Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachel Septiani
"ABSTRAK
Penderita gagal ginjal kronik terus meningkat seiring dengan gaya hidup yang kurang baik, penyakit menahun dan angkatan berusia lanjut. Asuransi nasional BPJS memberikan harapan bagi pasien serta meningkatkan perkembangan industri hemodialisis. Kunci kesuksesan pengelolaan sarana hemodialisis yaitu perbaikan berkelanjutan serta kualitas sumber daya manusianya agar berkembang menjadi sarana yang berkualitas dan banyak tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Penelitian ini menganalisis perbedaan antara harapan ekspektasi dan persepsi pasien dari kualitas layanan. SERVQUAL dijabarkan dalam 5 fitur: tangibles, reability, responsiveness, assurance dan empathy. Lima gap dalam conceptual model Service Quality yang dikemukakan dalam buku Delivering Service Quality oleh Zeithaml, Parasuraman dan Berry juga dibahas agar gap tersebut dapat diperkecil sebagai cara meningkatkan kepuasan pelanggan. Perbaikan dilakukan setelah mengetahui fitur mana yang harusnya diperbaiki menggunakan metode Six Sigma yang diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas dan kepuasan pasien disemua aspek, dimana persepsi sama atau lebih dari yang diharapkannya.Penelitian dilakukan pada 171 pasien yang tersebar di 15 sarana hemodialisis Jabodetabek dan Jawa Tengah. Hasil yang didapat adalah terdapat perbedaan pada keempat dimensi pertama kecuali dimensi empathy. Kualitas layanan yang baik akan mempertahankan bahkan menambah jumlah pasien untuk menjaga keberlangsungan operasional dari banyaknya kompetitor dengan harga yang ceteris paribus reimbursement BPJS yang bersifat flat rate .

ABSTRACT
Patients of chronic renal failure continue to rise, exacerbated by poor lifestyle, chronic diseases and elderly generation. National insurance BPJS gives hopes to patients as well as stimulating the growth of hemodialysis industry. The key to the good hemodialysis facilities management system lies mainly on continuous improvement and the quality of its service human resource to develop quality and network of facilities that are widely spread throughout Indonesia. This study will examine the differences between patient rsquo s expectations and perceptions of service quality. SERVQUAL as described in the 5 features tangibles, reability, responsiveness, assurance and empathy. Five gaps in the conceptual model of Service Quality presented in Delivering Service Quality book by Zeithaml, Parasuraman and Berry are also discussed so that the gap can be minimized as a way of increasing customer satisfaction. Service quality improvement after knowing which features should be fixed, can be done with Six Sigma method which is expected to improve profitability and patient satisfaction in all aspects, when the perception is equal or more than expected.The study was conducted on 171 patients spread across 15 hemodialysis facilities in Jabodetabek and Central Java. The result is there are differences in the first four dimensions except the empathy. Maintaining and even increasing incoming patients due to high satisfaction rate will maintain the operational continuity in the middle of competitors with ceteris paribus price reimbursement BPJS which yielding flat rate revenue ."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferren Nathania Kosimwidjaja
"Laporan magang ini ditujukan untuk mengevaluasi tes substantif yang dilakukan terhadap akun kas dan setara kas PT. CC Tbk. PT. CC Tbk adalah sebuah perusahaan yang menyediakan pelayanan kesehatan, dan sudah mempunyai peran signifikan dalam industri tersebut. Tes substantif yang dibahas dalam laporan magang adalah secara spesifik konfirmasi bank, rekonsiliasi bank, prosedur cut-off, dan audit terhadap deposito berjangka. Laporang magang ini membahas bagaimana setiap prosedur dilaksanakan, asersi yang disampaikan, dan apakah prosedur tersebut sudah sesuai dengan standar audit yang ada. Di laporang magang ini, dapat disimpulkan bahwa prosedur yang dilakukan untuk tes substantif sudah sesuai dengan peraturan dan regulasi yang adadan teori tes substantif untuk akun kas dan setara kas. Laporan magang ini juga membahas refleksi diri atas beberapa aktivitas magang yang dijalani. Refleksi diri berisi deskripsi atas aktivitas magang, perasaan saat aktivitas itu berlangsung, dan analisis mengapa aktivitas terjadi.

