Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lenny Septiani Putri
"Beberapa studi sebelumnya telah mengidentifikasi bahwa faktor-faktor psikososial dan fisik berhubungan dengan perkembangan gangguan muskuloskeletal (MSD). Namun, hubungannya MSD dengan faktor psikososial dan fisik belum sepenuhnya dipelajari di Air Pekerja Layanan Lalu Lintas (ATS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko PT gejala MSD pada pekerja kantor dan Pengendali Lalu Lintas Udara (ATC). Itu desain penelitian adalah cross-sectional, dengan 50 pekerja kantor dan 70 ATC dari Area Unit Control Center (ACC) terlibat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan Daftar Periksa Eksposur Cepat (QEC). Univariat dan bivariat Analisis Regresi Logistik digunakan untuk mencari hubungan antara faktor psikososial dan fisik dengan gejala MSD. Variabel termasuk dalam ini penelitian adalah faktor individu (jenis pekerjaan, jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, merokok status, dan lama kerja), faktor psikososial (tuntutan pekerjaan, kontrol pekerjaan, peran dan tanggung jawab, dukungan sosial, kepuasan kerja, dan stres kerja), faktor fisik (postur canggung, postur statis, dan gerakan berulang), dan faktor lingkungan (pencahayaan dan iklim kerja). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala muskuloskeletal gangguan pada leher, bahu, dan punggung bawah adalah MSD yang paling umum. Sana adalah hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan dan stres kerja dengan gangguan dalam bahu dan punggung bawah, jenis kelamin dan usia dengan gangguan bahu, kontrol bekerja dengan gangguan di leher, dan tingkat risiko pada punggung dan pergelangan tangan dengan gangguan punggung bawah. Oleh karena itu, perlu untuk mengambil langkah-langkah kontrol lebih lanjut mengurangi masalah gejala MSDs di tempat kerja.

Several previous studies have identified that psychosocial and physical factors are associated with the development of musculoskeletal disorders (MSD). However, the relationship of MSD with psychosocial and physical factors has not been fully studied in Water Traffic Service Workers (ATS). The purpose of this study was to analyze the risk factors of PT MSD symptoms in office workers and Air Traffic Control (ATC). The research design was cross-sectional, with 50 office workers and 70 ATC from the Area Unit Control Center (ACC) is involved. The instrument used in this study was a questionnaire and a Fast Exposure Checklist (QEC). Univariate and Bivariate Logistic Regression Analysis are used to find the relationship between psychosocial and physical factors with MSD symptoms. Variables included in this study are individual factors (type of work, sex, age, body mass index, smoking status, and length of work), psychosocial factors (job demands, job control, roles and responsibilities, social support, job satisfaction, and work stress), physical factors (awkward postures, static postures, and repetitive movements), and environmental factors (lighting and work climate). The results showed that the symptoms of musculoskeletal disorders in the neck, shoulders, and lower back were the most common MSDs. There is a significant relationship between the type of work and work stress with internal disturbances shoulders and lower back, gender and age with shoulder disorders, controls working with disorders in the neck, and the level of risk in the back and wrists with lower back disorders. Therefore, it is necessary to take control steps to further reduce the problem of MSDs symptoms at work.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Febria Rachmadini
"Penelitian ini merupakan penilaian ergonomi di tempat kerja konstruksi Proyek Apartemen Pejaten Park Residence PT PP Persero tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian dekskriptif kuantitatif dengan desain studi cross sectional, melalui observasi langsung pada seluruh tahapan kegiatan. Penilaian tingkat risiko ergonomi menggunakan metode Ovake Working Assesment (OWAS) dan Quick Exposure Checklist (QEC), sedangkan keluhan MSDs per bagian tubuh yang dirasakan pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Maps. Berdasarkan metode OWAS hasil analisis risiko ergonomi pada pekerjaan plesteran, pengecatan, pemasangan keramik, dan pemasangan plafon memiliki tingkat risiko menengah, sedangkan berdasarkan metode QEC tingkat risiko ergonomi per bagian tubuh rata- rata pada setiap pekerjaan, pada punggung memiliki risiko tinggi, bahu/lengan dan pergelangan tangan memiliki risiko sedang, dan leher memiliki risiko sangat tinggi. Hasil kuesioner Nordic Body Maps, paling banyak merasakan keluhan gangguan otot rangka pada pinggang (62,9%), leher bagian atas (61,4%), punggung (60%), bahu kanan (58,6%), dan bahu kiri (55,7%). Upaya untuk mengatasi pajanan ergonomi dan keluhan MSDs dapat dilakukan dengan meninjau kembali desain kerja, peralatan kerja, dan lingkungan kerja.

