Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Hikmat S. Tanuwijaya
"Sejak peristiwa Trisakti 13 Mei 1998 disusul dengan kerusuhan Mei 14 - 15 Mei 1998 perlawanan mahasiswa dan rakyat semakin menguat dan seakan tidak terbendung lagi. Hal ini bersamaan dengan perubahan arus politik, dimana kekuatan-kekuatan politik seperti DPR / MPR dan partai-partai yang tadinya mendukung Soeharto, berbalik mendukung tuntutan mahasiswa dan rakyat agar Soeharto mengundurkan Sementara kekuatan politik lain, yaitu militer yang menjadi kekuatan politik orde baru yang berada di garis depan dalam menghadapi gerakan mahasiswa, pada massa itu memilih diam dan seolah bersikap netral. Perubahan arah politik ini bersamaan dengan berkurangnya represi yang selama ini dilakukan penguasa terhadap media massa. Secara umum dapat terlihat perbedaan pola pemberitaan di media massa, sebelum dan sesudah terjadinya momentum ini. Dengan menggunakan metode framing analysis terhadap pemberitaan mengenai gerakan mahasiswa menuntut pengunduran diri Soeharto Seputar Indonesia di RCTI, penulis mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan : Apakah memang ada perbedaan dalam penyajian teks berita di media massa Indonesia, pada saat reformasi itu bergulir, sebelum dan sesudah berubahnya situasi politik. Lalu apakah perubahan struktur berita itu disebabkan karena wartawan (pekerja pers) telah berhasil memperjuangkan kebebasan persnya lewat perlawanan yang dilakukannya, atau ada hal lain seperti situasi ekonomi politik negara yang memungkinkan perubahan itu terjadi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa memang ada perbedaan pola pemberitaan mengenai gerakan mahasiswa di Seputar Indonesia RCTI, sebelum dan sesudah peristiwa kerusuhan, selain pada framing pemberitaan, juga dapat terlihat pada pengambilan angle berita, Bahasa, visual, dan lain-lain. Penyebab utamanya adalah perubahan situasi politik Indonesia saat itu. Saat itu pekerja pers mendapat kesempatan besar karena tekanan dari penguasa dan pemilik modal yang selama ini berlangsung, seperti hilang begitu saja. Masa itu sama sekali tidak ada camper tangan maupun represi yang dilakukan penguasa dan pemilik modal, terhadap pemberitaan aksi-aksi mahasiswa yang menuntut pengunduran diri Soeharto. Penyebabnya adalah karena besarnya desakan arus bawah serta kondisi sosial politik Indonesia yang memang searah dengan desakan arus bawah itu. Meminjam istilah Teguh Juwarno, seorang pekerja RCTI, tekanan itu seperti 'tabu diri' untuk tidak melawan desakan arus yang sedemikian besar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hariyadhie
Jakarta: Golden Terayon Press, 1994
378.19 HAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sambuaga, Theo L.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1978
S6006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhanu Rizkinuriza
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang gerakan mahasiswa ITB yang menentang Orde Baru di Bandung dari 1977-1980. Gerakan mahasiswa timbul karena pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah masa itu tidak merata, serta banyaknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme di Indonesia. Bagian isi dari skripsi ini terbagi ke dalam tiga bab. Pertama, mengulas tentang pembangunan ekonomi serta politik yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru. Bagian kedua, menjelaskan tentang peran Dewan Mahasiswa itu sendiri di dalam gerakan mahasiswa ITB. Bagian ketiga, menjelaskan tentang klimaks dari gerakan yang dibangun oleh mahasiswa ITB yakni sebuah pernyataan sikap pada bulan Januari 1978 serta dampak yang ditimbulkan dari gerakan tersebut. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap antara lain Heuristik, Verifikasi, Interpretasi, dan Historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gerakan mahasiswa di ITB muncul karena adanya rasa tidak puas akan kinerja pembangunan pemerintah. Pernyataan sikap dari mahasiswa ITB menjadi dasar legitimasi bagi militer untuk dapat masuk ke kampus dan menangkapi para aktivis. Dampak dari gerakan tersebut adalah dibekukannya Dewan Mahasiswa/Senat Mahasiswa se-Indonesia dan diberlakukannya kebijakan NKK/BKK di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis discusses the ITB student movement against the Orde Baru in Bandung from 1977 to 1980. The student movement arising from economic development undertaken by the government that time was not evenly distributed, and the proliferation of corruption, collusion and nepotism in Indonesia. Part of the contents of this thesis is divided into three chapters. First, review the economic and political development conducted by the Orde Baru government. The second part, explains the role of Student Council itself at the ITB student movement. The third part, describes the climax of the movement that is built by students of ITB which is a statement in January 1978 as well as the impact of the movement. The method used in this study is the historical method consists of four stages, among others Heuristics, Verification, Interpretation, and Historiography. The results of this study indicate that the student movement in the ITB appears because of the dissatisfaction with the performance of government development. Statement of ITB students a basis of legitimacy for the military to be able to go to college and arresting activists. The impact of the movement is frozen by the Student Council Student Senate in Indonesia and the enactment of policies NKK BKK in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novindah Yulietha Sucipto
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara ideologi politik dan sikap terhadap perdamaian pada gerakan mahasiswa. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ideologi tertentu cenderung memengaruhi sikap terhadap perdamaian. Dalam penelitian ini, ideologi politik mengacu pada dimensi kapitalis-sosialis yang diukur menggunakan Political Ideology Scale (PIS). Sementara itu, sikap terhadap perdamaian diukur menggunakan Peace Attitude Scale (PAS). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 103 mahasiswa aktif Program Sarjana maupun Diploma di perguruan tinggi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ideologi politik memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan dua faktor sikap terhadap perdamaian, yaitu sociopolitical dan caring. Hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang mendukung ideologi sosialis cenderung bersikap positif terhadap perdamaian, terutama pada faktor sociopolitical dan caring.

