Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Muslim
"Pelaksanaan kampanye komunikasi transparansi informasi berawal dari dorongan situasi internal dan eksternal yang menuntut keterbukaan informasi publik untuk penyelenggaraan negara yang lebih baik. Fungsi PR Pemerintah dalam melaksanakan kampanye komunikasi tersebut dijalankan oleh Kemkominfo dengan menggunakan kekuatan dan potensinya sebagai lembaga yang kredibel, memiliki sumberdaya dan anggaran yang mendukung. Berdasarkan tahap perencanaan kampanye dari Gregory (2000), Kemkominfo telah melakukan perencanaan yang cukup baik. Perumusan panduan pesan, strategi, taktik dan analisis khalayak yang dilakukan sudah baik dan mampu diarahkan pada pencapaian tujuan yang efektif. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang dinilai masih kurang, diantaranya perumusan tujuan yang dilakukan terlalu melebar dan tidak fokus, tidak adanya tema kampanye sebagai dasar pembentukan variasi pesan, serta kurang detilnya perumusan waktu kampanye komunikasi.

Information Transparency Communication Campaign was started from the push of internal and external situation which demanding public information openness to support a good governance. Government PR function which is held by Ministry of Communication and Information Technology has shown strength and opportunity as a credible institution, with good human resources and sufficient budget. Based on campaign planning stages by Gregory (2000), Ministry of Communication and Informatics has made a good communication campaign plan. The message guideline, strategy, tactics and audience mapping were well-formulated, and could give strong impact to effectiveness of the campaign. But however, there are the things that should be improved. The goals formulation were too wide and unfocused, the campaign had no theme, and the time formulation were less-detailed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanie Mirzatya
"Asesmen formatif merupakan proses evaluasi pembelajaran dengan mengumpulkan informasi dan bukti tentang hasil pembelajaran guna merencanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat akademik dan jenis kelamin dengan persepsi mahasiswa kedokteran terhadap asesmen formatif, menggunakan kuesioner Student Perception of Formative Assessment (SPFA) yang telah diadaptasi secara transkultural dan divalidasi dalam konteks pendidikan kedokteran di Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode cluster random sampling, melibatkan 253 responden. Analisis statistik meliputi uji deskriptif, uji normalitas, dan uji Mann-Whitney untuk menentukan signifikansi perbedaan antar kelompok. Hasil menunjukkan bahwa kuesioner SPFA versi Indonesia valid secara konten, meskipun satu subkala memiliki reliabilitas <70. Subkala authenticity memperoleh nilai rata-rata tertinggi, sementara consultation terendah. Terdapat perbedaan signifikan dalam persepsi mahasiswa laki-laki preklinik dengan laki-laki klinik dan perempuan klinik pada subkala accommodation, serta perbedaan pada subkala transparency dan preference. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan persepsi signifikan berdasarkan tingkat akademik dan jenis kelamin terkait asesmen formatif.

