Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
Suwega Drestantiarto
"Jaringan Mobile IPv6 mendukung perpindahan mobile node dari titik akses jaringan satu ke titik akses lain tanpa harus memutuskan koneksi. Pada jaringan mobile, perpindahan ini disebut handover yang dibedakan atas vertical handover dan horizontal handover. Untuk mengetahui performa jaringan dengan kedua jenis handover tersebut, dapat diukur beberapa parameter QoS seperti throughput, transfer time, dan delay. Dalam skripsi ini, aplikasi yang digunakan berupa File Transfer Protocol (FTP).
Hasil pengukuran membuktikan bahwa throughput mengalami penurunan sebesar 4,14% pada horizontal handover dan mengalami penurunan sebesar 26,25% pada vertical handover; transfer time bertambah sebesar 8,34% pada horizontal handover dan bertambah sebesar 41,49% pada vertical handover; delay bertambah sebesar 8,22% pada horizontal handover dan bertambah sebesar 41,05% pada vertical handover. Secara keseluruhan performa jaringan mobile IPv6 skenario horizontal handover lebih baik daripada vertical handover.
Mobile IPv6 network supports mobile nodes movement from one location to another within the network without having to disconnect. In mobile networking, the movement is called handover which is divided into vertical handover and horizontal handover. To determine the network performance with both types of handovers, we can measure several QoS parameters such as throughput, delay, and transfer time. In this final paper, application that is used is the File Transfer Protocol (FTP). Measurement results prove that the throughput decreased by 4.14 % in horizontal handover and decreased by 26.25 % in vertical handover; the transfer time increased by 8.34 percent in horizontal handover and increased by 41.49 % in vertical handover; the delay increased by 8.22 % in horizontal handover and increased by 41.05% in vertical handover. Overall, network performance of mobile IPv6 on horizontal handover scenario is better than the vertical handover."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43451
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ruri Kharisma
"Probabilitas bloking merupakan satu faktor penting untuk standar tingkat pelayanan dalam sistem radio mobil seluler. Dengan demikian perlu dipikirkan suatu cara untuk memperkecil kemungkinan terjadinya bloking panggilan handover dengan maksud memperbaiki nilai GOS (Grade Of Service) system. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara menyediakan sejumlah kanal cadangan yang khusus menangani panggilan handover.
Skripsi ini akan menganalisa jumlah kanal yang sudah disebutkan di atas dengan cara menghitung traffik perpindahan satu sel ke satu sel yang dikalikan dengan kecepatan.
Hasil akhir yang diperoleh memperlihatkan bahwa untuk parameter masukan sistem dengan tingkat mobilitas yang tinggi maka penerapan prioritas handover akan memberikan nilai GOS yang jauh lebih baik.
Blocking probability is an important factor for standard level of service in mobile cellular. There is a need to find a way to reduce the probability of handover blocking for improving Grade of Service value from a system. Reducing the probability of handover blocking can be implemented with providing backup channels for handling handover calls. This script will analyze how many channels need to be provided. Amount of channels can be calculated from moving traffic times by velocity of the traffic. Final result shows that there is an improvement in GOS value if we put a handover priority for high mobility system at certain input."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51120
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Novietasari Chisnariandini
"Perpindahan kanal / handover dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu topografi suatu wilayah, ukuran sel yang diduduki, kecepatan kendaraan pelanggan, dan waktu pendudukan kanal. Jika trafik suatu sel sangat padat dan kecepatan kendaraan pelanggan tinggi, proses handover bisa cepat terjadi. Untuk mengurangi kegagalan handover, transmisi data dan suara yang bisa dilakukan pada satu carrier harus dipisah menjadi dual carrier. Penambahan carrier baru sebesar 5 MHz khusus digunakan untuk layanan data digital (HSPA) saja.
