Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lely Puspita Andri
"Perencanaan, pengadaan dan pengendalian obat adalah hal penting dalam pelayanan farmasi di rumah sakit khususnya di era Jaminan Kesehatan Nasional. Pengendalian persediaan obat yang efektif menjadi prioritas pihak manajemen rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas fungsi pengendalian persediaan obat dengan metode ABC Indeks Kritis terhadap obat formularium di rumah sakit Dr. Mintoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan data potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel input pada penerapan formularium belum optimal, kepatuhan dokter dalam peresepan belum mencapai 100%, faktor anggaran yang terbatas mendorong upaya efisiensi, serta belum berjalannya sistem informasi rumah sakit (SIMRS) menambah kendala pada proses pengendalian obat. Variabel proses menunjukkan bahwa perencanaan obat dan perencanaan pengadaan belum berjalan dengan baik. Variabel output menunjukkan setelah dilakukan analisa ABC Indeks kritis pada sampel sejumlah 108 item obat yang merupakan gabungan kelompok A nilai pakai dan nilai investasi ditemukan bahwa pada persediaan obat menurut formularium rumah sakit adalah kelompok A 29 item (26,85%), kelompok B 78 item (72,22%) dan kelompok C 1 item (0,93%). Penghitungan EOQ, SS dan ROP sebagai metode pengendalian persediaan obat merupakan usaha dalam menjaga jumlah stok yang efisien. Dengan demikian dapat diketahui jumlah ekonomis yang akan dipesan, berapa stok aman selama masa tunggu dan kapan harus dipesan kembali dapat diketahui pada proses pengadaannya.

Planning, procurement and management of drugs are key aspects in the pharmacy service in Dr. Mintoharjo Naval Hospital, especially so in the era of Jaminan Kesehatan Nasional. Effective management of drug inventory is a priority for the hospital. The purpose of this study was to determine the effectiveness function of drug inventory control for Dr Mintoharjo hospital using the ABC Critical Index method. This qualitative research is using a cross sectional data. The results of the research reveal that the input variables in the hospital formulary application is not optimal, the doctor's compliance in prescribing has not reached 100%, limited budget requires efficiency, and the inoperative of hospital management information system caused further obstacles for drug control. Process variables indicate the ineffective process of drug planning and procurement planning. With the analysis of ABC critical index on the sample of 108 items of drugs comprised of group A use value and investment value, the results indicate stock of Forsal MTH A group is 29 items (26.85%), group B is 78 items (72, 22%) and group C is 1 item (0.93%). EOQ, SS and ROP calculations are methods of controlling Forsal MTH drug inventory in an attempt to maintain an efficient amount of stock, giving suggestions of the optimal order amount, necessary safe stock for the waiting period, and reordering time in the process of procurement."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Maulana
"Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Analisis kesesuian Formularium Nasional (Fornas) di rumah sakit dapat dilakukan salah satunya dengan melihat kepatuhan peresepan obat. Peresepan obat di rumah sakit harus sesuai dengan Formularium Rumah Sakit (FRS) dan Fornas yang telah disusun. Peresepan obat yang tidak sesuai dengan FRS dan Fornas dapat mengakibatkan turunnya mutu pelayanan rumah sakit, besarnya anggaran pelayanan kesehatan, bahkan dapat mengurangi penilaian dalam akreditasi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan indeks kesesuian peresepan obat pasien terhadap Formularium Nasional. Indeks Kesesuaian tersebut diupayakan dapat meningkatkan kualitas layanan oleh rumah sakit Universitas Indonesia dalam aspek pelayanan farmasi kepada pasien dan kepuasan dari pasien. Metode pengambilan data dan analisis indeks kesesuaian dilakukan berdasarkan resep pasien melalui system AFYA. Hasil analisis data indeks kesesuaian peresepan obat dengan Formularium Nasional (Fornas) di Rumah Sakit Universitas Indonesia pada tahun 2023, diperoleh persentase kesesuaian resep obat di Rumah Sakit Universitas Indonesia belum mencapai 100% sesuai dengan Fornas. Meskipun demikian, peresepan obat di rumah sakit tersebut telah melebihi standar kesesuaian yang ditetapkan berdasarkan indikator mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit, dengan persentase kesesuaian lebih dari 80%.

