exposure by Determine WBGT Add with Clothing Adjustment Factor (CAF) to Determine WBGT Effective Metabolic Work Rates and consider the Threshold Limit Value or Action Limit for Heat Stress Exposure in order to prevent heat stress symptoms among healthcare workers are also recommended to ensure their health and well-being during hot working conditions. Further research is recommended to address objective measurements, longitudinal designs, and intervention studies to better understand and mitigate heat stress in healthcare settings.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Nur Salsabilla Wibowo
"Selama pandemi COVID-19 pada tahun 2021, alat perlindungan diri (APD) digunakan secara ekstensif untuk melindungi tenaga medis dari virus. Namun, penggunaan APD yang sering dan dalam waktu lama dapat menyebabkan tekanan panas, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan, keselamatan, dan kinerja. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk menyelidiki hubungan antara penggunaan APD dan tekanan panas. Analisis retrospektif ini menggunakan data dari 308 tenaga kesehatan di 14 provinsi di Indonesia selama pandemi COVID-19 (Agustus 2021-Januari 2022). Penelitian ini berfokus pada hubungan antara gejala stres akibat panas dengan frekuensi dan durasi penggunaan APD, yang dijelaskan dengan p-value dari Chi-square atau Fisher exact test. Dehidrasi secara signifikan terkait dengan frekuensi penggunaan APD (p = 0,029), sementara kelelahan (p = 0,004), keinginan untuk kembali ke zona nyaman (p = 0,03), dan gejala lainnya (p = 0,011) secara signifikan terkait dengan durasi penggunaan APD. Namun, gejala-gejala seperti sakit kepala, pusing, haus, muntah, berkeringat, dan kesulitan bernapas tidak menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik dengan frekuensi atau durasi penggunaan APD. Temuan ini menyoroti pentingnya mengontrol lama penggunaan APD untuk mengurangi efek-efek ini.

Throughout the COVID-19 pandemic in 2021, personal protection equipment (PPE) was extensively utilized to safeguard medical personnel from virus. However, frequent and extended use of PPE can cause heat stress, which can have a detrimental impact on wellbeing, safety, and performance. Therefore, this study intends to investigate the relationship between the use of PPE and heat stress. This retrospective analysis uses data from 308 healthcare professionals in 14 provinces in Indonesia during the COVID-19 pandemic (August 2021–January 2022). The investigation concentrated on the relationship between symptoms of heat stress and the frequency and duration of PPE use, which is explained by p-value from Chi-square or Fisher exact test. Dehydration was significantly linked to the frequency of PPE use (p = 0.029), while exhaustion (p = 0.004), wanting to go to a comfort zone (p = 0.03), and other symptoms (p = 0.011) were significantly associated with the duration of PPE use. However, symptoms such as headache, dizziness, thirst, vomiting, sweating, and breathing difficulty showed no statistically significant associations with either frequency or duration of PPE usage. These findings highlight the significance of controlling the length of PPE use in order to lessen these effects."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library