Dari hasil perhitungan dan data yang diperoleh ditunjukkan bahwa penambahan carrier berhasil menurunkan drop call ratio sebesar 0,5-1,2 % dan meningkatkan throughput pengiriman data dari 512 Kbps menjadi 21 Mbps. Selain itu probabilitas bloking handover yang terjadi harus rendah, kurang dari 0.07 dan kapasitas trafik minimal 0.23 Erlang. Ditunjukkan pula bahwa intensitas trafik pengiriman data/video call pada sel sebesar 50 % (uplink) dan 75 % (downlink) dari total kapasitas sel.
Channel transfer/handover is influenced by several things, which are the topography of an area, the size of the occupied cell, vehicle speed subscribers, and channel occupation time. If a cell is very dense traffic and high-speed customers' vehicle, the process of handover can quickly occur. To reduce the handover failure, data and voice transmission can be done on a single carrier should be split into dual carrier. Addition of 5 MHz carrier in the amount specifically used for digital data services (HSPA) only. From the measurement report and data obtained indicated that the addition of carrier managed to reduce the drop call ratio from 0.5 % to 1.2 % and increase the throughput of data transmission from 512 Kbps to 21 Mbps. In addition, handover blocking probability that happens to be low, less than 0.07 and minimum traffic capacity is 0.23. It is also shown that the intensity of traffic data/video calls on the cell by 50% (uplink) and 75% (downlink) of the total cell capacity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51277
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ade Irma Putri Wani
"Dalam memberikan pelayanan keperawatan, perawat harus mampu berkomunikasi secara efektif. Komunikasi yang efektif dapat terlihat dari penerapan kegiatan conference yang berhubungan langsung dengan proses handover setiap pergantian shift dilakukan. Conference merupakan kegiatan diskusi yang membahas terkait kegiatan selama shift sebelum melakukan operan shift berikutnya yang dilakukan oleh clinical care manager, head nurse, primary nurse dan associate nurse. Jika pelaksanaan conference tidak dilakukan dengan baik, maka informasi yang didapatkan saat proses handover dapat menjadi tidak efektif. Handover yang efektif akan mendukung kesinambungan pengobatan maupun perawatan pasien. Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya komunikasi yang jelas dalam pemberian asuhan keperawatan, serta tim perawat akan sangat terbantu dalam memberikan perawatan yang optimal kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan conference terhadap proses handover di ruang rawat inap lantai X. Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 8 Mei sampai dengan 20 Mei 2024, dengan metode deskriptif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 12 orang, menggunakan teknik pengambilan sampel yakni total sampling. Pengumpulan data didapatkan melalui observasi dan wawancara. Setelah data didapatkan, terlihat bahwa perawat di ruangan masih perlu diberikan edukasi terkait pelaksanaan conference agar merasa terbiasa dan mau mampu melakukan conference setiap pergantian shift. Untuk itu diharapkan adanya pelaksanaan workshop MPKP dan roleplay MPKP yang dilakukan di setiap ruangan di rumah sakit, sehingga pelaksanaan kegiatan conference dapat diterapkan sesuai standar dan kebutuhan dari rumah sakit.
