Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Zahra Adita Putri
"Latar Belakang: Stunting merupakan salah satu kondisi malnutrisi yang menjadi permasalahan tumbuh kembang pada anak secara global. Di Indonesia, prevalensi stunting tertinggi berada di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan kondisi stunting dapat menyebabkan beberapa dampak panjang, salah satunya adalah peningkatan risiko terjadinya obesitas. Hal ini diduga berkaitan dengan hormon ghrelin yang ditemukan dalam tubuh. Namun, sampai saat ini belum ditemukan adanya hubungan antara tingkat hormon ghrelin dengan kondisi stunting yang berpotensi menyebabkan obesitas.
Tujuan: Menganalisis perbedaan tingkat hormon ghrelin pada saliva anak usia 6-8 tahun pada kelompok status nutrisi stunting dan non stunting serta menganalisis hubungan tingkat hormon ghrelin pada saliva anak usia 6-8 tahun dengan status nutrisi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik laboratorik terhadap 96 sampel saliva anak usia 6-8 tahun di NTT yang sebelumnya telah dikelompokkan berdasarkan status nutrisi stunting dan non stunting sesuai pengukuran standar WHO. Saliva subjek diuji menggunakan BioEnzy© ELISA Kit untuk memperoleh antigen hormon ghrelin dari saliva dan hasilnya dikuantifikasi menggunakan ELISA reader dengan panjang gelombang 450 nm. Selanjutnya, nilai optical density (OD) yang terbaca di ELISA reader dikorelasikan dengan status nutrisi height-for-age.
Hasil: Tingkat hormon ghrelin pada saliva anak stunting ditemukan memiliki perbedaan bermakna dengan tingkat hormon ghrelin pada saliva anak non stunting (p < 0.05), dimana rata-rata tingkat hormon ghrelin pada saliva anak stunting ditemukan lebih tinggi dibanding pada saliva anak non stunting. Terdapat hubungan linier negatif lemah yang bermakna antara tingkat hormon ghrelin pada saliva anak usia 6-8 tahun di NTT dengan status nutrisi (r = -0.238, p < 0.05).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna antara tingkat hormon ghrelin pada saliva anak stunting non stunting. Selain itu, terdapat korelasi yang bermakna antara tingkat hormon ghrelin pada saliva anak usia 6-8 tahun di NTT dengan status nutrisi. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui peran ghrelin dengan kondisi stunting yang berpotensi menyebabkan obesitas.

Background: Stunting is a condition of malnutrition which became a problem for growth and development in children globally. In Indonesia, the highest prevalence of stunting is in the province of East Nusa Tenggara (NTT). Several previous studies have stated that stunting can cause several long-term impacts, one of them is an increased risk of obesity. This is suspected to be related to the ghrelin hormone found in the body. However, until now there has not been found a relationship between the level of the hormone ghrelin with stunting conditions that potentially cause obesity. 
Objective: To analyze the differences of salivary ghrelin hormone levels in children aged 6-8 years with stunting and non-stunting groups and to analyze the relationship of salivary ghrelin hormone levels in children aged 6-8 years with nutritional status. 
Methods: Saliva samples were collected from 96 children aged 6-8 years in NTT which had previously been grouped based on stunting and non-stunting nutritional status according to WHO standard measurements. The subject’s saliva was tested using the BioEnzy© ELISA Kit to obtain the ghrelin hormone antigen from saliva and the results were quantified using an ELISA reader with a wavelength of 450 nm. Furthermore, the optical density (OD) values read in the ELISA reader were correlated with height-for-age nutritional status. 
Results: The level of salivary ghrelin hormone in stunting children was found to have a significant difference with the level of salivary ghrelin hormone in non-stunting children (p <0.05), where the average level of salivary ghrelin hormone in stunting children was found to be higher than in saliva of non-stunting children. There was a significant weak negative linear correlation between salivary ghrelin hormone levels in children aged 6-8 years in NTT and nutritional status (r = -0.238, p < 0.05). 
Conclusion: There is a significant difference between the levels of salivary ghrelin hormone in children with stunting and non-stunting conditions. There is also a significant correlation between the level of salivary ghrelin hormone in children aged 6-8 years in NTT with nutritional status. Further research is needed to determine the role of ghrelin in stunting conditions that potentially cause obesity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Roy G.
"This volume addresses the unique property of ghrelin as a modulator of function. Such a property provides potential utility for safe intervention in a wide variety of disease states. Indeed as we learn more about the basic physiology of ghrelin, the potential for treating new disease targets emerge requiring validation in the clinic. Each chapter in this volume is authored by a leading investigator in the field. The introductory chapter sets the background for the book and provides a superb overview of the relevance of ghrelin to physiology, describing how the discovery of ghrelin has prompted us to completely rethink traditional physiology. The authors conclude their chapters by critically addressing the future translational aspects of ghrelin biology and outlining what key basic research and clinical questions remain to be addressed. An invaluable resource, Ghrelin in Health and Disease distinguishes itself as the first comprehensive title covering all of the molecular and clinical issues relating to ghrelin and advancing our clinical understanding of obesity, growth, and reproductive pathogenesis."
