Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lely Pelitasari Soebekty
"Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis struktur dan kinerja industri gula rafinasi di Indonesia serta merumuskan alternatif dan prioritas kebijakan dalam pengembangan industri gula reformasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan S-C-P (Structure - Conduct - Performance), sedangkan perumusan prioritas dilakukan dengan menggunakan Analystical Hierarchy Process (AHP).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri gula rafinasi memiliki struktur pasar oligopoli dengan perilaku yang mengarah pada praktek kolutif. Kinerja berdasarkan ukuran profitabilitas menunjukkan adanya marjin yang cukup besar. Namun begitu persepsi konsumen mengharuskan industri ini untuk melakukan perbaikan terutama pada aspek kualitas harga dan kontinuitas suplai. Pilihan dan prioritas kebijakan yang dapat diambil pemerintah untuk mewujudkan industri rafinasi yang efisien dan menunguntungkan semua stakeholder adalah : 1) optimalisasi pabrik gula rafinasi dan 5) menuruhnkan bea masuk gula kasar. Mempertimbangkan potensi konflik yang ada di antara stakeholders, pemerintah harus melakukan pendekatan yang lebih adail kepada semua pihak sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Pemerintah perlu secara konsisten mulai mengurani proteksi terhadap industri gula rafinasi sehingga diharapkan akan mampu mendorong pasar untuk bekerja lebih efisien."
2005
JUKE-1-2-Des2005-181
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Pelitasari Soebekty
"Beberapa tahun terakhir industri gula yang pernah menjadi primadona di Indonesia menunjukkan adanya ketimpangan antara produksi dan konsumsi. Implikasinya adalah terjadi peningkatan jumlah impor gula dalam jumlah yang cukup signifikan. Pada sisi lain, seiring dengan perkembangan ekonomi negara-negara di dunia, konsumsi gula untuk industri mengalami peningkatan relatif yang lebih tinggi daripada konsumsi rumah tangga. Dalam konteks kebijakan perdagangan Indonesia, kecenderungan ini direspon antara lain dengan diaturnya tarif impor bagi gula kristal mentah (raw sugar) dan gula rafinasi (refined sugar) sebagai bahan pemanis bagi industri. Pada perkembangannya beberapa kebijakan terhadap gula rafinasi dinilai telah melahirkan realitas yang berbeda dari yang diharapkan dan diduga akan mengakibatkan distorsi pada industri ini. Dengan dasar pemikiran tersebut tesis ini disusun untuk menganalisis pasar dan strategi persaingan antar industri terkait, serta merumuskan alternatif kebijakan yang harus diprioritaskan pemerintah untuk mengembangkan industri gula rafinasi sehingga bisa melindungi kepentingan petani, konsumen tingkat rumah tangga dan sekaligus mendorong persaingan usaha yang sehat antar industri.
Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa industri gula rafinasi pasar termasuk dalam struktur pasar oligopoli dengan perilaku (conduct) yang mengarah pada praktek kolutif. Kinerja (performance) dan profitabilitas menunjukkan adanya margin yang cukup besar namun dari persepsi konsumen mengharuskan industri ini melakukan perbaikan, terutama pada aspek kualitas, harga dan kontinuitas suplai. Untuk itu kebijakan yang dianggap perlu menjadi prioritas pemerintah dalam mewujudkan industri gula rafinasi yang efisien dan menguntungkan semua stakeholders berturut-turut adalah : 1) Optimalisasi pabrik gula rafinasi, 2) Penerapan kuota impor, 3) Memperketat perijinan & pengawasan Industri gula rafinasi, 4) Menurunkan bea masuk refined sugar, dan 5) Menurunkan bea masuk raw sugar. Adapun prioritas strategi yang akan ditempuh oleh industri gula raflnasi menghadapi industri pesaing, dalam hal ini industri gula petani (berbasis tebu rakyat) adalah meningkatkan kapasitas & produksi, sedangkan prioritas strategi petani dalam menghadapi strategi industri gula rafinasi adalah menuntut penyesuaian harga pembelian gula.
