Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang T. A.
"Peningkatan eisiensi, penghematan energi, serta penelitian mengenai pengurangan koefisien gesek oleh B.A Tom merupakan hal yang mendasarl penelitian ini. Tujuannya untuk mengetahui pengurangan koefisien gesek pada solar dengan penambahan sedikit guar gum, serta melihat efek penambahan ppm guar gum pada solar. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan data langsung dari alat pengujian.
Adapun rumus-rumus yang mendasari penelitian ini adalah rumus Navler-Stokes, Hagen Poissel, Serta persamaan momentum untuk mendapatkan persamaan koeflslen gesek.
Alat pengujlan terdiri dari pipa acrylic ϕ 8mm yang diberi pressure tap, sebanyak dua buan untuk mengukur beda tekanan, serta stopwatch dan gelas ukur untuk menghitung kecepatan serta bilangan Reynolds. Adapun alat sirkulasi berupa tanki seng, pompa, katup atur dan pipa nantar dm 18,5 mm. Pencampuran dilakukan antara solar seberat 2,8 kg, dengan guar gum 0,7 gram (250 ppm), 1,4 gram (500ppm), dan 2,8 gram (1000 ppm).
Hasil data yang didapat adalah terjadi drag reduction sebesar 1,5 % pada solar + 250 ppm guar gum; 3,5 % pada solar + 500 ppm guar gum; dan 7,2 %
pada solar + 1000 ppm guar gum. Serta dari data didapat, bahwa fluida yang dipakai adalah fluida Newtonian dimana 1 sebanding dengan ∂ul∂γ atau (y).
Dari analisa tersebut maka didapat bahwa penambahan sedikit guar gum pada solar, menimbulkan efek drag reduction, yaitu pengurangan koefisien gesek pelarutnya dalam hal ini solar. Penambahan ppm berakibat pada semakin besarnya prosentase drag reduction yang dihasilka"
1999
S36860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Estuning R.
"Efek drag reduction dapat dihasilkan dengan penambahan aditif berupa polymer yang dapat menimbulkan peredaman turbulensi yang disebabkan oleh karakteristik dan gerakan fluida Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan guar gum kedalam crude oil yang dialirkan dalam pipa diameter 8 mm dan pengaruh penambahan konsentrasi guar gum terhadap efek drag reduction.
Penambahan polimer dilakukan pada kisaran konsentrasi sampai 10 kali lipat, dan dihasilkan efek drag reduction sampai 2 kali lipat lebih besar. Analisa dilakukan dengan mengamati hubungan antara koeiisien gesek dan bilangan Reynolds untuk menampilkan efek drag reduction. Dari hasil eksperimen, didapat hasil pada penarnbahan polimer 500 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 3500 ppm, dan 5000 ppm didapatkan efek drag reduction sebesar berturut-turut 93%, 11,1%, 12,3%, 13,6% dan 18,7%.

Drag reduction phenomena can be obtained using additive polymer that can generate turbulence damping by fluid movement and characteristic. This research was carried out to observe the effect of additive guar gum in crude oil solvent, which flow through 8 mm diametered pipe, and the increments effect of guar gum concentration.
