Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Savitri Sayogo
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
641.1 SAV g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Kyung-Sook, Shin
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama , 2018
895.7 SHI g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Merlina Guspita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menganalisis gej ala beserta faktor penyebab skizofrenia yang dialami oleh tokoh Sarah dalam film Horse Girl. Penelitian termasuk dalam penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data dianalisis berdasarkan kriteria dari Panduan Asosiasi Psikiatri Amerika, yaitu Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders versi DSM-IV-TR (2000). Gejala-gejala yang tercerminkan pada tokoh utarna Sarah, yaitu (l) waham; (2) halusinasi; (3) berbicara tidak teratur; (4) perilaku tidak teratur; dan (5) gejala perilaku negatif. Selain itu, diternukan pula beberapa faktor penyebab skizofrenia menurut Kapor dan Selten yang tercerminkan pada tokoh utama Sarah, yaitu faktor genetika dan faktor disfungsi keluarga."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2023
400 BEBASAN 10:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rorissa Rossiana Austin
"[ABSTRACT
The term ?boy/girl bands? first appeared in the U.S in early 1950s. Along with boy/girl bands from Europe, they reached their golden era in 1990s. The existence of Western boy/girl bands influenced Eastern countries to also create boy/girl bands. Nowadays, people can see that Korea takes over the popularity of boy/girl bands through the global phenomenon called ?K-Pop? (Korean Pop). Then, Indonesia follows this global phenomenon by imitating the Korean boy/girl bands. This paper shows that Indonesian boy/girl bands? appearance, including their fashion, performance and music, resemble Korean boy/girl bands in many aspects. It also discusses how Indonesian boy/girl bands use Bahasa Indonesia to communicate with their audience and keep their identity in spite of the Korean and Western influence.

ABSTRAK
Istilah ?boy/girl band? pertama kali muncul di Amerika pada awal era 1950an. Bersama dengan boy/girl band dari Eropa, mereka mencapai era keemasannya pada tahun 1990an. Eksistensi boy/girl band Barat memberi pengaruh pada negara Timur untuk ikut memproduksi boy/girl band. Saat ini, semua orang dapat melihat bagaimana Korea mengambil alih popularitas boy/girl band melalui fenomena global yang disebut ?K-pop? (Korean Pop). Lalu Indonesia sebagai salah satu negara Timur, mengikuti fenomena global tersebut dengan mengikuti boy/girl band dari Korea. Artikel jurnal ini membahas bagaimana penampilan boy/girl band dari Indonesia, termasuk fashion, pertunjukkan diatas panggung, dan musik, menyerupai boy/girl band Korea. Artikel jurnal ini juga membahas bagaimana boy/girl band Indonesia menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan penggemar mereka yang sekaligus untuk menjaga identitas mereka ditengah pengaruh Korea dan Barat., Istilah ‘boy/girl band’ pertama kali muncul di Amerika pada awal era 1950an. Bersama dengan boy/girl band dari Eropa, mereka mencapai era keemasannya pada tahun 1990an. Eksistensi boy/girl band Barat memberi pengaruh pada negara Timur untuk ikut memproduksi boy/girl band. Saat ini, semua orang dapat melihat bagaimana Korea mengambil alih popularitas boy/girl band melalui fenomena global yang disebut ‘K-pop’ (Korean Pop). Lalu Indonesia sebagai salah satu negara Timur, mengikuti fenomena global tersebut dengan mengikuti boy/girl band dari Korea. Artikel jurnal ini membahas bagaimana penampilan boy/girl band dari Indonesia, termasuk fashion, pertunjukkan diatas panggung, dan musik, menyerupai boy/girl band Korea. Artikel jurnal ini juga membahas bagaimana boy/girl band Indonesia menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan penggemar mereka yang sekaligus untuk menjaga identitas mereka ditengah pengaruh Korea dan Barat.]"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanti Dwi Rahmawati