This internship report is aimed to evaluate substantive tests done on the cash and cash equivalent accounts of PT. CC Tbk. PT CC Tbk is a public company that focuses on the healthcare service industry and has a significant role in the industry. The substantive procedures that this internship report discusses are specifically bank confirmations, bank reconciliations, cut-off procedures, and the audit of time deposits. This internship report discusses how each procedure is carried out, what assertions each procedure addresses, and whether each procedure has aligned to the prevailing auditing standards. It can be concluded that the substantive test procedures have aligned with regulations and the theory about substantive procedures in the cash and cash equivalent account. Furthermore, this report includes a process of self-reflection of all the events that happened during the internship period. Self-reflection includes an extensive explanation of the events that happened during the period, feelings and thoughts about said activities, and an analysis of why such activities happened."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Thaher
"Rendahnya jumlah operasi katarak di Puskesmas binaan Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) dapat dilihat dari data 5 tahun terakhir yang memperlihatkan bahwa jumlah operasi hanya sebanyak 47 operasi setahun, untuk itu perlu diteliti mengapa penderita katarak tidak memanfaatkan fasilitas operasi katarak yang telah disediakan di Puskesmas.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: persepsi penderita terhadap penyakit dan pengobatan, persepsi penderita terhadap pelayanan kesehatan, faktor jarak tempat pelayanan kerumah, faktor biaya operasi katarak, faktor kebutuhan yang dirasakan penderita dan pemanfaatan pelayanan operasi katarak di Puskesmas.
Penelitian ini dilakukan di 3 Puskesmann yaitu: Puskesmas Lubuk Alung, Sicincin dan Tarusan. Sebagai informan adalah penderita katarak yang sudah seharusnya di operasi dan penderita katarak yang sudah di operasi tetapi tidak memanfaatkan pelayanan operasi katarak yang ada di Puskesmas, penelitian ini juga melibatkan Kepala Puskesmas dan perawat Puskesmas.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Informan terdiri dari 11 orang penderita katarak, 2 orang diantaranya telah dioperasi di tempat lain.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
1. Hampir semua informan tidak mengetahui penyebab timbulnya katarak, tetapi semua informan tahu pengobatan katarak dan akibat jika tidak dioperasi.
2. Sebagian besar informan mengetahui bahwa di Puskesmas ada pelayanan operasi katarak dengan kualitas cukup baik.
3. Hampir semua informan mengatakan bahwa jarak ketempat pelayanan dari rumah dekat dan tidak menjadi hambatan.
4. Sebagian besar informan tidak tahu berapa biaya operasi katarak, mereka ada yang mempermasalahkan dan ada yang tidak mempermasalahkan sesuai dengan kesanggupan mereka.
5. Semua informan sangat menginginkan agar mata mereka yang buta dapat melihat kembali.
6. Sebagian besar informan keluarganya berobat ke Puskesmas dan sebagian besar mereka pemah berobat ke Puskesmas. Alasan mereka tidak memanfaatkan pelayanan operasi katarak yang tersedia di Puskesmas adalah karena takut operasi dan tidak ada biaya.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: hambatan utama yang dihadapi informan adalah rasa takut operasi dan tidak ada biaya untuk operasi. Untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan operasi katarak dimasa datang, maka diperlukan penyebarluasan informasi, agar semua masyarakat mengetahui bahwa di Puskesmas ada pelayanan operasi katarak. Penyuluhan yang terus menerus tentang penyakit katarak serta memberikan informasi yang rinci tentang biaya operasi katarak. Untuk mengatasi hambatan biaya diharapkan subsidi dari pemerintah daerah bagi masyarakat yang tidak mampu.

