Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melisa Dewintasari
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui daftar obat generik berdasarkan analisis ABC. Penelitian ini dilakukan di RSIJ Pondok Kopi dengan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada analisis ABC pemakaian terdiri dari 57 item obat kelompok A dengan pemakaian tertinggi sebesar 1.636.016, kelompok B terdiri dari 71 item obat dengan pemakaian sedang sebesar 474.444, dan kelompok C terdiri dari 259 item obat dengan pemakaian terendah sebesar 235.745. Untuk analisis ABC investasi, kelompok A terdiri dari 39 obat dengan nilai investasi sebesar Rp. 3.004. 053.435, kelompok B terdiri dari 70 obat dengan nilai investasi sebesar Rp. 875.283.696 dan kelompok C terdiri dari 279 obat dengan nilai investasi sebesar Rp 431.405.277. Terdapat 13 obat generik yang termasuk kedalam kelompok A analisis ABC investasi ? pemakaian. Perhitungan EOQ untuk kelompok A didapatkan hasil yang bervariasi antara 80- 2018 item persediaan , sementara ROP bervariasi antara 36 - 385 item persediaan. Studi ini menyarankan agar rumah sakit menerapkan metode analisis ABC untuk pengendalian persediaan obat generik.

This study aimed to find generic drug list based on ABC analysis. This research was conducted in RSIJ Pondok Kopi with quantitative methods. The result indicate generic drugs group A of ABC analysis quantity consist of 57 drugs with 1.636.016 quantity value, group B consist of 71 drugs with 474.444 quantity value, and group C consist of 259 drugs with 235.745 quantity value. Generic drugs group A of ABC analysis investment consists of 39 drugs with investment value Rp.3.004.053.435, group B consists of 70 drugs with investment value Rp. 875.83.696 and group C consists of 279 drugs with investment value Rp.431.405.277. There are 13 generic drugs which include into group A of ABC analysis quantity ? invesment. EOQ calculations for group A showed that variety of the result around 80-2018 inventory item, while ROP around 36 to 385 inventory item. This study suggests the hospital for using ABC analysis to inventory control of generic drug.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riendita Yuliasari
"Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh darah Harapan Kita merupakan rumah sakit pusat jantung nasional. Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang maksimal harus di dukung dengan kerja sama dan manajemen yang baik dari seluruh unit yang ada di rumah sakit. Salah satu unit terpenting dalam proses kegiatan di rumah sakit adalah unit farmasi, yang bertanggung jawab dalam mengelola dan menyediakan seluruh barang farmasi yang dibutuhkan setiap pasien.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan data primer yaitu dengan observasi dan wawancara mendalam dengan tiga informan, yaitu Kepala UPF Farmasi dan Apotik, Kepala Penunjang dan Logistik, dan staf Perencanaan Obat Reguler dan Askes. sedangkan data sekunder adalah data jumlah persediaan, data harga satuan obat dan data pemakaian obat generik selama 6 bulan yaitu bulan Desember 2007 sampai Mei 2008.
Pada penelitian ini, data dari hasil wawancara mendalam dan observasi akan diperoleh penjelasan mengenai proses perencanaan dan pengadaan obat di gudang farmasi, kemudian dari data sekunder akan dibuat dibuat analisis ABC pada obat generik di Gudang Farmasi sehingga diketahui obat-obatan yang masuk dalam kelompok investasi tinggi, sedang dan rendah selama 6 bulan terakhir yaitu pada bulan Desember 2007 sampai Mei 2008. Hasil yang diperoleh dari analisis kemudian dibuat perhitungan dengan EOQ dan ROP untuk obat-obatan kelompok A dalam analisis ABC untuk dapat menghasilkan persediaan yang optimal.
Dari hasil analisis ABC berdasarkan investasi diperoleh Kelompok A merupakan obat generik dengan investasi tinggi, dengan 12 item obat atau 9,09 % dari 132 item obat generik yang ada, dengan jumlah investasi sebesar Rp.402.255.149 atau 70.06 % dari total investasi.
Kelompok B merupakan obat generik dengan investasi sedang, dengan 18 item obat generik atau 13,64 % dari 132 item obat generik, dengan investasi sebesar Rp.114.831.190 atau 20 % dari total investasi.
Kelompok C merupakan obat dengan investasi rendah, dengan 102 item dari 132 item obat generik atau 77,27 % dari total obat generik yang ada dengan investasi sebesar Rp.57.040.087 atau 9.94 % dari total investasi. Dari pengelompokan analisis ABC tersebut kemudian dibuat perhitungan pengendalian dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) dan ROP (Reorder Point). Didapatkan hasil EOQ untuk obat Simvastatin sebesar 3523.12 dibulatkan menjadi 3523. Ini berati bahwa jumlah pemesanan yang ekonomis untuk Simvastatin 10 mg adalah 3523 tablet. Untuk menentukan kapan dilakukan pemesanan kembali dilakukan perhitungan dengan metode ROP. Dari hasil yang di dapat untuk obat Simvastatin 10 mg. Dapat dilakukan pemesanan kembali ketika obat mencapai 1488 Tablet dan jarak untuk dilakukan pemesanan kembali adalah jumlah pemakaian selama 6 bulan dibagi dengan hasil EOQ yaitu 1,74 dibulatkan menjadi 2 hari.
Secara umum, pengendalian persediaan di Sub Unit Gudang Farmasi telah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur yang ada. Masalah yang ada berkaitan dengan tidak adanya formularium obat. Saran yang dapat diberikan adalah Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dapat merealisasikan rencana pembuatan formularium, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan pengadaan kebutuhan obat dan pengendalian persediaan obat di Gudang Farmasi dapat lebih mudah di lakukan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gan, Siew Hua
"Using common drugs without proper knowledge can be dangerous, as herbs and vitamins contain ingredients that may interact with common drugs. Also, questions such as “Can medicines be shared among family members?”, “Can antibiotics be kept for the next infection?”, “What is the best time to take medicine?”, “What is actually meant by ‘before’ and ‘after’ food?”, “Can drugs be taken with herbal medications?”, “Can tablets be taken with hot water or coffee?”, “What is the maximum dose of paracetamol per day?” and “Will paracetamol interact with durian or alcohol?” may seem trivial but are important. Written in an easily understood Q&A format, TIPS ON USING COMMON MEDICINES SAFELY provides information on how to maximise the use of common medicines while minimising the impact of their side effects. It also gives concise information on how to avoid harmful interactions with other drugs, food, herbs and vitamins."
Malaysia: MPH Group Printing, 2017
610 GAN t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library