The increment concentrations are ranged up to 10 times and drag reduction eject was obtained up to 2 times bigger. This research analysis was done using j?-iction coejicients and Reynolds numbers relation to put forward drag reduction phenomena. The researchs results using P06/MEF additive in 500 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 3500 ppm and 5000 ppm concentrations were obtained drag reduction phenomena about 9.3%, 11.1 %, 12.3%, 13.6% and 18,7%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virgianto
"Drag reducfion mempunyai peranan yang sangat penting bagi dunia industri, karena kemampuannya untuk meningkatkan efisiensi produksi. Fenomena drag reduction ini merupakan efek dari pengurangan koefisien gesek yang pertama didaparkan oleh B. A. Toms (1948), dengan cara menambahkan sejumlah kecil polimer, yang kemudian merangsang para peneliti aktif didalam penelitian drag reducrion. Tujuan dari study ini adafah melihat efek dari penambahan guar gum terhadap crude oil (minyak burm) yang mengalir didalam pipa buial. Pengujian dilakukan dengan pengukuran beda tekanan pada pina acrylic dengan diameler 10 mm. Konsenfrasi guar gum yang dirambahkan pada minyak bumi, yairu : 500 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 3500 ppm, dan 5000 ppm. Kemudian hasil arau data yang didapat diplot pada Moody diagram, dan dapat terlihat terjadi penurunan koefisien gesek, sampai dengan 5 % pada penambahan guar gum sebanyak 5000 PPW"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Ayuningtyas
"ABSTRAK
Pektin, Guar gum, Xanthan gum dan Alginat merupakan polimer alam yang
bersifat anionik, biodegradabel, dan biokompatibel yang berpotensi sebagai
sediaan lepas terkendali. Tujuan penelitian ini adalah membuat beads yang
mengandung pupuk sebagai media tanam. Beads dibuat menggunakan metode
gelasi ionik dan dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscope
(SEM) dan ayakan bertingkat serta Uji kandungan obat, efisiensi penjerapan
pupuk dalam beads dan pelepasan pupuk ditetapkan menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa
beads yang dihasilkan berbentuk bulat berwarna biru muda dengan ukuran ratarata
2,5-3 mm. Kandungan pupuk magnesium dalam beads alginat pektin dan
poliakrilamid adalah 0,035%; 0,038%; dan 0,036%. Efisiensi penjerapan pupuk
dalam beads alginat, pektin dan poliakrilamid adalah 71,09%; 77,58% dan
77,56%. Pada uji pelepasan menunjukkan bahwa pupuk terlepas hampir
seluruhnya pada menit ke 240. Hasil menunjukkan bahwa polimer alginat dan
pektin dapat digunakan untuk pembentukan beads.

ABSTRACT
Pectin, Alginate, Guar gom, Xanthan gom is a natural polymer with polyanionic,
biodegradable and biocompatible characteristics, has the potential as controlled
release delivery. The purpose of this research is to produce beads containing
fertilizer as plant media. Beads prepared by ionic gelation method and
characterization using a Scanning Electron Microscope (SEM), sieveing grade and
drug content, encapsulation efficiency of fertilizers in beads and drug release
decided by Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Characterization result
shows that beads which produced have a spherical form and have soft blue color
with average size 2,5-3 mm. Content of fertilizer in alginate beads, pectin beads
and poliacrilamide beads is 0,055%; 0,038%; and 0,036%. Encapsulation
efficiency of fertilizer in alginate beads; pectin beads; and poliacrilamide is
71,09%; 77,58%; and 77,56%. On the test release, it can be seen that almost
fertilizer were released in 240 minutes. The result showed that the polymer
alginate and pectin can be used made to make the beads.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43809
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusvardi Yusuf
"Drag atau hambatan alir yang dialami oleh suatu fluida tergantung dari besarnya gaya geser (shear stress) atau τ yang dimiliki oleh fluida tersebut. Apabila suatu fluida dalam hal ini air dan minyak sawit mentah ditambahkan suatu zat guar gum misalnya getah karet (latex) dengan konsentrasi tertentu maka nilai drag-nya akan bertambah. Besarnya nilai drag tergantung dari berapa besarnya kita menambahkan campuran aditif tersebut ke dalam larutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran zat aditif dalam hal ini getah karet terhadap aliran air & minyak sawit mentah dan untuk mengenali tipe alirannya dengan menggunakan pipa kapiler vertikal. Pada pipa kapiler, fluida uji dibuat mengalir melalui tiga ukuran diameter pipa yang berbeda yang dihasilkan oleh berbagai tekanan hidrostatis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa getah karet mengakibatkan kenaikan tegangan geser pada aliran air & minyak sawit mentah dibandingkan yang tidak dicampur getah karet dan akibat penambahan guar gum ke dalam air & minyak sawit mentah menyebabkan perubahan sifat-sifat dari fluida Newtonian menjadi fluida Non Newtonian.