Formative assessment is a learning evaluation process by collecting information and evidence about learning outcomes in order to plan further learning activities. This study aims to analyze the relationship between academic level and gender with medical students' perceptions of formative assessment, using the Student Perception of Formative Assessment (SPFA) questionnaire that has been adapted transculturally and validated in the context of medical education in Indonesia. The design of this study was cross-sectional with a cluster random sampling method, involving 253 respondents. Statistical analysis included descriptive tests, normality tests, and Mann-Whitney tests to determine the significance of differences between groups. The results showed that the Indonesian version of the SPFA questionnaire was valid in terms of content, although one subscale had a reliability of <70. The authenticity subscale obtained the highest average score, while consultation was the lowest. There were significant differences in the perceptions of male preclinical students with male clinics and female clinics on the accommodation subscale, as well as differences in the transparency and preference subscales. These results indicate significant differences in perceptions based on academic level and gender related to formative assessment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Firdha Yuni Gustia
"Demografi pemilih Indonesia pada Pemilu 2024 akan didominasi oleh pemilih muda. Selain menjadi kelompok usia yang akan mendominasi pemilu, kelompok usia ini juga menjadi kelompok yang rentan terpapar disinformasi dan misinformasi terkait pemilu yang disebarkan melalui internet, khususnya media sosial. Di Indonesia telah dikembangkan sebuah strategi untuk memerangi dampak informasi palsu. Koalisi Cekfakta.com yang terdiri dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Mafindo tengah mengadaptasi strategi prebunking dalam kampanye memerangi informasi palsu di Indonesia. Namun, masalah yang umumnya terjadi dalam menyelenggarakan suatu strategi adalah kurangnya perencanaan yang baik. Padahal, dalam merencanakan suatu kampanye, strategi merupakan faktor keberhasilan utama. Untuk memastikan perencanaan kampanye telah dilakukan dengan baik, maka dibutuhkan penelitian evaluasi pada tahap formatif. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus, penelitian ini menghasilkan temuan bahwa strategi prebunking yang dilakukan oleh koalisi Cekfakta.com untuk meliterasi pemilih muda dalam melawan informasi palsu menuju Pemilu 2024 belum sepenuhnya sesuai dengan tahapan perencanaan yang dikemukakan pada indikator penelitian. Secara umum, hampir semua syarat dalam perencanaan strategi prebunking yang dilakukan oleh koalisi Cekfakta.com dalam kampanye melawan informasi palsu menuju Pemilu 2024 telah dipenuhi. Namun dalam perencanaannya, strategi prebunking ini tidak secara khusus diperuntukan kepada pemilih muda. Syarat yang dipenuhi hanya pada perencanaan saluran.

The demographics of Indonesian voters in the 2024 election will be dominated by young voters. Apart from being the age group that will dominate elections, this age group is also a group that is vulnerable to exposure to election-related disinformation and misinformation that is spread especially via social media. In Indonesia a strategy has been developed to fight the impact of false information. The Cekfakta.com coalition consisting of Asosiasi Media Siber Indoensia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), and Mafindo is adapting the prebunking strategy in the campaign against false information in Indonesia. However, the problem that is generally faced in managing a strategy is the lack of good planning. In fact, in planning an activity, strategy is the main success factor. To ensure that the campaign has been carried out properly, it is necessary to evaluate research at the formative stage. Using a qualitative approach with a case study research method, this study found that the prebunking strategy carried out by the Cekfakta.com to literate young voters in campaign against false information towards the 2024 Election is not fully in accordance with the planning stages stated in the research indicators. In general, almost all the requirements in planning the prebunking strategy carried out by the Cekfakta.com have been fulfilled in fighting false information campaign towards the 2024 Election. However, the planning of this prebunking strategy is not specifically aimed to young voters. The conditions that are met are only in the channel planning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Aulia Susilowati Adjie
"Rumah Sakit sebagai pemberi layanan Kesehatan untuk mesyarakat memiliki dampak terhadap lingkungan sebagai akibat dari kegiatannya yaitu limbah. Pengelolaan limbah rumah sakit menjadi sangat penting karena dapat menyebabkan berbagai gangguan baik  kepada para tenaga kesehatan, pasien dan keluarga namun juga kepada lingkungan dan masyarakat sekitar. Gangguan yang disebabkan antara lain penyakit HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C. Manajemen pengelolaan limbah rumah sakit diatur oleh berbagai regulasi Pemerintah Pusat maupun daerah yang kemudian oleh rumah sakit diadaptasi menjadi regulasi internal. Penelitian ini berfokus pada evaluasi pelaksanaan pengelolaan limbah yang dilakukan RS dengan regulasi yang berlaku terkait pengelolaan limbah dari sisi SDM, Sarana Prasarana, Anggaran, Regulasi Internal dan Proses pengelolaan limbah. Penelitian dimulai dengan observasi langsung menggunakan formular checklist yangbersumber dari regulasi dilanjutkan dengan telusur dokumen dan diakhiri dengan wawancara mendalam kepada informan yang terlibat langsung dalam pengelolaan limbah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat ketidaksesuaian pelaksanaan pengelolaan limbah pada SDM yaitu latar belakang Pendidikan dan jumlah tenaga, Sarana Prasarana terkait tidak adanya dashboard monitoring limbah, Anggaran terkait biaya pengelolaan, Regulasi Internal terkait penggunaan acuan regulasi yang sudah tidak berlaku dan Proses pengelolaan limbah khususnya B3 yang belum sesuai. Usulan perbaikan dengan membuat unit Kesehatan lingkungan secara mandiri, penambahan jumlah tenaga, upgrading Pendidikan dari SDM pengelola limbah, pembuatan dashboard monitoring yang user friendly serta memperbaiki pengelolaan limbah di rumah sakit yang belum sesuai.