The Analysis of Cataract Patients Behavior Who Didn't Utilize the Cataract Surgery Facility at Puskesmas Lubuk Alung, Sicincin and Tarusan, West Sumatera Province, 2000Low number of cataract surgery in Community Health Center (Puskesmas) cultivated by Community Eye Care Institution (BKMM) can be seen from last 5 years data which showed numbers of surgery only 47 a year, it need to take investigated the reason why cataract patients does not utilize cataract surgery service facility at the Puskesmas.
This research objective is to gather information about patients perceptions to the disease and its therapy, healthcare service, distance factor, surgery cost factor, perceived need by the patients and the utilization of the cataract surgery service at the Puskesmas.
This research done in 3 Community Health Center such as Lubuk Alung, Sicincin and Tarusan. The informant is a cataract patient that actually has to be operated and already operated but did not take cataract surgery service at the Puskesmas, This research also involve the Head and nurses of the Puskesmas.
This research used qualitative research design with in depth interview technical to compile data. Informant consist of 11 cataract patients which 2 of them already surgery at the other health service.
The result showed:
1. Almost all informants do not know why they get cataract, but all informants know how to deal with the sickness and its consequence if they ignore the sickness.
2. There are major of informant know that there is good quality of cataract surgery service at the Puskesmas.
3. Almost all informants stated no problem with the distance between house and Puskesmas.
4. There are major of informant does not know the cataract surgery cost and the take it as problem according the ability.
5. All informants really want to use their blind eyes like before again.
6. There are major of informant take the Puskesmas treatment.
The reason why their does not utilize cataract surgery service at the Puskesmas because they fear with surgery and the cost does not available.
The conclusion of this research is cost and fear feeling to have surgery make them avoiding to utilize the service. To increase the utilization of the cataract surgery service at the Puskesmas in the future, there is necessary to socialize information so that community knows there is cataract surgery service at the Puskesmas. Continue extension about cataract disease and detail information about the surgery cost has to be taken. And of course there are expectations of government subsidy for the poverty community.
"
2001
T9366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suvonalya
"

ABSTRAK

Suvonalya
Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit
Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan Instalasi Rawat Jalan RSUD Budhi Asih
Dengan Pendekatan Kriteria Malcolm Baldridge Tahun 2018
Mutu pelayanan kesehatan menjadi hal penting dalam organisasi pelayanan
kesehatan sehingga mendorong setiap organisasi pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil dari survey kepuasan
masyarakat terhadap instalasi pelayanan RSUD Budhi Asih pada tahun 2014-2017
didapatkan ada kesenjangan (gap) antara harapan konsumen dengan mutu pelayanan di
instalasi rawat jalan RSBA sehingga perlu dilakukan peningkatan kinerja di semua unsurunsur
pelayanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mutu
pelayanan kesehatan instalasi rawat jalan di RSBA dengan menggunakan pendekatan
kriteria malcolm baldridge. Metode penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif
dengan studi crosssectional gabungan kualitatif dan kuantitatif (mix method). Penelitian
dilakukan di instalasi rawat jalan RSBA pada bulan November-Desember Tahun 2018
dengan jumlah sampel 130 dan jumlah informan 12 orang. Hasil didapatkan : Mutu
pelayanan kesehatan instalasi rawat jalan RSUD Budhi Asih secara umum adalah baik.
Ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pada
pelanggan, pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan, fokus pada tenaga kerja,
fokus pada operasi terhadap hasil yaitu mutu pelayanan kesehatan instalasi rawat jalan
RSBA dimana nilai p < 0.05 dan pada uji multivariat yang memiliki keeratan kuat adalah
perencanaan strategis dan fokus pada proses. Kualitas pelayanan kesehatan instalasi rawat
jalan RSBA perlu ditingkatkan, terutama fokus pada pelanggan, perencanaan strategis,
pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan dan hasil-hasil kinerja organisasi.
Komitmen dari seluruh elemen di rumah sakit sangat dibutuhkan. Pelayanan konsumen
dengan baik dan benar, tindakan medis yang tepat sesuai dengan standar operasional
prosedur, pelayanan prima dan upaya untuk memenuhi kelengkapan sarana prasarana
rumah sakit adalah hal penting yang harus dilakukan oleh RSBA untuk peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit.
Kata kunci: kualitas mutu pelayanan kesehatan, manajemen, evaluasi kinerja, rumah
sakit, instalasi rawat jalan, kriteria malcolm baldridge.