This study is an ergonomic assesment in the construction workplace at project of Apartment Pejaten Park Residence PT PP Persero in 2016. This research is a quantitatve descriptive research with cross sectional study design, through direct observation at all stages of activity. The assesment of ergonomic risk level uses Ovake Working Assessment System (OWAS) and Quick Exposure Checklist (QEC), while the level of MSDs complaints that is felt by workers per part of the body using Nordic Body Maps questionnaire. Based on the results of risk analysis methods OWAS ergonomics at work plastering, painting, tiling, and installation of ceiling has a medium risk level, while based on QEC method ergonomic risk levels per body part on average at every task, on the back has a high risk, shoulder / arm and the wrist has a moderate risk, and the neck has a very high risk. Nordic Body Map questionnaire results about MSDs complaints were many who complained on the the waist (62.9%), upper neck (61.4%), back (60%), right shoulder (58.6%), and left shoulder (55,7%). Efforts to overcome the ergonomic exposures and MSDs complaint can be done with the review of design work, equipment, and environment in the workplace.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Miski Irfani
"Penanganan beban manual (PBM) merupakan aktivitas yang dapat menimbulkan keluhan gangguan otot rangka pada pekerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat risiko ergonomi pada aktivitas PBM dan gambaran distribusi keluhan gangguan otot rangka pada pekerja di back end area Toko X Depok tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain crossectional. Penilaian tingkat risiko ergonomi dilakukan menggunakan metode BRIEF dengan menilai postur, berat beban, durasi, dan frekuensi. Penelitian ini juga menggambarkan karakteristik pekerja yang melakukan aktivitas PBM di back end area, seperti jenis pekerjaan, umur, lama kerja, kebiasaan merokok, pendidikan, dan jenis kelamin. Data keluhan gangguan otot rangka diambil menggunakan kuesioner NMQ dengan jumlah 11 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan beberapa aktivitas PBM di back end area toko mempunyai risiko tinggi terhadap bagian tubuh siku kiri, siku kanan, bahu kiri, bahu kanan, dan punggung. Keluhan gangguan otot rangka banyak dirasakan pekerja pada bagian tubuh bahu kanan dan punggung bawah dengan persentase sebesar 45,5%. Upaya perbaikan untuk mengurangi aktivitas PBM dapat dilakukan dengan menggunakan alat memindahkan barang (pallet stacker) yang dapat diatur ketinggiannya dan edukasi pekerja terkait bahaya ergonomi.

Manual handling is an activity that can cause musculoskeletal disorders. This research illustrates ergonomics risk level in manual handling activities and also illustrates the distribution of musculoskeletal complaints at the back end area of store X Depok in 2016. It is a descriptive observational study with cross-sectional design. The ergonomics risk level was assessed by BRIEF method which evaluate posture, force, duration, and frequency. This research also gathered information on individual characteristics (such as occupation, age, job tenure, smoking behavior, education, and gender) of the workers who perform manual handling activity regularly in back end area. The data of musculoskeletal symptoms complaints were collected using NMQ questionnaires with 11 responden. The result of this study indicates several activites in back end area are high risk to left elbow, right elbow, left shoulder, right shoulder, and back. Most complaints come from right shoulder and lower back with 45,5%. Manual handling activity can be reduced by using pallet stacker with adjustable height and educate the workers about ergonomics."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trysa Arisna
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada cleaning service di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia yang memiliki aktivitas berisiko mengalami gejala gangguan otot rangka pada pekerja. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran faktor fisik dan psikososial pada cleaning service terhadap gejala gangguan otot rangka. Faktor risiko fisik force, postur janggal, dan gerakan repetitive dan faktor risiko psikososial dukungan sosial,decision latitude, effort, kepuasan kerja, dan tuntutan psikologis menjadi faktor independen penelitian terhadap gejala gangguan otot rangka sebagai faktor dependen. Penelitian dilakukan pada 33 orang pekerja di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan melakukan observasi dan pengisian kuisioner. Tools yang digunakan dalam penelitian ini yaitu QEC untuk menilai faktor fisik, kombinasi kuisioner psikososial untuk menilai faktor psikososial, dan NMQ yang digunakan untuk melihat gejala gangguan otot rangka pada cleaning service. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa bagian tubuh yang memiliki gejala gangguan otot rangka paling tinggi dalam 7 hari terakhir yaitu bahu dan punggung bawah 54.5 . Sedangkan bagian tubuh yang memiliki gejala gangguan otot rangka dalam hasil penelitian univariat dalam 12 bulan terakhir yaitu bahu, punggung bawah, paha dan bokong 51.5 . Faktor fisik aktivitas pekerja sebagian besar memiliki risiko sedang dan tinggi. Faktor psikososial dilaporkan 67 effort tinggi, 61 decision latitude rendah, 52 tuntutan psikologi tinggi, 55 dukungan rendah, dan 67 kepuasan kerja rendah.