Drag or resisting of flow which happened of fluid depending of the large shear stress or the property by a fluid. If a fluid in the conditions, fresh water and crude palm oil added something particel of guar gum etc latex with some concentrating then value of the drag increase. value of the drag depending how to much we additing the additive blending into the solvent. The aim of research is to know the effect blending the particel of additive is the latex with the flow of water and crude palm oil and also to knowing the type of the flow with using a vertical capillary tube. In the capillary tube, the test fluid is made to flow through three different diameter tube as a result of various hydrostatic pressure. The experimental results indicated that the latex mengakibatkan increase shear stress of the crude palm oil and fresh water flow in comparison without blended of latex and the result of additing the guar gum into the crude palm oil and fresh water consequence properties changed the Newtonian fluid into the non-Newtonian fluid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T24387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Pratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk mempertahankan aktivitas antiplatelet bromelain sebagai hasil isolasi dari degradasi di lingkungan lambung dengan merangkumnya dalam matriks hidrogel gum chitosan-guar yang dihubungkan silang dengan glutaraldehyde untuk memastikan pelepasan obat yang ditargetkan pada lingkungan usus. Isolasi bromelain enzim dari batang nanas dilakukan melalui beberapa langkah yaitu ekstraksi, fraksinasi dengan ammonium sulfat, dan dialisis. Aktivitas spesifik masing-masing fraksi menunjukkan peningkatan, dari enzim kasar (43,73 U/mg), fraksinasi dengan ammonium sulfat (369,01 U/mg), dan dialisis (437,89 U/mg). Enzim bromelain yang dihasilkan dari dialisis kemudian dienkapsulasi dalam matriks hidrogel dengan cara post-loading untuk diuji untuk disolusi in vitro di lingkungan buatan dan usus. Hidrogel yang digunakan adalah chitosan-guar gum dengan 3% (v/v) konsentrasi glutaraldehyde, dengan rasio pembengkakan masing-masing 75,83% dan 68,39% pada pH 1,2 dan 7,4. Konsentrasi bromelain yang diisolasi bervariasi pada setiap proses enkapsulasi yang masing-masing 20 mg/L, 40 mg/L, dan 60 mg/L sehingga efisiensi enkapsulasi optimal sebesar 93,72% diperoleh pada 20 mg / L. Hasil uji disolusi menunjukkan pelepasan bromelain maksimum yang relatif tinggi di lingkungan usus buatan (73,53%) dibandingkan dengan lingkungan stomatch (19,11%) dengan aktivitas proteolitik maksimum masing-masing 0,43 U/mL dan 0,18 U/mL di usus buatan dan lingkungan lambung. Hasil disolusi kemudian dimasukkan ke dalam model matematika persamaan zeroth, orde pertama, Higuchi, dan persamaan Korsmeyer-Peppas untuk menentukan mekanisme disolusi obat dengan difusi Fickian. Uji antiplatelet menunjukkan persentase penghambatan yang baik terhadap enzim dialisis (46,60%) dan larutan disolusi (41,31%).

This study aims to maintain the antiplatelet activity of bromelain as a result of isolation from degradation in the gastric environment by encapsulating it in a chitosan-guar gum hydrogel matrix that is crosslinked with glutaraldehyde to ensure the release of drugs targeted at the intestinal environment. Isolation of bromelain enzymes from pineapple stems is done through several steps, namely extraction, fractionation with ammonium sulfate, and dialysis. The specific activity of each fraction showed an increase, from crude enzymes (43.73 U/mg), fractionation with ammonium sulfate (369.01 U/mg), and dialysis (437.89 U/mg). Bromelain enzymes produced from dialysis are then encapsulated in the hydrogel matrix by post-loading to be tested for in vitro dissolution in artificial and intestinal environments. The hydrogel used was chitosan-guar gum with 3% (v/v) glutaraldehyde concentration, with swelling ratios of 75.83% and 68.39% respectively at pH 1.2 and 7.4. The concentration of bromelain isolated varies in each encapsulation process, each of which is 20 mg/L, 40 mg/L, and 60 mg/L so that the optimal encapsulation efficiency of 93.72% is obtained at 20 mg/L. Dissolution test results show the release of bromelain relatively high maximum in the artificial intestinal environment (73.53%) compared to the stomatch environment (19.11%) with maximum proteolytic activity respectively 0.43 U/mL and 0.18 U/mL in the artificial intestine and gastric environment. Dissolution results are then incorporated into the mathematical model of the zeroth, first order, Higuchi, and Korsmeyer-Peppas equations to determine the mechanism of drug dissolution by Fickian diffusion. Antiplatelet test showed a good percentage of inhibition of dialysis enzymes (46.60%) and dissolution solution (41.31%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Tri Wulandari