"ABSTRAK
Remaja putri beresiko tinggi menderita anemia gizi besi, karena pada masa ini
terjadi peningkatan kebutuhan zat besi akibat pertumbuhan dan haid. Anemia gizi
besi pada remaja putri akan berdampak pada gangguan tumbuh kembang, kognitif,
penurunan fungsi otot, aktifitas fisik dan daya tahan tubuh menurun sehingga
meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat gambaran hubungan antara faktor umur, pengetahuan, konsumsi gizi
(energi, protein, vitamin C dan zat besi), kebiasaan minum teh, kebiasaan sarapan,
status gizi, pola haid dan pendidikan ibu terhadap kejadian anemia gizi besi pada
remaja putri di SMAN 2 Kota Bandar Lampung Tahun 2011. Desain penelitian
cross sectional, jumlah sampel 102 dipilih secara proportional random sampling dari
seluruh kelas X dan XI yang memenuhi kriteria inklusi. Instrument yang digunakan
adalah kuesioner, food recall, pengukur hemoglobin dengan digital Amperometric
Enzym Electrode Nesco, timbangan berat badan dan microtoa untuk mengukur
tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan kejadian anemia gizi besi sebesar
43,1%. Kejadian anemia gizi besi berhubungan dengan konsumsi energi (nilai p =
0.0001), protein (nilai p = 0,0001), vitamin C (nilai p = 0,018) dan zat besi (nilai p =
0,0001). Kejadian anemia gizi besi di SMAN 2 Kota Bandar Lampung merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang berat . Penanganan yang penting adalah
meningkatkan konsumsi gizi seimbang dan bervariasi pada remaja putri melalui
KIE , pengadaan skrining anemia gizi dengan pemeriksaan hemoglobin saat awal
tahun ajaran.

ABSTRACT
Adolescent girl have a high risk of iron deficiency anemia, because of their of iron
needs increasing for their growth and menstruation. Iron deficiency anemia in
adolescent girls will have an impact on growth and development disorders,
cognitive decline in muscle function, physical activity and decreased immune
system thereby increasing the risk of infection. The purpose of this study was to see
a picture of the relationship between the factors age, knowledge, nutrition
consumption (energy, protein, vitamin C and iron), drinking tea, breakfast habits,
nutritional status, menstrual patterns and maternal education on the incidence of
iron deficiency anemia in adolescent girl at SMAN 2 Bandar Lampung in 2011.
Cross-sectional study design, sample size of 102 selected by proportional random
sampling of all classes X and XI that meet the inclusion criteria. Instruments used
were questionnaires, food recall, measuring hemoglobin with digital Amperometric
Electrode Enzym NESCO, weight scales and microtoa to measure height. The
results showed the incidence of iron deficiency anemia 43.1% . Incidence of iron
deficiency anemia associated with iron nutritional energy consumption (p-value =
0.0001), protein (p-value = 0.0001), vitamin C (p-value = 0.018) and iron (p-value =
0.0001). Incidence of iron deficiency anemia in SMAN 2 Bandar Lampung is a
serious public health problem. Handling is important is to improve the nutritional
intake of balanced and varied diet in adolescent girls through the IEC, the provision
of screening of iron deficiency anemia with hemoglobin at the beginning of the
school year."
2011
S-FDF
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rahmadini
"Berdasarkan survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002/2003, angka kematian ibu di Indonesia masih berada pada angka yang memprihatinkan yaitu 3007 per 100.000 kelahiran hidup. Secara umum beberapa faktor yang menyebabkan tingginya AKI di Indonesia adalah rendahnya pendidikan, keadaan sosial budaya yang tidak mendukung, rendahnya tingkat kemampuan sosial ekonomi, kondisi geografis dan lingkungan serta kurang tersedianya fasilitas kesehatan. Salah satu daerah di Indonesia yang AKInya tinggi adalah daerah Purwakarta. Oleh karena itu penelitian dilakukan di daerah Purwakarta.
