Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Omar Adibaskoro
"Penelitian ini mengelaborasi unsur kepropagandaan yang terdapat pada film Bokutachi Wa Sekai Wo Kaeru Koto Ga Dekinai yang menceritakan sekolompok mahasiswa Jepang yang tergolong masyarakat sipil biasa berhasil membangun sekolah dasar di desa pedalaman Kamboja. Penelitian ini berorientasi pada teori propaganda Ralph D.Casey serta teori white propaganda Jowet & O’Donnell. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis teks dan pengamatan sinematografi dengan metode penelitian semiotika Pierce dan mise en secene. Film Bokutachi Wa Sekai Wo Kaeru Koto Ga Dekinai merupakan film yang diangkat berdasarkan kisah nyata. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa bukti yang menunjukkan bahwa film ini benar-benar diangkat dari kejadian nyata. Selain itu dalam film ini juga menginterpretasikan karakteristik Jepang yang dominan diwakilkan oleh tokoh utama Kouta dan Kaori sebagai seseorang yang memiliki kepedulian dan solidaritas tinggi terhadap negara lain yakni negara Kamboja dan Indonesia yang digambarkan sebagai negara berkembang yang diliputi kemiskininan. Oleh karena itu film Bokutachi Wa Sekai Wo Kaeru Koto Ga Dekinai dinilai memenuhi kriteria sebagai film propaganda yang bersifat white (Putih) karena kisah film yang bermuatan propaganda tersebut berasal dari peristiwa nyata dengan sumber yang nyata, akurat, dan transparan

This research elaborates the elements of propaganda found in the film Bokutachi Wa Sekai Wo Kaeru Koto Ga Dekinai which tells how a group of Japanese students who are ordinary civil society members succeeded in building an elementary school in a rural village in Cambodia. This research is oriented by Ralph D. Casey's propaganda and also Jowet & O'Donnell's white propaganda theory. The type of analysis that is used in this research is text analysis and cinematographic observation using Pierce's semiotics and mise en secene research methods. Bokutachi Wa Sekai Wo Kaeru Koto Ga Dekinai is a film based on a true story. In this study, some evidence was found to show that this film was actually based on a true incident. Apart from that, this film also interprets how the dominant characteristics of Japan are represented by the main characters Kouta and Kaori as a people who have high concern and solidarity towards other countries to wit Cambodia and Indonesia which are described as developing countries suffered in poverty. Therefore, the film Bokutachi Wa Sekai Wo Kaeru Koto Ga Dekinai is considered to meet the criteria as a white propaganda film in which the story of the film containing propaganda originates from real events comes from real, accurate and transparent sources."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Polingala, Mifta Shalsyabilla, author
" Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana identitas queer digambarkan pada tokoh Minato dan Yori serta bagaimana masyarakat Jepang dalam film merespons identitas queer dalam film Kaibutsu (2023) karya Koreeda Hirokazu. Teori yang digunakan penulis adalah queer theory milik Eve Sedgwick tentang konsep closetedness dalam buku Epistemology of the Closet (1990) dengan metode analisis film milik Joseph M. Boggs dan Dennis W. Petrie (2011). Temuan penelitian ini adalah Minato dan Yori menerapkan closetedness dengan menciptakan kebohongan untuk melindungi identitas queer mereka dan masyarakat Jepang dalam film digambarkan sebagai masyarakat yang menindas dan menolak identitas queer Minato dan Yori, yang memperkuat tekanan untuk tetap tertutup mengenai identitas mereka.

This study aims to identify how queer identity is portrayed in the characters of Minato and Yori and how Japanese society in the film responds to queer identity in Koreeda Hirokazu’s Kaibutsu (2023). The theory used by the author is Eve Sedgwick’s queer theory about the concept of closetedness in the book Epistemology of the Closet (1990) with Joseph M. Boggs and Dennis W. Petrie’s film analysis method (2011). The findings of this study are that Minato and Yori apply closetedness by creating lies to protect their queer identities and Japanese society in the film is portrayed as a society that oppresses and rejects Minato and Yori’s queer identities, which reinforces the pressure to remain closeted about their identities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fachril Subhandian
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang tindak tutur persuasif untuk meyakinkan seseorang agar membeli produk yang ditawarkan, yang muncul dalam drama seri yang berjudul Yama Onna Kobe Onna. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana tuturan persuasif Bahasa Jepang yang dilakukan oleh pegawai toko dalam meyakinkan pengunjung. Penelitrian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tuturanpersuasif pegawai toko, banyak dilakukan dengan cara memuji penampilan pengunjung, sesuai dengan prinsip persuasi Cialdini.