Melihat potensi konflik yang terjadi antar stakeholders gula rafinasi, Pemerintah harus melakukan pendekatan yang lebih fair kepada semua pihak sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Pemerintah perlu secara konsisten untuk mulai mengurangi proteksi terhadap industri gula rafinasi sehingga mendorong bekerjanya pasar yang akan meningkatkan efisiensi.
Berdasarkan analisis strategi yang dipilih oleh masing-masing industri gula menghadapi strategi pesaingnya maka ada tiga kebijakan yang direkomendasikan, yaitu : penghapusan segmentasi pasar, jaminan pembelian gula petani dengan pola dan mekanisme baru, serta pengembangan industri gula berbasis tebu rakyat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annysa Arientika Putri
"Blotong sebagai limbah padat industri gula, adalah filtrat dari proses pemisahan larutan gula dari pengotornya. Masalah dalam penelitian ini adalah belum adanya regulasi yang mengatur blotong, serta terbatasnya pemanfaatan blotong. Blotong yang tidak dimanfaatkan akan ditimbun, menghasilkan emisi GRK, menghasilkan air lindi, dan menimbulkan bau tidak sedap. Penelitian ini mengkaji rencana pemanfaatan blotong melalui regenerasi CaO. Dengan mengambil lokus penelitian di Industri Gula Rafinasi X di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan metode pemanfaatan blotong yang berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi dari observasi lapangan, analisis laboratorium, kuesioner AHP, dan wawancara. Data diolah menggunakan statistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa blotong diklasifikasikan sebagai limbah padat semi-organik, dan dalam 1 tahun Industri Gula Rafinasi X dapat menghasilkan limbah blotong sebesar 3.000-5.400 ton. Saat ini pengelolaan blotong adalah dengan melibatkan proses penapisan kadar air sebelum dilakukan penimbunan, dan sikap penerimaan manajemen Industri Gula Rafinasi X terkait rencana pemanfaatan blotong adalah sangat menerima. Dari berbagai metode yang dianalisis, metode Regenerasi CaO dinilai sebagai alternatif pemanfaatan blotong yang paling potensial. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa, untuk mencapai keberlanjutan dan efisiensi yang optimal dalam pengelolaan blotong, industri gula sebaiknya menerapkan metode pemanfaatan blotong, salah satunya melalui metode Regenerasi CaO. Metode ini tidak hanya mengurangi dampak negatif pada lingkungan tetapi juga memungkinkan penggunaan kembali senyawa yang bermanfaat, sehingga dapat menghemat biaya produksi. Selain itu, diperlukan regulasi yang komprehensif untuk mendukung implementasi pemanfaatan ini dan memastikan pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Blotong, as solid waste from sugar industry, is the filtrate from the separation process of sugar solution from its impurities. The problem addressed in this study include the lack of regulations governing blotong and limited utilization. Unutilized blotong is disposed of through open dumping field, resulting in greenhouse gas emissions, leachate generation, and unpleasant odors. This study examines the plan for blotong utilization through CaO regeneration. Focused on X Refinery Sugar Industry in Serang District, Banten Province, the objective of this study is to determining sustainable blotong utilization methods. The method used in this research is a combination of field observation, laboratory analysis, AHP questionnaire, and interviews. The data was processed using statistics. The results of this study indicate that blotong is classified as semi-organic solid waste, and within one year the X Refined Sugar Industry can generate 3,000-5,400 tons of blotong. Current blotong management involves pre-treatment to reduce moisture content before disposal, yet management at X Refinery Sugar Industry shows positive response for blotong utilization initiatives. Among the analyzed methods, CaO regeneration emerges as the most promising blotong utilization alternative. The conclusion of this research shows that, achieving optimal sustainability and efficiency in blotong management requires the sugar industry to adopt blotong utilization methods, including CaO regeneration. This method not only mitigates environmental impacts but also facilitates the reuse of valuable compounds, thereby reducing production costs. Comprehensive regulations are needed to support the implementation of this utilization and ensure sustainable waste management."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library