Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niayah Erwin
"Paket kebijaksariaan 1 Juni 1983 merupakan awal paket deregulasi di bidang perbankan yang menyebabkan bank-bank bebas untuk menentukan sendiri suku bunga deposito, tabungan, bunga pinjaman yang diberikan, serta pengurangan pemberian kredit likuiditas oleh bank sentral.
Paket kebijaksanaan 27 Oktober 1988 adalah deregulasi yang dilakukan pemerintah terhadap bidang keuangan, moneter dan perbankan yang menyebabkan menjamurnya bank bank baru, dan pembukaan kantor-kantor cabang di mana-mana.
Dua paket tersebut di atas adalah merupakan dua paket yang patut dicatat oleh dunia perbankan Indonesia, oleh karena dua paket tersebut di atas secara tidak langsung telah menuntut para perbankan nasional harus mampu tumbuh secara dewasa dan profesional.
Banyak kalangan perbankan merasakan bahwa deregulasi tabun 1988 adalah merupakan awal dari kebangkitan sekaligus juga merupakan awal dari kemerosotan perbankan Indonesia. Karena deregulasi tersebut menuntut ketrampilan manajemen serta sistim yang digunakan dalam mengelola kekayaan, hutang dan modal dalam rangka meningkatkan margìn bank ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Ada beberapa bank yang pada awalnya memiliki jumlah asset besar tapi pada akhirnya ambruk oleh karena kekurang siapan sistem dan manajemennya untuk mengelola asset tersebut.
Penghimpun dana masyarakat pada saat ini dirasakan semakin sulit, sedangkan proporsi dana murah terhadap total dana masyarakat yang dihimpun semakin lama semakin mengecil sebaliknya proporsi dana mahal semakin lama semakin membesar. Kecenderungan ini akan sampai pada titik bahwa dana yang diperoleh seluruhnya rnerupakan dana mahal yang sangat meinpengaruhi Net Interest Income bank. Artinya bahwa Net Interset Income akan cenderung semakin mengecil, sedangkan harapan dan Owner adalah Net Interest Income yang semakin meningkat.
Untuk menjembatani kedua hal yang bertolak belakang tesebut, manajemen mencoba menggunakan suatu ilmu terapan yang disebut dengan "Asset Liability Management" untuk mencari keseimbangan struktur di kedua sisi neraca yakni antara sisi asset dan liability agar tetap dapat bertahan pada NII yang telah ditentukan serta mencoba menemukan porfolio yang peka terhadap gejolak bunga.
Pergerakan tingkat bunga yang cukup besar di pasar uang maupun pasar modal akan mempengaruhi ketahanan Asset dan Liability suatu bank. Sedangkan bila ditinjau dari Balance sheet suatu bank, rnaka hampir semua kredit yang disalurkan berasal dari dana pihak ketiga.
Penataan atas asset "Interset rate risk" merupakan tujuan penting dalam penataan asset dan liability di dalam mempertahankan maupun menciptakan Net Interest Income yang tinggi. Interest rate risk merupakan alat untuk pemilihan strategi dan taktik guna mencapai interest spread dalam situasi pergerak tingkat bunga yang cukup besar di pasar uang Inaupur pasar modal (interest rate volatility)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairiko Asrul
"Bank adalah suatu lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dan masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagal alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi tersebut, bank sering pula disebut sebagal lembaga kepercayaan. Oleh sebab itu, bank hams mampu beroperasi dengan baik, dengan pengelolaan assets dan liabilities secara profesional serta menerapkan strategi strategi jangka pendek maupun jangka panjang, hal ini membuat bank dapat memelihara tingkat kesehatannya sehingga semua kriteria bank yang sehat menurut Bank Indonesia dapat tercapai.
Karya akhir ini bermaksud untuk menganalisa performance dan profitabilitas PT. Bank Unibank, Tbk dengan pendekatan Asset Liability Management . Data- dat a yang digunakan berupa balance-sheet, income statement, serta data pendukung lainnya. Dalam menganalisa data tersebut digunakan gap analysis dengan tujuan untuk melihat sensitivitas komponen assets dan liabilities yang nilainya dipengaruhi oleh tingkat bunga. Untuk mengukur profitabilitasnya digunakan DuPont Earning Analysis sedangkan penilaian tingkat kesehatan bank berupa likuiditas dan capital adequacy ratio digunakan aturan yang telah ditetapkan oleh bank sentral.
Dari hasil gap analysis terlihat bahwa selama tiga bulan, yaitu Maret, April, dan Mel terjadi gap positif (RSA>RSL). Berarti jika tingkat bunga naik makaprofit increase dan sebaliknya profit decrease jika tingkat bunga turun. Oleh sebab ¡tu, perlu dilakukan immunization agar return yang diperoich sesual dengan yang diharapkan.
Hasil DuPont earning analysis menunjukkan bahwa profitabilitas bank meningkat dan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh membaiknya kondisi ekonomi Indonesia dimana telah bergeraknya roda perekonomian. Tingkat kesehatan bank, yaitu likuiditas belurn mencapai hasil yang maksimal karena belum terpenuhinya ketentuan dan Bank indonesia sedangkan pemenuhan kecukupan permodalan (CAR) yang dicapai oleh Unibank cukup balk walaupun masih terdapat CAR yang kurang pada bulan tertentu.