Abstract
The focus of this study is the Japanese speech act of persuasion in convincing someone to buy products which is used in Yama Onna Kabe Onna drama series. The purpose of this research is to know how the persuasive utterances be made by shop assistants to convince customers. This research_s result, in which using Cialdini_s principles of persuasion, showed that many of shop assistant_s persuasive utterances be made by praising customer."
2010
S13706
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hirdan Radityatama Putra Laisa
"Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan strategi kesantunan tuturan direktif pada film Kimi no Na wa. Film tersebut adalah film animasi yang ditayangkan perdana pada tahun 2016. Film itu menceritakan tentang kisah kedua karakter, Mitsuha dan Taki, yang bertukar tubuh.  Penelitian ini menelaah strategi kesantunan tuturan direktif yang dituturkan oleh mereka dengan menerapkan teori strategi kesantunan Brown dan Levinson. Terdapat 30 tuturan yang ditemukan dalam film. Dari tuturan-tuturan tersebut, ditemukan bahwa terdapat kecenderungan bagi kedua penutur untuk menggunakan strategi tidak langsung (off record) jika petutur memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari mereka. Sebaliknya, kedua penutur cenderung menggunakan strategi langsung ketika menuturkan tuturan direktif terhadap petutur yang memiliki kedudukan yang sama atau lebih rendah dari mereka. Pengecualian-pengecualian dapat ditemukan sepanjang film tersebut. Mitsuha menuturkan dua tuturan direktif kepada adik perempuannya dengan menggunakan strategi off record. Kedua penutur juga beberapa kali menuturkan strategi menjaga muka terhadap teman-teman dekat mereka. Penggunaan strategi bald on record kepada petutur yang memiliki kedudukan lebih tinggi juga ditemukan beberapa kali pada film. Faktor-faktor selain kedudukan terlihat mempengaruhi penggunaan strategi kesantunan saat menuturkan tuturan direktif.

This study reviews the use of politeness strategies of directive utterances in Kimi no Na wa movie. The movie is an animated movie released in 2016. It tells a story between two main characters, Mitsuha and Taki, which experince body swap. The study observes politeness strategies of directive utterances delivered by them by employing politeness strategies of Brown and Levinson. There are, in total, 30 utterances found. From those utterances, it is revealed that there is a tendency for both speakers to use less direct (off record) strategy if the addressee has higher hierarchical position than them. Conversely, the speakers tend to use direct (bald on record) strategy in delivering directive utterances towards addresees in the same or lower position than them. Exceptions, however, are found throughout the movie. Mitsuha uttered two directives towards her younger sister using off record strategy. Moreover, both speakers occasionally used face-saving strategies towards their close friends. The use of bald on record strategy towards addresees in higher position is also found several times in the movie. Factors other than hierarchical position apparently affect politeness strategies used in delivering directive utterances.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joselin Dwi Bintang Dina Febriani
"Selama bertahun-tahun disabilitas sering diasosiasikan sebagai masalah dari dalam individu penyandang disabilitas, sampai muncul yang dinamakan model disabilitas sosial. Disabilitas sosial melihat masyarakat yang menimbulkan hambatan bagi individu dan bukannya keadaan penyandang disabilitas. Sebagai salah satu media, film dapat memberikan penggambaran akan kenyataan kepada penontonnya. Untuk itu penelitian ini membahas mengenai representasi konsep disabilitas sosial dalam film 37 seconds, sebuah karya sinema dari negara Jepang yang dirilis pada tahun 2019. Dalam menganalisis, peneliti menggunakan teori disabilitas sosial milik Michael Oliver dan Steven R. Smith. Analisis dilakukan dengan melihat adegan-adegan didalam film yang mendapat temuan yaitu, adanya representasi
disabilitas sosial yang dilihat dari hubungan antara tokoh penyandang disabilitas dengan seksualitas, diskriminasi dan keluarga.