ABSTRACT

Suvonalya
Study Program Hospital Administration
The Analysis Of Healthcare Service Quality Of The Outpatient Department At
Budhi Asih Hospital Using The Malcolm Baldridge Criteria Approach In 2018
The healthcare service quality is crucial in the healthcare service organization to
encourage every healthcare service organization to improve their healthcare service
quality. Based on the results of the community satisfaction survey on RSBA service
department in 2014-2017, there was a gap between consumers’ expectations and the
service quality of the outpatient department of RSBA, thus, it is necessary for them to
improve the performance of all service elements. Purposes: To identify the description of
the service quality of outpatient department in RSBA using the criteria of malcolm
baldridge. Method of this research was a descriptive analytical study with cross-sectional
study combined with qualitative and quantitative approaches (mix method). Based on the
result analysis it was found that : In general, the quality of outpatient health services at
the Budhi Asih Hospital is good. There was a significatt influence among leadership,
strategic planning, focus on customer, analysis measurement and knowledge
management, focus on the workforce, and last focus on operations and focus on the
service quality of outpatient department of RSBA with p-value of < 0.05 and in
multivariate tests, the factors that had strong closeness were the strategic planning and
the process focus. Conclusion: The Healthcare service quality of the outpatient
department of RSBA needed improvement, especially Customer Focus, Strategic
Planning, Measurement, Analysis and Management of Knowledge and Results of
Organizational Performance. The commitment of all elements in the hospital was
required. The well and correct service customers, appropriate to the medical treatment
according to the standard operating procedures, the excellent service and the effort to
meet the completeness of the hospital infrastructure were important aspects that should
be undergone by RSBA to improve the hospital’s service quality.
Keywords: healthcare service quality, management, performance evaluation, hospital,
outpatient department, malcolm baldridge criteria.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dira Lukie Wardhani
"Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Akibat adanya ketidakseimbangan dari jumlah tenaga medis dan sarana kesehatan di provinsi di Indonesia, pelayanan kesehatan antar provinsi di Indonesia menjadi tidak merata.
Penelitian ini menganalisis dampak dari ketersediaan tenaga medis dan sarana kesehatan terhadap peningkatan PDRB sektor jasa kesehatan di Indonesia dengan menggunakan data panel dari 27 provinsi periode 2010-2013.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tenaga medis (dokter di Rumah Sakit dan Puskesmas) serta sarana kesehatan (Rumah Sakit dan Puskesmas) berdampak terhadap peningkatan PDRB sektor jasa kesehatan. Ternyata jumlah tenaga medis dan sarana kesehatan di Pulau Jawa (Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten) tidak lebih baik daripada provinsi lain di luar Pulau Jawa. Sehingga selain penambahan di luar Jawa, penambahan di Pulau Jawa sendiri perlu dilakukan.