ABSTRACT
The object of this study is the cleaning services of Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia who are at risk having musculoskeletal symptoms due to their task. The purpose of this study is to identify the physical and psychosocial factors of musculoskeletal symptoms on cleaning services. Physical factors force, awkward posture, and repetitive movement and psychosocial factors social support, decision latitude, effort, job satisfaction, and psychological demand are the independent variables of musculoskeletal symptoms which are the dependent variable in this study. The design used in this study is cross sectional design by conducting the observation and sharing questionnaires to 33 workers at Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia. The tools used in this study are QEC to assess physical factors, the combination of psychosocial questionnaire to assess psychosocial factors, and NMQ to identify musculoskeletal symptoms in cleaning services. The result of this study shows that shoulder and low back 54.5 are the body parts that have the highest prevalence of musculoskeletal symptoms in the last 7 days. Meanwhile, shoulder, low back, thigh, and buttocks 51.5 have the highest prevalence of musculoskeletal symptoms in the last 12 months. Regarding the physical factors, most of workers have moderate and high risk. On the other hand, regarding the psychosocial factors, results show that 67 workers have high effort, 61 have low decision latitude, 52 have high psychological demand, 55 have low support, and 67 have low job satisfaction. "
2017
S69692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailan Nadhira
"Pekerja kasir dilaporkan sering mengalami permasalahan punggung, pinggang, leher, bahu, dan tangan. Penelitian ini bertujan untuk melihat gambaran risiko yang ada di tempat kerja terkait keluhan GOTRAK pegawai kasir Supermarket X Rawamangun dan Depok. Metode yang digunakan adalah RULA, QEC, NBM, dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan tempat kerja perlu dilakukan investigasi dan perubahan, dan keluhan tertinggi berada pada bagian pinggang dan bahu kanan untuk di Depok, dan leher bagian bawah, bahu kiri dan kanan, dan pinggan di Rawamangun.

Cashier commonly reported have musculoskeletal discomfort in their back, low back, neck,shoulder, and arm in result of repetitive movement, awkward posture, and workload. This research aims to describe ergonomic risks in cashier workplace related to musculoskeletal disorders in Rawamangun and Depok X Supermarket cashier workers. Methods that used in this research are RULA, QEC, NBM, and unstructured interview. The result from QEC assessment in back score got high level and neck score got very high level, also from RULA assessment got 7 for final score in X Supermarket Rawamangun and 6 for final score in Depok. Related to subjective complaints, the highest result in both of places are lower neck, right and left shoulder, and back."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Alifa
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko gangguan otot rangka serta gambaran keluhan gejala gangguan otot rangka yang dirasakan oleh mekanik bengkel PT X yang terbagi menjadi 2 unit pelayanan yaitu general repair dan body repair. Penelitian dengan studi cross sectional ini dilakukan pada 23 proses kerja dan juga meneliti keluhan gejala gangguan otot rangka pada 31 mekanik pada bulan April-Mei 2019. Analisis menggunakan metode REBA, kuesioner data individu serta NMQ yang diisi secara mandiri oleh mekanik. Hasil menunjukkan 52% proses kerja memiliki tingkat risiko sedang terhadap gangguan otot rangka. 84% mekanik mengeluhkan gejala gangguan otot rangka, dan proporsi terbesar berada pada bahu (18%), punggung bawah (18%), pergelangan tangan (18%), dan leher (17%). Gambaran keluhan gejala gangguan otot rangka berdasarkan umur paling banyak pada kategori > 30 tahun dengan keluhan terbanyak pada bahu, punggung bawah, dan pergelangan tangan; pada masa kerja > 4 tahun dengan keluhan terbanyak pada punggung bawah dan pergelangan tangan, pada IMT Normal dengan keluhan terbanyak pada punggung bawah, leher, dan bahu; dan pada mekanik yang merokok dengan keluhan terbanyak pada bahu, pergelangan tangan, dan leher.