ABSTRACT
Over the years disability has often been associated as a problem from the individuals with disabilities itself, until social model of disability arise. Social model of disability sees society as the barrier for the individuals rather than the condition of persons with disabilities. As one
of the media, films can provide a depiction of reality to the audience. For this reason, this study discusses the representation of the concept of social disability in the film 37 seconds, a film from Japan which was released in 2019. In analyzing, researcher used the social model of disability theory by Michael Oliver and Steven R. Smith. The analysis was carried out by looking at the scenes in the film and as the result found the representation of social model of disability pictured from the relationship between persons with disabilities and sexuality, discrimination and family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Andini Kusumaningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana isu kemiskinan digambarkan dalam film Dare Mo Shiranai (2004) karya Hirokazu Koreeda. Penelitian ini menggunakan theories of poverty milik Peter Townsend (1979) dan teori analisis film milik Joseph M. Boggs dan Dennis W. Petrie (2011). Metode penelitian yang digunakan adalah analisis teks verbal dan visual. Hasil penelitian menunjukkan isu kemiskinan di dalam film ini dengan membagi menjadi tiga cara yaitu melalui latar tempat, kehidupan sehari-hari, dan kesenjangan yang terlihat secara signifikan antara kelompok miskin dan tidak miskin. Isu kemiskinan yang digambarkan dalam film Dare Mo Shiranai dapat dibaca sebagai upaya untuk menunjukkan isu kemiskinan yang masih diabaikan oleh masyarakat dan pemerintah Jepang.

This research aims to examine how the issue of poverty is depicted in the film Dare Mo Shiranai (2004) by Hirokazu Koreeda. This study uses Peter Townsend's theories of poverty (1979) and the film analysis theory by Joseph M. Boggs and Dennis W. Petrie (2011). The research method employed is the analysis of verbal and visual texts. The results of the study show the issue of poverty in this film is illustrated in three ways: through the setting, everyday life, and the significant gap observed between the poor and non-poor groups. The portrayal of poverty in the film Dare Mo Shiranai can be interpreted as an effort to highlight the issue of poverty still neglected by Japanese society and government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firdha Aulia Hadi
"Penelitian ini mengeksplorasi representasi anak perempuan pertama dalam film Umimachi Diary (2015) karya Hirokazu Koreeda serta pemaknaan representasi tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan feminisme bersamaan dengan teori representasi (1997) milik Stuart Hall dan teori kode-kode televisi milik John Fiske (1987). Melalui analisis visual dan naratif, penelitian ini mengkaji bagaimana anak perempuan pertama yang difokuskan pada karakter Sachi Kōda digambarkan dalam film Umimachi Diary. Dalam hasil penelitian ini tidak hanya ditemukan representasi anak perempuan pertama sebagai sosok dengan jiwa kepemimpinan yang besar, dapat diandalkan, lebih mementingkan orang lain, serta kuat, namun juga perempuan modern yang menganut nilai-nilai feminisme liberal yang ditunjukkan oleh Sachi Kōda. Nilai-nilai tersebut datang dari peran dan ekspektasi yang dibebankan kepada Sachi sebagai anak pertama.
This research explores the representation of the eldest daughter in Hirokazu Koreeda's Umimachi Diary (2015) and the interpretation of the narrative. The approach used in this research is a feminist approach along with Stuart Hall's (1997) theory of representation and John Fiske's (1987) theory of television codes. Through visual and narrative analysis, this research examines how the eldest daughter, focused on the character of Sachi Kōda, is portrayed in Umimachi Diary. The results of this study found not only the representation of the eldest daughter as a figure with a great leadership skills, reliable, considerate of others, and strong, but also a model of a contemporary woman who embraces the values of liberal feminism. These values come from the roles and expectations imposed on Sachi as the eldest daughter."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library