This study aimed to examine the relationship between political ideology and attitudes toward peace in student movements. Previous research has shown that certain ideology tend to have a positive influence on attitudes toward peace. In this study, political ideology refers to the capitalist-socialist dimension and was measured by the Political Ideology Scale (PIS), whereas attitudes toward peace were measured by the Peace Attitude Scale (PAS). The study participants consisted of 103 active students of bachelor or vocational programs at Indonesian universities. The results showed that political ideology had a significant relationship with peace attitudes. Additionally, political ideology was significantly and positively correlated with two factors that are associated with peace attitudes, namely sociopolitical and caring. This suggests that students who support socialist ideology are likely to have a positive attitudes toward peace, particularly on sociopolitical and caring factors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal C. Airlangga
"Skripsi ini membahas tentang dinamika lembaga kemahasiswaan di kampus Universitas Indonesia (UI) sepanjang tahun 1986 - 1992. Sebagian besar penelitian ini menguraikan penyikapan mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah yaitu Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hasan, No.0457/1990 (SK.0457), tentang Panduan Umum Organisasi Kemahasiswaan. SK ini bermaksud antara lain untuk menghidupkan kembali organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas, yaitu dengan konsep Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT). Namun dalam penerapannya, kebijakan SK. 0457 (SMPT) ini mendapat penolakan dari mahasiswa melalui Forum Komunikasi Mahasiswa UI (Forkom UI) karena SK tersebut dianggap tidak memenuhi aspirasi mahasiswa. Forkom UI sendiri merupakan wadah informal yang dibentuk pada tahun 1986 dengan beranggotakan para ketua SM dan BPM fakultas. Skripsi ini juga menguraikan tentang perubahan sikap Forkom dari penolakan menjadi penerimaan SK.0457. Dari telaah sumber diketahui bahwa perubahan sikap Forkom UI ini disebabkan adanya proses negosiasi dan sejumlah pertemuan antara Forkom UI dengan pimpinan UI untuk mencapai kesepakatan yang kemudian dituangkan dalam ?Memorandum SMUI. Dengan dasar memorandum inilah, Forkom UI bersama pimpinan UI berperan penting dalam pembahasanpembahsan SK.0457 sampai dengan terbentuknya SMUI yang disahkan melalui SK Rektor No. 121/1992.