This research is conducted to determine the risk level of musculoskeletal disorder and overview subjective musculoskeletal symptoms felt by the PT X workshops mechanics which are divided into 2 service units: general repair and body repair. This cross-sectional study was conducted on 23 work processes and examined musculoskeletal disorder symptoms on 31 mechanics in April-May 2019. Analysis uses REBA method, individual data questionnaire and NMQ. The results showed that 52% of the work process has moderate risk level for musculoskeletal disorder. 84% mechanics claimed to have musculoskeletal disorders, and the highest prevalence was for shoulder (18%), lower back (18%), wrist (18%), and neck (17%). Overview for the highest claims of musculoskeletal disorder symptoms was on > 30 years old with the highest prevalence was for shoulder, lower back, and wrist; > 4 years working period with the highest prevalence was for lower back and wrist, normal BMI with the highest prevalence was for lower back, neck, and shoulder; and smoking habit with the highest prevalence was for shoulder, wrist, and neck."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delvi Yolanda
"Para pekerja konstruksi seringkali dihadapkan pada kondisi terpapar faktor risiko terjadinya gangguan otot rangka. Smallwood (2002} mernbuat skor dan me­rangking 23 kegiatan kontruksi di Afrika Selatan pada tabun 1996 - 2001 menempatkan pekerjaan pengecoran dalam 3 teratas pekerjaan yang paling beresiko terhadap terjadinya gangguan otot rangka. Pekerjaan pengecoran sarat dengan task task menggunakan tenaga manual, merupakan suatu slklus yang berufang-ulandan bersifat kontinu dimana pekerjaan tidak. boleh terhenti sebelum seluruh area yang direncanakan selesai dicor (durasi yang lama). Kondisi tersebut sangat berpeiuang dalam mengembangkan risiko-risiko terjadinya gangguan terhadap sistem otot dan rangka. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis faktor risiko tenuama terhadap risiko pada otot dan rangka pada pekerjaan pengecoran agar dapat ditetapka.n program pengendalian risiko yang tepat untuk menghilangkan atau meminimalisasi risiko tersebut.
Metode penelitfan ini adalah kualitatif dengan desain deskriptif. dimana peneliti mengumpulkan data dengan melakukan observasi langsung di Japangan dengan mengamati setiap task pada kegiatan pengecoran. Data observasi juga didukung dengan pengambilan foto dan video. Ada 8 (de!apan) task daJam pekerjaan pengecoran yang menjadi diobservasi oleh peneliti, yaitu uji slump, menyambung pipa pompa, menuangkan belon, memadatkan beton dengan sistem vibrasi, menyebarkan beron. meratakan pennukaan beton, merapikan permukaan beton, dan menggarisi permukaan beton. Hasil penelitan memperlihatkan adanya beberapa faktor risiko yang terjadi pada pekerjaan pegecoran,yaitu postur janggai (5 tasks}, gerakan repetitive (6 tasks)pengerahan tenaga beriebihan (2 tasks), getaran (I rask) dan contact stress (1 task). Dad faktor risik.o tersebut,. rask yang diketabui beresiko dapat menyebabkan gangguan otot nmgka adalah task menyambung pipa pampa, menuangkan beton, memadatkan beton dengan sistem vibrasi, menyebarkan beton, dan merapikan pennukaan beton, Sedangkan task uji slump, meratakan permukaan beton dan menggatisi permukaan beton tidak beresiko menyebabkao gangguan otot rangka karena durasinya yang pendek.

