Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ricki Muliadi
"Peningkatan emisi gas rumah kaca di DKI Jakarta dapat berdampak negatif pada pembangunan kota yang berkelanjutan. Peningkatan emisi gas rumah kaca dapat menurunkan tingkat kesehatan masyarakat yang berujung pada perlambatan perekonomian. Pemerintah daerah DKI Jakarta mengeluarkan Rencana Aksi Daerah - Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) untuk mengatasi tingginya emisi gas rumah kaca.
Penelitian ini membahas analisis penerapan kebijakan RAD-GRK terhadap aspek keberlanjutan DKI Jakarta menggunakan pendekatan sistem dinamis. Model kebijakan RAD-GRK akan diintegrasikan dengan Jakarta Sustainable Urban Model dan kemudian disimulasikan berdasarkan dua skenario yaitu Kewenangan Rendah dan Kewenangan Tinggi. Kebijakan RAD-GRK mampu menurunkan emisi gas rumah kaca di Jakarta namun perlu upaya lebih lanjut oleh pemerintah DKI Jakarta untuk menciptakan pembangunan kota Jakarta yang berkelanjutan.

The increasing of Green House Gases (GHGs) in DKI Jakarta could harm the sustainable urban development. The escalation of GHGs could decrease public health level that lead to economics slow down. Local government of DKI Jakarta releases Regional Action Plan-Green House Gases (RAP-GHGs) to overcome the increasing of GHGs.
This research discusses about policy analysis of Regional Action Plan-Green House Gases Emission toward sustainable aspects of DKI Jakarta using system dynamics approach. The policy model of RAP-GHGs would be integrated with Jakarta Sustainable Urban Model and be simulated based on two scenarios which are Low Authority and High Authority. RAP-GHGs policy could reduces GHGs emission in Jakarta but it needs further efforts from DKI Jakarta local government to create sustainable Jakarta development.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohana Carolyne Putri
"Indonesia merupakan negara yang berkomitmen dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca GRK. Target penurunannya adalah 26 dengan usaha sendiri dan 41 dengan bantuan internasional. Segala rencana mitigasi dan perhitungan terdapat pada dokumen Rencana Aksi Nasional-Gas Rumah Kaca atau RAN-GRK. Namun, metode perhitungan yang dilakukan pada dokumen ini menggunakan skenario Business as usual BAU baseline. Penggunaan skenario BAU baseline ini menandakan bahwa perencanaan pengelolaan limbah padat cenderung statis dan akan menimbulkan dampak yang tidak besar dalam upaya penurunan GRK. Sehingga menjadi penting untuk membuat skenario untuk kota di Indonesia, sesuai dengan kondisinya, agar dapat diketahui potensi emisi dari setiap kota. Untuk perhitungan emisi GRK, digunakan metode perhitungan faktor emisi dengan memperhitungan kredit atau pengurangan emisi dari pengelolaan limbah padat yang bermanfaat.
Beberapa faktor emisi yang digunakan merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan pada negara-negara yang memiliki keserupaan komposisi limbah padat dengan Indonesia. Skenario yang dibuat dalam penelitian ini berfokus pada pengelolaan secara 3R Reuse, Reduce, Recycle dan WTE Waste to Energy . Dari fokusan ini, didapatkan besaran emisi GRK pada tahun 2018 pada Kota Surabaya adalah -0,444-0,102 CO2 eq/kapita/tahun, Kota Balikpapan -0,187-0,017 CO2 eq/kapita/tahun, dan Kota Pangkal Pinang -0,181-0,120 CO2 eq/kapita/tahun. Dari keseluruhan skenario yang dibuat, pengelolaan limbah padat secara 3R menghasilkan total emisi GRK terendah, sedangkan total emisi GRK terbesar terdapat pada pengelolaan eksisting di mana presentase limbah padat yang dibuang ke landfill masih cukup besar.