The National Formulary is a list of selected drugs that are needed and available in health service facilities as a reference in the implementation of National Health Insurance. One way to analyze the compliance of the National Formulary (Fornas) in hospitals is by looking at compliance with drug prescribing. Prescription of medicines in hospitals must be in accordance with the Hospital Formulary (FRS) and National Fornas that have been prepared. Prescribing drugs that are not in accordance with the FRS and Fornas can result in a decrease in the quality of hospital services, the size of the health service budget, and can even reduce the assessment of hospital accreditation. This research aims to increase the index of conformity of patient drug prescriptions to the National Formulary. The Conformity Index is intended to improve the quality of service by the University of Indonesia hospital in the aspect of pharmaceutical services to patients and patient satisfaction. Data collection methods and suitability index analysis are carried out based on patient prescriptions through the AFYA system. The results of data analysis on the conformity index of drug prescriptions with the National Formulary (Fornas) at the University of Indonesia Hospital in 2023, it was found that the percentage of suitability of drug prescriptions at the University of Indonesia Hospital had not yet reached 100% according to Fornas. However, drug prescribing at the hospital has exceeded the conformity standards set based on the hospital's health service quality indicators, with a conformity percentage of more than 80%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Aprilia
"Dokter adalah tenaga kesehatan yang memiliki peran dan otoritas dalam penulisan resep obat untuk pasien. Proses seleksi dan pemilihan obat seharusnya dilakukan secara rasional dan mengikuti pedoman panduan obat yang ditetapkan oleh World Health Organization. Masih banyak ditemui peresepan obat di luar formularium di Rumah Sakit Risa Sentra Medika, 70 % dari 100% target penggunaan formularium. Penelitian ini bertujuan mengetahui motivasi dokter dalam penulisan resep. Faktor yang mempengaruhi dilihat dari faktor motivasi instrinsik (persepsi, kepentingan, dan aspirasi) faktor ekstrinsik (diagnosis, konsistensi, dan kerjasama), organisasi (kepemimpinan, sosialisasi, supervisi, fee), industri farmasi (promosi dan imbalan), serta implementasi kebijakan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan dilengkapi dengan observasi dan telaah dokumen sebagai bentuk triangulasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi dokter dalam menuliskan resep dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, diagnosis penyakit, kondisi keuangan pasien, imbalan dari hasil kerjasama dengan industri farmasi. Imbalan dari pihak luar memberikan pengaruh yang kuat pada dokter dalam menuliskan resep. Sebagai saran untuk tindak lanjut, diperlukan peraturan yang jelas mengenai penerapan formularium oleh Direktur Rumah Sakit Risa Sentra Medika. Hal lain yang penting untuk diperhatikan dalam proses pelaksanaan penggunaan formularium adalah pemberian imbalan dan sanksi yang jelas bagi para dokter.

Doctor are health profesionals who have a role and authority in prescribing drugs to patients. Selection process and selection of drugs should be done rationally and follow the guidelines established drug guidelines by the World Health Organization. There are mostly found outside the formulary prescriptions at Risa Hospital Medical Center, 70% of the 100% target of the use of formularies. This study aims to find motivation in the prescribing physician. Factors influencing views of intrinsic motivation factors (perceptions, interests, and aspirations), extrinsic factors (diagnosis, consistency, and cooperation), organization (leadership, socialization, supervision, fee), the pharmaceutical industry (promotion and compensation), as well as policy implementation. The research was conducted with a qualitative approach and case study designs. Primary data obtained from interviews and observations and is equipped with a document review as a from of triangulation. This study concluded that the motivation of doctors in prescribing is influenced by many factors, among others, the diagnosis of diseases, the financial condition of the patient, the rewards of collaboration with the pharmaceutical industry. Remuneration from an outside party provides a strong influence on the prescribing physician. As a suggestion for a follow-up, needed clear rules for the application of the formula by the Director Risa Hospital Medical Center. Another important point to consider in the process of implementing the use of formularies is giving a clear rewards and sanctions for physicians."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31013