Construction worker are mostly exposed with the risk factors of musculoskeletal disorders, Smallwood (2002) had scored and ranked the 23 of the construction-s jobs fn South Africa within 1996- 2001, and placed !he concreting task as the top three of the riskies task for developing musculoskeletal disorders. The nature of concreting works (if still doing the manual task, as the repetitive circle of work, and fasting continuously, where the work cannot be stopped before finished all of the planned area (long duration). These conditions lead the jobs in increasing the risk for developing musculoskeletal disorders. So that, is necessary to analyze the ergonomic's risk factors particulary in musculoskeletal disorders risk in concreting jobs, as the point in developing the required control programs to eliminate or minimize those risks.
This research is a descriptive research design with the qualitative method, in which the researcher conducted the direct observation at the field by observed each concreting ask. This observation was also supported with photos and video. Eight tasks in concreting had been observed by researcher, those are: slump Jest, joining the pump's pipes, concrete pouring, vibrating, concrete spreading, concrete leveling, concrete finishing, and concrete lining. The result shown some rikk foctars founded in concreting jobs, those are: aukward postures (5 tasks). repetitive movement (6 tasks), overexertion (2 Jasks), vibrating (I task), dan contact stress (I task). From the risk factors, it is founded that the 1ask.s in which increasing the risk of musculoskeletal disorders are: joining are pump's pipes, concrete pouring, vibrating, concrete spreading. and concrete finishing. While, the slump test, concrete leveling, and concrete lining were not increasing the risk of musculoskeletal disoreders because of ifs short duration."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi
"Pekerja Administasi berisiko terkena GOTRAK (gangguan otot rangka). Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran risiko ergonomi terkait keluhan GOTRAK pekerja administrasi pada aktivitas mengetik. Metode penilaian yang digunakan adalah RULA, QEC, ROSA dan NBQ. Penilaian mendapati hasil yang selaras, bahwa aktivitas mengetik berisiko tinggi, perlu diteliti lebih lanjut secara berkala dan perubahan diperlukan secepatnya. Postur yang berhubungan dengan alat kerja komputer berada pada kategori area yang membutuhkan intervensi ergonomi. Leher, bahu kiri, bahu kanan, punggung atas, dan punggung bawah merupakan bagian yang paling banyak dikeluhkan, baik selama 1 tahun maupun 1 minggu terakhir. Mengetik merupakan aktivitas paling berisiko pada pekerjaan administrasi.

Administrative workers are at risk for MSDs (Musculoskeletal Disorders). This research was conducted in order to give a description of ergonomic risk related to MSDs on typing activity among administration workers. Methodology that were used are RULA, QEC, ROSA, and NBQ. Results show that typing is a high risk activity, further evaluation are frequently required and changes need to be made. Posture while using computer are in category which needs ergonomic intervention. Neck, right and left shoulder, upper and lower back, are areas that are most complained, both in the last 1 year or 1 week. Typing is a high risk activity among administrative workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhita Jasmine Setiawan
"Pekerja mekanik unit Wheel Brake Maintenance di PT. X, salah satu perusahaan MRO Maintenance, Repair, Overhaul pesawat terbang di Indonesia, berisiko terhadap MSDs atau gangguan otot rangka karena dibutuhkan pengangkatan beban yang berat, postur janggal, dan gerakan repetitif dalam aktivitas kerjanya, tetapi dari penelitian ergonomi yang sudah ada di unit tersebut, belum ada penelitian yang meneliti aspek psikososial sebagai salah satu faktor risiko gangguan otot rangka. Oleh karena itu, penelitian dengan studi cross sectional ini melakukan analisis faktor fisik dan psikososial terhadap gejala gangguan otot rangka pada 44 pekerja mekanik yang melakukan aktivitas manual handling di unit Wheel Brake Maintenance PT. X pada bulan Januari - Juni 2017 dengan menggunakan metode REBA, kuesioner yang diisi secara mandiri oleh pekerja, luxmeter, meteran, dan NMQ. Hasil menunjukkan bahwa 52,2 aktivitas kerja di unit tersebut berisiko sangat tinggi terhadap gangguan otot rangka. Gejala gangguan otot rangka terbanyak terdapat pada punggung bawah 84,1 , bahu 72,7 , leher 63,5 , dan punggung atas 59,1 . Terdapat hubungan yang signifikan antara gejala pada leher dengan pekerja yang merokok OR=3,960; 95 CI=1,069-14,671 , gejala pada punggung atas dengan pekerja yang mengangkat 6-15 kg 3 2 hari per minggu OR=4,879; 95 CI=1,055-22,565 dan pekerja yang menggunakan perkakas tangan yang bergetar 3 1 jam per hari OR=4,167; 95 CI=1,133-15,328 , dan gejala pada bahu dengan pekerja yang bekerja dalam posisi berlutut atau jongkok 3 1 jam per hari OR=5,111; 95 CI=1,128-21,279 , sedangkan tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor psikososial dengan gejala gangguan otot rangka. Jadi, simpulan dari hasil penelitian ini adalah perlu dilakukan perubahan dan intervensi untuk mengurangi risiko terhadap gangguan otot rangka terutama pada faktor fisik, dengan memperhatikan juga pekerja yang merokok.