New York: Springer, 2012
e20426127
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Harry F. L. Muhammad
"ABSTRACT
Stunting or short stature in children is a significant nutritional problem in developing and underdeveloped countries. Stunting during childhood might affect brain development and impair development cognitive function. Additionally, this condition associated with the increased risk for obesity during adulthood. Several studies have shown that the increment risk of obesity and overweight in children with a short stature was due to their metabolic efficiency. Children with stunting have lower resting energy expenditure compared to non stunting children. Additionally, stunted children has higher respiratory quotient and carbohydrate oxidation but lower fat oxidation compared to non-stunting children. These results might explain why stunted children easily become obese, which is due to lower fat oxidation and leading to tendency to store fat.
This review discussed the current status on studies in the nutrigenetic aspects of the relationship between stunting in the childhood and obesity in adulthood. I hypothesized that stunted children are more likely to become obese in their later life because they have lower metabolic rate and higher tendency of fat storage. There are several candidate genes and pathway involved in obesity and I suspected that ghrelin and its receptor growth hormone secretague receptor (GHSR) were responsible."
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2018
610 UI-IJIM 50: 2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraiza Meutia
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Bertambah atau berkurangnya berat badan terjadi akibat perubahan pada keseimbangan energi tubuh. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal ini adalah adanya perubahan pada nafsu makan. Bagian tubuh yang dipahami sebagai pusat pengaturan nafsu makan adalah hipotalamus. Hipotalamus menerima berbagai sinyal dari dalam dan luar tubuh untuk menimbulkan respon perubahan nafsu makan. Pegagan merupakan salah satu tanaman yang secara tradisional disebutkan dapat meningkatkan nafsu makan. Qfeh karena itu permasaiahannya adalah apakah benar pegagan dapat meningkatkan nafsu makan, dan dengan mekanisme yang bagaimana.
Pada penelitian ini diamati efek pegagan terhadap nafsu makan melalui parameter-parameter jumlah asupan makanan dan pertambahan berat badan. Dan untuk menjajaki mekanisme yang mungkin terjadi sebagai sinyal yang mempengaruhi nafsu makan, diperiksa kadar glukosa darah dan kadar hormon ghrelin.
Hewan coba yang digunakan adalah tikus Wistar jantan dengan berat 141,2 t 12,7 gram. Penelitian dibuat 2 kelompok yaitu : kelompok kontrol dengan pemberian cekokan aquades selama 2 minggu ( n = 14 ) dan kelompok uji dengan pemberian cekokan ekstrak pegagan selama 2 minggu (n = 14 ).
Hasil dan Kesimpulan : Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah asupan makanan kelompok kontrol ( MBK = 8,28 ± 0,76 gr vs MSK = 8,05 ± 0,83 gr, T-test, p > 0,05 ). Pada kelompok uji didapat ( MBu = 8,21 ± 1,38 gr vs MSu = 8,05 ± 0,73, T-test, p > 0,05 ). Pengamatan terhadap kenaikan berat badan antara kelompok kontrol dan kelompok uji didapat ( PBK = 16,26 ± 5,24 gr vs PBu = 13,22 ± 8,06 gr, T-test, p > 0,05 ). Pengamatan terhadap kadar glukosa darah pada kelompok kontrol dan kelompok uji didapat ( KGDK = 119,21 ± 17,91 mg/di vs KGDu = 166,86 ± 54,85 mgldl, T-test, p < 0,05 ). Pengamatan terhadap kadar ghrelin plasma darah pada kelompok kontrol dan kelompok uji didapat (GK = 2,483 ± 0,507 nglml vs Gu = 2,126 ± 0,347 nglml, T-test, p < 0,05 ).
Hasil analisa menunjukkan bahwa jumlah asupan makanan rata-rata kelompok kontrol dan kelompok uji menunjukkan adanya penurunan tetapi tidak bermakna secara statistik (p > 0,05). Pada kedua kelompok terjadi pertambahan berat badan karena hewan coba yang digunakan masih pada usia pertumbuhan, dan pertambahan yang terjadi antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna secara statistik ( p > 0,05 )Sedangkan hasil analisa terhadap kadar glukosa darah menunjukkan adanya peningkatan dan bermakna secara statistik ( p 0,05 ). Dan untuk kadar ghrelin plasma menunjukkan penurunan dan bermakna secara statistik ( p < 0,05 )."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T 13660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library