In providing nursing services, nurses must be able to communicate effectively. Effective communication can be seen from the implementation of conference activities which are directly related to the handover process at each shift change. A conference is a discussion activity that discusses activities during a shift before carrying out the next shift carried out by the clinical care manager, head nurse, primary nurse and associate nurse. If the conference is not carried out well, the information obtained during the handover process may become ineffective. Effective handover will support continuity of treatment and patient care. Therefore, clear communication is needed in providing nursing care, and the nursing team will be greatly helped in providing optimal care to patients. This research aims to analyze the implementation of the conference on the handover process in the inpatient room on floor X. This research was conducted from May 8 to May 20 2024, using descriptive methods. The sample in this study consisted of 12 people, using a sampling technique, namely total sampling. Data collection was obtained through observation and interviews. After the data was obtained, it was seen that the nurses in the room still needed to be given education regarding the implementation of conferences so that they felt used to it and were able to conduct conferences every shift change. For this reason, it is hoped that there will be MPKP workshops and MPKP roleplays carried out in every room in the hospital, so that the implementation of conference activities can be implemented according to the standards and needs of the hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Diah Setyaningsih
"Alih jaga pasien merupakan suatu proses interaktif yang meliputi peralihan informasispesifik dan tanggungjawab dari perawat pemberi alih jaga kepada perawat penerimapasien guna memastikan kelangsungan dan keamanan perawatan pasien. Keberhasilanperawatan meningkat seiring dengan keberhasilan alih jaga. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui hubungan faktor lingkungan kerja, perilaku aman dan pengawasandengan komunikasi alih jaga setelah dilakukan pelatihan prosedur alih jaga Situation,Background, Assesment, Recommendation yang merupakan prosedur alih jagaterstandar yang direkomendasikan oleh WHO. Penelitian menggunakan metodekuantitatif cross sectional dengan kuisioner. Subyek penelitian adalah seluruh perawatdan bidan yang ada di IGD, Instalasi Rawat Inap, ICU, NICU/PICU, VK dan OK. Hasilpenelitian kemudian dianalisis secara statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwaperawat dan bidan di IGD RS Ummi Bogor sudah memiliki kesadaran pentingnyakomunikasi alih jaga dalam perawatan yang bermuara pada patient safety, meskipunbelum terlihat secara keseluruhan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Hasil penelitianjuga menunjukkan hubungan situasi lingkungan kerja, perilaku aman dan pengawasandengan komunikasi alih jaga berpola positif artinya semakin baik situasi lingkungankerja, perilaku aman dan pengawasan semakin baik komunikasi alih jaga, denganperilaku aman sebagai factor yang memiliki pengaruh paling kuat.
Handover is an interactive process of transferring specific information and responsibility from one caregiver to another for the purpose of ensuring the continuity and safety of patient's care. The success of patient treatment increase with the success of handover. The aim of this study is to know that work environment, safety behavior and supervision have relationship with handover communication after nurses and midwifes got training Situation, Background, Assesment, Recommendation handover procedure. This procedur is a standardized procedure that recommended by WHO. The study used quantitative cross sectional by validated questionnaire. The research's subjects are all nurses and midwifes in Emergency Department, Inpatient Unit, ICU, NICU PICU, Delivery Unit and Operating Room. The results was statistic analized and showed that nurses and midwifes in Emergency Department Ummi Hospital in Bogorhave awareness about the importance of communication during handover, although its haven rsquo t yet implementing in all daily duty activity. The results also showed that work environment, safety behavior and supervision have positif pattern with handover communication, that means better work environment, safety behavior and supervision will make better handover communication, and safety behavior has biggest influence forhandover communication."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49833
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Mellawani
"
ABSTRAKPelaksanaan bedside handover oleh perawat di rumah sakit belum sesuai SOP, kurang efektif dan dan belum konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan perilaku caring perawat dengan pelaksanan bedside handover antar shift. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional pada 153 perawat pelaksana yang bekerja di rumah sakit dengan menggunakan kuesioner Handover Evaluaton Scale HES dan Measuring of Nurse Caring Behavior MNCB . Data dianalisis dengan uji korelasi pearson. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan perilaku caring perawat dengan pelaksanan bedside handover p < 0,001 dengan r = 0,537. Melalui bedside handover interaksi perawat dengan pasien meningkat, pasien dan keluarga berpeluang untuk terlibat dalam proses perawatan pasien. Interaksi yang dilakukan perawat dalam serah terima merupakan salah satu bentuk perilaku caring perawat terhadap pasien. Manajer keperawatan diharapkan dapat meningkatkan perilaku caring perawat dan pelaksanaa bedside handover dengan menyediakan SPO yang komprehensif, membuat program khusus untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan perawat pelaksana, melakukan sosialisasi dan pelatihan, melakukan bimbingan dan evaluasi, serta pemberian sanksi atau reward yang dapat memfasilitasi pelaksanan bedside handover dan caring.