Indonesia is a country committed to reduce greenhouse gas GHG emissions. The target of the decline is 26 by own ventures and 41 with international assistance. All mitigation and calculation plans are contained in the National Action Plan Greenhouse Gas or RAN GRK document. However, the calculation methods performed in this document use the Business as usual BAU baseline scenario. The use of this BAU baseline scenario suggests that solid waste management planning tends to be static and will have less impact in the effort to reduce GHGs. So it becomes important to create scenarios for cities in Indonesia, in accordance with the conditions, in order to note the potential emissions from each city. For GHG emission calculations, an emission factor calculation method is used to calculate credit or emission reductions from useful solid waste management.
Several emission factors used are the result of research conducted on countries having similar solid waste composition with Indonesia. The scenarios made in this study focus on 3R management Reuse, Reduce, Recycle and WTE Waste to Energy. From this focal, the amount of GHG emission in 2018 in Surabaya is 0,444-0,102 CO2 eq capita year, Balikpapan 0,187-0,017 CO2 eq capita year, and Pangkal Pinang City 0,181-0,120 CO2 eq capita year. From the overall scenario created, solid waste management by 3R results in the lowest total GHG emissions, while the largest total GHG emissions are in existing management where the percentage of solid waste dumped into landfills is still substantial.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2021
338.951 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Apul Robyatno
"Masalah sampah merupakan masalah yang terjadi hampir di setiap belahan dunia. Pertumbuhan penduduk yang cenderung terus bertambah, pola konsumsi dan budaya masyarakat menjadi faktor penyebab produksi sampah terus meningkat. Masalah yang muncul dari masalah sampah adalah gas rumah kaca (GRK). Sampah menghasilkan GRK seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oxide (N2O) yang dapat memicu pemanasan global. Berdasarkan dokumen Indonesia Nationally Determined Contribution (NDC), emisi GRK Indonesia pada tahun 2010 sebesar 1.334 MTon CO2eq dengan sektor sampah atau waste berada pada posisi keempat dengan 88 MTon CO2eq (6,59%) dari total emisi GRK di Indonesia. Kota Bogor yang belum memiliki data emisi GRK dari sektor persampahan, membutuhkan data tersebut sebagai acuan dalam menentukan pengelolaan sampah yang baik di Kota Bogor. Penelitian ini akan fokus pada perhitungan emisi GRK dan pembuatan skenario yang mengacu pada rencana pembangunan wilayah dengan memperhatikan kondisi dan karakteristik kota Bogor. Skenario pertama menggunakan teknologi digester anaerobik di TPA sebagai unit pengolahan utama dan skenario kedua berfokus pada pengurangan sampah dari sumber dengan kegiatan pengomposan mandiri dan penggunaan teknologi pengomposan dan kegiatan 3R di TPA. Dari fokus penelitian ini, emisi GRK Kota Bogor tahun 2019 sebesar 0,1308 ton CO2/kapita/tahun untuk skenario eksisting, -0,0028 ton CO2/kapita/tahun untuk skenario pertama, dan -0,0060 ton CO2/kapita/tahun untuk skenario skenario kedua. Dengan demikian, skenario kedua direkomendasikan untuk menjadi sistem pengelolaan sampah terpadu di Kota Bogor dengan kegiatan penanganan sampah pada sumbernya yang dapat mengurangi jumlah sampah secara signifikan.