Hospitals as providers of health services to the community have an impact on the environment as a result of their activities, namely waste. Hospital waste management is very important because it can cause various disorders both to health workers, patients and families but also to the environment and the surrounding community. Disorders caused include HIV, Hepatitis B and Hepatitis C diseases. Hospital waste management is regulated by various central and regional government regulations which are then adapted by hospitals into internal regulations. This research focuses on evaluating the implementation of waste management carried out by hospitals with applicable regulations related to waste management in terms of human resources, infrastructure, budget, internal regulations and waste management processes. The research began with direct observation using a formular checklist sourced from regulations followed by a document search and ended with in-depth interviews with informants directly involved in waste management. The results showed that there were still discrepancies in the implementation of waste management in human resources, namely educational background and number of personnel, infrastructure facilities related to the absence of a waste monitoring dashboard, budget related to management costs, internal regulations related to the use of regulatory references that were no longer valid and the process of waste management, especially hazardous waste, which was not yet appropriate. Proposed improvements by creating an independent Environmental Health unit, increasing the number of personnel, upgrading the education of waste management human resources, creating a user friendly monitoring dashboard and improving waste management in hospitals that are not yet appropriate."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Permata
"Latar belakang: Modul pre-internship bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebelum terjun langsung ke masyarakat. Untuk mengetahui pemahaman peserta didik, dilakukan umpan balik formatif dan evaluasi akhir berupa ujian sumatif dalam bentuk ujian lisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara nilai formatif dengan nilai sumatif ujian lisan orientasi IKK modul pre-internship.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik potong lintang pada seluruh peserta didik yang terdaftar pada Modul Pre-Internship Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun ajaran 2020/2021 (n=179). Analisis kuantitatif dilakukan menggunakan uji Pearson untuk mengetahui korelasi antara nilai formatif dengan sumatif.
Hasil: Terdapat peningkatan nilai sumatif 81,15 (64,70-91,70) bila dibandingkan dengan nilai formatif 80,20 (61,95-88,97). Terdapat korelasi positif lemah bermakna antara nilai formatif dengan nilai sumatif (r = 0,233; P = 0,002).
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan adanya korelasi antara ujian formatif dengan sumatif sehingga pemberian umpan balik yang konstruktif kepada peserta didik disarankan untuk meningkatkan performa ujian lisan. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang mempengaruhi pemberian umpan balik untuk meningkatkan performa peserta didik."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karin Sari Saputra
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas bagaimana sinkronisasi teknologi Web 2.0, yaitu melalui
VoiceThread, dapat membantu pengajar kemahiran berbicara meningkatkan
pemberian balikan formatif di pengajaran berbicara. Penelitian ini menunjukkan
bahwa penggunaan VoiceThread mampu menjadi salah satu solusi untuk membantu
pengajar yang hendak memberi balikan secara spesifik, jelas, dan akurat pada kegiatan
performansi lisan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang melibatkan enam
pemelajar EFL di salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Sebelum VoiceThread
dapat berperan untuk meningkatkan pemberian balikan formatif, penelitian ini
menemukan bahwa pengajar perlu memenuhi lima upaya berikut: (1) Membuat Profil
Pemelajar; (2) Membuat Desain Pemelajaran; (3) Memahami Pemberian Balikan
Formatif; (4) Menentukan Rubrik Penilaian; dan (5) Implementasi VoiceThread.
