Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ubaidilah
"Efektivitas perancangan struktur portal ? dinding geser perlu dievaluasi guna mendapatkan desain yang paling efektif. Dalam hal ini adalah struktur yang membutuhkan tulangan paling minimum. Tetapi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan dalam peraturan harus tetap diikuti guna keselamatan pengguna bangunan tersebut.
Efektivitas struktur bangunan ini dapat dilihat berdasarkan variasi persentase gaya geser dasar yang ditahan portal terhadap gaya geser dasar total untuk berbagai nilai faktor reduksi gempa (daktilitas struktur). Pemodelan juga dilakukan dengan variasi tingkat struktur. Pembebanan gempa dilakukan dengan respon spectrum gempa zona 3 pada tanah lunak.
Struktur dengan nilai faktor reduksi gempa 6,5 SRPMM (Sistem Rangka Penahan Momen Khusus) umumnya membutuhkan penulangan paling minimum. Berdasarkan gaya geser dasar yang ditahan portal, persentase gaya geser dasar portal lebih dari 25% merupakan struktur yang paling efektif untuk bangunan 16 lantai kebawah. Untuk bangunan yang lebih tinggi, struktur dengan gaya geser dasar portal di antara 15% dan 25% adalah struktur yang paling efektif.

Effectiveness of frame ? shear wall structure design has to be evaluated to obtain the most effective structural design. In this case, the most effective structural design is the structure which requires minimum reinforcement. However, following the requirements that have been stated in the regulation is a must to save the building user.
The effectiveness of building structure can be considered according to percentage of vane base force on frame to total vane base frame for various seismic reduction factor (structural ductility). Structural model is also evaluated with various of its stories. Seismic load is modeled by spectrum response zone 3 on soft soil.
The structure with value of seismic reduction factor 6.5 IMRF (Intermediate Moment Resisting Frame) commonly requires the most minimum reinforcement. Base on vane base force which endured by frame, percentage vane base force on frame more than 25% to total vane base frame is the most effective structure for 16 stories building below. For the higher building, structure with percentage vane base force on frame between 15% and 25% to total vane base frame is the most effective."
2008
S40501
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldie Lukman Wijaya
"Indonesia termasuk daerah dengan tingkat risiko gempa yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena wilayah Indonesia berada di antara empat lempeng tektonik yang aktif yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Filipina, dan lempeng Pasifik. Pada tahun 2011 pemerintah menyusun peraturan perencanaan bangunan tahan gempa yang baru, yaitu SNI 03-1726-2011, untuk menggantikan peraturan sebelumnya SNI 03-1726-2002. Objek pada penelitian ini adalah bangunan tingkat rendah di Jakarta. Struktur dimodelkan secara tiga dimensi dengan menggunakan program ETABS ver. 9.5, dan dengan beban gempa yang diperoleh dari peraturan perencanaan bangunan tahan gempa maka akan diperoleh gaya geser dasar gempa dan simpangan antar lantai bangunan.
Hasil yang diperoleh adalah nilai normalisasi gaya geser SNI 03-1726- 2011 lebih besar 31,65% dibandingkan nilai normalisasi gaya geser SNI 03-1726- 1989, dan nilai normalisasi gaya geser SNI 03-1726-2011 lebih kecil 21,18% dibandingkan nilai normalisasi gaya geser SNI 03-1726-2002. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini hanya berlaku untuk bangunan tingkat rendah dengan struktur beton bertulang yang berada di Jakarta dengan kondisi tanah lunak.

Indonesia is one of the areas with high level of seismic risk. The reason is because Indonesia is located between four active tectonic plates, namely Eurasian plate, Indo-Australian plate, Philippine plate, and the Pacific plate. In 2011, the government of Indonesia formulated SNI 03-1726-2011, the new regulation of earthquake-resistant buildings planning to replace the previous regulation, SNI 03-1726-2002. The object of this research is low-level buildings in Jakarta. The stucture is modeled in 3 dimension by using ETABS ver. 9.5. The model is loaded by earthquake load which is obtained from the regulation of earthquake-resistand buildings. The seismic base shear and the story drift is then obtained by the analysis of ETABS.
The results obtained are the average normalized shear force value of SNI 03-1726-2011 has the greater value of 31.65% compared to the average value of SNI 03-1726-1989 normalized shear force, and the average normalized shear force of SNI 03-1726-2011 is smaller by the value of 21.18% compared to the value of the normalized shear force of SNI 03-1726-2002. The results obtained in this study are only applicable to low-level buildings with reinforced concrete structure located in Jakarta with soft soil conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1062
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Damar Al Chamid
"Penelitian ini membahas mengenai metode desain sistem ganda dari struktur portal - dinding geser beton bertulang akibat beban gempa dan kebutuhan tulangan yang diperlukan untuk masing-masing metode perhitungan. Dalam penentuan sistem ganda sesuai peraturan SNI 03-1726-2002, pada penelitian ini dilakukan tiga metode desain, struktur portal - dinding geser yang berinteraksi, struktur portal dengan boundary element dinding geser, dan struktur portal dengan dengan dinding geser yang di non-aktifkan. Dalam metode portal - dinding geser yang berinteraksi, struktur bangunan di desain berdasarkan analisis dinamik dan analisis statik, tetapi untuk dua metode lainnya dilakukan dengan analisis statik.
Pada penelitian ini ditinjau bangunan 8 lantai pada lokasi gempa di Jakarta dengan tanah lunak dianalisis sebagai sistem ganda. Simulasi numerik menunjukkan bahwa pendekatan portal ? dinding geser saling berinteraksi dengan faktor reduksi R = 6,5 (SRPMM) menghasilkan tulangan paling besar dibandingkan dengan dua metode lainnya.

This thesis discussed about method of design of a reinforced concrete shear wall - frame structure as dual system due to earthquake load and the requirement of rebar for each methods. In determining dual system structure based on SNI 03-1726-2002, some methods of design such as interaction of shear wall - frame structure, frame with boundary element, and frame with deactivated shear wall is considered in this thesis. In interaction of shear wall - frame structure method, building structure was designed based on dynamic and static analysis, however for two other methods static approach was employed.
In this thesis an 8-story building located in Jakarta and built on soft soil was analyzed as dual system. Numerical simulations show that interaction of shear wall ? frame structure approach with reduction factor R = 6,5 (IMRF) results the biggest required rebar compared with other methods.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43568
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library