The waste problem is a problem that occurs in almost every part of the world. Population growth that tends to continue to grow, consumption patterns and community culture are factors that cause waste production to continue to increase. The problem that arises from the waste problem is greenhouse gases (GHG). Garbage produces GHGs such as carbon dioxide (CO2), methane (CH4), and nitrous oxide (N2O) which can trigger global warming. Based on the Indonesia Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia's GHG emissions in 2010 were 1,334 MTon CO2eq with the waste sector being in fourth position with 88 MTon CO2eq (6.59%) of the total GHG emissions in Indonesia. Bogor City, which does not yet have data on GHG emissions from the waste sector, needs this data as a reference in determining good waste management in Bogor City. This research will focus on calculating GHG emissions and making scenarios that refer to regional development plans by taking into account the conditions and characteristics of the city of Bogor. The first scenario uses anaerobic digester technology in the landfill as the main treatment unit and the second scenario focuses on reducing waste from the source with independent composting activities and the use of composting technology and 3R activities at the landfill. From the focus of this study, Bogor City's GHG emissions in 2019 were 0.1308 tons CO2/capita/year for the existing scenario, -0.0028 tons CO2/capita/year for the first scenario, and -0.0060 tons CO2/capita/year. for the second scenario. Thus, the second scenario is recommended to become an integrated waste management system in Bogor City with waste management activities at the source that can significantly reduce the amount of waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarto
"Kegiatan minyak dan gas bumi telah menimbulkan dampak terhadap lingkungan, satu diantaranya adalah kontribusi terhadap perubahan iklim melalui pembakaran sisa gas bumi yang dilakukan di flare stack dan menimbulkan gas rumah kaca (GRK) yang dianggap penyumbang terbesar pemanasan global. Data Ditjen Migas menunjukkan bahwa total gas bumi Indonesia yang dibakar di flare stack pada tahun 2009 adalah sebesar 364 MMSCFD (Million Million Standard Cubic Feet per Day).
Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sebesar 26% pada tahun 2025, dengan 6% diantaranya merupakan kontribusi dari sektor energi. Pemanfaatan gas suar bakar (flare gas) dari Lapangan Migas Pertamina EP Field Tambun yang memiliki gas suar sebesar ±11,22 MMSCFD, menjadi sumber energi bagi jaringan gas rumah tangga masyarakat Desa Buni Bakti, diharapkan mampu berkontribusi terhadap penurunan emisi GRK.
Dikarenakan volume gas suar yang relatif kecil dari tiap-tiap sumur, komposisi gas yang memiliki unsur impurities, lokasi yang menyebar serta jauh dari infrastruktur pipa transmisi atau distribusi, menyebabkan tingginya biaya pemrosesan gas tersebut, sehingga tidak ekonomis untuk dimanfaatkan oleh investor. Diperlukan kebijakan pemerintah untuk memanfaatkan gas suar bagi keperluan jaringan gas rumah tangga.
Analisis aspek teknis dan ekonomis pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi untuk rumah tangga akan dilakukan dalam studi ini, sebagai masukan bagi pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan pemanfaatan gas suar bagi keperluan jaringan gas rumah tangga, serta sebagai satu cara memenuhi komitmen Negara Indonesia untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26 % hingga tahun 2025.

Oil and gas activities have an impact on the environment, one of which is contributing to climate change through the burning of residual gas in the flare stack and do cause greenhouse gas (GHG) that are considered the biggest contributor to global warming. Directorate General of Oil and Gas data show that Indonesia's total natural gas burned in the flare stack in the year 2009 amounted to 364 MMSCFD (Million Million Standard Cubic Feet per Day). Indonesia has committed to reduce GHG emissions by 26% in 2025, with 6% of which is contributed from the energy sector.
Utilization of fuel gas flare (flare gas) from Gas Field Pertamina EP Field Tambun who have gas flare at ± 11,22 MMSCFD untapped, a source of energy for domestic gas network Buni Bakti village society, is expected to contribute to the reduction of GHG emissions. Due to the volume of a relatively small flare gas from each well, the composition of gas that has an element impurities, which spread and distant location of transmission or distribution pipeline infrastructure, resulting in high costs of processing the gas, so it is not economical to be used by investors.