ABSTRACT The implementation of bedside handover by nurses in hospital has not been in accordance with SOP, is less effective and is not yet consistent. This study aims to identify the relationship between nurses rsquo caring behavior and the implementation of Inter shifts bedside handover. This study used a cross sectional design on 153 nurses who worked in hospitals using Handover Evaluation Scale HES and Measuring of Nurse Caring Behavior MNCB questionnaires. Data were analyzed by pearson correlation test. The result of the research shows that the caring behavior of nurse and the implementation of bedside handover p "
2018
T51463
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Alya Ishfahanie
"Penggunaan metode komunikasi dalam pelaksanaan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X mengacu pada SOP yang berlaku yaitu komunikasi SBAR dalam format SOAP. Hasil karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis penerapan K-ISBAR
tool dalam pelaksanaan
handover di ruang rawat inap Rumah Sakit X. Metode penulisan yang digunakan pada karya tulis ini yaitu
case report dengan hasil analisis yang didapatkan dari observasi, wawancara, dan telusur dokumen. Hasil analisis pada karya tulis ini menunjukkan bahwa penyampaian informasi dalam pelaksanaan handover belum efektif sehingga diterapkan
evidence-based practice berupa metode komunikasi K-ISBAR. Hal ini berkaitan dengan fungsi pengarahan dan peran interpersonal pada
head nurse dan
primary nurse yang belum optimal. Evaluasi penerapan komunikasi K-ISBAR masih belum maksimal. Hasil karya tulis ini merekomendasikan
head nurse dan
primary nurse untuk melakukan pengarahan dalam bentuk adaptasi serta evaluasi penerapan metode komunikasi yang terstruktur dalam pelaksanaan
handover.
Communication method that used during handover in inpatient room at X hospital refers to the SOP, which is SBAR communication in the SOAP format. This study aims to analyze the implementation of K-ISBAR tool during handovers in inpatient rooms at X Hospital. Case report research with the result of the analysis obtained through observations, interviews, and document research method. The results of the analysis in this paper show that the delivery of information in the handover implementation has not been effective so that evidence-based practice is applied in the form of the K-ISBAR communication method. This is related to the function of directing and interpersonal roles in the head nurse and primary nurse which are not optimal. Evaluation of the application of K-ISBAR communication is still not optimal. It is recommended for head nurse and primary nurse to conduct briefings in the form of adaptation and evaluation of the application of structured communication methods in carrying out handovers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Suryo Nuswardhono
"Kegagalan handover di area Jakarta sebagai studi kasus adalah sebesar 6 % s/d 9 %, Analisa kegagalan untuk menyelesaikan permasalahan dengan mengidentifikasi kemungkinan penyebab terjadinya kegagalan handover dan mencari solusinya.
Tesis ini membahas proses handover melalui kriteria handover, tingkatan prioritas, algoritma, hubungan antara level sinyal dengan daya terima dan daya pancar. Terdapat hubungan yang erat antara kegagalan handover dengan trafik, kapasitas radio dalam sel, interferensi. Interferensi merupakan kajian utama dalam tesis ini. Dengan mengambil solusi memperkecil daya pancar pada kanal yang menyebabkan interferensi.
Handover failure in Jakarta area is about 6 % to 9 %. Fault analysis for solved the problem by identification the most faulty. The first we briefly discuss handover process, the subject are handover criteria, priority level, algorithm., relationship between signal level & power level. They are closed relationship between the handover failure and traffic density, radio capacity in cell interference.From analysis view, it can be said that decrease power transmit, is a solution for overcome Interference fluent."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Leopold Linggar
"IEEE 802. 16e-2005 dikenal juga dengan Mobile WiMAX merupakan versi mobile dari spesifikasi WiMAX 802.16d-2004 yang dikembangkan untuk aplikasi fix WiMAX pada transmisi data koneksi Broadband Metropolitan Area Network (MAN). Mobile WiMAX memungkinkan user untuk mengakses layanan dalam keadaan bergerak sehingga memberikan ?kebebasan? kepada user dalam hal mobilitas. Keadaan dimana seorang user harus berganti base station yang melayaninya dikenal sebagai handover (HO), Handover menjamin keberlangsungan layanan nirkabel (wireless) ketika user bergerak menuju batas-batas sel.