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2011
615.321 FOR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Novita
"Antibiotik adalah suatu zat atau substansi yang diperoleh dari mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk menekan ataupun menghentikan proses pertumbuhan suatu mikroorganisme khususnya pada proses infeksi bakteri. Antibiotik juga digolongkan menjadi beberapa bagian berdasarkan mekanisme kerja dari antibiotik sendiri meliputi menghambat sintesis dinding sel, merusak membran sel bakteri, menghambat sintesis protein yang mempengaruhi subunit ribosom 30s dan 50s, menghambar sintesis adam nukleat sel mikroba serta menghambat asam folat pada bakteri yang berperan dalam metabolism suatu bakteri Banyaknya antibiotik dan efektivitas antibiotik berbeda-beda terhadap infeksi berbagai jenis bakteri sehingga perlu pengelompokan. Formularium merupakan daftar obat yang erat kaitannya dengan penggunaan obat dari suatu instansi. Penggunaan antibiotik sudah dimulai sejak tahun 1940 dan semakin luas sehingga dapat meningkatkan potensi resistensi Tujuan penulisan tugas khusus ini adalah diharapkan dapat membantu pengecekan kelengkapan antibiotik dan penggunaan antibiotik secara efektif di Apotek Roxy Hasyim Ashari. Metode yang dilakukan adalah pengumpulan data dan studi literatur dan didapatkan hasil dari formularium antibiotic berdasarkan mekanisme kerja adalah antibiotik yang tersedia di Apotek Roxy Hasyim Ashari sudah cukup lengkap dari setiap golongan dan jenis sediaan meliputi sediaan oral, topikal untuk kulit, mata dan telinga memenuhi berbagai indikasi dari pasien.

Antibiotics are substances derived from microorganisms that can suppress or stop the growth of microorganisms, especially in bacterial infection. Antibiotics are also classified into several categories based on their mechanism of action, including inhibiting cell wall synthesis, damaging bacterial cell membranes, inhibiting protein synthesis that affects ribosome subunits 30s and 50s, inhibiting microbial nucleic acid synthesis, and inhibiting folate acid in bacteria, which plays a role in bacterial metabolism. Due to the varying number and effectiveness of antibiotics against infections caused by different types of bacteria, categorization is necessary. Antibiotic use has been ongoing since the 1940s and has become increasingly widespread, which can potentially increase resistance. A formulary is a list of drugs closely related to the drug usage of an institution. The purpose of writing this special assignment is to assist in checking the completeness of antibiotics and their effective use at Roxy Hasyim Ashari Pharmacy. The method employed involves data collection and literature study, and it was found that the antibiotic formulary based on the mechanism of action at Roxy Hasyim Ashari Pharmacy is sufficiently comprehensive, covering various classes and dosage forms, including oral and topical preparations for skin, eye, and ear applications, meeting various patient indications.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus mematuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan, termasuk kesesuaian peresepan dengan Formularium Nasional. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kesesuaian peresepan obat di depo farmasi rawat jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dengan Formularium Nasional pada April 2023. Hasil menunjukkan bahwa dari 390 item obat yang diresepkan, 256 item (65,64%) sesuai dengan Formularium Nasional, sedangkan 134 item (34,36%) tidak sesuai. Peresepan BPJS yang tidak sesuai mayoritas berasal dari klinik anak, penyakit dalam, neurologi, dan pulmonologi. Keseluruhan peresepan BPJS yang tidak sesuai dengan Formularium Nasional adalah 27.749 obat (18,98%). Penelitian ini mengindikasikan bahwa kesesuaian peresepan obat di RSUI belum mencapai standar 100% yang diharapkan, disebabkan oleh ketidaktersediaan beberapa obat dalam Formularium Nasional. Disarankan agar dokter lebih memperhatikan formularium dalam penulisan resep untuk meningkatkan kesesuaian dan efisiensi biaya.