Government policy is needed to take advantage of flare gas for household purposes gas network. Analysis of technical and economical aspects of networking infrastructure for domestic gas will be done in this study, as an input for the government to issue a flare gas utilization policy for the purposes of domestic gas network, as well as a way to meet the State of Indonesia's commitment to reduce GHG emissions by 26 % until 2025."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28337
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Divia Agustina Ahmad
"Peningkatan suhu bumi dan suhu udara merupakan salah satu dampak dari Perubahan iklim yang merupakan akibat dari meningkatnya emisi gas rumah kaca. Terjadinya peningkatan emisi gas rumah kaca salah satunya dikarenakan adanya aktivitas manusia yang dilakukan di kawasan pemukiman, seperti kegiatan pengelolaan sampah dan air limbah serta penggunaan air bersih dan energi listrik. Penelitian ini dilakukan di Perumahan Bintang Alam, Kabupaten Karawang dengan tujuan untuk mengetahui sumber serta jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan agar kemudian dapat diberikan rekomendasi penurunan emisi gas rumah kaca. Perolehan data dilakukan dengan sampling sampah, wawancara serta penyebaran kuisioner. Berdasarkan perhitungan, Perumahan Bintang Alam menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 1.149,6 kg CO2e/orang/tahun dari keempat kegiatan/sektor yang diteliti. Sektor yang menyumbang emisi terbesar adalah dari penggunaan energi listrik yaitu sebesar 749,61 kg CO2e/orang/tahun diikuti oleh sektor pengelolaan limbah padat yaitu sebesar 297,14 kg CO2e/orang/tahun pada posisi tertinggi kedua. Strategi penurunan emisi gas rumah kaca pada Perumahan Bintang Alam yang direkomendasikan adalah dengan melakukan penghematan penggunaan energi listrik serta melakukan pengelolaan limbah padat lebih lanjut dengan composting dan recycling. Dengan menerapkan rekomendasi tersebut maka akan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26%.

The increaseing of global temperature is one of the impacts from climate change which is a result of increased greenhouse gas emissions. The increasing of greenhouse gas emission is caused by the human activities carried out in residential areas, such as waste management, waste water treatment and disposal, the use of clean water and the use of electricity. This research was conducted at Bintang Alam Residence, Karawang Regency with the aim to find out the source and the amount of greenhouse gas emissions produced, so the recommendation can be made to reduce greenhouse gas emissions. The data needed is obtained by solid waste sampling, interviewing, and distributing questionnaires. Based on calculations, Bintang Alam Residence contributes to greenhouse gas emissions of 1.149,6 kg CO2e/person/year from the four activities/sectors studied. The sector that contributed the most to emissions was the use of electrical in the amount of 749,61 kg CO2e/person/year followed by the solid waste management sector which amounted to 297,14 kg CO2e/person/year in the second highest position. The recommended strategy to reduce greenhouse gas emissions is with save electricity usage and with further manage solid waste by composting and recycling. Applying these recommendations will reduce greenhouse gas emissions by 26%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ari Saptahadi
"ABSTRAK
Berbagai macam kasus kerusakan lingkungan alam yang marak terjadi diduga
bersumber pada kesalahan fundamental dalam pemahaman atau cara pandang
manusia dalam berinteraksi dengan alam dan keseluruhan ekosistem. Kesalahan
tersebut terdapat pada cara pandang manusia yang antroposentris sehingga perilaku
dan tindakan manusia lebih eksploitatif bahkan destruktif terhadap alam. Hal tersebut
membuktikan bahwa manusia mendominasi atas alam, dimana manusia merasa
kedudukannya lebih tinggi daripada alam dan merasa hanya manusia yang memiliki
nilai. Terkait dengan berbagai krisis lingkungan yang diakibatkan oleh perilaku dan
tindakan manusia, fenomena pemanasan global muncul sebagai dampak dari perilaku
dan tindakan manusia yang terwujud dalam kegiatan pembangunan dan industri
kapitalistis yang telah berlangsung sejak revolusi industri. Kegiatan tersebut
memberikan kontribusi negatif berupa emisi gas rumah kaca (GRK) yang
konsentrasinya semakin lama semakin meningkat di atmosfer sehingga menyebabkan
pemanasan global. Pemanasan global merupakan krisis lingkungan global yang
berpotensi menimbulkan dampak yang berbahaya (catastrophic) bagi lingkungan
alam dan mahluk hidup di bumi termasuk manusia. Maka diperlukan suatu perubahan
baik sikap, perilaku, dan tindakan untuk menanganinya. Pendekatan dialektis Marx
mengenai suatu pemulihan dan kelangsungan alam perlu dipertimbangkan untuk
menangani permasalahan ini. Selain itu, peran etika lingkungan sangat berpengaruh
dan bisa dijadikan landasan dalam merubah pola pikir dan cara pandang yang baru
terhadap alam supaya relasi antara manusia dan alam bisa terjalin dengan baik dan
harmonis.