Agar value ofthe bank maksimal maka pihak manajemen perlu melakukan kontrol yang ketat terhadap maturity setiap komponen neraca dilanjutkan dengan repricing sehingga semua perubahan tingkat bunga yang terjadi dapat diantisipasi. Pengelolaan dan pengawasan dana hams dilakukan secara profesional agar dapat menjadi bank yang sehat dan dipercaya oleh masyarakat."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Pamudiantara
"ABSTRAK
Dengan adanya krisis ekonomi yang terjadi sampal saat ini, yang di mulai dengan jatuhnya nilai tukar mata uang Rupiah pada pertengahan tahun 1997, menyebabkan hancurnya sebagian besar dunia usaha di Indonesia. Haneurnya sebagian besar dunia usaha tersebut tidak terkecuali dunia perbankan yang dalam usahanya sangat rentan terhadap gejolak perekonomian makro. Karena sifat usahanya yang sangat tergantung dan Icegiatan dunia usaha lainnya (sektor ¡iii), dan juga sangat dipengaruhi oleh indikator-indikator moneter, maka sebetulnya dunia perbankan-Iah yang paling dahulu terkena dampak dan krisis ekonorni yang menimpa Indonesia saat ini.
Oleh karena sifat kegiatan usahanya yang rentan terhadap kondisi ekonorni makro tersebut, maka dalam kegiatannya bank sangat memenlukan sarana yang dapat dipakai untuk menghadapi dan mengantisipasi gejolak perekonomian makro yang terjadì, seperti halnya krisis ekonomi yang terjadi saat ini. Jika dunia perbankan Indonesia lebih bersifat hati-hati (Prudent Banking) dan lebih siap dan dalam menghadapi gejolak perekonomian, maka diharapkan dunia perbankan Indonesia tidak mengalami kehancuran separah yang terjadi saat ini.
Melihat kenyataan tersebut diatas, dalam Karya Akhir ini penulis melakukan pengkajian terhadap antisipasi bank, dalam hal ini dipilih Bank X dalam menghadapi krisis ekonomi yang terjadi terutama pada periode tahun 1998 mengingat gejolak moneter sudah mulai dirasakan pada pertengah tahun 1997. Dalam Karya Akhir ini, penulis menggunakan evaluasi / pendekatan Asset Liability management dan terutama gap management terhadap penyusulan RKAP 1998 pada Bank X.
Pemilihan studi kasus pada periode RKAP 1998 tersebut juga didasari pada kenyataan pada bahwa sejak tahuj 1999 Bank X telah melakukan merger, sehingga studi kasus RKAP i998 tersebut dipandang cukup untuk melakukan evaluasi antisipasi bank terhadap gejolak perekonomian yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 tersebut.
Dari hasil evaluasi gap managenient yang dilakukan terhadap RKAP 1998 pada Bank X, dapat disimpulkan bahwa Banic X mernang tidak melakukan strategi gap management dalam pengelolaan portofolio aktiva dan pasivanya untuk rnenghadapi perkembangan perekonomian yang terjadi selama krisìs ekornorni. Bank X tidak melakukan gap management dalam pengelolaan protofolio neracanya terutama karena Bank belum didukung oleh sistem manajemen informasi yang memadai. Sistem manajemen informasi yang memadai dalam hal ini terutama sistern komputer on line yang memungkinkan manajemen dapat memonitor perkembangan saldo aktiva maupun pasiva berdasarkan kelompok tingkat bunga, jatuh tempo, kepemilikan serta informasi Iainnya yang diperlukan dalam Asset Liability Management. Dalam hal pengelolaan valuta asing atau foreign exchange management tampak bahwa Bank X telah mengantisipasi pergerakan kurs dengan strategi pengelolaan exposure valas yang tepat, sehingga posisi exposure valas (overbought/oversold/matching) telah memberikan dampak posislif pada pendapatan valasnya.
Untuk dapat menerapkan gap management dengan baik, Bank disarankan senantiasa melakukan prediksì perkembangan indicator-indikator moneter secara lebih akurat, Bank juga perlu didukung oleh staf perencanaan dan Tim Asset Libility Commity (ALCO) yang tangguh. Selanjutnya untuk dapat laksananya hal-hal tersebut Bank juga perlu didukung oleh Sistern Manajemen Informasi (MIS) yang memadai, baik dari sisi perangkat kerasnya maupun dan sisi perangkat lunak.
Dengan penulisan Karya Akhìr ini dìharapkan dapat membuktikan betapa pentingnya penerapan pendekatan Assets Liability Management, dan terutama penerapan gap managerneni ke dalam penyusuiian REAP suatu bank sehingga dapat mengantisipasi gejolak ekonomi dan terutama gejolak moneter yang sering bergejolak dengan cepat. Dengan demikian kejadian yang menghancurkan dunia perbankan Indonesia pada umumnya seperti sekarang ini tidak terulang kembali."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library