Pharmaceutical services in hospitals must comply with the minimum service standards set, including the conformity of prescriptions with the National Formulary. This study aims to evaluate the conformity of drug prescriptions at the outpatient pharmacy depot of the University of Indonesia Hospital (RSUI) with the National Formulary in April 2023. The results showed that of the 390 prescribed drug items, 256 items (65.64%) were by the National Formulary, while 134 items (34.36%) were not in accordance. The majority of inappropriate BPJS prescriptions came from pediatric clinics, internal medicine, neurology, and pulmonology. The total number of BPJS prescriptions that were not by the National Formulary was 27,749 drugs (18.98%). This study indicates that the conformity of drug prescriptions at RSUI has not reached the expected 100% standard, due to the unavailability of several drugs in the National Formulary. It is recommended that doctors pay more attention to the formulary in writing prescriptions to improve conformity and cost efficiency.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Navany Bilqisthy
"Pada tahun 2020, PT Pertamina Bina Medika IHC (PERTAMEDIKA IHC) mengeluarkan Buku Formularium Obat PERTAMEDIKA IHC yang terdapat Peraturan Direktur Nomor Prt–2099/A00000/2020-S0 tentang Formularium Obat PERTAMEDIKA IHC (FOPI) Tahun 2021 untuk membuat dan memberlakukan standarisasi FOPI di lingkungan PERTAMEDIKA IHC dengan ketentuan semua rumah sakit yang berada di lingkungan PERTAMEDIKA dan RS IHC Member wajib menggunakan FOPI dan tidak diperkenankan adanya Formularium atau Daftar Standar Obat lain. Maka dari itu, perlu adanya penyesuaian daftar obat dalam Formularium RS UI dengan FOPI. Kegiatan dilakukan dengan pengolahan dua buah data berupa master obat Formularium RS UI serta FOPI dalam bentuk format excel dengan Formularium RS UI sebagai master data. Lalu, dilanjutkan perhitungan persentase dari masing-masing kategori obat yang tersubtitusi, tidak perlu subtitusi atau tidak tersubtitusi. Diperoleh jumlah obat Formularium RS UI yang dapat disubtitusi ke FOPI sejumlah total 442 obat dengan persentase total 18,53%. Jumlah obat yang masuk dalam kategori “Tidak Perlu Subtitusi” sebanyak 1102 obat dengan total persentase sebesar 47,71%. Sedangkan, jumlah obat yang tidak bisa disubtitusi adalah sejumlah 383 obat dengan persentase total 16,58%. Jumlah obat non FOPI adalah sejumlah 383 obat dengan persentase 16,58%. Obat yang tidak tersubtitusi perlu dilakukan pengkajian kembali antara Farmasi dengan Pelayanan Medik/KFT/KSM terkait untuk mendukung efisiensi dan efektivitas formularium RS UI.

To create and implement FOPI standardization in Indonesia, PT Pertamina Bina Medika IHC (PERTAMEDIKA IHC) released the PERTAMEDIKA IHC Drug Formulary Book in 2020. This publication includes Director Regulation Number Prt-2099/A00000/2020-S0 addressing the 2021 PERTAMEDIKA IHC (FOPI) Drug Formulary. PERTAMEDIKA IHC environment on the condition that all hospitals within PERTAMEDIKA and IHC Member Hospitals must use FOPI and that no Formulary or other Standard List of Drugs is permitted. Consequently, it is required to update the UI Hospital Formulary's medicine list with FOPI. The task involved processing two sets of data, the UI Hospital's master drug formulary and FOPI's FOPI in excel format, with the UI RS Formulary serving as the master data. The percentage of each drug category that is substituted, whether a substitution is required or not, should then be calculated. There are 442 different medications in the UI Hospital Formulary that can replace FOPI, with a total substitution percentage of 18.53%. 1102 medicines, or a total proportion of 47.71, fall under the "No Need Substitution" category. 383 medicines, or a total percentage of 16.58%, cannot be substituted, however. There are 383 non-FOPI medications, with a proportion of 16.58%. To promote the efficacy and efficiency of the UI Hospital formulary, drugs that cannot be substituted must be discussed between the Pharmacy and the relevant Medical Services/KFT/KSM."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Edwatri Maulia
"Dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Kementerian Kesehatan berupaya dalam menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan aksesibilitas obat dengan menyusun Formularium Nasional (Fornas) yang digunakan sebagai acuan dalam pelayanan kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan. Tujuan pengaturan obat dalam Fornas yaitu meningktakan mutu pelayanan kesehatan, melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi pengobatan sehingga tercapau penggunaan obat rasional. Diharapkan dengan dikehatuinya gambaran harga pembelian obat formularium nasional di Rumah Sakit Universitas Indonesia dapat membantu bagian penggadaan rumah sakit untuk mempertimbangkan dalam pengadaan obat-obat tertentu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan metode pengumpulan data retrospektif menggunakan data sekunder yag di dapat dari sistem informasi rumah sakit dan juga dari aplikasi apotek online. Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 17 obat yang memiliki selisih harga yang lebih murah, dengan selisih nilai tertinggi adalah besar adalah tablet metilfenidat 10 mg, tablet kalsium laktat 500 mg, dan tablet beraprost 20 mcg.