ABSTRACT
Many cases of natural environment destruction which is occurred based on
fundamental mistakes in understanding or insight of human beings in doing
interactions with nature and the whole ecosystems. Those mistakes are in the human
being's insight which is anthropocentric so that the human's habits and attitudes in
doing something are more explorative, even destructive against the nature. It proves
that human being is dominating upon the nature, whereas they think that human being
has more precious things than the nature and human being only which has value.
Based on the various crisis of environment which is caused by human being?s
attitude, global warming phenomenon appears as an impact by human being?s
attitude. It appears which caused by human being?s action in development and
capitalistic industry since the beginning of Industry Revolution. Those actions have
given negative contributions such as greenhouse gases (GHG) emission which have
more concentration in the atmosphere so it makes global warming. Global warming is
a global crisis of environment which can make dangerous impacts (catastrophic) for
natural environment and all living being in the earth as well as human being.
Therefore some changes are needed to handle such as attitude changes and habit
changes. Dialectic Marx?s approaching about some recoveries and some continuity of
the nature is needed to be considered to solve these problems. Besides, the role of the
environment ethics is very influencing and can be a basic about mind changing and a
new insight to the nature so that the relation between human being and the nature can
be a good combination well and harmonic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43647
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Otto Anne Noviandri Dian Susanti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas implementasi Protokol Kyoto dan kontribusi energi baru
Terbarukan dalam penurunan emisi gas rumah kaca. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui implementasi Protokol Kyoto pasca ratifikasi melalui Undang–Undang
Nomor 17 Tahun 2004, dan mengetahui kebijakan pendorong pemanfaatan energi
baru terbarukan untuk penurunan emisi gas rumah kaca serta kendalanya di
Indonesia. Sehingga diharapkan energi baru terbarukan dapat lebih berkembang, dan
sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Penelitian ini mempergunakan metode
penelitian yuridis normatif dalam bentuk preskriptif analisis. Hasil penelitian ini
menyarankan perlunya Pemerintah menyusun suatu kebijakan energi yang
mengedepankan pemanfaatan energi baru terbarukan bukan hanya sebagai alternatif
penyediaan energi sebagai substitusi energi fosil, akan tetapi sebagai penyeimbang,
sehingga dapat lebih kompetitif. Pemerintah juga harus lebih mendorong
pemanfaatan energi baru terbarukan agar tercapai bauran energi yang proporsional
rangka menciptakan pembangunan energi yang berkelanjutan sehingga akan
berdampak kepada penurunan emisi gas rumah kaca.