Implementasi VoiceThread ini didesain tidak hanya bertujuan membantu pengajar
meningkatkan pemberian balikan formatif, tetapi juga membuat siswa dapat
memerhatikan dan memelajari pemberian balikan formatif pengajar. Untuk mencapai
tujuan tersebut, hasil dari penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa pemberian
balikan formatif melalui VoiceThread menjadi bernilai karena merupakan mekanisme
yang mengkombinasikan pertemuan asinkron dan tatap muka. Mekanisme ini
kemudian diistilahkan menjadi action research on blended learning.

ABSTRACT
This thesis discusses how synchronizing Web 2.0 technologies, particularly by using
VoiceThread, is able to help English speaking teachers to improve their formative
feedback in the teaching of speaking skills. This study shows that the use of
VoiceThread able to become one of the solutions to help teachers who want to provide
specific, clear and accurate feedback on oral performance activities. This study is an
action research which involves six EFL learners at one of universities in Indonesia.
Before VoiceThread can contribute to improve teachers? formative feedback, this
study found that teachers need to do the following five matters, they are: (1) Making
learners profile; (2) Making lesson plan; (3) Understanding formative feedback; (4)
Determining assessment rubric; and (5) Implementing VoiceThread. Implementing
VoiceThread is not only designed to help teachers improve their formative feedback,
but also make their students able to notice and learn their teacher?s formative feedback
afterward. To achieve these objectives, the result of this action research study indicates
that giving formative feedback by using VoiceThread is worthwhile since it is a
mechanism that combines the asynchronous learning and face-to-face. Thus, this can
be considered as an action research on blended learning., This thesis discusses how synchronizing Web 2.0 technologies, particularly by using
VoiceThread, is able to help English speaking teachers to improve their formative
feedback in the teaching of speaking skills. This study shows that the use of
VoiceThread able to become one of the solutions to help teachers who want to provide
specific, clear and accurate feedback on oral performance activities. This study is an
action research which involves six EFL learners at one of universities in Indonesia.
Before VoiceThread can contribute to improve teachers’ formative feedback, this
study found that teachers need to do the following five matters, they are: (1) Making
learners profile; (2) Making lesson plan; (3) Understanding formative feedback; (4)
Determining assessment rubric; and (5) Implementing VoiceThread. Implementing
VoiceThread is not only designed to help teachers improve their formative feedback,
but also make their students able to notice and learn their teacher’s formative feedback
afterward. To achieve these objectives, the result of this action research study indicates
that giving formative feedback by using VoiceThread is worthwhile since it is a
mechanism that combines the asynchronous learning and face-to-face. Thus, this can
be considered as an action research on blended learning.]"
2015
T44278
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Qadarsi
"Studi ini mencoba untuk melihat implementasi program Semai Benih Bangsa yang dilakukan oleh Indonesia Heritage Foundation. Studi ini merupakan penelitian evaluasi formatif dengan penekanan pada process studies dengan ruang lingkup evaluasi input dan activities. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang melibatkan sejumlah informan dari internal organisasi, stakeholder dan penerima manfaat. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa, pada aspek input yang terdiri dari penerima manfaat, fasilitas SBB, SDM manajemen IHF, SDM guru SBB, dana dan jejaring telah berhasil berjalan sesuai dengan setting up. Namun pada aspek activities terdapat beberapa kegiatan yang belum berjalan sesuai setting up yaitu pelatihan model PHBK dan pertemuan sekolah SBB. Sedangkan kegiatan pelaksanaan PHBK, monitoring sudah sesuai dengan setting up program. Pada penelitian ini juga dibahas hambatan yang ditemui dalam melaksanakan program dan upaya yang dilakukan oleh yayasan dalam menghadapi hambatan tersebut.