In providing health services to the community through the National Health Insurance, the Ministry of Health strives to ensure the availability, affordability and accessibility of drugs by compiling the National Formulary which is used as a reference in health services in all health facilities. The purpose of regulating drugs in National Formulary is to improve the quality of health services, through increasing the effectiveness and efficiency of treatment so that rational drug use is achieved. It is hoped that by knowing the picture of the purchase price of national formulary drugs at the University of Indonesia Hospital, it can help the hospital procurement department to consider the procurement of certain drugs. This study uses a descriptive observational method with a retrospective data collection method using secondary data obtained from the hospital information system and also from the online pharmacy application. Based on the results and discussion, it can be concluded that there are 17 drugs that have a cheaper price difference, with the highest value difference being large, namely methylphenidate tablets 10 mg, calcium lactate tablets 500 mg, and beraprost tablets 20 mcg.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferina Rahmalia Fauziah
"Salah satu aspek yang terdapat pada standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas yaitu pengelolaan sediaan farmasi, dimana dalam pengelolaan sediaan farmasi, terdapat perencanaan kebutuhan dan pengadaan sediaan farmasi, serta dilakukan proses seleksi sediaan farmasi yang akan digunakan di Puskesmas, yang akan menghasilkan Formularium Puskesmas, yang mengacu pada Daftar Obat Esesnsial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional, serta mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi sediaan farmasi periode sebelumnya, data mutasi sediaan farmasi, dan rencana pengembangan. Formularium Puskesmas harus ditinjau secara berkala untuk melihat perbandingan penggunaan obat yang diresepkan pada periode sebelumnya dengan periode sekarang agar sesuai dengan tren penyakit dan kebutuhan obat di Puskesmas. Daftar obat-obatan pada Formularium Puskesmas Kecamatan Palmerah pada periode sebelunnya beberapa diantaranya mengalami dead stock, terjadi pengalihan pengobatan, dipilihnya terapi lain yang digunakan, dan perubahan tren kasus penyakit. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan Formularium Puskesmas Kecamatan Palmerah untuk periode 2022 khususnya pada kelas terapi antiinfeksi serta antimigren dan antivertigo. Melalui tugas khusus ini, diketahui pembaharuan daftar obat pada Formularium Puskesmas Kecamatan Palmerah tahun 2022 untuk kelas terapi antiinfeksi terdapat sembilan item obat yang ditambahkan dan delapan item obat yang dihapus dari daftar obat dikarenakan pola peresepan obat dan penambahan terapi obat mengikuti Formularium Nasional edisi terbaru, dan untuk kelas terapi antimigren dan antivertigo terdapat satu jenis obat yang dihapus dari daftar obat dikarenakan pola peresepan obat.