ABSTRACT
The focused of this study is the implementation of Kyoto Protokol with new and
renewable energy contribution for greenhouse gas emission reduction. The research
aims to know the implementation of the Kyoto Protokol post ratification by the Law
Number 17 of 2004, and know the policy driving new and renewable energy
utilization for GHG emission reduction, as well as obstacles in Indonesia. So, that the
new and renewable energy is expected to be more developed in Indonesia, not to
mention reducing greenhouse gas emission. This research is using normative
juridical method in the form of prescriptive analysis. The results of this study suggest
the need for the government to compile an energy policy that emphasizes the use of
new and renewable energy not only as an alternative energy supply as a substitute for
fossil energy, but as a counterweight, so it could be competitive. In addition, the
government should further develop the use of new and renewable energy in order to
achieve a proportionate energy mix to create sustainable energy development that
will have an impact on greenhouse gas emission reduction."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Jayanti
"ABSTRAK
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, terutama di tingkat provinsi, terhadap emisi gas rumah kaca. Hal tersebut juga bermaksud untuk menjawab apakah pertumbuhan ekonomi dapat berjalan beriringan dengan kualitas lingkungan. Penelitian ini menggunakan model regresi data panel dengan memasukkan data tingkat provinsi dari tahun 2004 hingga 2012 dengan memperhitungkan karakteristik regional seperti Indeks GINI dan Pembangunan Manusia. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa tidak semua provinsi memiliki respon yang sama terkait perubahan pertumbuhan ekonomi terhadap emisi gas rumah kaca.

ABSTRACT
The main objective of this study is to examine of how the economic development in Indonesia, especially on province level, influences on greenhouse gas emissions, thereby considering the question of whether or not economic development can coexist with environmental quality. This study is using unbalance panel data regressions with province level data from 2004 to 2012 and includes the regional characteristic such as GINI index and HDI. The result shows that provinces have difference impact on GHG emissions by the changing of economic development."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S57862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairu Annisa Hariadi
"Life Cycle Assessment merupakan analisa aliran material yang dapat digunakan untuk memodelkan aliran material pada sistem pengolahan limbah padat. Studi dilakukan pada limbah padat TPA Cipayung, Kota Depok dengan jumlah limbah padat masuk rata-rata adalah 546,70 ton/hari atau 199.544,76 ton/tahun dengan potensi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan 392.425,53 ton CO2e/tahun. Skenario pengolahan limbah padat dilakukan untuk mengurangi potensi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan, yaitu skenario kondisi eksisting, skenario perbaikan kondisi eksisting, dan skenario pengolahan sampah untuk masa yang akan datang pada tahun 2030. Rekomendasi pengolahan limbah padat untuk dapat mengurangi potensi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan adalah dengan pengomposan, daur ulang, dan Refuse Derived Fuel RDF . Pada pemodelan skenario tersebut diperoleh bahwa potensi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada kondisi eksisting dapat dikurangi hingga 37 yakni menjadi 246.697,87 ton CO2e/tahun. Pada tahun 2030, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada pengolahan limbah padat yang direkomendasikan meningkat 3,4 dari potensi emisi gas rumah kaca tahun 2016 yakni sebanyak 407.729,55 ton CO2e/tahun dengan jumlah limbah padat yang masuk meningkat 34 dari jumlah sampah tahun 2016.

Life cycle assessment is material flow analysis can be used to design material 39 s flow in waste processing of municipal solid waste. The research was done by waste in TPA Cipayung, Depok City with average amount input of waste 546.70 ton day or 199,544.76 ton year with greenhouse gas emissions potency that is produced 392,425.53 ton CO2e year. The waste processing scenario is made to reduce greenhouse gas emissions potency that is produced, such as exsisting condition scenario, exsisting condition improvement scenario, and waste processing scenario for the future in 2030. The recommendation of waste processing to reduce greenhouse gas emissions potency that is produced with composting, recycle, Refuse Derived Fuel RDF . In this scenario model conclude greenhouse gas emissions potency which is produced in exsisting condition can be reduced until 37 or 246,697.87 ton CO2e year. In 2030, greenhouse gas emissions potency that will be produced in recommended waste processing increase 3.4 from the greenhouse gas emissions potency in 2016 amount 407,729.55 ton CO2e year with total input waste amount increase 34 from total waste amount in 2016."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>