"Tujuan dari penelitian ini yaitu mengenkapsulasi bromelain hasil isolasi dan pemurnian dari bonggol nanas dalam hidrogel kitosan-guar gum terikat silang glutaraldehida serta melihat potensi aktivitasnya sebagai antiinflamasi. Hasil isolasi bromelain dari bonggol nanas memiliki aktivitas spesifik sebesar 30,57 U/mg, lalu dimurnikan dengan fraksinasi menggunakan ammonium sulfat untuk tingkat kejenuhan 0-50% dan dialisis yang memiliki aktivitas spesifik berturut-turut sebesar 153,97 U/mg dan 400,08 U/mg. tingkat kemurnian fraksinasi ammonium sulfat dan dialisis berturut-turut yaitu 4,74 kali dan 12,33 kali lebih murni dibandingkan dengan enzim kasar. Bromelain hasil dialisis dienkapsulasi dalam hidrogel kitosan-guar gum secara post loading dengan efisiensi enkapsulasi sebesar 99,811% dengan kondisi optimum yaitu konsentrasi 40 ppm, suhu 4oC dan waktu 8 jam. Dibuktikan bromelain memiliki potensi sebagai antiinflamasi dengan cara menghambat sintesis dari mediator inflamasi yaitu prostaglandin E2 dan tromboksan A2. Bromelain dapat mencegah pelepasan asam arakidonat dari membran sel dengan cara menstimulasi plasminogen yang akan berubah menjadi plasmin.

The purpose of this study is to encapsulate the bromelain from the isolation and purification of pineapple core in the chitosan-guar gum hydrogel that is cross-linked with glutaraldehyde and to see its potential activity as an anti-inflammatory. The results of isolation bromelain from pineapple core have a specific activity of 30.57 U/mg, then purified by fractionation using ammonium sulfate for saturation levels of 0-50% and dialysis which have specific activities respectively of 153.97 U/mg and 400,08 U/mg. the purity level of ammonium sulfate fractionation and dialysis were 4.74 times and 12.33 times purer compared to crude enzymes. Bromelain dialysis results were encapsulated in chitosan-guar gum hydrogel in post loading with encapsulation efficiency of 99.811% with optimum conditions of 40 ppm concentration, 4oC temperature and 8 hours. Bromelain has proven potential as an antiinflammatory by inhibiting the synthesis of inflammatory mediators namely prostaglandin E2 and thromboxane A2."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Teguh
"Kehidupan politik didalam struktur Golongan Karya sejak berbentuk Sekber Golkar hingga menjadi Golkar pada tahun 1971 selalu diwarnai dengan interaksi politik antar kelompok-kelompok di dalam struktur Golongan Karya yang tidak lain mencerminkan trik menarik pengaruh satu kelompok dengan kelompok lainnya dan intrik-intrik politik para aktor-aktor politiknya untuk mendapatkan nilai plus dari Soeharto. Ketidakmampuan Trikarya untuk tetap bertahan dalam percaturan politik setelah pemilu pertama pada tahun 1971 merupakan indikasi mulai melemahnya keberadaan di dalam Golkar. Semakin berkurangnya wewenang yang melekat pada Trikarya di dalam lingkaran kekuasaan diakibatkan peranan segelintir tokoh atau aktor politik kepercayaan Jenderal Soeharto.
Golongan Karya merupakan sebuah organisasi politik yang sangat majemuk dari berbagai kelompok yang tergabung di dalamnya. Akibat dari kemajemukan tersebut diasumsikan bahwa dipastikan akan terjadi pengelompokan di dalam organisasi tersebut. Pengelompokan tersebut menimbulkan perbedaan kepentingan yang akan saling berbenturan.
Keberadaan kelompok di dalam arena politik bukan saja ada melainkan sangat diperlukan. Kelompok sangat memainkan peranan melalui seperangkat tuntutan, mengekspresikan sikap-sikap dan membuat pernyataan politik. Kadang-kadang kelompok akan menaruh perhatian terhadap kepentingan yang konkrit atas kebutuhan material para anggotanya, mengekspresikan kepentingan umum di dalam issue-isue politiknya atau turut menghimbau tumbuhnya suatu kebijakan Baru. Berperannya kelompok di dalam sistem politik pada dasarnya merupakan suatu proses yang digerakan oleh nilai-nilai sosial untuk mengalokasikan kekuasaan (otoritas).