Economic condition is one of the aspect to measure the success of a country development. Because of the insufficient number of doctors and health facilities between the provinces in Indonesia, there are inequalities of health care in Indonesia.
This study analyzes the impact of the availability of health workers and health facilities on improvement of the health sector GDRP in Indonesia using panel data of 27 provinces in Indonesia within 2010-2013 period.
The result of this study conclude that health workers (doctors in hospitals and Puskesmas) and health facilities (hospitals and Puskesmas) are able to improve the health sector GDRP. Surprisingly, the health workers and health facilities in Java area (Central Java, East Java, West Java and Banten) have no better condition compared to other provinces outside Java. Therefore, the decision of adding health workers and health facilities not only important outside Java area, but also important in Java area.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsaday Putri Iswahyudi
"ABSTRAK
Praktik Kerja Profesi di Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat Periode Bulan Maret Tahun 2017Elsaday Putri Iswahyudi, Ramayanti, Nanda Asyura RizkyaniFakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, Indonesiaelsadayputri@gmail.comABSTRAKPraktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Tambora dilaksanakan pada tanggal 2 ndash; 27 Maret 2017. Tujuan pelaksanaan praktik kerja profesi ini adalah agar mahasiswa program studi Apoteker mampu memahami peran, tugas, dan tanggung jawab Apoteker di Puskesmas sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan farmasi, diharapkan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman mahasiswa untuk melakukan praktik kefarmasian di Puskesmas, serta dapat memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian. Dalam pelaksanaan praktik kerja profesi mahasiswa dapat memahami kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, pelayanan farmasi klinis dan membantu memberikan ide untuk penyelesaian masalah praktik kefarmasian di Puskesmas.

ABSTRACT
Apothecary Profession Internship Program at Primary Healthcare Service of Tambora Subdistrict, West Jakarta on March 2017Elsaday Putri Iswahyudi, Ramayanti, Nanda Asyura RizkyaniFakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, IndonesiaABSTRACTApothecary Profession Internship Program in Tambora Subdistrict Primary Healthcare Service was held on March 2nd to March 27th 2017. The aim of this internship program are to make Pharmacist student understand the role, duties and responsibilities of clinical Pharmacist at Primary Healthcare Service according to the provisions and ethics of pharmaceutical care, expected to improve student rsquo s insight, knowledge, skills and experience in conducting pharmaceutical practices in Primary Healthcare Service, and students can find out the real pharmaceutical practice problems. In the implementations of this internship program, students can understand the activities of pharmaceutical management, clinical pharmacy service and contribute ideas for solving pharmaceutical practice problems in the Primary Healthcare Service."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Larasati
"ABSTRAK
Praktik Kerja Profesi di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat Periode Bulan Januari Tahun 2017Karina Larasati, Deny Hidayat Syamsurizal, Atika Wahyu PuspitasariFakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, Indonesiakarinalrst.apoteker@gmail.comABSTRAKPraktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dilaksanakan pada tanggal 9 ndash; 27 Januari 2017. Tujuan pelaksanaan praktik kerja profesi ini adalah agar mahasiswa program studi Apoteker mampu memahami peran, tugas, dan tanggung jawab Apoteker di Puskesmas sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan farmasi, diharapkan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman mahasiswa untuk melakukan praktik kefarmasian di Puskesmas, serta dapat memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian. Dalam pelaksanaan praktik kerja profesi mahasiswa dapat memahami kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, pelayanan farmasi klinis, dan membantu memberikan ide untuk penyelesaian masalah praktik kefarmasian di Puskesmas.Kata kunci: Puskesmas, standar pelayanan kefarmasian, pengelolaan sediaan farmasi, pelayanan farmasi klinis

ABSTRACT
Apothecary Profession Internship Program at Primary Healthcare Service of Cempaka Putih Subdistrict Central Jakarta on January 2017Karina Larasati, Deny Hidayat Syamsurizal, Atika Wahyu PuspitasariFakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, IndonesiaABSTRACTApothecary Profession Internship Program in Cempaka Putih Subdistrict Primary Healthcare Service was held on January 9th to January 27th 2017. The aim of this internship program are to make Pharmacist student understand the role, duties and responsibilities of clinical Pharmacist at Primary Healthcare Service according to the provisions and ethics of pharmaceutical care, expected to improve student rsquo s insight, knowledge, skills and experience in conducting pharmaceutical practices in Primary Healthcare Service, and students can find out the real pharmaceutical practice problems. In the implementations of this internship program, students can understand the activities of pharmaceutical management, clinical pharmacy service and contribute ideas for solving pharmaceutical practice problems in the Primary Healthcare Service"
2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library