This study discusses the dynamics of institutions in the campus Student, University of Indonesia (UI) during the year 1986 - 1992. Most of this research penyikapan students construe the policy against the government decree from the Minister of Education and Culture, Fuad Hasan, No.0457/1990 (SK.0457), General Organization of the Student Guide. This policy means, among others, to revive the organization in the university level Affairs, the Student Senate with the concept of Universities (SMPT). But in its application, the policy SK. 0457 (SMPT) this rejection of the students get through the UI Student Communication Forum (Forkom UI) because the policy is not considered to meet the aspirations of students. Forkom UI itself is a vessel that was formed informally in 1986 with the chairman of the BC faculty and BPM. This study also decompose the change of attitude of rejection Forkom a reception SK.0457. Assessment of the source is known that changes attitudes Forkom UI is due to the negotiation process and a number of meetings between leaders Forkom UI with the UI to reach an agreement, which was then poured in the "Memorandum SMUI. With this basic morandum, together with leaders Forkom UI UI plays an important role in the discussion-pembahsan SK.0457 up with the SMUI that passed through the Rector's Decree no. 121/1992."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12636
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nesia Qurrota A`Yuni
"Skripsi ini membahas lahirnya kultur baru keislaman mahasiswa Universitas Indonesia sebagai akibat dari pengaruh gerakan tarbiyah pada periode 1989 ndash;1998. Di Universitas Indonesia, gerakan Tarbiyah yang pada awalnya dikenal sebagai gerakan dakwah kampus, kemudian telah bergerak lebih jauh ke dalam politik kampus. Dengan menggunakan metode sejarah, data yang dikumpulkan dari berbagai sumber menyimpulkan bahwa gerakan Tarbiyah berkontribusi besar dalam menanamkan nilai-nilai Islam di dalam gerakan mahasiswa Universitas Indonesia. Penanaman nilai-nilai Islam tersebut dipermudah setelah kursi-kursi senat mahasiswa dikuasai oleh para aktivis Tarbiyah. Adapun nilai-nilai yang ditanamkan gerakan Tarbiyah terimplementasi dari menjamurnya aktivitas mentoring atau halaqah di musala atau masjid kampus, aktifnya kegiatan mentoring keagaamaan untuk mahasiswa baru, dan mulai banyaknya mahasiswa yang berpenampilan syar rsquo;i. Adanya skripsi ini akan menambah ragam baru kajian mengenai Gerakan Tarbiyah. Sebelumnya, kajian mengenai Tarbiyah hanya seputar masuknya gerakan tersebut ke Indonesia hingga transformasinya menjadi partai politik. Namun, skripsi ini secara spesifik mengungkap pengaruh dan dampak yang disebabkan oleh perkembangan gerakan Tarbiyah di dalam Universitas Indonesia.

This thesis discusses about the emergence of new Islamic culture of Universitas Indonesia students as the effect of Tarbiyah movement influence in 1989 ndash 1998. In Universitas Indonesia, Tarbiyah movement which was known as campuss preaching movement in the beginning, then has moved farther in the political campuss. By using history method, the collected data from many ressources conclude that Tarbiyah movement has big contribution in implementing Islamic values in student movement of Universitas Indonesia. The implementation is eased after the senate positions were occupied by Tarbiyah activist. The values which is implemented by Tarbiyah movement is mentoring activity or halaqah in musala or campuss masjid, mentoring activity to the new student, and many of muslimah student began to wear syar rsquo i clothes. This thesis will contribute a new variant of Tarbiyah movement study. Previously, study about Tarbiyah is only about the emergence in Indonesia and its transformation to political party. However, this thesis specifically discusses the influence and the effect of Tarbiyah movement ini Universitas Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrika Ayu Desiana
"ABSTRAK
Gerakan mahasiswa di Korea Selatan muncul sejak diperkenalkannya pendidikan modern yang awalnya terjadi untuk melawan penjajahan Jepang. Gerakan mahasiswa juga terjadi setelah kemerdekaan dan bertujuan untuk mengubah rezim pemerintah. Gerakan yang terjadi pada Juni 1987, yaitu pada masa pemerintahan Chun Doo-hwan, berhasil membawa transisi demokrasi di Korea Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi gerakan mahasiswa 1987. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis melalui pendekatan diakronis dengan menggunakan sumber-sumber yang berkaitan dengan gerakan mahasiswa dalam demokratisasi di Korea Selatan. Hasil dari penelitian ini adalah sistem pemerintahan Chun Doo-hwan tidak sesuai dengan konstitusinya yang bersifat demokratis merupakan alasan utama mengapa gerakan mahasiswa 1987 terjadi. Sejak dikeluarkannya kebijakan otonomi kampus pada 1984, gerakan mahasiwa menjadi lebih terorganisir dalam menuntut demokratisasi. Dalam melakukan Gerakan Juni 1987, gerakan mahasiswa beraliansi dengan gerakan-gerakan anti pemerintah yang lain. Gerakan mahasiswa umumnya melakukan gerakan dengan menggunakan kekerasan untuk melawan kekuatan militer oleh rezim pemerintah. Meskipun demikian, mereka memainkan peran penting dalam demokratisasi di negaranya.

ABSTRACT
Student movements in South Korea have emerged since the introduction of modern education which initially took place against Japanese occupation. Student movements also took place after independence and aimed at changing the government regime. The movement that took place in June 1987, which happened during the reign of Chun Doo-hwan, succeeded in bringing the democratic transition in South Korea. The problem statement of this research is to know the factors behind the 1987 student movement. This research uses descriptive-analytical methods through a diachronic approach using resources related to the student movement in democratization in South Korea. The result of this study is that Chun Doo-hwan s government system which was not in accordance with its democratic constitution is the main reason why the 1987 student movement took place. Since the issuance of the campus autonomy policy in 1984, student movement has become more organized in demanding democratization. In carrying out the June 1987 movement, the student movement allied with other anti-government movements. Student movements generally carried out movements by using violence to fight the military power by the government regime. Nevertheless, they played an important role in democratization in their country."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>