Akibat dari alokasi tersebut maka diikuti dengan munculnya keputusan-keputusan yang akan mengikat masyarakat umum. Keputusan-keputusan tersebut muncul akibat adanya kegiatan politik. Karena di dalam masyarakat juga terdapat kelompok-kelompok maka keputusan yang didasari oleh berbagai kegiatan politik tersebut dipastikan bersinggungan dengan kepentingan antar kelompok-kelompok tersebut. Sehingga akan muncul pertentangan antar kelompok atau antar kepentingan yang pada akhirnya akan mempengaruhi bentuk keputusan yang akan dipilih.
Kemudian lebih lanjut dalam setiap fenomena politik di dalam sistem politik - apapun corak dari sistem politik tersebut - selalu mengarah kepada bagaimana untuk mendapatkan kekuasaan dan kemudian mempertahannya. Selanjutnya untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan tersebut maka kelompok-kelompok di dalam sistem politik haruslah menguasai sumber-sumber materiil dan kewenangan sebanyak mungkin. Akibat langkanya sumber-sumber itu maka kelompok-kelompok itu menjalankan peranannya untuk mengalokasikan materi dan kewenangan tersebut. Dengan demikian suatu kelompok dikatakan menjalankan peranannya terhadap kelompok lain atau terhadap sistem politik jika kelompok tersebut dapat secara aktif memperjuangkan kepentingannya. Kelompok-kelompok itu akan saling menjalankan peranannya jika mereka berkompetisi untuk mengakumulasikan sumber-sumber materiil dan kewenangan.
Menurut Marck dan Snyder, perpecahan atau konflik dapat timbul dari kelangkaan posisi dan sumber-sumber (resources), semakin sedikit posisi atau sumber yang diraih setiap anggota atau kelompok dalam organisasi, semakin tajam pula konflik dan persaingan di antara mereka untuk merebut posisi dan sumber tadi. Di dalam hierarkis sosial mana pun hanya ada sejumlah terbatas posisi kekuasaan yang nyata dan tidak lebih dari seseorang yang dapat menduduki masing-masingnya. Sama dengan itu, hanya ada beberapa contoh unit sosial dimana penyediaan keputusan begitu hebatnya sehingga semua pihak dapat memuaskan keinginannya.
Dengan kata lain, jika posisi dan sumber yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah mereka yang ingin menempati posisi dan meraih sumber itu maka kemungkinan berkembangnya suatu konflik besar sekali. Penyederhanaan jumlah unsur yang terdiri dan banyak ormas fungsional ditambah dengan militer dan birokrasi merupakan tantangan tersulit yang harus dihadapi pengurus Golongan Karya.