This study tries to look the implementation of the Semai Benih Bangsa program conducted by the Indonesia Heritage Foundation. This study is a formative evaluation research with an emphasis on process studies with the scope of evaluation of inputs and activities. This study was taken with qualitative approach involving a number of informants from internal organizations, stakeholders and beneficiaries. From the results of the study, it was found that, in the input aspect consisting of beneficiaries, SBB facilities, IHF management human resources, SBB teacher human resources, funds and networks have successfully run according to the setting up. However, in the aspect of activities, there are several activities that have not been carried out according to the setting up ; PHBK model training and SBB school meetings. Meanwhile, monitoring activities are in accordance with the program settings. This study also discusses the obstacles encountered in implementing program and look efforts from foundation in dealing with these obstacles."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Gunawan
"Latar Belakang: Pemerintah sejak tahun 2022 telah mendorong seluruh rumah sakit di Indonesia untuk menerapkan RME guna memberikan layanan kesehatan yang lebih baik melalui digitalisasi sistem kesehatan. Penerapan RME di unit rawat inap MRCCC Siloam Hospitals Semanggi telah berjalan sekitar 6 bulan sejak awal tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi formatif terhadap penerapan RME di unit tersebut melalui parameter kepuasan dan cakupan penggunaan RME serta penelusuran faktor-faktor individu dan organisasi yang berperan.
Metode: Kuesioner daring dibagikan kepada 140 dokter dan perawat di unit rawat inap yang terpilih melalui simple random sampling. Kuesioner memuat pertanyaan mengenai data demografis, pengukuran kepuasan yang diadaptasi dari End User Computing Satisfaction (EUCS), dan cakupan penggunaan RME. Wawancara mendalam dilakukan kepada 7 informan terpilih (direktur utama, direktur medis, direktur keperawatan, 2 dokter, dan 2 perawat). Analisis data kuantitatif dilakukan di SPSS 25 menggunakan uji T tidak berpasangan dan One-way ANOVA. Analisis konten dilakukan pada hasil wawancara mendalam.
Hasil: Rerata skor kepuasan responden penelitian ini adalah 3,43 ± 0,88 sementara cakupan penggunaan mencapai 74,7%. Aspek RME yang mendapatkan skor kepuasan terendah adalah kemudahan penggunaan yang sesuai dengan hasil wawancara mendalam, yaitu banyaknya pengeklikan yang harus dilakukan. Manajemen rumah sakit telah berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur meskipun masih terdapat ruang untuk perbaikan ke depannya.
Simpulan: Implementasi RME di unit rawat inap MRCCC Siloam Hospitals Semanggi tahun 2023 cukup berhasil di tingkat individu, namun belum di tingkat organisasi. Diperlukan perbaikan sistem RME dan peningkatan sumber daya IT guna meningkatkan keberhasilan implementasi RME di unit tersebut.

Background: The implementation of EMR at the inpatient units in MRCCC Siloam Hospitals Semanggi has been going on for around 6 months since the beginning of 2023. This study aimed to conduct a formative evaluation of the implementation using parameters such as users’ satisfaction and adoption of EMR, as well as individual and organizational factors which influenced the outcome.
Method: Online questionnaire was given out to 140 doctors and nurses at inpatient units, selected through simple random sampling method. The questionnaire contained demographic characteristics, agreement statements about satisfaction adapted from EUCS (End User Computing Satisfaction), and question about EMR adoption. In-depth interviews were conducted with 7 chosen informants (general director, medical director, nursing director, 2 doctors, and 2 nurses). Quantitative data analysis was conducted in SPSS 25 using unpaired T-test or One-way ANOVA. Qualitative data was analysed using content analysis.
Results: The mean satisfaction score of the respondents was 3,43 ± 0,88 while the overall adoption rate was 74,7%. Ease of use received the lowest satisfaction score, which was supported by findings from the interviews, i.e. the system required too many clicks. The hospital managers had attempted to improve the quality and quantity of infrastructure although there was still room for improvement.
Conclusion: The implementation of EMR at the inpatient units in MRCCC Siloam Hospitals Semanggi was successful at the individual level, but unsuccessful at the organizational level. It would be beneficial to make constant improvements on the EMR itself and increase the number of staff at the IT department.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library