Mechanics of Wheel Brake Maintenance unit in PT. X, an aircraft MRO's Maintenance, Repair, Overhaul company in Indonesia, at risk of musculoskeletal disorders MSDs because of heavy lifting, awkward postures, and repetitive movements in work activities, but from the past ergonomic studies in that unit, there has been no research that examined psychosocial factors as a risk factor. Therefore, this cross sectional study conducted a physical and psychosocial factor analysis towards musculoskeletal symptoms among 44 mechanics that performing manual handling activities in the Wheel Brake Maintenance unit of PT. X in January June 2017 using REBA, worker self report questionnaires, lux meter, meter, and NMQ method. Results showed that 52.5 of the work activities was at very high risk for musculoskeletal disorders. The highest prevalence was for, low back 84,1 , shoulders 72,2 , neck 63,5 , upper back 59,1 . There was a significant association between neck sympthoms with workers who smoked OR 3,960 95 CI 1,069 14,671 , upper back sympthoms with workers who raised 6 15 kg 3 2 days per week OR 4,879 95 CI 1,055 22,565 and workers using hand tools that vibrate 3 1 hour per day OR 4,167 95 CI 1,133 15,328 , and shoulders sympthoms with workers working in kneeling or squatting position 3 1 hour per day OR 5,111 95 CI 1,128 21,279 , whereas there is no significant association between psychosocial factor with musculoskeletal symptoms. Thus, the conclusion of the results of this study is the need to make changes and interventions to reduce the risk of musculoskeletal disorders, especially on physical factors, with attention also for the workers who smoke. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nusyulia Nurfita
"ABSTRAK
Pekerja konstruksi berisiko untuk mengalami gangguan otot rangka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko dari gejala gangguan otot rangka pada pekerja konstruksi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2018 dengan melibatkan156 pekerja. Desain dari peneltian inia dalah cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan QEC, kombinasi kuesioner psikososial, NMQ, lux meter, dan WBGT. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor individu jenis pekerjaan dan status merokok dengan gejala gangguan otot rangka. Tingkat risiko yang berhubungan dangan gejala gangguan otot rangka adalah pada tingkat risiko tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan pada faktor psikososial yang berhubungan dengan gejala gangguan otot rangka adalah tuntutan kerja dan dukungan rekan. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan dan intervensi untuk mengurangi risiko pada gangguan otot rangka melalui beberapa pengendalian terutama faktor fisik dan psikososial.

ABSTRACT
Construction workers are at risk to develop musculoskeletal disorders. The purpose of this research is to analyze risk factors of musculoskeletal symptomps in construction workers. The research was conducted in March April 2018 involving 156 workers. The design of this research is cross sectional. Data was collected with QEC, combination of psychosocial questionnaire, NMQ, lux meter, and WBGT. The results show that there are significant association between the individual factors type of work and smoking with the musculoskeletal symptomps. The level of risk associated with muskeletal symptoms are high and very high risk level. While the the psychosocial factors associated with musculoskeletal symptoms are high job demands and low co workers support. Therefore it is necessary to make changes and interventions to reduce the risk musculoskeletal disorder through some control, especially physical and psychosocial factors."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>