One of the aspects in the pharmaceutical service standards at the Puskesmas is the management of pharmaceutical preparations, which include planning for the needs and procurement of pharmaceutical products, as well as a selection process for pharmaceutical preparations to be used at the Puskesmas, which will produce a Puskesmas Formulary. The Puskesmas formulary must be reviewed periodically to see a comparison of the use of drugs prescribed in the previous period with the current period so that it is compatible with disease trends and drug needs at the Puskesmas. In the previous period of Puskesmas Kecamatan Palmerah Formulary, some of the medicine that listed in the Formulary were dead stocks, there was a transfer of treatment, other therapies were chosen, and changes in the trend of disease cases. Therefore, this study was conducted to determine changes in the Formulary of the Puskesmas Kecamatan Palmerah for the 2022 period, especially in the class of antiinfection and antimigraine-antivertigo therapy. Through this research, it was discovered that the updating of the drug list at the Puskesmas Kecamatan Palmerah Formulary for 2022 for the class of antiinfection therapy included nine drug items added and eight drug items removed from the drug list due to the pattern of drug prescribing and addition of drug therapy following the latest edition of the National Formulary, and for the class of antimigraine and antivertigo therapy, there was one drug items that was removed from the drug list due to drug prescribing patterns."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiah Septiana
"Evaluasi kesesuaian peresepan obat dengan formularium nasional menjadi isu penting dalam pengelolaan farmasi dan perawatan pasien rawat jalan. Formularium nasional merupakan panduan resmi yang menyediakan daftar obat-obatan yang disetujui oleh otoritas kesehatan suatu negara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana peresepan obat pada pasien rawat jalan sesuai dengan rekomendasi yang tercantum dalam formularium nasional. Manfaat dari penelitian ini adalah meningkatkan wawasan mengenai Formularium Nasional dan memberikan informasi terkait kesesuaian peresepan obat yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Kalideres dengan Formularium Nasional. Metode penelitian yang digunakan studi deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Data yang dikumpulkan diambil menggunakan metode random sampling yakni pengambilan 5 resep setiap hari selama bulan Juli hingga Agustus 2022. Peresepan obat akan dianalisis berdasarkan daftar obat yang tercantum dalam formularium nasional. Hasil evaluasi kesesuaian peresepan obat akan diukur berdasarkan beberapa parameter, termasuk persentase obat yang sesuai dengan formularium nasional. Persentase kesesuaian peresepan obat di puskesmas kecamatan kalideres pada bulan Juli 2022 mencapai 95,40% sementara pada bulan Agustus 2022 mencapai 91,74%. Obat-obatan yang tidak tercantum dalam Formularium Nasional dan masih diresepkan di Puskesmas Kecamatan Kalideres antara lain ambroksol tab 30 mg; ambroksol sirup 15 mg/5 ml; gentamisin salep kulit 0,1%; gliseril guaiakolat tab 100 mg; OBH sirup; dan piroksikam tab 10 mg. Kesimpulan dari penelitian ini, kesesuaian peresepan obat di Puskesmas Kecamatan Kalideres memiliki persentase di atas 90% dan diharapkan dapat dilakukan pengkajian terkait obat-obatan yang perlu diadakan di Puskesmas Kecamatan Kalideres dan memperhatikan kesesuaiaan pemilihan obat dengan Formularium Nasional.

Evaluation of the suitability of drug prescriptions with the national formulary is an important issue in pharmaceutical management and outpatient care. The national formulary is an official guide that provides a list of medicines approved by a country's health authorities. The purpose of this study was to evaluate the extent to which outpatient drug prescribing complies with the recommendations listed in the national formulary. The benefit of this research is to increase knowledge about the National Formulary and provide information related to the suitability of drug prescribing carried out at the Kalideres District Health Center with the National Formulary. The research method used is a descriptive study with a cross-sectional research design. The data collected was taken using the random sampling method, namely taking 5 prescriptions every day from July to August 2022. Drug prescriptions will be analyzed based on the list of drugs listed in the national formulary. The results of the drug prescription suitability evaluation will be measured based on several parameters, including the percentage of drugs that comply with the national formulary. The percentage of drug prescription conformity at the Kalideres sub-district health center in July 2022 reached 95.40% while in August 2022 it reached 91.74%. Drugs that are not listed in the National Formulary and are still being prescribed at the Kalideres District Health Center include ambroxol tab 30 mg; ambroxol syrup 15 mg/5 ml; gentamicin ointment skin 0.1%; glyceryl guaiacolate tab 100 mg; OBH syrup; and piroxicam tab 10 mg. The conclusion of this study is that the percentage of drug prescriptions at the Kalideres District Health Center is above 90% and it is hoped that an assessment can be carried out regarding medicines that need to be held at the Kalideres District Health Center and pay attention to the suitability of drug selection with the National Formulary."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>