Hal lain yang sangat mendasar adalah dikeluarkannya keputusan Ketua Umum Sekber Golkar Nomor Kep.101/VII/Golkar/1971 yang isinya para tokoh Trikarya tidak lagi di posisikan pada susunan DPP Golkar dikarenakan KING tidak lagi menjadi badan perjuangan politik. Kemudian melalui Munas I tahun 1973 yang diantara keputusannya yaitu menetapkan Munas sebagai lembaga pengambilan keputusan tertinggi juga menetapkan bahwa para tokoh Trikarya tetap pada posisi semula yaitu menjadi bagian dari keanggotaan Dewan Pembina Sehingga berdasarkan hasil Munas tersebut mengakibatkan pembatasaan dalam alokasi kekuasaan dimana kelompok tradisional seperti Trikarya dan kelompok KING bergeser oleh dominasi kelompok Hank dan kelompok Sipil yang ada di Bapilu. Perubahan tersebut di lain sisi banyak dipengaruhi oleh semangat pembaharuan politik yang melepaskan pengaruh santimen berdasarkan ikatan primodialisme sehingga mengakibatkan Trikarya benar-benar harus menghilangkan identitas kelompoknya sekaligus tidak dapat lagi menuntut porsi kekuasaan atas nama kelompok mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komalasari
"ABSTRAK
Galaktomanan adalah suatu polisakarida yang mengandung Dgalaktosa dan D-mannosa yang meru[>akan serat makanan (dietary fiber) yang mampu menurunkan kadar kolesterol. Umumnya terdapat pada endosperm didalam biji. Sumber galaktomanan berasal dari tumbuhan salah satunya dari famili Palmae. Tanaman kelapa sawit (Eiaeis guinensis jacquin) merupakan salah satu spesies famili Palmae. lsolasi galaktomanan dari daging inti sawit dilakukan berdasarkan cara yang dilakukan oleh Purawisastrsa,dkk (2004) yaitu dengan cara ekstraksi bertingkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimalisasi isolasi galaktomanan diperoleh pada konsentrasi larutan pengekstrak 1 & 2 yaitu larutan NaOH 4 % (b/v) dan NaOH 17% (b/v) & nilai perbandingan volume etanol untuk pengendapan 2:1. lsolat galaktomanan diperoleh dari endapan yang dinetralkan dengan asam sitrat kemudian dikeringkan, dicuci dan dikeringkan kembali, kemudian isolate tersebut diukur pH, kadar residu dan komposisi polisakaridanya. Hasil menunjukkan bahwa isolat galaktomanan dari daging inti sawit berbentuk serbuk coklat, mempunyai nilai pH 7,30 pada konsentrasi 0,4% (b/v) dengan kadar residu natrium 0,018 %, dan mengandung Galaktosa 67,68 %; Mannosa 17,64 %; Fruktosa 9,03% dan 5,65% impurities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Aly Irfan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempertahankan aktivitas antiplatelet bromelain hasil isolasi bonggol nanas dari degradasi oleh cairan lambung dengan mengenkapsulasinya pada alginat-guar gum terikat silang glutaraldehid. Isolasi bromelain diikuti oleh tahap pemurnian yang meliputi fraksinasi dengan ammonium sulfat dan dialisis. Aktivitas spesifik dari tiap fraksi menunjukkan adanya peningkatan, dimulai dari enzim kasar 20,11 U/mg , fraksi ammonium sulfat 190,64 U/mg , dan dialisis 229,77 U/mg . Hasil dialisis kemudian dienkapsulasi secara in situ loading dalam hidrogel alginat-guar gum dengan konsentrasi glutaraldehid 1.25 v/v , dengan rasio swelling sebesar 234,37 pada pH 1,2; 1375.91 pada pH 7,4; dan efisiensi sebesar 60,42 . Hasil uji disolusi memperlihatkan pelepasan maksimal bromelain yang relatif tinggi pada lingkungan usus artifisial 1,79 mg/l daripada cairan lambung artifisial 0,13 mg/l , dengan aktivitas proteolitik maksimal berturut ndash; turut sebesar 1,2 U/mL dan 0,11 U/mL. Uji antiplatelet memperlihatkan persen inhibisi yang baik terhadap enzim hasil dialisis 50,6 dan larutan hasil disolusi 34,86.

ABSTRACT
The aim of this study is to maintain the antiplatelet activity of pineapple core bromelain from degradation in gastric fluid by encapsulating the enzyme in alginate guar gum crosslinked with glutaraldehyde. Bromelain isolation is followed by purification process such as ammonium sulphate precipitation and dialysis. The specific activity obtained showed an enhancement started for crude enzyme 20,11 U mg , ammonium sulphate fraction 190,64 U mg , and dialysis fraction 229,77 U mg . Dialysis fraction is encapsulated by in situ loading method in alginate guar gum hydrogel with 1,25 v v glutaraldehyde concentration. The swelling ratio of the hydrogel is 234,37 in acidity of 1,2 1375,91 in acidity of 7,4 and the encapsulation efficiency amount is 60,42 . In addition, maximum concentration of bromelain released in dissolution test is higher in artificial intestinal environment 1,79 mg l than in artificial gastric fluid 0,1378 mg l , with maximum proteolytic activity of 1,2 U mL dan 0,11 U mL, respectively. In vitro study of antiplatelet activity showed a good inhibition for both dialysis fraction 50,6 and dissolution product 34,86."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>