Kematian ibu tidak bisa dilepaskan dari kehamilan usia muda, di mana pada usia yang belum mecukupi maka resiko ibu melahirkan yang meninggal akan lebih tinggi. Di kecamatan Wanayasa ini terjadi pernikahan usia muda sebanyak 36 kasus dan 12 kasus terjadi di desa Sumurugul namun pernikahan usia muda ini tidak dibarengi dengan pengetahuan yang luas tentang kesehatan reproduksi sebagai upaya untuk mempersiapkan diri menuju jenjang pernikahan, untuk itu dilakukan intervensi untuk memberikan peningkatan pemahaman tentang kesehatan reproduki pada remaja putri.
Kegiatan yang dilakukan berupa pemberian pelatihan yang dimulai dengan tahap persiapan berupa sosialisasi, pelatihan yang membahas perencanaan hidup, psikologi remaja, kesehatan reproduksi dan tanaman obat.
Dari hasil kegiatan yang dilakukan terjadi peningkatan tetapi baru sampai pada taraf peningkatan pemahaman akan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan munculnya keinginan remaja putri untuk menyebarluaskan kesehatan reproduksi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Fajaria
"ABSTRACT
Penulisan tesis ini bertujuan untuk menunjukkan dan menjelaskan bagaimana posfeminis di era Spice Girls dalam sepuluh lirik lagu dan penampilan panggung mereka. Spice Girls merupakan salah satu grup musik pop fenomenal asal Inggris di era 1990-an yang terdiri dari lima perempuan belia dan cantik. Fenomena Spice Girls menjadi menarik karena slogan Girl Power yang selalu mereka bawakan dalam setiap kesempatan baik dalam lirik-lirik lagu maupun penampilan panggung mereka. Terdapat perdebatan yang hadir menanggapi isu perempuan baik terhadap Girl Power maupun penampilan Spice Girls. Perdebatan tersebut adalah dengan adanya pendapat yang menyatakan bahwa Spice Girls sebagai salah satu posfeminis masa itu atau Spice Girls adalah grup yang hanya menampilkan sensualitas semata. Berdasarkan hal tersebut penelitian dilakukan terhadap sepuluh lirik lagu Spice Girls dikaitkan dengan penampilan panggung mereka serta menghubungkannya dengan posfeminisme yang berkembang di masa itu. Posfeminisme di era Spice yakni di tahun 1990-an hadir dalam kemasan budaya populer dan sisterhood yang membentuk Girl Power. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesepuluh lirik lagu Spice Girls terkait dengan penampilan panggungnya yang fenomenal menunjukkan bahwa posfeminis di era Spice Gilrs membawa semangat Girl Power.

ABSTRACT
This thesis is aimed to point out and describe post-feminism in the Spice Girls era as reflected in ten song lyrics and performances of Spice Girls. Spice Girls that consists of five young and beautiful girls was one of the most famous British pop music in the decade of 1990s. They became a huge phenomenon for their Girl Power slogan that they immortalize in their lyrics as well as in their stage performances as a part of pop culture. There was also a debate concerning the phenomenon of the slogan and their performances. On one hand they were seen negatively by the critics. However, on the other hand they were regarded as the representations of post-feminists of the 1990s. This research tried to analyze the ten song lyrics of Spice Girls by relating them with the group?s stage performances. They are then examined with the post-feminism in the 1990s. Postfeminism of Spice Girls era appeared in the form of pop culture and sisterhood which are creating Girl Power. In conclusion, the writer found that the ten song lyrics as related to their stage performances are represent post-feminism of Spice Girls era which is bring a spirit named Girl Power.
"
2010
T26623
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jahren, Hope
"Jahren has built three laboratories in which she's studied trees, flowers, seeds, and soil. She tells about her childhood in rural Minnesota with an uncompromising mother and a father who encouraged hours of play in his classroom's labs; about how she found a sanctuary in science, and the disappointments, triumphs and exhilarating discoveries of scientific work. Yet at the core of this book is the story of a relationship Jahren forged with Bill, who becomes her lab partner and best friend. Their sometimes rogue adventures in science take them over the Atlantic to the ever-light skies of the North Pole and to tropical Hawaii, where she and her lab currently make their home."
New York: Vintage Books, 2017
580.92 JAH l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>