Permasalahan pada Mobile WiMAX adalah prosedur handover yang lambat berdampak pada terganggunya proses transmisi data maupun suara terutama untuk real time application dan voice quality seperti VoD, VoIP, video streaming, dan teleconfrence sehingga menurunkan kualitas layanan yang diberikan. Permasalahan handover dapat diatasi dengan optimasi handover pada Mobile WiMax. memprediksi Target BS (TBS) yang berpotensi untuk di-scan sehingga mengurangi delay pada proses handover serta menggunakan prosedur fast scan untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam proses scanning.
Pada penelitian ini dibahas perbaikan proses handover pada jaringan Mobile WiMAX. Proses handover disimulasikan menggunakan Opnet modeler versi 14.A. dimana hasil simulasi memberikan perbaikan pada waktu yang dibutuhkan dalam proses handover yang dilihat berdasarkan grafik throughput serta grafik handover time. Hasil simulasi handover menunjukan MS melakukan proses handover dari SBS menuju TBS dengan baik.
IEEE 802. 16e-2005 also known as Mobile WiMAX is a mobile version of WiMAX 802.16d-2004 specifications developed for fixed WiMAX applications in data transmission connection Broadband Metropolitan Area Network (MAN). Mobile WiMAX allows user to access the service in motion so as to provide "freedom" to the user in terms of mobility. Circumstances in which a user must change the serving base station also known as handover (HO), Handover ensure the sustainability of wireless services when the user moves toward to the cell boundaries. Problems in Mobile WiMAX is a slow handover procedures have an impact on the disruption process data and voice transmission, especially for real time application and voice quality such as VoD, VoIP, video streaming, and teleconfrence could reduce the quality of services provided. Handover problems can be overcome by optimization of handover on Mobile WiMax. predict the target BS (TBS), which has the potential to be scanned, thereby reducing the delay in the handover process and the use of fast scan procedure to reduce the time required in the scanning process. This research discuss about process improvement handover on Mobile WiMAX network. Handover process is simulated using OPNET modeler 14.A. version where the simulation results provide improvements to the time required in the process of handover as seen on the graph the throughput and handover time graph. The handover simulation results show MS handover process from the SBS to TBS working good."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T31386
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Andinar Hirmaridha Islamy
"Skripsi ini membuat perancangan dan melakukan simulasi teknologi VoIP di jaringan protokol mobile IPv6 dengan metode fast handover serta variasi penggunaan codec yaitu codec G.729A dan codec GSM. Mobile IPv6 memiliki beberapa cara dalam melakukan handover, salah satunya adalah fast handover. Pada jaringan protokol mobile IPv6, fast handover memiliki kemampuan mengurangi delay. Karena pada dasarnya implementasi ini akan mengacu pada Quality of Service untuk mendapatkan layanan VoIP dengan performa codec yang lebih baik.
Pada hasil skripsi ini terbukti bahwa hasil pengujian jitter, delay dan throughput saat terjadi handover codec GSM lebih stabil daripada codec G729A dengan nilai jitter 0,010276 sec, delay 0,70675 sec & throughput 15157,75 bit/sec.
This skripsi makes the design and simulation of VoIP technology in mobile IPv6 network protocol with fast handover method and the variation of the codec usage that are G.729A and GSM. Mobile IP has several ways of doing handovers, one of them is a fast handover. In the mobile IPv6 network protocol, fast handovers has the ability to reduce delay. Because, basically, this implementation will be based on Quality of Service for VoIP services with a better codec performance. In the results of this thesis is proven that the results of testing jitter, delay and throughput during handover GSM codec is more stable than G729A codec with jitter is 0,010276 sec; delay 0.70675 sec and throughput 15157,75 bit/sec."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1962
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library